Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report

Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

4 BAB 4
REVIEW STUDI TERDAHULU, TEMUAN AWAL, DAN
RENCANA TINDAK LANJUT

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yang terkait dengan
rencana pembangunan Bendungan Matengeng. Agar dalam kegiatan ini dapat memanfaatkan
data analisis sebelumnya dan dapat melengkapi dan memutakhirkan data maupun analisis,
maka diperlukan kegiatan review terhadap hasil kegiatan terdahahulu pada setiap aspek yang
diakukan oleh masing-masing tenaga ahli terkait. Adapun aspek yang sudah di review oleh
masing-masing tenaga ahli meliputi:
1. Topografi dan Pemetaan
2. Geologi permukaan dan geologi teknik
3. Geoteknik
4. Hidrologi
5. Struktur
6. Bendungan dan Bangunan Pelengkap
7. Hidraulika
8. Fasilitas Umum
9. Sosial Ekonomi
10. Lingkungan
11. Kelayakan Finansial
Uraian hasil review studi terdahulu pada masing-masing aspek disajikan sebagai berikut:

4.1 Topografi
A. Review Studi Terdahulu
Tabel 4. 1 Review Studi Terdahulu Topografi
Pra FS 2011 DED tahap I
No. Deskripsi PT Jasapatria Gunatama Tahun PT Jasapatria Gunatama Keterangan
2011 Tahun 2012
A. REFERENSI PENGUKURAN
1. Koordinat Menggunakan acuan dari BM Menggunakan acuan dari BM Perlu pengambilan
eksisting dari study sebelumnya eksisting dari study sebelumnya data lebih lanjut yang
(1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM WMT (1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM sesuai dengan
VII, BM WMT VIII dan BM WMT WMT VII, BM WMT VIII dan Pedoman SNI 19-
IX. Sebaran BM eksisting terletak di BM WMT IX. Sebaran BM 6724-2002 tentang
sekitar rencana as bendung. eksisting terletak di sekitar JARING KONTROL
rencana as bendung. HORIZONTAL (JKH)
2. Elevasi Menggunakan acuan dari BM Menggunakan acuan dari BM Perlu pengambilan
eksisting dari study sebelumnya eksisting dari study sebelumnya data lebih lanjut
(1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM WMT (1982/ PT. Iso Iki) yaitu BM menggunakan
VII, BM WMT VIII dan BM WMT WMT VII, BM WMT VIII dan Referensi Titik Tinggi
IX. Sebaran BM eksisting terletak di BM WMT IX. Sebaran BM Geodesi (TTG) yang
sekitar rencana as bendung. eksisting terletak di sekitar sesuai, sebagaimana
rencana as bendung. tertuang dalam
Pedoman pada SNI
19-6988-2004 tentang
JARING KONTROL
VERTIKAL (JKV)
B. PERALATAN Waterpass NAK.1 Wild Waterpass NAK.1 Wild Peralatan sudah sesuai
SURVEY YANG Theodolit T.2 , Theodolit T.0, Theodolit T.2 , Theodolit T.0, pada saat kegiatan
DIGUNAKAN GPS hand Held 76 CxS GPS hand Held 76 CxS pengukuran

29
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

berlangsung, namun
secara tekhnologi
direkomondasikan
menggunakan
peralatan digital
seperti Total Station,
agar terhindar dari
kesalahan
pembacaan/taksiran
bacaan
C. METODE PENGUKURAN
1. Pengikatan Titik Referensi Koordinat menggunakan Referensi Koordinat Perlu pengambilan
Ref. Pengamatan Azimuth matahari dari menggunakan Pengamatan data lebih lanjut
BM eksisting dan Untuk Elevasi Azimuth matahari dari BM menggunakan metode
diikatkan dr BM Eksisting, namun eksisting dan Untuk Elevasi saat ini, agar terhindar
tidak disebutkan bahwa Koordinat diikatkan dr BM Eksisting, dari kesalahan
dan Elevasi BM eksisting sudah namun tidak disebutkan bahwa perhitungan/taksiran
terikat BIG/TTG atau belum Koordinat dan Elevasi BM bacaan theodolite pada
eksisting sudah terikat saat pengamatan
BIG/TTG atau belum Azimuth matahari,
sehingga diperlukan
Pengamatan/Pengikata
n menggunakan
metode pengamatan
GPS Geodetic/Statik
menggunakan GNSSS
GPS, sebagaimana
yang tertuang dalam
SNI 19-6724-2002
tentang JARING
KONTROL
HORIZONTAL (JKH)
dan SNI 19-6988-2004
tentang JARING
KONTROL
VERTIKAL (JKV)
2. Pengukuran Metode Bowditch, dengan jalur Metode Bowditch, dengan jalur Sudah sesuai dengan
Poligon Pengukuran BM.WMT.VIII – Pengukuran Jalan Akses metode JKH tentang
BM.WMT.VII - CP.2 – CP.3 – CP.5 Pengukuran dan
– CP.6 – CP.4 – BM.WMT.VIII metode Pengolahan
Pengukuran Poligon
3. Pengukuran Loop/kring tertutup dengan Jalur Loop/kring tertutup pada jalur Sudah sesuai dengan
Waterpass BM.WMT.IX – BM.WMT.VII- CP.3 Jalan Akses metode JKV tentang
– BM.WMT.IX Pengukuran dan
sistem Pengolahan
Pengukuran Waterpas
4. Pengukuran Tachymetry Tachymetry Sudah sesuai dengan
Situasi metode pengukuran
Tachymetry
D. PEMASANGAN BM CP dan DESKRIPSI
1. BM 2 buah (BM 01 dan BM 02) Tidak ada Sebaran BM belum
merata/belum sesuai
dengan aturan
distribusi sebaran BM
yang mestinya setiap
jarak 2 Km atau setiap
100 Ha
2. CP 6 buah (CP 01 sd CP 06) Tidak ada Sebaran CP belum
merata/semestinya

