Anda di halaman 1dari 11

Efektivitas Media Sempoa....

(Wahyu Sulistiyono) 1169

EFEKTIVITAS MEDIA SEMPOA TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI


HITUNG PENGURANGAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS III SDLB DI
SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA
The Effectiveness of The Media Abacus Arithmetic Operation Capability on The Reduction Of Deaf
Students In Class III SDLB SLB B Wiyata Dharma I Tempel Sleman, Yogyakarta

Oleh: Wahyu Sulistiyono, Universitas Negeri Yogyakarta


Wahyusulistiyono44@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media sempoa terhadap kemampuan operasi
hitung pengurangan pada siswa tunarungu kelas III SDLB di SLB B Wiyata Dharma I Tempel Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimen yaitu penelitian subjek tunggal
(Single Subject Research) dengan pendekatan kuantitatif. Jenis desain yang digunakan A1-B-A2. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif selanjutnya diperjelas dengan grafik dan tabel.
Subjek penelitian ini adalah siswa tunarungu total dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
persoalan matematika pengurangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sempoa berpengaruh
pada subjek terhadap peningkatan kemampuan operasi hitung pengurangan. Hal tersebut dibuktikan dari
fase baseline-1 (A) data diperoleh stabil dengan rentang 52,16%-61,16%, dan mean level 56,66. Fase
intervensi (B) menunjukkan data yang stabil dengan rentang 64%-76%, dan mean level 70. Fase baseline-
2 (A2) diperoleh data yang stabil dengan rentang 76,58%-90.08%, dengan mean level 83,33. Peningkatan
mean level dari baseline-1 ke baseline-2 yaitu 56,66% menjadi 83,33%, sehingga terjadi peningkatan
sebesar 26,67%. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa media sempoa efektif untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung pengurangan pada subjek siswa tunarungu kelas III SDLB yang berinisial W.

Kata kunci: media sempoa, kemampuan operasi hitung pengurangan, tunarungu

Abstract
This study intend to determine the effectiveness of the media abacus arithmetic operation capability on the
reduction of deaf students in class III SDLB SLB B Wiyata Dharma I Tempel Sleman, Yogyakarta. This research
used quasi-experimental research was research a single subject (Single Subject Research) with a quantitative
approach. This type of design used A1-B-A2. Methods of data collection in this study used the method of
observation and tests. Data were analyzed using quantitative descriptive analysis further illuminated with graphs
and tables. The subjects were students deaf and had difficulty in solving math problems reduction. The results
showed that the effect on the abacus media subject to increased operating capabilities count reduction. This is
evidenced from the baseline phase-1 (A) of data obtained is stable with a range of 52.16% -61.16%, and the mean
level of 56.66. Intervention phase (B) shows stable data with a range of 64% -76%, and the mean baseline level 70.
Phase-2 (A2) obtained stable data with a range of 76.58% -90.08%, with a mean level of 83.33. Increased mean-1
levels from baseline to baseline-2 which is 56.66% to 83.33%, resulting in an increase of 26.67%. Based on these
data concluded that the abacus media effectively to improve the reduction arithmetic operations on the subject of
class III SDLB deaf students whose initials W.

