Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUHA

PANDUAN
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

EDISI 1
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUHA


Alamat : Jl. Raya Labuha – Babang Sungai Ra Marabose, Bacan. Halsel
Email : rsudlabuha@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUHA

NOMOR 189 TAHUN 2022

TENTANG

PANDUAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

DI RSUD LABUHA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUHA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD Labuha,


serta menjamin keselamatan pasien maka diperlukan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP);
b. Bahwa agar pelayanan Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit di
RSUD Labuha dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan
pelaksanaan DPJP;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Labuha.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun
2011 Izin Praktik dan Praktik Kedokteran
5. Keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 821.2 tahun 2018
tentang Penunjukan Direktur RSUD Labuha
6. Keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Struktur Organisasi RSUD Labuha
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LABUHA TENTANG DOKTER
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN DI RSUD LABUHA
Kedua : Setiap pasien di RSUD Labuha berhak mendapat pelayanan dari seorang
DPJP Sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
Ketiga : Panduan Pelaksanaan DPJP di RSUD Labuha acuan dalam tatalaksana
DPJP di RSUD Labuha.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Di Tetapkan Di : Labuha

Pada Tanggal : 5 Januari 2022

Direktur RSUD Labuha

Kabupaten Halmahera Selatan

dr. Vita Sangadji

NIP. 19741231 200312 2 020


Lampiran
Keputusan Direktur RSUD Labuha
Nomor : 189 Tahun 2022
Tentang : Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan di RSUD Labuha

Tanggal : 5 Januari 2022

DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………..……………………………… i


BAB I DEFINISI…………...……………………………………………... 1
BAB II RUANG LINGKUP…………………….…………………............ 2
BAB III TATA LAKSANA…………………………..………………...….. 3
BABA IV DOKUMENTASI…………………………………………….... 7
BAB I
DEFINISI

1) DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) adalah seorang dokter,


sesuai dengan kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan
asuhan medis lengkap kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit,
dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada
pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
2) DPJP Utama : bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka asuhan
medis tsb dilakukan secara terintegrasi atau secara tim diketuai oleh
seorang DPJP utama. Peran DPJP utama adalah sebagai koordinator
proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien ybs (“kapten Tim”), dengan
tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif – Terpadu –
Efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif membangun sinergisme,
mencegah duplikasi.
3) Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih sari satu DPJP
sesuai dengan kewenangan klinis, dalam pola asuhan secara tim atau
terintegrasi. Contoh : pasien dengan Diabetes mellitus, katarak dan stroke,
dikelola oleh lebih dari satu DPJP : Dokter spesialis Penyakit Dalam,
Dokter spesialis Mata dan Dokter spesialis Saraf..
4) DPJP merupakan ketua (Team Leader) dari tim yang terdiri dari para
professional pemberi asuhan pasien / staf klinis dengan kompetensi dan
kewenangan yang memadai, yang antara lain terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, apoteker, fisioterapi dsb.
BAB II
RUANG LINGKUP

1) Penentuan DPJP
2) Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan
3) Rawat Bersama
4) Pola Operasional Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
5) Alih Rawat bila DPJP berhalangan hadir
6) Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
BAB III
TATA LAKSANA

1) Penentuan DPJP
Penentuan DPJP merupakan proses penentuan dokter penanggung jawab pelayanan
dalam memberikan rangkaian asuhan medis kepada pasien selama masa perawatan
Adapun tujuan dari Penentuan DPJP sebagai acuan dalam menerapkan langkah-
langkah untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan bidang kompetensi dan
keahliannya.
Prosedur dari penentuan DPJP yaitu :
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit baik
dari IGD maupun poliklinik.
2. Apabila dari IGD DPJP belum ditentukan, maka petugas ruangan
diwajibkan segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut
3. Melakukan klarifikasi DPJP utama dan DPJP tambahan bila pasien sejak awal
telah dirawat bersama oleh beberapa dokter sesuai dengan bidang terkait yang
menangani pasien tersebut.
4. Kebijakan penentuan dan pengaturan DPJP antara lain :
a. Jadwal konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali kasus rujukan
yang ditujukan langsung kepada salah satu seorang konsulen
b. Surat rujukan langsung kepada salah seorang dokter spesialis terkait
Dokter Spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien yang dimaksud,
kecuali bila dokter tersebut berhalangan karena sesuatu hal, maka pelimpahan
DPJP beralih kepada konsulen jaga pada hari itu.
c. Atas permintaan pasien / keluarga pasien dan keluarga berhak meminta
salah seorang dokter sebagai DPJP apabila ada relefansinya dengan
bidang spesialis dokter yang bersangkutan. Bila tidak ada relefansinya,
hendaknya diberikan penjelasan dan diberikan alternative DPJP lain sesuai
SPO yang berlaku. Penjelasan sebaiknya dilakukan oleh dokter tersebut
dan dilimpahkan kepada dokter lain yang lebih berkompeten dalam bidangnya.
d. Hasil rapat komite medic pada kasus tertentu, pada kasus yang sangat
kompleks atau jarang, penentuan DPJP / DPJP utama dapat ditentukan
berdasarkan rapat komite medic.

