Pendahuluan Topografi
Pendahuluan Topografi
4 BAB 4
REVIEW STUDI TERDAHULU, TEMUAN AWAL, DAN
RENCANA TINDAK LANJUT
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang terkait dengan
rencana pembangunan Bendungan Matengeng. Agar dalam kegiatan ini dapat memanfaatkan
data analisis sebelumnya dan dapat melengkapi dan memutakhirkan data maupun analisis,
maka diperlukan kegiatan review terhadap hasil kegiatan terdahahulu pada setiap aspek yang
diakukan oleh masing-masing tenaga ahli terkait. Adapun aspek yang sudah di review oleh
masing-masing tenaga ahli meliputi:
1. Topografi dan Pemetaan
2. Geologi permukaan dan geologi teknik
3. Geoteknik
4. Hidrologi
5. Struktur
6. Bendungan dan Bangunan Pelengkap
7. Hidraulika
8. Fasilitas Umum
9. Sosial Ekonomi
10. Lingkungan
11. Kelayakan Finansial
Uraian hasil review studi terdahulu pada masing-masing aspek disajikan sebagai berikut:
4.1 Topografi
A. Review Studi Terdahulu
Tabel 4. 1 Review Studi Terdahulu Topografi
Pra FS 2011 DED tahap I
No. Deskripsi PT Jasapatria Gunatama Tahun PT Jasapatria Gunatama Keterangan
2011 Tahun 2012
A. REFERENSI PENGUKURAN
1. Koordinat Menggunakan acuan dari BM Menggunakan acuan dari BM Perlu pengambilan
eksisting dari study sebelumnya eksisting dari study sebelumnya data lebih lanjut yang
(1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM WMT (1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM sesuai dengan
VII, BM WMT VIII dan BM WMT WMT VII, BM WMT VIII dan Pedoman SNI 19-
IX. Sebaran BM eksisting terletak di BM WMT IX. Sebaran BM 6724-2002 tentang
sekitar rencana as bendung. eksisting terletak di sekitar JARING KONTROL
rencana as bendung. HORIZONTAL (JKH)
2. Elevasi Menggunakan acuan dari BM Menggunakan acuan dari BM Perlu pengambilan
eksisting dari study sebelumnya eksisting dari study sebelumnya data lebih lanjut
(1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM WMT (1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM menggunakan
VII, BM WMT VIII dan BM WMT WMT VII, BM WMT VIII dan Referensi Titik Tinggi
IX. Sebaran BM eksisting terletak di BM WMT IX. Sebaran BM Geodesi (TTG) yang
sekitar rencana as bendung. eksisting terletak di sekitar sesuai, sebagaimana
rencana as bendung. tertuang dalam
Pedoman pada SNI
19-6988-2004 tentang
JARING KONTROL
VERTIKAL (JKV)
B. PERALATAN Waterpass NAK.1 Wild Waterpass NAK.1 Wild Peralatan sudah sesuai
SURVEY YANG Theodolit T.2 , Theodolit T.0, Theodolit T.2 , Theodolit T.0, pada saat kegiatan
DIGUNAKAN GPS hand Held 76 CxS GPS hand Held 76 CxS pengukuran
29
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
berlangsung, namun
secara tekhnologi
direkomondasikan
menggunakan
peralatan digital
seperti Total Station,
agar terhindar dari
kesalahan
pembacaan/taksiran
bacaan
C. METODE PENGUKURAN
1. Pengikatan Titik Referensi Koordinat menggunakan Referensi Koordinat Perlu pengambilan
Ref. Pengamatan Azimuth matahari dari menggunakan Pengamatan data lebih lanjut
BM eksisting dan Untuk Elevasi Azimuth matahari dari BM menggunakan metode
diikatkan dr BM Eksisting, namun eksisting dan Untuk Elevasi saat ini, agar terhindar
tidak disebutkan bahwa Koordinat diikatkan dr BM Eksisting, dari kesalahan
dan Elevasi BM eksisting sudah namun tidak disebutkan bahwa perhitungan/taksiran
terikat BIG/TTG atau belum Koordinat dan Elevasi BM bacaan theodolite pada
eksisting sudah terikat saat pengamatan
BIG/TTG atau belum Azimuth matahari,
sehingga diperlukan
Pengamatan/Pengikata
n menggunakan
metode pengamatan
GPS Geodetic/Statik
menggunakan GNSSS
GPS, sebagaimana
yang tertuang dalam
SNI 19-6724-2002
tentang JARING
KONTROL
HORIZONTAL (JKH)
dan SNI 19-6988-2004
tentang JARING