Keywords : media abacus, arithmetic operations capability reduction, deaf

PENDAHULUAN pendidikan anak berkebutuhan khusus diberikan


Anak berkebutuhan khusus memerlukan dengan metode dan media belajar yang sesuai
pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus.
potensi diri secara optimal. Berbagai potensi Salah satu peningkatan potensi yang akan dibahas
tersebut dapat diwujudkan apabila layanan dan
1170 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
dalam penelitian ini yaitu anak tunarungu di tentang operasi hitung dasar yaitu selama
sekolah khusus anak tunarungu. mengurangkan subjek menyelesaikan dengan cara
Menurut Somad & Hernawati (1995: 26) dikurangkan angka dibawahnya yang memiliki
anak tunarungu menurut artian kata tersebut tuna nilai besar dengan angka atas. Contoh
berarti kurang/rugi dan rungu. Kehilangan pengurangan yaitu 32-13=... dijawab oleh subjek
pendengaran yang dialami oleh seseorang menjadi 21. Pada saat dilakukan koreksi dan
mengakibatkan banyak kesulitan dalam dijawab hasil yang benar, subjek bingung dan
kehidupan sehari-hari bagi orang yang bertanya hasilnya kenapa berbeda dengan yang
menyandangnya. Pada anak tunarungu proses dijawabnya. Konsep yang tertanam di subjek
komunikasi dan menanggapi komunikasi berupa masih pada teknik tanpa meminjam, sehingga
visualis yang diwujudkan dengan bahasa isyarat. perlu dilakukan pengulangan oleh guru kelas
Untuk kemampuan dari segi penalaran anak pada pembelajaran sebelumnya yang telah
tunarungu dapat seperti anak normal lainnya memasuki tahapan teknik meminjam.
dengan dengan metode pengajaran yang tepat. Penggunaan media yang bersifat konkret
Sesuai dengan kecerdasan anak tunarungu yang dan menarik sangat relevan dan membantu
dimiliki terentang dari kecerdasan di bawah rata- mempermudah bagi anak tunarungu untuk
rata hingga di atas rata-rata. Namun, anak menerima pembelajaran matematika dengan
tunarungu memiliki kecenderungan kesulitan materi abstrak. Media yang digunakan dalam
dalam mengolah informasi yang berupa kata penelitian ini adalah sempoa. Pemilihan media
abstrak. Sebagai contoh pada pembelajaran sempoa dikarenakan mudah untuk diterapkan
matematika yang membutuhkan kemampuan dalam pembelajaran matematika. Kelebihan dari
abstraksi siswa mengalami kesulitan dalam media sempoa adalah dapat memecahkan operasi
memecahkan soal operasi hitung matematika. matematika dasar seperti penjumlahan,
Sehingga siswa tunarungu cenderung memiliki pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sesuai
kesulitan di dalam pembelajaran matematika. dengan modalitas belajar anak tunarungu dengan
Berdasarkan Standar Kompetensi dan visualisasi media sempoa dapat diilustrasikan
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa atau dicontohkan dengan manik-manik yang
Tunarungu (2006: 104) menyatakan siswa dapat memiliki nilai sebagai bilangan dan benda
melakukan perhitungan bilangan sampai tiga konkret. Jenis sempoa yang digunakan adalah
angka dan kompetensi dasarnya adalah sempoa Jepang berjumlah lima biji manik-manik.
melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga Berdasarkan permasalahan yang telah
angka. Kemampuan siswa dalam memecahkan dijelaskan di atas, peneliti ingin menguji
masalah operasi hitung pengurangan perlu keefektivan media sempoa dengan menggunakan
dikuasai untuk ke tahap operasi hitung metode penelitian single subject research atau
selanjutnya yaitu perkalian dan pembagian. penelitian subjek tunggal. Penelitian yang
Hasil yang didapatkan selama dilakukan adalah Efektivitas Media Sempoa
pelaksanaan observasi pembelajaran matematika
Efektivitas Media Sempoa.... (Wahyu Sulistiyono) 1171
Terhadap Kemampuan Operasi Hitung 3. Mengalami kesulitan pada operasi hitung
Pengurangan Kelas III SLB B Wiyata Dharma I. dasar pengurangan dengan teknik
meminjam.

