2. Landasan Kepemimpinan
a) Sifat ratu/raja: bijaksana, adil, ambeg paramarta, konsekuen
dalam janjinya.
b) Sifat pandita: membelakangi kemewahan dunia, tidak punya
interest-interest, dapat melihat jauh ke depan/waskita
c) Sifat petani: jujur, sederhana, tekun, ulet, blaka
d) Sifat guru : memberikan teladan baik.
4. Kepemimpinan demokratik
Kepemimpinan administratif yang mengacu pada sila ke-4
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan atau dengan kata lain adalah
kepemimpinan demokratis pancasila. Adapun ciri-ciri
kepemimpinan yang demokratis pancasila ini menurut Drs.
Sukarna adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan administartif tunduk dan taat kepada kehendak
serta aspirasi-aspirasi rakyat di dalam segala bidang baik yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
b. Kepemimpinan administratif selalu melaksanakan amanat rakyat
yang tertuang dalam falsafah hidupnya sendiri, UUD dan aturan
lain yang ada dibawahnya yang merupakan aspirasi dan suara
rakyat.
c. Kepemimpinan demokratik selalu menjunjung tinggi
falsafah”ambeg paramarta” yaitu mendahulukan kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi, buka ororiter atau tirani
d. Kepemimpinan demokratik harus menjunjung tinggi penegakan
hukum, karena negara kita adalah negara hukum
e. Kepemimpinan administratif mempunyai kewajiban untuk
menegakan HAM
f. Kepemipinan yang demokratik pada dasarnya tidak memusatkan
kekuasaan pada satu tangan, namun meyerahkannya kepada
pembagian yang proporsional.
11 Asas Kepemimpinan
1. Taqwa
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya.
7. Prasaja
Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8. Satya
Sikap loyal yang timbal balik, dari atasan terhadap bawahan dan dari bawahan terhadap atasan dan
ke samping.
9. Gemi Nastiti
Kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu
kepada yang benar-benar diperlukan.
10. Belaka
Kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
11. Legawa
Kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan
kedudukan kepada generasi berikutnya
HUM ANI ORA
Setiap Perwira, di lingkungan TNI menurut pemahaman penulis adalah seorang pemimpin.
Perwira memang dipersiapkan diri sejak dini, terutama yang berkaitan dengan ilmu kemiliteran,
kemampuan dan keterampilan di bidang ilmu kepemimpinan, serta bagaimana berinteraksi sosial
dengan sesama Perwira, dengan pimpinan dan dengan masyarakat. Untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik tidaklah mudah, dan tidak pula bisa diperoleh secara instan, tetapi melalui
proses panjang, dengan terus belajar dan berlatih.
Itulah sebabnya hingga kini kepemimpinan menjadi salah satu topik yang selalu menarik untuk
dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus merupakan fenomena yang paling
sedikit dipahami. Berbagai tipe kepemimpinan telah dikaji dalam dunia pendidikan, mulai dari
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan liberal, kepemimpinan
populis, kepemimpinan kharismatik, dan kepemimpinan kooperatif. Saat ini mulai berkembang
model dan gaya kepemimpinan yang disebut kepemimpinan paternalistik, kepemimpinan
visioner, kepemimpinan integratif, kepemimpinan strategis, dan kepemimpinan efektif. Bahkan
sekarang banyak orang mengembangkan model dan gaya kepemimpinan transformasional. Di
kalangan TNI-pun, kita mengenal kepemimpinan TNI.