Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
7. Umum.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotiv
asi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meli
puti proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilak
u pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Kepemimpinan dalam satuan TNI AD adalah wajib adanya untuk dimiliki
oleh setiap komandan terutama seorang komandan peleton sebagai komandan satu
an bawah TNI AD yang terjun langsung bersama prajurit.
Dalam melaksanakan kepemimpinannya seorang komandan peleton harusla
h mengetahui apa itu kepemimpinan dan teori-teori dari kepemimpinan tersebut. dala
m TNI AD terutama bagi komandan peleton teori kepemimpinan tim adalah yang pali
ng memenuhi syarat dalam memimpin prajurit dalam melaksanakan berbagai tugas s
atuan.
Komandan peleton mempunyai tim atau satuan yang setingkat peleton dan
memiliki prajurit-prajurit berjumlah 37 orang. Dalam memimpin peleton yang dimilikin
ya tentu saja di perlukan kepemimpinan seorang danton, dan kepemimpinan seorang
danton tidak dapat dipisahkan dari disiplin prajurit-prajurit yang dimilikinya.
Baik tidak sebuah satuan peleton dalam melaksanakan tugas dapat di penga
ruhi tingkat kedisiplianan prajurit dari peleton tersebut. Semakin baik disiplin prajurit s
emakin baik juga kinerja peleton tersebut dalam melaksanakan tugas. Disiplin seoran
g prajurit merupakan hal yang sangat penting dan sudah dilatih dari awal meraka mel
akukan pendidikan di lemdik untuk menjadi prajurit TNI AD. Kemudian kepemimpina
n danton memiliki pengaruh yang besar dalam membina kedisiplinan dari prajurit di p
eletonnya.
Untuk itu, agar dapat meningkatkan kemampuan menembak prajurit, upaya k
epemimpinan seorang pajau harus mampu dalam meningkatkan kemampuan
menembak prajurit di batalyon, selain itu seorang pajau harus mengetahui kendala a
pa saja dalam melaksanakan latihan menembak dengan Roket Astros di Batalyon, s
elanjutnya mengetahui Upaya yang dilakukan Pajau dalam melatih prajurit di Batalyo
n.

8. Peraturan Perundang-Undangan / Peraturan.


a. UU No. 34 Pasal (1) Ayat 6 dan 7 tentang Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Dan Pasal (7) ayat 1 tentang Tugas TNI. Undang Undang ini dijadikan
dasar bagi TNI dalam menjalankann fungsinya sebagai komponen utama di si
stem pertahanan rakyat semesta.
9. Kerangka Teori.
a. Teori Upaya.
Menurut Wahyu Baskoro (2005 : 902) Upaya adalah usaha atau syara
t untuk menyampaikan sesuatu atau maksud (akal, ikhtiar). Menurut Torsina
(1987 : 4) Upaya adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan . Me
nurut Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991 : 1
109) mengartikan kata upaya adalah usaha akal ikhtiar (untuk mencapai suatu
maksud , memecahkan persoalan , mencari jalan keluar ,dsb); daya upaya. S
edangkan menurut Sriyanto (1994 : 7) upaya adalah usaha untuk mencapai s
esuatu . Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis mengambil ke
simpulan bahwa upaya adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah.
b. Teori Kepemimpinan.
1) Pengertian.
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan
dalam bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminologi
yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah (2012). Kepemimpinan
adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat d
alam usaha bersama.

2) Kepemimpinan Dalam TNI. (Buku Pintar Taruna Akmil, Sdirbi


ndik: 2018)
Kepemimpinan TNI adalah ilmu dan seni dalam memimpin sua
tu kesatuan di lingkungan militer dengan cara menerapkan teori dan d
asar-dasar Kepemimpinan melalui hubungan langsung (face to face le
adership) antar pemimpin dan dekat dengan anak buahnya. Dalam arti
“seorang pemimpin selalu berada di tengah-tengah dan dekat dengan
anak buahnya serta mengenal seluruh anak buahnya dengan baik (du
a tingkat kebawah), praktik kepemimpinan TNI diterapkan pada satuan
setingkat Peleton sampai dengan Batalyon. Pada satuan setingkat Bri
gade/Resimen ke atas sudah menitik beratkan kepada bentuk kepemi
mpinan yang bersifat manajerial administratif”.
Tujuan dari kepemimpinan militer adalah mencapai suatu kebe
rhasilan tugas dan mencapai kesatuan yang memiliki daya tempur yan
g efektif. Konsep Kepemimpinan Militer. Dari pendapat para peneliti be
rdasarkan konsepsi-konsepsi yang dituangkan secara ilmu pengetahu
an, maka TNI merumuskan tentang pengertian “Kepemimpinan Militer”
sebagai berikut:
a) Menurut FM 20-100 (AS). Kepemimpinan militer adalah
seni mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang sedemikia
n rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek da
n kerja sama secara loyal untuk menyelesaikan tugas (The art
of influencing and directing men in such a way as to abtain the
n willing abeddience, confidience, respect and loyal cooperatio
n in order to accomplich the mission).
b) Menurut Drs. SP. Siagian MP. Kepemimpinan merupak
an motor atau daya penggerak dari semua sumber dan alat ya
ng tersedia bagi organisasi.
c) Menurut Carter V Good. Kepemimpinan adalah kesiapa
n mental yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan seseoran
g untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan mengatur s
erta menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu.
d) Menurut Perumusan Angkatan Darat. Kepemimpinan a
dalah seni serta kecakapan untuk mempengaruhi, memimpin,
menuntun bawahan kearah tujuan tertentu sedemikian rupa se
hingga mereka itu mau kerja sama dengan penuh keikhlasan, k
epercayaan, ketaatan dan penghargaan.