KONTROL
VERTIKAL (JKV)
2. Pengukuran Metode Bowditch, dengan jalur Metode Bowditch, dengan jalur Sudah sesuai dengan
Poligon Pengukuran BM.WMT.VIII – Pengukuran Jalan Akses metode JKH tentang
BM.WMT.VII - CP.2 – CP.3 – CP.5 Pengukuran dan
– CP.6 – CP.4 – BM.WMT.VIII metode Pengolahan
Pengukuran Poligon
3. Pengukuran Loop/kring tertutup dengan Jalur Loop/kring tertutup pada jalur Sudah sesuai dengan
Waterpass BM.WMT.IX – BM.WMT.VII- CP.3 Jalan Akses metode JKV tentang
– BM.WMT.IX Pengukuran dan
sistem Pengolahan
Pengukuran Waterpas
4. Pengukuran Tachymetry Tachymetry Sudah sesuai dengan
Situasi metode pengukuran
Tachymetry
D. PEMASANGAN BM CP dan DESKRIPSI
1. BM 2 buah (BM 01 dan BM 02) Tidak ada Sebaran BM belum
merata/belum sesuai
dengan aturan
distribusi sebaran BM
yang mestinya setiap
jarak 2 Km atau setiap
100 Ha
2. CP 6 buah (CP 01 sd CP 06) Tidak ada Sebaran CP belum
merata/semestinya
30
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
mengikuti sebaran BM
dan dibuat
berpasangan
3. Deskripsi BM Tidak ditemukan Deskripsi yang Tidak ada Akan kesulitan ketika
dan CP sesuai format standar ada
investigasi/lanjutan
study. Dikarenakan
tidak tercantum
Deskripsi BM CP
secara lengkap, sesuai
aturan standar
E. PENGIKATAN/PE Menggunakan BM eksisting, tidak Menggunakan BM eksisting, Perlu dilakukan
NGAMATAN KE ada informasi BM eksisting diperoleh tidak ada informasi BM Pengamatan GPS
REFERENSI dari Referensi BIG atau tidak eksisting diperoleh dari Geodetik, agar Peta
NASIONAL BIG Referensi BIG atau tidak dalam satu Sistem
Referensi Nasional
BIG
F. JKH_PENGUKUR Dilakukan Poligon loop dari Dilakukan Poligon loop dari Sudah sesuai dengan
AN POLIGON BM.WMT.VIII – BM.WMT.VII - BM.WMT.IX metode JKH tentang
CP.2 – CP.3 – CP.5 – CP.6 – CP.4 – Pengukuran dan
BM.WMT.VIII metode Pengolahan
Pengukuran Poligon,
namun belum
ditemukan jaring
polygon secara
lengkap
G. JKV_PENGUKUR Dilakukan Pengukuran Waterpass Tidak disebutkan Sudah sesuai dengan
AN WATERPASS dengan loop BM.WMT.IX – metode JKV tentang
BM.WMT.VII- CP.3 – BM.WMT.IX Pengukuran dan
metode Pengolahan
Pengukuran
Waterpass, namun
belum ditemukan
jaring waterpas secara
lengkap
H. PENGUKURAN SITUASI
1. As Bendung Dilakukan pengukuran Situasi Tidak ada Masih menggunakan
peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
menggunakan Perlatan
yang lebih memadai
saat ini
2. Pelimpah Dilakukan pengukuran sepanjang 0.4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
3. Pengelak Dilakukan pengukuran sepanjang 2 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
31
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
uodating Data
lapangan
4. As Waterway Dilakukan pengukuran sepanjang 4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
5. Up Stream As Tidak ada Tidak ada Masih menggunakan
Dam peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
6. Down Stream Dilakukan pengkuran Situasi dari Tidak ada Masih menggunakan
As Dam Bendung Bantar Heulang kea rah peralatan Theodolite
hulu sejauh 6 Km T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
7. Quarry Area Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
8. Borrow Area Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
9. Jalan Akses Tidak ada Pengukuran jalan Akses Masih menggunakan
sepanjang 5.4 Km dari Jalan peralatan Theodolite
Utama menuju Area as T-0 dalam
bendung pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
10. Genangan Tidak ada karena menggunakan Peta Tidak ada Perlu dilakukan
RBI Skala 1 : 25.000 pengambilan data
lapangan, seperti
penggunaan Lidar
dengan dikontrol oleh
sebaran Premark dan
spotheight pada area
sekitar top genangan
sd perkiraan batas
greenbelt