2) Penentuan DPJP bagi pasien baru diruangan


Penentuan DPJP bagi Pasien Baru di ruangan merupakan proses penentuan DPJP
dalam memberikan rangkaian asuhan medis kepada pasien baru di ruangan selama
masa perawatan.
Adapun tujuan dari Penentuan DPJP bagi Pasien baru diruangan adalah untuk
menerapkan langkah-langkah dalam memberikan pelayanan medis sesuai dengan
bidang kompetensi dan keahliannya.
Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :
a. Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan ; konsulen jaga hari itu menjadi DPJP
dari semua pasien masuk pada hari tersebut, kecuali kasus dengan surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju otomatis
menjad DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju berhalangan, maka beralih ke
konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang
dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya.
Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter
dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien
atau keluarga tetap pada pendirinnya maka dokter spesialis yang dituju yang
akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat kompleks
atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis

3) Rawat Bersama DPJP :


Rawat Bersama DPJP merupakan proses penggabungan tanggung jawab pelayanan
rawat bersama pasien dari satu DPJP ke DPJP yang lain sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing
Adapun tujuan dari rawat bersama DPJP yaitu agar pasien mendapatkan pelayanan
rawat bersama sesuai dengan kebutuhan dan tindakan lanjutan sesuai dengan prosedur
yanga ada
Prosedur dari rawat bersama DPJP yaitu :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang /disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan
multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain
sesuai kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara antara
lain;
a) Penyakit yang terberat, atau penyakit yang memelukan tindakan segera atau
dokter yang pertama mengelola pasien.
b) Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP
yang mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat

4) Pola Operasional Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)