Di lingkungan TNI, para atasan atau pimpinan di TNI melaksan


akan kepemimpinannya berlandaskan dengan 11 Azaz Kepemimpinan
dan 16 Sifat Kepemimpinan TNI. Berikut ini isi dari hal-hal tersebut:

a) 11 Azaz Kepemimpinan:
(1) Taqwa. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan taat kepada-Nya.
(2) Ing Ngarsa Sung Tulada. Memberi suri tauladan
di hadapan anak buah.
(3) Ing Madya Mangun Karsa. Ikut bergiat serta me
nggugah semangat di tengah-tengah anak buah.
(4) Tut Wuri Handayani. Mempengaruhi dan memb
eri dorongan dari belakang kepada anak buah.
(5) Waspada Purba Wisesa. Selalu waspada men
gawasi, serta sanggup dan memberi koreksi kepada an
ak buah.
(6) Ambeg Parama Arta. Dapat memilih dengan te
pat mana yang harus didahulukan.
(7) Prasaja. Tingkah laku yang sederhana dan tida
k berlebih-lebihan.
(8) Satya. Sikap loyal yang timbal balik, dari atasa
n terhadap bawahan dan dari bawahan terhadap atasan
dan ke samping.
(9) Gemi Nastiti. Kesadaran dan kemampuan untu
k membatasi penggunaan dan pengeluaran segala ses
uatu kepada yang benar-benar diperlukan.
(10) Belaka. Kemauan, kerelaan dan keberanian un
tuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
(11) Legawa. Kemauan, kerelaan dan keikhlasan un
tuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan ke
dudukan kepada generasi berikutnya
b) 16 Sifat kepemimpinan TNI:
(1) Jujur. Merupakan perpaduan dari keteguhan wa
tak, sehat dalam prinsip moral, suka akan kebenaran, tu
lus hati dan perasaan keadilan.
(2) Berpengetahuan. Merupakan totalitas dari kecer
dasan dan pengertian yang luas diperoleh dengan cara
belajar secara terus menerus.
(3) Berani. Suatu tingkatan mental yang mengakui
adanya ketakutan.
(4) Mampu mengambil keputusan. Kecakapan untu
k memecahkan persoalan dengan cepat dan tepat.
(5) Dapat dipercaya. Kepastian pelaksanaan kewaji
ban dengan setepat-tepatnya.
(6) Berinisiatif. Tindakan yang sehat dan tepat atas
pemikiran sendiri.
(7) Bijaksana. Sikap yang menggambarkan pengert
ian yang sehat dan tepat dari jiwa seseorang.
(8) Tegas. Kemampuan mengambil keputusan yan
g tepat dan menguntungkan kepentingan tugas.
(9) Adil. Tidak berat sebelah dan keteguhan dala
m memimpin.
(10) Tauladan. Sikap dan perilaku yang baik.
(11) Tahan Uji. Stamina mental dan fisik seseorang
diukur dari ketahanan menghadapi sakit.
(12) Loyalitas. Kesedian seseorang terhadap atasan
untuk menjalankan suatu perintah.
(13) Tidak mementingkan diri sendiri.
(14) Antusias. Memperlihatkan perhatian yang tulus
dan gembira serta semangat melaksanakan tugas.
(15) Simpatik. Rasa peduli terhadap orang lain.
(16) Rendah hati. Menunjukan sikap menghargai ter
hadap orang lain.