METODE PENELITIAN Prosedur


Jenis Penelitian Pelaksanaan penelitian yang dilakukan
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan 10 kali pertemuan dan terdiri dari 4 kali
single subject research (SSR). Desain penelitian perlakuan. Pelaksanaan penelitian secara garis
single subject research yang digunakan adalah besar terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pre
desain A-B-A. Menurut Sukmadinata (2005: 211- test, tahap treatment, kemudian tahap post test.
212) desain A-B-A ini hampir sama dengan Berikut adalah tahapan-tahapan dari pelaksanaan
desain A-B, tetapi setelah pelaksanaan perlakuan penelitian yang akan dilakukan:
(B), dilanjutkan dengan mengamati anak dalam
kondisi tanpa perlakuan seperti pada kondisi awal 1. Pre test
(A1). Pelaksanaan pre test dilakukan setelah
wawancara dengan guru kelas dan menemukan
Waktu dan Tempat Penelitian kesulitan siswa di dalam pembelajaran
Penelitian dilaksanakan di SLB B Wiyata matematika. Pemberian pre test dengan memberi
Dharma I Tempel. Alamat lengkap adalah di desa soal matematika pengurangan. Secara teknis
Margorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta dan pengerjaan setiap siswa mengerjakan 10 soal
terletak di pinggir jln. Magelang KM 17 pada dengan batasan waktu 15 menit. Pre test
tanggal 11 Januari sampai dengan 11 Februari dilakukan secara mandiri dan pengerjaan dengan
2016. teknik bersusun.
2. Treatment (perlakuan)
Pelaksanaan treatment atau perlakuan
Subjek Penelitian
dilakukan selama empat minggu dengan 4 kali
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 116), pertemuan, tahapan pemberian perlakuan adalah
“subjek penelitian adalah benda, hal atau orang dengan mengajarkan pada siswa untuk belajar
tempat data untuk variabel penelitian melekat dan menggunakan sempoa dalam pembelajaran
dipermasalahkan”. Subjek yang diambil adalah matematika. Penggunaan sempoa secara bertahap
seorang siswa kelas III SDLB. Adapun kriteria dengan mengenalkan sempoa dan kegunaannya,
subjek yang dipilih adalah sebagai berikut: teknik menggunakan, rumus penghitungan, dan
cara menyelesaikan persoalan metematika.
1. Siswa tunarungu yang telah memahami
3. Posttest
operasi dasar penjumlahan dan
Tes akhir dilakukan pada minggu ke enam
pengurangan tanpa meminjam.
atau terakhir pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan

2. Dapat memahami perintah dengan baik. posttest dengan memberikan soal matematika
1172 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
pengurangan namun dibatasi dengan waktu untuk dikerjakan kemudian dinilai.
pengerjaan yaitu 15 menit. Standar pencapaian tes ini yang harus
dipenuhi adalah 70 persen. Dan setiap soal
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan bernilai satu bila benar dan kosong bila
Data salah. Perhitungan skor secara persentase
Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan rumus berikut:
dipenelitian sebagai bahan awal informasi untuk
diteliti. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu dengan metode
observasi dan tes. Untuk penjelasan teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut: Uji Validitas Instrumen
1. Metode observasi Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 65)
Menurut Supartini (2001: 28) validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi
metode observasi adalah cara untuk menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen
mendapatkan informasi tentang perilaku yang memenuhi syarat valid berdasarkan
anak melalui pengamatan secara teliti penalaran. Uji validitas ini dilakukan dengan
serta pencatatan secara sistematis. Untuk penilaian dari para ahli. Ahli yang menilai adalah
kisi-kisi: ahli pendidikan luar biasa, pembimbing skripsi
Tabel 1. Instrumen Observasi atau penelitian, dan guru kelas.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Menurut Iqbal Hasan (2004: 30) analisis
kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat
analisis yang bersifat kuantitatif yaitu
menggunakan model-model matematika yang
disajikan dalam bentuk angka-angka. Hasil dari
penelitian dikumpulkan dalam laporan yang
2. Metode tes
berbentuk tabel dan grafik untuk diambil
Menurut Arikunto (2006: 223) tes
kesimpulan tingkat keberhasilan subjek dengan
digunakan untuk mengukur ada atau
penjabaran secara deskriptif.
tidaknya serta besarnya kemampuan objek
yang diteliti. Tes yang diberikan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menggunakan soal matematika
pengurangan. Dalam tes ini subjek Penelitian dengan pendekatan Single

diminta untuk mengerjakan sepuluh soal Subject Research (SSR) dalam desain baseline
(A1) – intervensi (B) – baseline (A2). Menurut
Efektivitas Media Sempoa.... (Wahyu Sulistiyono) 1173
Sukmadinata (2005: 209) bahwa pendekatan Dari grafik di atas selanjutnya dibuat
dasar eksperimen subjek tunggal adalah meneliti grafik kecenderungan arah pada fase baseline I,
individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan intervensi, dan baseline II seperti berikut:
kemudian dengan perlakuan dan akibatnya
terhadap variabel akibat diukur dalam kedua
kondisi tersebut. Pelaksanaan dilakukan sebanyak
10 kali pertemuan, yaitu fase baseline A1 selama
3 sesi, Intervensi 4 sesi, dan baseline A2 selama 3
sesi.
Hasil penelitian dilaporkan menjadi dua
analisis data yaitu analisis dalam kondisi dan
analisis antar kondisi. Analisis yang dilakukan
pertama yaitu analisis dalam kondisi dan Gambar 2. Grafik Kecenderungan Arah

selanjutnya analisis antar kondisi. Untuk


menganalisis hasil penelitian pada perlakuan Berdasarkan grafik di atas dapat dikaji

dengan hasil analisis data kondisi. Sementara yaitu kecenderungan arah pada penelitian

komponen yang akan dianalisis dalam kondisi ini kemampuan operasi hitung pengurangan baseline

meliputi komponen panjang kondisi, I , intervensi, dan baseline II adalah meningkat.

kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat Selanjutnya arah kecenderungan perkembangan

perubahan, jejak data, dan rentang (Juang kemampuan operasi hitung sama dengan

Sunanto, 2006: 68) kecenderungan arah yaitu menurun pada baseline

Berikut hasil analisis dalam kondisi: I (A1), menaik pada intervensi (B), dan menaik
pada baseline II (A2).
Kemudian digambarkan hasil dari semua
analisis dalam kondisi menjadi tabel rangkuman
sebagai berikut:
Tabel 2. Data Rangkuman Analisis Dalam
Kondisi

Gambar 1. Grafik Perkembangan Nilai


Kemampuan Operasi Hitung
Pengurangan
1174 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

Setelah dilakukan analisis dalam kondisi Tabel 5. Perubahan Level


selanjutnya dilakukan analisis antar kondisi. Perbandingan B/A1 A2/B
Menurut Juang Sunanto (2006: 104) analisis antar Kondisi
kondisi ada lima komponen yaitu jumlah variabel
Perubahan Level (60%-50%) (80%-90%)
yang diubah, perubahan arah dan efeknya,
(+10) (-10%)
perubahan kecenderungan stabilitas, perubahan
level, dan data overlap. Berikut hasil dari analisis Kemudian dilanjutkan dengan analisis data
antar kondisi: overlap hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3. Perubahan Kondisi
Perubahan Kondisi B/A1 A2/B

Jumlah Variabel 1 1
yang diubah

Jumlah variabel yang diubah adalah satu


variabel pada baseline I ke intervensi, dan satu
variabel pada intervensi ke baseline II. Kemudian
perubahan kecenderungan stabilitas didapatkan
dari perbandingan kecenderungan stabilitas
analisis dalam kondisi. Berikut adalah datanya:
Tabel 4. Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Perbandingan B/A1 A2/B


Kondisi

Perubahan Stabil ke Stabil ke


Kecenderungan Stabil Stabil
Stabilitas
Berdasarkan grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat data pada
Selanjutnya perubahan level dengan
baseline II yang masuk pada rentang intervensi.
membandingkan hasil sesi terakhir baseline I
Hal tersebut dapat diartikan intervensi atau
dengan sesi pertama intervensi kemudian dihitung
perlakuan dilakukan secara efektif dan terdapat
selisihnya. Hasilnya sebagai berikut:
peningkatan kemampuan subjek pada baseline II.
Data overlap dari kedua grafik tersebut seperti
tabel di bawah ini:
Efektivitas Media Sempoa.... (Wahyu Sulistiyono) 1175
Tabel 6. Data Persentase Overlap Tabel 9. Hasil Perhitungan Intervensi

Perbandingan Kondisi B/A1 A2/B

Persentase Overlap (1:4) x 100% 0%

(25%)

Selanjutnya yaitu rangkuman hasil


Tabel 10. Hasil Perhitungan Baseline II
analisis antar kondisi digambarkan pada tebel
berikut:

Tabel 7. Data Rangkuman Analisis Antar Kondisi

Dari rangkuman tersebut data yang telah


dijabarkan sebelumnya diperoleh hasil mean level
yaitu:

100
80
60 83
70
40
63
20
0
Baseline I Intervensi Baseline II

Selanjutnya didapatkan perolehan durasi Gambar 2. Mean Level Peningkatan Kemampuan