I. PENGUKURAN CROSS SECTION
1. As Bendung Dilakukan setiap 20 m, ke hulu 500m Tidak ada Masih menggunakan
dan ke hilir 500m peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
32
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
updating Data
lapangan
2. Pelimpah Dilakukan pengukuran sepanjang 0.4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
3. Pengelak Dilakukan pengukuran sepanjang 2 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
4. As Waterway Dilakukan pengukuran sepanjang 4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
5. Up Stream As Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Dam Pengukuran Detail
pada lokasi Up Stream
As Dam menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
6. Down Stream Dilakukan pengkuran Situasi dari Tidak ada Masih menggunakan
As Dam Bendung Bantar Heulang kearah hulu peralatan Theodolite
sejauh 6 Km T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
7. Quarry Area Tidak ditemukan ada kegiatan Tidak ditemukan ada kegiatan Perlu dilakukan
Topografi pada Quarry area Topografi pada Quarry area Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
8. Borrow Area Tidak ditemukan ada kegiatan Tidak ditemukan ada kegiatan Perlu dilakukan
Topografi pada area Borrow Topografi pada area Borrow Pengukuran Detail
pada lokasi Borrow
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
9. Jalan Akses Tidak ada Dilakukan pengukuran Jalan Masih menggunakan
Akses sepanjang 5.46 Km dari peralatan Theodolite
Bendungan ke jalan Utama T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan dan tidak
ditemukannya Patok
BM/CP di sepanjang
Rencana Jalan Akses
33
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
34
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
penulisan dan
memudahkan kontrol
data
4. Cross Section Data Cross Section dihitung secara Pada pengukuran jalan Akses, Pengolahan cs perlu
manual pengolahan Data Cross Section menggunakan program
dihitung secara manual excel untuk
menghindari kesalahan
penulisan dan
memudahkan kontrol
data
5. Situasi Jalan Tidak ada Pada pengukuran Jalan Akses, Pengolahan Data
Akses pengolahan Data SItuasi Jalan Situasi perlu
Akses dihitung secara manual menggunakan program
excel untuk
menghindari kesalahan
penulisan dan
memudahkan kontrol
data
N. PENGGAMBARAN
1. Peta SItuasi Skala 1 : 2000 untuk Lokasi rencana Peta Situasi Tapak Bendung,
as bendung, as spillway, pengelak, Jalan Akses, Spillway, Intake
down stream as bendung, intake dan dibuat menggunakan Skala
outlet serta pada Peta Ikhtisar Skala 1 batang
: 10000
2. Gambar Cross Dibuat dalam Skala H 1:200 ; V 1 Penggambaran dibuat
Section :200 menggunakan Skala Batang
3. Gambar Long Skala H 1 : 2000 ; V 1 : 200 Penggambaran dibuat
Section menggunakan Skala Batang
4. Gambar Situasi Penggambaran dibuat
Jalan Akses menggunakan Skala Batang
5. Gambar Cross Skala H 1: 100 ; V 1 : 100
Section jalan
Akses
6. Gambar Long Skala H 1: 1000 ; V 1 : 100
Section Jalan
Tabel 4. 2 Hasil investigasi BM CP dilapangan pada tanggal 23 Juni 2022 sd 6 Juli 2022
Nomor Kondisi Fisik Kondisi Area Kesesuaian Keterangan/
No.
BM/CP Cor BM/CP Tanda Baut Atas Tanda Baut Samping Sekitar BM/CP Koordinat Rekomendasi
1. BM.RO-01 Masih baik, Baik/masih Tidak ada sejak Clear, terletak di Sesuai Posisi BM sdh
mesikupun ada awal dipasang tepi Bendungan cukup baik,
pada untuk
pinggiran memastikan
atas ada akurasi
kerusakan Koordinat maka
akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:
35
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
2. CP 04 2011 Posisi
pemasangan
sebaiknya tidak
terlalu dekat
dengan badan
sungai, sehingga
Hilang
tdk mudah
tergerus.