30
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

mengikuti sebaran BM
dan dibuat
berpasangan
3. Deskripsi BM Tidak ditemukan Deskripsi yang Tidak ada Akan kesulitan ketika
dan CP sesuai format standar ada
investigasi/lanjutan
study. Dikarenakan
tidak tercantum
Deskripsi BM CP
secara lengkap, sesuai
aturan standar
E. PENGIKATAN/PE Menggunakan BM eksisting, tidak Menggunakan BM eksisting, Perlu dilakukan
NGAMATAN KE ada informasi BM eksisting diperoleh tidak ada informasi BM Pengamatan GPS
REFERENSI dari Referensi BIG atau tidak eksisting diperoleh dari Geodetik, agar Peta
NASIONAL BIG Referensi BIG atau tidak dalam satu Sistem
Referensi Nasional
BIG
F. JKH_PENGUKUR Dilakukan Poligon loop dari Dilakukan Poligon loop dari Sudah sesuai dengan
AN POLIGON BM.WMT.VIII – BM.WMT.VII - BM.WMT.IX metode JKH tentang
CP.2 – CP.3 – CP.5 – CP.6 – CP.4 – Pengukuran dan
BM.WMT.VIII metode Pengolahan
Pengukuran Poligon,
namun belum
ditemukan jaring
polygon secara
lengkap
G. JKV_PENGUKUR Dilakukan Pengukuran Waterpass Tidak disebutkan Sudah sesuai dengan
AN WATERPASS dengan loop BM.WMT.IX – metode JKV tentang
BM.WMT.VII- CP.3 – BM.WMT.IX Pengukuran dan
metode Pengolahan
Pengukuran
Waterpass, namun
belum ditemukan
jaring waterpas secara
lengkap
H. PENGUKURAN SITUASI
1. As Bendung Dilakukan pengukuran Situasi Tidak ada Masih menggunakan
peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
menggunakan Perlatan
yang lebih memadai
saat ini
2. Pelimpah Dilakukan pengukuran sepanjang 0.4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
3. Pengelak Dilakukan pengukuran sepanjang 2 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan

31
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

uodating Data
lapangan
4. As Waterway Dilakukan pengukuran sepanjang 4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
5. Up Stream As Tidak ada Tidak ada Masih menggunakan
Dam peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
6. Down Stream Dilakukan pengkuran Situasi dari Tidak ada Masih menggunakan
As Dam Bendung Bantar Heulang kea rah peralatan Theodolite
hulu sejauh 6 Km T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
uodating Data
lapangan
7. Quarry Area Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
8. Borrow Area Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
9. Jalan Akses Tidak ada Pengukuran jalan Akses Masih menggunakan
sepanjang 5.4 Km dari Jalan peralatan Theodolite
Utama menuju Area as T-0 dalam
bendung pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
10. Genangan Tidak ada karena menggunakan Peta Tidak ada Perlu dilakukan
RBI Skala 1 : 25.000 pengambilan data
lapangan, seperti
penggunaan Lidar
dengan dikontrol oleh
sebaran Premark dan
spotheight pada area
sekitar top genangan
sd perkiraan batas
greenbelt
I. PENGUKURAN CROSS SECTION
1. As Bendung Dilakukan setiap 20 m, ke hulu 500m Tidak ada Masih menggunakan
dan ke hilir 500m peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan

