Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 7

1.RANTI NINGSIH
2.SANITA RANA
Modul 08
Penyusutan, Amortisasi, dan Revaluasi
dalam Perpajakan
Kegiatan Belajar 1
Penyusutan
A. Pengertian Penyusutan
Penyusutan merupakan suatu proses alokasi dimana sebagian harga perolehan
aktivamenjadi biaya (cost allocation) sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha
(PSAK: 17). Biaya penyusutan adalah biaya yang bukan merupakan biaya yang
dikeluarkan dari kas. Penyusutan dilakukan sebab masa manfaat dan potensi aktiva
yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva tersebut dibebankan
sebagai biaya secara berangsur-angsur atau proporsional, misalnya seperlima dari nilai
aktiva tetap dibebankan setiap tahun.
 Tax policy untuk penyusutan harus mempertimbangkan tiga hal (Early Suandy,2003,
hal 30) yaitu berikut ini.
1. Keadilan Pajak ( Tax Equity)
2. Kebijakan Ekonomi (Econoic Policy)
3. Adminisitrasi (Administration)
B. Karakteristik dari aktiva yang dapat disusutkan
1. Digunakan dalam Kegiatan Usaha (Use in a Trade or Business)
2. Nilainya Menurun Secara Bertahap (Gradual Declining in Value)
3. Aktiva Berwujud dan Aktiva Tidak Berwujud (Tangible and Intangible Asset)
4. Pihak yang Berhak Melakukan Penyusutan (Claining Depreciation)
5. Saat Dilakukan Penyusutan (Timing of Depreciation)
6. Dasar untuk Melakukan Penyusutan (Basis of Depreciation)

C. Penentuan harga perolehan harta berwujud


7. Saat Dimulainya Penyusutan
8. Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan
9. Metode Penyusutan
10. Harga Perolehan Aktiva Tetap (Pasal 10 Undang-Undang no. 10 Tahun 1994
JO Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
Kegiatan Belajar 2
Amortisasi
Amortisasi adalan penyusutan/pengeluaran untuk memperoleh harta tak
berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna
bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun
selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi
atas pengeluaran tersebut atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat
diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan secara taat asas.

A. Menghitung harga perolehan harta tak berwujud


perhitungan mulainya penyusutan adalah bulan diperolehnya aktiva
bersangkutan, sedangkan pada amortisasi perolehan biaya untuk
mendapatkan aktiva tidak berwujud tersebut melalui proses dalam satu tahun
bersangkutan.
Demikian besarnya amortisasi mulai dihitung sesuai tahun
perolehannya (tidak melihat bulan di perolehnya).
1. Metode Amortisasi
harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk
perpanjangan hak-hak atas tanah (seperti hak guna usaha, hak guna bangunan,
dan hak pakai) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun diamortisasi
dengan metode:
a. Metode Garis Lurus
b. Metode Saldo Menurun
c. Metode Satuan Produksi
2. Biaya Amortisasi
a. Biaya pendirian, penambangan, dan perluasan modal
b. Biaya penelitian dan pengembangan
3. Contoh Penghitungan Amortisasi
a. Metode garis lurus
b. Metode saldo menurun
c. Metode satuan produksi
4. Amortisasi atas Biaya Pendirian atau Perluasan Modal
Kegiatan belajar 3
Revaluasi Aktiva Tetap (Penilaian Kembali Aktiva Tetap)
A. Revaluasi aktiva tetap bagi perusahaan mempunyai
fungsi
1. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga
pokok yang wajar.
2. Meningkatkan struktur modal sendiri, artinya perbandingan antara
pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity) atau Debt to Equity Ratio
(DER) menjadi membaik.
3. pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap sebesar
10% yang bersifat final apakah cukup menarik bagi perusahaan untuk
melakukan revaluasi.
1. Subjek Pajak
a. Yang boleh melakukan revaluasi aktiva tetap
wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) Wajib Pajak
badan dalam negeri PT, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN/BUMD dengan dan dalam bentuk apapun, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis,
lembaga, dana pensiun, dan bentuk usaha lainnya.
b. Yang tidak boleh melakukan revaluasi aktiva tetap
Wajib Pajak yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam
mata uang Dolar Amerika Serikat/valuta asing, (seperti misalnya perusahaan
pertambangan berdasarkan kontrak karya), tidak diperkenankan untuk
melakukan penilaian kembali.

2. Objek Pajak
Merupakan Aktiva yang boleh di revaluasi aktiva tetap berwujud yang
terletak atau berada di Indonesia, Dimiliki dan Dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan .
3. Tata cara Penilaian Kembali Aktiva Tetap
a. Umum
b. Tata cara

4. Cara Pembukuan dan Pernghitungan Penyusutan


5. Penghitungan PPh atas Penilaian Kembali Aktiva
Tetap Perusahaan

Sekian dan terimakasih




Anda mungkin juga menyukai