c. Perwira Peninjau
Di dalam TNI AD, Perwira Peninjau dipimpin oleh seorang Perwira ber
pangkatkan Letnan yang membawahi 36 orang anggota serta melaksanakan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Komandan Baterai. Sebagai
mana yang diharapkan oleh para Pimpinan TNI, khususnya TNI AD bahwa ap
apun situasi dan kondisi dimanapun satuan berada harus menerima latihan-la
tihan kegiatan yang pada dasarnya untuk meningkatkan kesiapan dalam rang
ka melaksanakan tugas-tugas operasi, maka visualisasi latihan harus sudah l
ebih mengarah kepada keadaan yang sesungguhnya. Suatu pertempuran dik
atakan berhasil dan keberhasilan seorang Perwira Peninjau dalam memimpin
anggota Peletonnya, baik di satuan manapun di daerah operasi sangat dipen
garuhi oleh kemampuan Komandan tersebut dalam melatih anggotanya. Pem
binaan latihan disatuan dapat memberikan kepercayaan diri dan Perwira
Peninjau beserta anggotanya dapat berjalan sesuai dengan apa yang disepa
kati bersama, kendala-kendala di lapangan harus dipecahkan bersama-sama.
Kemampuan Perwira Peninjau dalam pembinaan dan latihan (binlat).
Dalam mempersiapkan prajurit menghadapi tugas-tugas yang dibebankan, m
aka diharapkan prajurit selama dibasis mendapatkan suatu pelatihan
menggunakan system penembakan yang telah terkomputerisasi yang baik ha
l ini tidak terlepas dari peran Perwira Peninjau dalam menerapkan kepemimpi
nan dan selaku pembina latihan di Peleton.
1) Memberikan kemampuan teknis dan taktis yang lebih prakmati
s dibandingkan apa yang didapat dari pendidikan.
2) Latihan harus lebih keras dalam arti penggunaan fisik dan dam
pak psyikologis untuk menambah keyakinan.
3) Perlu dipegang secara prinsip bahwa latihan adalah pengganti
pertempuran yang sebenarnya.
4) Memberikan kemampuan teknis, taktis dan administrasi yang l
ebih praktis dan pragmatis dibanding apa yang didapat dari pendidika
n.
5) Latihan harus keras dalam arti pembinaan fisik, adanya tekan
an serta ancaman sehingga memberikan keberanian dan kemampuan
dalam pengambilan keputusan.

Kemampuan Perwira Peninjau dalam penerapan pembinaan latihan d


alam kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya dal
am pelaksanaan tugas pokok. Seorang Perwira Peninjau harus mampu meng
uasai pembinaan latihan sebagai upaya meningkatkan kemampuan anggotan
ya. Seorang Perwira Peninjau harus menguasai pembinaan dan Latihan (binl
at) sebagai dasar dalam melatih anggotanya. Adapun hal-hal yang berpengar
uh terhadap binlat dan harus menjadi acuan bagi Perwira Peninjau dalam me
nerapkan pembinaan latihan adalah:
1) Disiplin. Pembinaan disiplin prajurit sangat diperlukan dimana
hal ini sangat tergantung kepada penerapan disiplin oleh Danton dala
m pelaksanaan tugas maupun di basis.
2) Moril. Pembinaan moril prajurit sangat berpengaruh terhadap
tugas pokok. Seorang Komandan Peleton harus mampu meningkatka
n moril anggotanya.
3) Jiwa Korsa. Penerapan kepemimpinan lapangan yang dilak
ukan oleh Komandan agar tercipta kebersamaan, kekompakan dan ra
sa jiwa korsa yang kuat antar prajurit di satuan, sehingga akan menunj
ang kesiapan pelaksanaan tugas.
4) Motivasi. Dengan dorongan, bisa dilakukan selama berada di b
asis maupun di daerah operasi, maka motivasi pribadi pimpinan meru
pakan sikap mental seorang pemimpin di segala tempat.

d. Konsep Kemampuan.
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) me
lakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuata
n (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553). Dari pengertian-p
engertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau
kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.Lebih lanjut, Stephen P. Robbin
s & Timonthy A. Judge (2009: 57-61) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan s
eorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :
a) Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan y
ang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar d
an memecahkan masalah).
b) Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan k
arakteristik serupa.

10. Kerangka Konseptual.


Kerangka konseptual merupakan keterkaitan antara teori-teori atau konsep y
ang mendukung penelitian dan digunakan sebagai pedoman dan menyusun sistemat
ika atau tata urut penelitian. Kerangka konseptual menjadi pedoman peneliti untuk m
enjelaskan secara sistematis teori yang digunakan dalam penelitian. Peran Perwira
Peninjau dalam hal ini mencakup bagaimana seorang Perwira Peninjau memilih met
ode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan disiplin tempur prajurit dikaitkan de
ngan intensitas latihan yang disesuaikan dengan jadwal latihan di Batalyon dan baga
imana Perwira Peninjau menentukan pembinaan latihan yang tepat sehingga menca
pai tujuan yaitu meningkatnya kemampuan disiplin tempur prajurit .

Bagan Kerangka Konseptual

Upaya Perwira
Peninjau (X1)
Ketepatan
Sasaran dalam
Penembakan (Y)
Penggunaan GPS
(X2)
Penjelasan :
a. X1: Variabel Upaya Pajau dalam hal ini adalah bagaimana
seorang Pajau mempengaruhi proses latihan dan peningkatan melalui
tindakan yang dilakukannya kepada anggota-anggotanya.
b. X2 : Variabel ini menitikberatkan pada kemampuan danton dalam
melatih, membina, membimbing anggota untuk meningkatkan kemapuan
dan pemahaman prajurit dalam kegiatan menembak dengan Rudal MMS.
c. Y : Variabel ini merupakan kombinasi dari variable X1 dan X2
yang menentukan arah tercapai atau terwujudnya hasil yang diharapkan
oleh pimpinan dan prajurit, yaitu prajurit yang terlatih, handal dan
profesional dibidangnya serta terwujudnya prajurit yang mahir dibidang
menembak menembak dengan roket astross II MK 6

  

Anda mungkin juga menyukai