Kemungkinan
tergerus karena
longsoran di
tepi sungai
Dokumentasi:
36
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:
37
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
7. BM.WMT- Kondisi Baik/masih Baik/masih ada Agak rimbun Sesuai Kondisi sudah
VII sudah agak ada cukup lama dan
1982 berlumut sudah rusak,
dan badan karena faktor
cor BM sdh alam
rusak parah
Dokumentasi:
9. CP 06 Hilang Posisi
2011 pemasangan
sebaiknya tidak
pada permukaan
yang
miring/curam,
sehingga tdk
mudah tergerus.
Dokumentasi:
38
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
12. BM.WMT.I Bagian Baik Miring Kondisi rimbun Sesuai Selain termakan
X 1982 bawah badan pada sekeliling usia,
BM coak BM pemasangan
dan BM sebaiknya
berlumut tidak berada
pada tepi alur,
sehingga sangat
rawan terhadap
gerusan.
Dokumentasi:
39
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
Distribusi Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) pada area bagian tapak bendungan dan
bagian hilir as dam dapat dilihat pada Gambar xxx.
40
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
Gambar x.xxx Kondisi BM dan CP eksisting/yang terpasang pada studi terdahulu hanya
berada pada area as tubuh bendung dan area hilir tubuh bendung, sedangkan pada area
genangan, rencana jalan akses dll tidak ada
B. Temuan Awal Commented [nf7]: Semuanya gaperlu dipisah sub-bab.
Pada kegiatan awal Review sudah dilakukan pengecekan kesesuaian letak Bench Mark dan
Control Point yang tersebar dilokasi, secara keseluruhan letak BM dan CP sesuai dengan
koordinat yang tercantum pada GPS Hand Held, namun secara fisik kondisi BM sebagian besar
kurang baik bentuk fisiknya ditambah usia pemasangan pada saat itu di tahun 1982 dan 2011,
sehingga sangat dikhawatirkan terjadi perubahan baik karena factor alam maupun umur BM
dan CP.
Beberapa temuan awal yang menjadi pertimbangan untuk updating data:
1) Sistem Referensi belum/tidak dijelaskan menggunakan Referensi dari BIG.
2) Peralatan ukur masih menggunakan peralatan yang manual, sehingga untuk akurasi dan
optimalisasi disarankan menggunakan peralatan dan teknologi digital
3) Pengolahan data masih menggunakan perhitungan metode manual,belum menggunakan
program excel.
4) Sebaran BM dan CP belum tersebar dengan baik, BM dan CP terdahulu belum dipasang
secara berpasangan.
5) BM dan CP sudah dimakan usia dan dominan terjadi kerusakan secara fisik, sehingga
dikhawatirkan ada perubahan posisi dan elevasi.
41
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
6) Belum dilakukan pengukuran pada semua area, seperti sungai bagian hulu dari tapak
bendung, Quarry dan Borrow area.
7) Peta/kontur genangan masih menggunakan data dari Peta RBI, sehingga bisa dipastikan
akan mengalami perubahan secara luasan dan volume genangan.
C. Rencana Tindak Lanjut
1) Topografi
Dari hasil temuan awal secara geodesi di upayakan adanya pengumpulan data secara sistematis
yang sesuai dengan Kaidah kaidah pengukuran yang sesuai dengan SNI No. 19-6724-2002
tentang Jaring Kontrol Horizontal (JKH) dan SNI No. 19-6988-2004 tentang Jaring Kontrol
Vertikal (JKV), sehingga riwayat setiap pengumpulan dan pengolahan data lebih terarah serta
produk survey dan pemetaan sesuai dengan akurasi yang diharapkan, baik secara Referensi,
Metode, Peralatan, Personil, pengolahan sampai dengan produk gambar yang sesuai aturan
Kartografi.
Tahapan pelaksanaan sebagai rencana tindak lajut kegiatan topografi adalah sebagai berikut:
a) Persiapan
- Melakukan Koordinasi awal dan pengecekan peralatan, personil kepada Tim
Konsultan/Direksi pekerjaan.
- Menyiapkan personil dan peralatan yang akan digunakan pada setiap tahapan pekerjaan
untuk memastikan bahwa personil memiliki persepsi yang sama mengenai tata cara
pelaksanaan tahapan pekerjaan dan perlengkapannya; yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
- Penyusunan rincian rencana pelaksanaan kerja/laporan pendahuluan sebagai acuan
teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Pengurusan izin pengukuran ke pemerintah daerah (desa atau kecamatan) dan sesepuh
setempat.
- Pengumpulan data sekunder yang diperlukan.
b) Survei Pendahuluan
- Survei pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi kerja
termasuk kondisi di area rencana pekerjaan dan hal-hal khusus yang mungkin menjadi
kendala selama survei dan pelaksanaan pemetaan. Hambatan-hambatan tersebut harus
dihilangkan terlebih dahulu di tahap survei pendahuluan.