subjek dalam menyelesaikan tes yang diberikan Operasi Hitung Pengurangan
yaitu:
Penelitian dilakukan untuk menguji media
Tabel 8. Hasil Perhitungan Durasi baseline I
sempoa di dalam pembelajaran operasi dasar
matematika di kelas III SDLB B Wiyata Dharma
I Sleman. Pemilihan subjek dilakukan dengan
observasi langsung ketika pembelajaran
matematika. Dari pengamatan yang dilakukan
subjek sering kesulitan ketika menyelesaikan
materi operasi hitung pengurangan. Ketika
wawancara dengan guru kelas dituturkan bahwa
subjek belum memahami pada konsep operasi
1176 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
hitung dengan teknik meminjam. Pemahaman Vaughn, Sharon & Bos, Candace S. (2009: 465)
konsep operasi hitung diperlukan kemampuan materi pembelajaran dapat diambil dari
memproses infomasi secara baik Hal tersebut kehidupan sehari-hari anak secara konkret.
sesuai dengan karakteristik anak tunarungu Pembelajaran lebih ditekankan pada latihan-
menurut Hallahan, P Daniel, James M Kauffman latihan dan pemecahan masalah. Sesuai dengan
& Pullen, Paige C (2009: 340) orang yang tuli (a modalitas belajar anak tunarungu secara
deaf person) adalah seseorang yang mengalami visualisasi, pemilihan media yang digunakan
ketidakmampuan mendengar sehingga mengalami yaitu media sempoa untuk mengajarkan konsep
hambatan di dalam memproses informasi bahasa operasi hitung pengurangan secara konkret.
melalui pendengarannya dengan atau tanpa Media sempoa dapat diilustrasikan atau
menggunakan alat bantu dengar (hearing aid). dicontohkan dengan manik-manik yang memiliki
Menurut Robbins, Stephen P. & Judge, nilai sebagai bilangan dan benda konkret
Timonthy A. (2009: 57-61) bahwa kemampuan sehingga diharapkan subjek dapat dimudahkan
intelektual (Intelectual Ability), merupakan memahami proses pemecahan masalah operasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan hitung dasar pengurangan
berbagai aktivitas mental (berfikir, menalar dan Media sempoa menurut Edu (2003: 1)
memecahkan masalah). Dari hasil observasi dapat dikenali sebagai alat hitung yang terdiri dari
kesulitan yang dialami subjek W yaitu pada manik-manik yang terbagi menjadi bagian atas
memproses informasi mengenai jalannya operasi dan manik bagian bawah. Sempoa ada yang
hitung pengurangan dengan teknik meminjam. menyebutnya soroban dan abacus. Bentuk dari
Subjek mengalami ketunarunguan total sehingga sempoa berupa kotak segi empat yang dibagi
perolehan informasi dilakukan secara visual. menjadi dua bagian, atas dan bawah dengan
Akibat dari hambatan tersebut subjek mengalami manik-manik yang bernilai lima pada bagian atas,
prestasi yang rendah di dalam pelajaran operasi dan manik-manik bernilai satu pada bagian
hitung matematika. Kemampuan subjek dalam bawah. Setiap deret sempoa dalam satuan tiang
menyelesaikan materi operasi hitung lebih rendah memiliki nilai satuan dan semakin ke kiri adalah
dibanding siswa lainnya sehingga perlu puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Sempoa
ditingkatkan dengan penggunaan metode dan dapat untuk memudahkan perhitungan tambah,
media yang tepat dalam pembelajaran operasi kali, bagi, dan kurang.
hitung pengurangan. Penggunaan sempoa untuk mengajarkan
Pengaruh media dan metode subjek memcahkan masalah operasi hitung
pembelajaran berkaitan dalam ketercapaian hasil pengurangan dengan simbol bilangan disesuaikan
belajar siswa. Penggunaan media yang bersifat dengan kecenderungan siswa memproses
konkret dan menarik sangat relevan dan informasi langsung dari yang dilihat. Menurut
membantu mempermudah bagi anak tunarungu Mather, Nancy & Goldstein, Sam (2008: 376)