Pola Operasional DPJP merupakan seorang dokter yang bertugas mengelola
rangkaian asuhan medis pasien
Adapun tujuan dari pola operasional DPJP ini sebagai acuan dalam
menerapkan langkah-langkah dalam menentukan dokter yang bertanggung jawab
dalam memberikan rangkaian asuhan medis untuk tercapainya mutu pelayanan yang
baik disemua lini pelayanan dengan mencegah dan meminimalisir kejadian tidak di
duga (KTD)
Prosedur dari Pola Operasional DPJP yaitu :
1. DPJP bertugas memberikan rangkaian asuhan medis yang meliputi:
a) Pemeriksaan medis untuk penegakan diagnosis
b) Merencanakan dan memberi terapi
c) Melakukan tindak lanjut/rujukan
d) Rehabilitasi
e) Melakukan konsultasi (jika diperlukan)
2. Dalam hal perawatan bersama, seorang DPJP hanya memberikan asuhan medis
sesuai dengan keahliannya.
3. Bila pasien dikonsulkan untuk masalah penyakit lain yang bukan keahlian dari DPJP
yang telah ditunjuk, maka asuhan medis dilakukan oleh dokter yang memiliki
keahlian sesuai diagnosis pasien tersebut.
5) Alih Rawat Bila DPJP Berhalangan Hadir
Alih Rawat Bila DPJP berhalangan hadir aadalah perpindahan tanggung jawab pelayanan
pasien dari satu DPJP ke DPJP yang lain sesuai dengan bidang keahlian, sebab DPJP
yang bertanggung jawab berhalangan hadir karena tugas atau sakit sehingga tidak dapat
menunaikan kewajibannya untuk sementara waktu. Adapun Tujuan dari Alih rawat DPJP
bila berhalangan hadir adalah agar pasien mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan perawatan dan tindakan lanjutan sesuai dengan prosedur yang ada.
Prosedur dari Alih Rawat Bila DPJP berhalangan hadir yaitu :
1. DPJP memberitahukan kepada kepala instansi pelayanan dan Ketua SMF
bersangkutan minimal 7 hari sebelumnya kecuali bila sakit atau ada keperluan
mendadak
2. Ketua SMF bersangkutan akan menunjuk dokter pengganti yang berkompeten sesuai
bidang keahliannya untuk melakukan perawatan lanjutan dan memberitahukan kepada
DPJP utama, dan kepala instansi pelayanan.
3. DPJP utama menjelaskan kepada pasien yang dirawatnya bahwa untuk sementara akan
dilakukan pengalihan tanggung jawab kepada DPJP kedua
4. Nama DPJP kedua (pengganti) ditempatkan di Nurse Station beserta alamat dan
nomor telephone / HP yang dapat dihubungi
6) Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada SPM dan
Standar Keselamatan pasien
2. Koordinasi dan transfer informasi (Komunikasi dan Konsultasi) antar DPJP harus
dilaksanakan secara Tertulis dengan menyampaikan point-point antara lain
diagnosis, hasil pemeriksaan, permasalahan dan keperluan konsultasi yang
diperlukan
3. Bila secara tertulisa baik dengan formulir maupun dalam berkas rekam medic belum
optimal harus dilakukan koordinasi langsung baik dalam komunikasi pribadi
(langsung / telepon) maupun pertemuan formal dalam penatalaksanaan konsultan
secara perorangan
4. Konsultasi yang dituju bias secara khusus kepada disiplin ilmu (sub disiplin)
ataupun kepada konsultan secara perorangan
5. Konsultasi bisa bersifat biasa, maupun segera atau emergency (cito).
6. Penyampaian adanya konsultasi bias dengan menyampaikan / membawa berkas
rekam medis dan formulir dengan atau tanpa pasien (pada kasus tertentu) atau
pertelepon untuk kasus diatas meja operasi

7) Visite Dokter di Luar Jam Kerja


Visite pada waktu di luar jam kerja. Waktu di luar jam kerja RSUD.Labuha adalah
hari Minggu dan hari Libur Nasional
Adapun tujuan dari visite dokter di luar jam kerja adalah sebagai acuan
penerapan langkah-langkah Pelaksanaan Visite Dokter di luar jam kerja Prosedur dari
Visite dokter di luar jam kerja yaitu :
1. Dokter yang visite pada hari libur adalah dokter spesialis yang merawat pasien
atau dokter yang di tunjuk oleh dokter / dokter spesialis yang merawat
pasien.
2. Selama visite, dokter melakukan pemeriksaan kondisi pasien dan
memberikan informasi tentang penyakit serta perkembangannya kepada pasien
atau keluarga.
3. Selesai visite, dokter spesialis, wajib mencatat perkembangan pasien dan
memberikan instruksi tertulis di formulir catatan perkembangan terintegrasi,
mencatat pemberian informasi kepada form pemberian informasi serta
menyampaikan secara lisan ke perawat dan case manager.
4. Apabila ada instruksi sususlan dan diberikan per telepon, maka instruksi tersebut
ditulis oleh perawat di formulir catatan perkembangan terintegrasi dan diverifikasi
oleh dokter spesialis pada saat visite berikutnya
5. Bila pada saat visite dokter merencanakan tindakan yang memerlukan informed
concent, maka dokter tersebut harus menjelaskan sesuai SPO Informed Consent
6. Perawat dan Case manager melakukan tindak lanjut atas hasil visite sesuai dengan
instruksi yang diberikan
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) berupa :


1. SPO Penetuan DPJP
2. SPO DPJP Rawat Bersama
3. SPO pola operasional dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
4. SPO pergantian DPJP atau Perubahan DPJP
5. SPO Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
6. SPO Visite Dokter di luar jam kerja

DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Negara R.I No 36 Tahun2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-undang R.I Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Medis.

Di Tetapkan Di : Labuha
Pada Tanggal : 5 Januari 2022

Direktur RSUD Labuha


Kabupaten Halmahera Selatan

dr. Vita Sangadji


NIP. 19741231 200312 2 020

Anda mungkin juga menyukai