- Periksa titik referensi yang akan digunakan dan koordinasikan dengan Tim
Konsultan/Direksi Pekerjaan.
c) Review Study terdahulu
- Pada Kegiatan revieuw study terdahulu dilakukan verifikasi terhadap ketersediaan data
yang dituangkan dalam laporan serta kondisi kondisi fisik Bench Mark dan Control
Point yang tersebar di area kegiatan baik yang terpasang pada tahun 1982 dan 2011.
- Verivikasi dilakukan terhadap ketersediaan data, kondisi/akurasi data/gambar yang ada
terhadap acuan pengukuran, peralatan dan metode yang digunakan, sehingga diperoleh
kesimpulan terhapa tidak lanjut yang akan dilaksanakan pada kegiatan saat ini.
d) Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP) dan Patok Pengukuran
- Benchmark baru ditetapkan sebagai titik referensi untuk keperluan pengukuran
pemetaan selanjutnya. Titik referensi tersebut harus menggunakan titik referensi yang
sudah ada/arahan Tim Konsultan, apabila pada lokasi kegiatan tidak tersedia titik
referensi yang dimaksud maka Kontraktor harus mencari dan mendiskusikan dengan
Tim Konsultan.
42
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
- Pembuatan dan pemasangan Benchmark (BM) ada 2 macam, yaitu Benchmark (BM)
dengan ukuran 50x50x100cm (2 buah) dengan pelakat marmer ukuran 15x15cm dan
menggunakan pen kuningan dan Benchmark (BM) dengan ukuran 20x20x100cm (20
buah) pelakat marmer ukuran 15x15cm dan menggunakan silang baud ukuran 12cm
- Untuk Control Point (CP) dibuat dengan ukuran 15x15x80cm (20 buah), pelakat
marmer ukuran 8x8cm dan menggunakan silang baud ukuran 12cm
- Benchmark (BM) dan Control Point (CP) diberi numenklatur/kode pengenal yang
terbuat dari marmer dan dicat warna biru/sesuai arahan Tim Konsultan
- Penempatan Benchmark (BM) harus dipilih pada lokasi yang aman, tanah yang stabil,
dan mudah dicari kembali.
- Benchmark (BM) dipasang secara berpasangan dengan Control Point (CP) dengan
jarak antara 50-150 m dan harus kelihatan satu sama lainnya.
- Informasi Koordinat Benchmark (BM) dan Control Point (CP) di jelaskan pada
Deskripsi
- Konstruksi BM dapat ditunjukkan dalam Gambar 5.2
43
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
44
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
*) durasi pengamatan tergantung jarak Base line/SNI 19-6724-2002 tentang Jaring Kontrol
Horizontal (JKH)
Pada patok-patok pengukuran Situasi dan Cross section, pengukuran patok menggunakan
metode RTK, untuk memperoleh Koordinat (X ; Y). Pengukuran RTK dilakukan pada
setiap patok rencana berdiri alat Total Station.
f) Pengukuran Jaring Kerangka Vertikal
- Referensi Jaring Kerangka Vertikal diperoleh dari pengamatan terhadap CORS dari
BIG melalui pengamatan GPS Geodetic metode Static ke BM 00 Jabar dan BM 00
Jateng, sesuai arahan Tim Konsultan/Direksi Pekerjaan.
- Elevasi pada BM ukuran 20x20x100cm dan CP diperoleh dari hasil pengamatan GPS
Geodetic metode static dari BM 00 Jabar atau BM 00 Jateng.
- Pada setiap patok acuan pengukuran Cross dan pengukuran Situasi diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan alat Waterpass.
- Jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m. Bidikan kebelakang kira-kira sama
dengan bidikan ke muka, untuk menghindari kesalahan kolimasi.
- Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas bawah rambu
dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
- Pembacaan rambu pada Stand I dilakukan dengan pembacaan tiga benang lengkap
(benang atas, benang tengah, benang bawah), sebagai kontrol 2 BT = BA + BB.
- Juru ukur yang menggunakan alat ukur harus mencatat data-data tinggi dan rendah
hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan, bacaan belakang, bacaan
muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan
belakang, dan muka harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), perlu dilakukan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak terlihat karena
data yang tidak benar.
