Anda di halaman 1dari 3

Saat cuaca panas tubuh akan berkeringat dan membuat kita merasa haus.

Sedangkan
saat cuaca dingin, tubuh tidak akan berkeringat sama sekali dan membuat kita ingin
makan serta minum sesuatu yang hangat. Hal tersebut dilakukan secara alami oleh
tubuh untuk mempertahankan suhu alaminya. Saat suhu tubuh terlalu panas, berarti
tubuh mengalami demam. Adapun saat suhu tubuh terlalu dingin, berarti tubuh
mengalami hiportemia. Kedua kondisi tersebut membahayakan bagi tubuh karena
menggiring pada kematian. Cara tubuh untuk mempertahankan suhu alaminya disebut
dengan homeostatis. Istilah homeostatis berasal dari bahasa Yunani “homio” yang
berari mirip dengan dan “stasis” yang berarti berdiri diam. Sehingga homeostatis adalah
kondisi di mana makhluk hidup mempertahankan kondisi yang stabil.

Homeostatis pertama kali digunakan oleh seorang dokter dan fisiologis asal Amerika
bernama Walter Bradford Cannon dalam bukuThe Wisdom of the Body (1930). Dalam
buku tersebut Cannon menyebutkan bahwa homeostatis merupakan proses bagaimana
tubuh manusia mempertahankan suhu yang stabil dan kondisi vital lainnya seperti
kandungan air, garam, gula, protein, lemak, kalsium, dan oksigen dalam darah. Proses
homeostatis Dilansir dari Scientific American, proses homeostatis terjadi secara
otomatis dan tidak dapat dihindari. Ketika sistem berfungsi dengan baik dan keadaan
tunak (homeostatis) dapat dipertahankan oleh sistem tubuh.
Proses homeostatis terbagi menjadi dua, yaitu umpan balik positif dan umpan balik
negatif.
Umpan balik negatif
Proses hemeostatis umpan balik negatif terjadi jika perubahan lingkungan
mempengaruhi tubuh dan memicu umpan balik yang sifatnya berlawanan atau negatif.
Misalnya saat tubuh manusia yang idealnya bersuhu 37 derajat celcius mengalami
kedeinginan atau kepanasan akibat penurunan atau kenaikan suhu lingkungan. Dilansir
dari Lumen Learning, ketika suhu panas hipotalamus otak akan menerima data sensor
yang menunjukkan suhu tubuh melebihi kisaran normal dan merangsang sekelompok
sel otak untuk melakukan mekanisme pelepasan panas.
Mekanisme tersebut dilakukan dengan cara memperlebar pembuluh darah. Pelebaran
tersebut membuat darah lebih banyak lewat dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh
juga mengaktifkan kelenjar keringat. Tubuh yang panas, pori-porinya akan terbuka dan
kelenjar mengeluarkan keringat untuk membuat panas. Inilah mengapa saat
kepanasan, tubuh cenderung haus karena memerlukan air untuk membuang panas
melalui keringat. Manusia juga akan bernapas lebih cepat melalui mulut saat
kepanasan. Hal tersebut dilakukan untuk membuang panas tubuh melalui embusan
napas. Mekanisme sebaliknya akan terjadi ketika tubuh mengalami kedinginan. Bagian
hipotalamus otak akan merespons kedinginan yang dirasakan tubuh dan
memerintahkan otot rangka untuk berkontraksi, hal tersebut otomatis membuat tubuh
menggigil dan pembuluh darah menyempit. Pada saat itu otak akan memerintahkan
sistem metabolisme untuk mempercepat aktivitasnya agar bisa menghasilkan panas.
Inilah mengapa saat kedinginan manusia cenderung lapar, karena aktivitas
metabolismenya meningkat.
Otak juga tidak akan mengaktifkan kelenjar keringat dan menyuruh ginjal untuk
menghemat air. Hal tersebut membuat manusia jarang buang air kecil atau urinnya
menjadi pekat untuk menghemat air dalam tubuh.
Umpan balik positif
Umpan balik positif adalah proses homeostatis yang mendukung perubahan pada
tubuh, di mana sistem tubuh bergerak menjauhi keadaan ideal daripada
mempertahankan keadaan ideal tubuh. Contoh proses homeostatis umpan positif
adalah ibu yang melahirkan.
Proses umpan balik positif saat melahirkan anak(OpenStax College, Anatomy &
Physiology, CC BY 4.0)

Kondisi hamil dan melahirkan adalah keadaan tidak normal yang tidak biasa tubuh
rasakan. Namun dibanding mempertahankan keaadan awalnya, tubuh cenderung
mendorong proses hamil dan melahirkan agar tubuh bisa kembali ke kondisi awalnya.
Ketika persalinan, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin. Dilansir dari National
Center for Biotechnology Information, hormon oksitosin berfungsi merangsang kontraksi
Rahim yang memaksa kepala bayi untuk mendorong leher Rahim

Hormon oksitosin akan terus dilepaskan agar otot berkerja ekstrem terus-menerus
hingga bayi dilahirkan. Proses homeostatis umpan balik negatif kemudian dilanjutkan
dengan memulihkan kerusakan ekstrem pada tubuh akibat melahirkan. Proses ini juga
terjadi saat tubuh mengalami cedera misalnya tertusuk benda tajam ataupun dipukul
benda tumpul dengan keras. Tubuh secara otomatis merespons kerusakan yang terjadi
dengan cara melakukan pembekuan darah dan membunuh virus serta bakteri yang
masuk dengan sistem imun. Tubuh melakukan penyembuhan daerah cedera dengan
terus-menerus hingga tubuh kembali ke kondisi stabil. Dalam cedera yang berat,
seringkali tubuh tidak bisa mempertahankan kondisi homeostatisnya, menyebabkan
orang tersebut mengalami kematian.

Anda mungkin juga menyukai