untuk menerima pembelajaran matematika instruksi diberikan secara hati-hati pada siswa
dengan materi abstrak. Sesuai dengan pendapat yang memiliki hambatan pengembangan konsep
Efektivitas Media Sempoa.... (Wahyu Sulistiyono) 1177
matematika. Dalam mempertimbangkan strategi siswa. Fase baseline I dilakukan dengan
dan metode yang digunakan, pemahaman memberikan tes sebanyak tiga kali dengan
terhadap bahasa dapat mempengaruhi proses memberikan 10 soal pengurangan. Pemberian tes
pembelajaran. Terutama siswa dengan masalah diberi waktu untuk menyelesaikan selama 15
perkembangan bahasa memiliki kesulitan dalam menit dengan tanpa bantuan atau bimbingan dari
pelajaran matematika. Selanjutnya dalam NCTM peneliti. Dari pelaksanaan baseline I didapatkan
Standards 2000 Number and operations : data hasil penelitian yaitu 60, 60, dan 50.
 Memahami jumlah, cara untuk mewakili Pertemuan pertama mendapatkan nilai rata-rata
angka, hubungan antara nomor, dan yaitu 56,6 dan belum mencapai nilai KKM yang
sistem nomor ditentukan yaitu 70. Berdasarkan hasil jawaban
 Memahami operasi hitung dasar siswa dan taraf pencapaian yang diperoleh pada
 Memecahkan masalah dengan baseline I rentang hasil yang diperoleh yaitu
menggunakan prinsip matematika 52,16% - 61,16%. Hasil pencatatan waktu subjek
Berdasarkan pernyataan di atas penelitian dapat menyelesaikan baseline I dengan catatan
ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan waktu yaitu 13 menit, 10 menit, dan 15 menit
operasi hitung pengurangan. Kemampuan dengan rata-rata waktu penyelesaian tes yaitu
tersebut dapat diukur dalam subjek mengerjakan 12,66 menit.
pekerjaan atau persoalan dengan berapa lama Fase intervensi dilakukan sebanyak empat
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kali pertemuan dengan memberikan perlakuan
pekerjaan tersebut. Kemudian dilakukan cara menggunakan media dengan benar dan cara
penghitungan durasi untuk mengetahui untuk menyelesaikaan persoalan menggunakan
kemampuan seseorang apakah terampil maupun media sempoa. Hasil yang diperoleh setelah
kurang terampil. Kemampuan opersi hitung subjek diberi perlakuan dengan media sempoa
pengurangan tersebut juga diukur dengan mendapat nilai 60, 70, 70, 80. Pada fase
pemahaman subjek dalam menjawab persoalan intervensi hasil tes yang diperoleh subjek
secara benar dan sesuai teknik operasi hitung. cenderung meningkat dengan nilai tertinggi 80
Hasil penelitian untuk mengetahui dan terendah 60. Untuk nilai mean level subjek
keefektivan dari media sempoa bagi anak pada fase intervensi yaitu 70. Selanjutnya nilai
tunarungu dilakukan menggunakan penelitian rentang stabil pada fase intervensi yaitu 64% -
subjek tunggal dengan subjek yang diteliti adalah 76%. Hasil pelaksanaan intervensi diperoleh
siswa kelas III SDLB. Sebelumnya diketahui catatan waktu yaitu 15 menit, 15 menit, 12 menit,
masalah yang dimiliki siswa pada pemahaman dan 13 menit dengan rata-rata penyelesaian yaitu
cara menyelesaikan persoalan operasi hitung 13,75.
pengurangan dengan teknik meminjam. Fase terakhir penelitian adalah fase
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga fase baseline II dengan dilakukan tes sebanyak tiga
yaitu fase baseline I, intervensi, dan baseline II kali untuk mengetahui perbedaan dan
untuk mendapatkan hasil yang objektif pada perbandingan dari sebelum dan sesudah diberikan
1178 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
intervensi. Nilai yang diperoleh yaitu 80, 80, 90 SIMPULAN DAN SARAN
dan rentang stabilitas nilai adalah 76,58% -
Simpulan
90.08%. Mean level pada fase baseline II
diperoleh 83,33. Pada pelaksanaan baseline-II Berdasarkan data penelitian yang telah