- Pengecekan harus dilakukan pada formulir setiap bagian pengukuran sipat datar
secara sistematis setiap hari dan harus ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan
- Kesalahan penutup tinggi dari pengukuran pulang pergi tidak melebihi
10 mm√D ( D = jumlah jarak dalam km ).
- Alat Waterpass sudah kalibrasi dan dalam keadaan layak digunakan setelah dilakukan
pengecekan oleh Tim Konsultan/Direksi
g) Pengukuran Detail Situasi
- Pengukuran detail situasi dilakukan dengan metode tachimetri menggunakan alat
Theodolite Total Station.
- Pengukuran Detail Situasi pada area Main Dam diantaranya pada rencana as
bendungan, Canal Div, Intake Chanel dan Spillway.
- Pengukuran Detail Situasi pada area Up Stream dan Down Stream Sungai Cijolang.
- Pengukuran Detail Situasi pada Jalur rencana jalan akses.
- Pengukuran Situasi pada area Quarry dan Borrow Area.
- Detail-detail yang ada di antara jalur cross akan ditentukan dengan pengukuran rincikan
agar variasi dalam relief dapat digambarkan dengan tepat pada waktu dilakukan
penggambaran kontur.
- Daerah yang tidak teratur misalnya di daerah berbukit- bukit, perbatasan kampung,
lembah dan semacamnya, tinggi titik detail dengan jarak yang lebih pendek agar bisa
diperoleh gambar yang lebih jelas dengan situasi lengkap.
45
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
46
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
- Peta Ikhtisar merupakan peta gabungan antara Peta Situasi Detail dengan Kontur hasil
pengolahan Lidar
- Gambar Cross Section dibuat dengan skala H 1:100 dan skala V 1:100 atau
menyesuaikan arahan Tim Konsultan
- Gambar Long Section dibuat dengan skala H 1:1000 dan skala V 1:100 atau
menyesuaikan kebutuhan/arahan Tim Konsultan
- Gambar topografi atau peta,dibuat dengan kualitas kertas A3 (80gr) dengan
menggunakan format Auto CAD atau menurut instruksi Tim Konsultan
- Penggambaran kontur pada area genangan diproleh dari kontur hasil Lidar dengan
elevasi sudah terkoreksi dari sebaran spotheight hasil pengukuran di sepanjang area
genangan.
k) Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pengukuran Topografi dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 4. 4 Spesifikasi Teknis Peralatan
47
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
48
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
Drone DJI
1. 1 Unit
M300 RTK
Remote
2. 1 Unit
Control
LiDAR DJI
3. 1 Unit
L1
Dengan beberapa Software yang digunakan adalah seperti pada Tabel 5.6 sebagai
berikut :
Tabel 4. 7 Software Pengolahan Data LiDAR yang digunakan
Software DJI
1. 1 Set
TERRA
49
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
Software
2. Micro 1 Set
Station
Software
3. 1 Set
Terra Solid
Software
Trimble 1 Set
4.
Business
Center
- Persiapan Personil
Personil utama sebagai pelaksana pekerjaan terdiri dari tenaga teknis dan tenaga
terampil dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 4. 8 Tenaga Teknis dan Pendukung LiDAR
Jumlah
No Posisi Penugasan
(Orang)
1 Ahli Fotogrametri 1
2 Ahli Pengolah LiDAR 1
3 Operator LiDAR Scanning 2
4 Operator Data Processing 2
5 Operator Fotogrametri 2
6 Operator Pengolahan Data LiDAR 2
7 Tenaga Lokal Survey LiDAR 4
- Perizinan
Pada saat akan melaksanakan tahap pekerjaan lapangan, terlebih dahulu perlu dilakukan
pengurusan perijinan dengan pemerintah daerah setempat dan koordinasi dengan Tim
Supervisi dari Pihak Pengguna Pekerjaan.
b) Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara
Titik Kontrol merupakan titik referensi yang akan digunakan untuk proses koreksi
geometric data hasil akuisisi Foto Udara dan LiDAR. Titik control ini harus dapat di
identifikasi dengan mudah obyeknya secara visual pada data Foto Udara. Oleh karena itu
50
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
perlu diberi tanda yang cukup jelas, yang biasa disebut sebagai Premark. Pada kegiatan
ini, titik control juga akan digunakan sebagai titik ikat pengukuran topografi di lapangan,
oleh karena itu perlu dibuat monumentasi berupa tugu BM (Bench Mark) dan CP (Control
Point).
51
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
52
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)
53