memperoleh catatan waktu yaitu 12 menit, 15 diperoleh dan dilakukan analisis dapat

menit, 10 menit dengan rata-rata pencatatan disimpulkan bahwa media sempoa efektif untuk

waktu penyelesaian yaitu 12,33. meningkatkan kemampuan operasi hitung

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui pengurangan pada anak tunarungu kelas III

bahwa penggunaan media untuk meningkatkan SDLB Wiyata Dharma I. Hal tersebut dibuktikan

kemampuan operasi hitung pengurangan pada dengan hasil analisis data pelaksanaan tes,

subjek semakin meningkat. Hasil kecenderungan pencatatan durasi waktu, hasil pretest dan

arah bersifat positif dan meningkat persentasenya. posttest.

Penggunaan media sempoa pada subjek Hasil analisis data pelaksanaan tes
memberikan respon yaitu subjek lebih mudah menunjukkan kecenderungan arah menurun pada
untuk konsentrasi dibandingkan tanpa media dan baseline I, meningkat pada intervensi, dan
tanpa mencontek dari teman sebangkunya. Selain meningkat pada baseline II. Fase baseline I
itu subjek dapat memahami jalan atau proses dengan mean level 56,66, mean level intervensi
untuk menyelesaikan persoalan pengurangan 70, dan mean level baseline II 83,33 , kemudian
dengan teknik meminjam. Sebelum diberikan dengan peningkatan mean level yaitu 26,67 dari
intervensi dengan media sempoa soal mean level baseline I dan II.
pengurangan teknik meminjam selalu dikerjakan
Hasil pencatatan waktu siswa W dapat
oleh subjek dengan cara dibalik yaitu nilai yang
menyelesaikan baseline I dengan catatan waktu
besar dikurangi dengan yang lebih kecil.
yaitu 13 menit, 10 menit, dan 15 menit dengan
Keefektivan media sempoa bagi subjek dapat
rata-rata waktu penyelesaian tes yaitu 12,66
dilihat dari nilai tes operasi hitung pengurangan
menit. Pelaksanaan intervensi diperoleh catatan
yang meningkat dibandingkan sebelum diberikan
waktu yaitu 15 menit, 15 menit, 12 menit, dan 13
media yaitu 56,66, 70, kemudian 83,33 dengan
menit dengan rata-rata penyelesaian yaitu 13,75.
peningkatan mean level yaitu 26,67 dari mean
Selanjutnya pelaksanaan baseline-II memperoleh
level baseline I dan II. Dengan demikian media
catatan waktu yaitu 12 menit, 15 menit, 10 menit
sempoa efektif untuk meningkatkan kemampuan
dengan rata-rata pencatatan waktu penyelesaian
operasi hitung pengurangan bagi anak tunarungu
yaitu 12,33.

Hipotesis yang menyatakan “penggunaan


media sempoa efektif dapat meningkatkan
kemampuan operasi hitung pengurangan pada
siswa tunarungu kelas III SLB B Wiyata Dharma
I” telah dilakukan dan hasilnya terbukti dengan
Efektivitas Media Sempoa.... (Wahyu Sulistiyono) 1179
berhasil atau positif dalam tes dan durasi waktu Edu. 2003. Cara Mudah Belajar Sempoa jilid 1.
Jakarta: Buana Ilmu Populer
penyelesaian tes yang semakin singkat.
Endang Supartini. 2001. Diagnostik Kesulitan
Saran Belajar dan Pengajaran Remidial.
Yogyakarta: FIP UNY
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka peneliti mengajukan beberapa saran yang Hallahan, P Daniel, James M Kauffman &
Pullen, Paige C. 2009. Exceptional
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Learner: An Introduction to Special
adalah sebagai berikut. Education. USA: Pearson Education Inc

Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian


1. Bagi Guru dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasil penelitian ini diharapkan media Mather, Nancy & Goldstein, Sam. 2008.
sempoa dapat digunakan sebagai media Leraning Disabillities and Challenging
Behaviors: A Guide to Intervention and
pembelajaran untuk mengajarkan siswa Classroom Management. USA: Paul H.
tunarungu mengenai pembelajaran operasi Brookes Publishing Co.

hitung pengurangan sebagai dasar untuk Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
mencapai ketahap operasi dasar matematika
Remaja Rosdakarya Offset
selanjutnya
National Council of Teachers of Mathematics.
2. Bagi Sekolah 2000. Principles and Standards for School
Mathematics USA diunduh tanggal 11
Penelitian efektivitas media sempoa untuk Oktober 2016 dari www.ntcm.org/
meningkatkan kemampuan operasi hitung standards

pengurangan dapat dijadikan informasi atau Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A.. 2009.
Organizational Behavior. 13 Three
pengetahuan untuk menyusun kurikulum
Edition. USA: Pearson International
tambahan bagi siswa yang belum memahami Edition
tentang konsep operasi hitung pengurangan. Somad Permanarian dan Tati Hernawati. 1995.
Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta:
Depdikbud
DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Vaughn, Sharon & Bos, Candace S.. 2009.
Cipta Strategies for Teaching Students with
Learning and Behavior Problems. United
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan
States of America: Omegatype
Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas
Typography, Inc

Anda mungkin juga menyukai