32
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

updating Data
lapangan
2. Pelimpah Dilakukan pengukuran sepanjang 0.4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
3. Pengelak Dilakukan pengukuran sepanjang 2 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
4. As Waterway Dilakukan pengukuran sepanjang 4 Tidak ada Masih menggunakan
Km peralatan Theodolite
T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
5. Up Stream As Tidak ada Tidak ada Perlu dilakukan
Dam Pengukuran Detail
pada lokasi Up Stream
As Dam menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
6. Down Stream Dilakukan pengkuran Situasi dari Tidak ada Masih menggunakan
As Dam Bendung Bantar Heulang kearah hulu peralatan Theodolite
sejauh 6 Km T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan
7. Quarry Area Tidak ditemukan ada kegiatan Tidak ditemukan ada kegiatan Perlu dilakukan
Topografi pada Quarry area Topografi pada Quarry area Pengukuran Detail
pada lokasi Quarry
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
8. Borrow Area Tidak ditemukan ada kegiatan Tidak ditemukan ada kegiatan Perlu dilakukan
Topografi pada area Borrow Topografi pada area Borrow Pengukuran Detail
pada lokasi Borrow
menggunakan
Peralatan Ukur
Theodilite sesuai
9. Jalan Akses Tidak ada Dilakukan pengukuran Jalan Masih menggunakan
Akses sepanjang 5.46 Km dari peralatan Theodolite
Bendungan ke jalan Utama T-0 dalam
pelaksanaanya,
sehingga diperlukan
updating Data
lapangan dan tidak
ditemukannya Patok
BM/CP di sepanjang
Rencana Jalan Akses

33
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

10. Genangan Tidak ada Tidak ada Perlu dibuatkan


Gambar CS Genangan
dari Data Situasi dan
Lidar
J. DATA PENGUKURAN
1. Pengikatan/Penga Tidak ada Tidak ada
matan GPS ke
Referensi BIG
2. Poligon Tidak ditemukan Terdapat Data Ukur thn 2011 Tidak konsisten antara
(FS) pada Lampiran Pekerjaan waktu pengukuran
DD Tahap 1 2011 dan Data
ditampilkan pada thn
2012
3. Waterpass Tidak ditemukan
4. Situasi Tapak Terdapat Data Ukur thn 2011 Tidak konsisten antara
bendung (FS) pada Lampiran Pekerjaan waktu pengukuran
DD Tahap 1 2011 dan Data
ditampilkan pada thn
2012
5. Situasi As Tidak ditemukan
Bendung dan
Pengelak,
Pelimpah, dll
6. Situasi Jalan Terdapat Data Ukur thn 2011 Tidak konsisten antara
Akses (FS) pada Lampiran Pekerjaan waktu pengukuran
DD Tahap 1 2011 dan Data
ditampilkan pada thn
2012
7. Cross Section As Tidak ditemukan
Bendung dan
Pengelak,
Pelimpah, dll
8. Cross Section Tidak ditemukan Terdapat Data Ukur thn 2011 Tidak konsisten antara
jalan Akses (FS) pada Lampiran Pekerjaan waktu pengukuran
DD Tahap 1 2011 dan Data
ditampilkan pada thn
2012
K. KETELITIAN PENGUKURAN
1. Koordinat 1/14.503 dari ketentuan 1/10.000 1/11.857 dari ketentuan
1/10.000
1/9264 dari ketentuan 1/5.000
(Pol Cabang)
2. Elevasi Dkm dari ketentuan 10 Tidak disebutkan
7,85
Dkm
L. DOKUMENTASI Terdapat Dokumentasi pengukuran Tidak ditemukan Dokumentasi
PENGUKURAN pada Lampiran Kegiatan Topografi
M. PENGOLAHAN DATA
1. Pengikatan/Penga Tidak ada, karena menggunakan Tidak ada, karena Pada Pengamatan GPS
matan GPS dari Metode Azimuth Matahari menggunakan Metode Azimuth Geodtic akan
Referensi Matahari menggunakan
Software Pengolahan
data
2. Poligon Metode Bowditch Metode Bowditch
3. Waterpass Koreksi berdasarkan jarak, dihitung Pada pengukuran jalan Akses, Pengolahan Waterpas
secara manual pengolahan Data Waterpas perlu menggunakan
dihitung secara manual program excel untuk
menghindari kesalahan

34
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

penulisan dan
memudahkan kontrol
data
4. Cross Section Data Cross Section dihitung secara Pada pengukuran jalan Akses, Pengolahan cs perlu
manual pengolahan Data Cross Section menggunakan program
dihitung secara manual excel untuk
menghindari kesalahan
penulisan dan
memudahkan kontrol
data
5. Situasi Jalan Tidak ada Pada pengukuran Jalan Akses, Pengolahan Data
Akses pengolahan Data SItuasi Jalan Situasi perlu
Akses dihitung secara manual menggunakan program
excel untuk
menghindari kesalahan
penulisan dan
memudahkan kontrol
data
N. PENGGAMBARAN
1. Peta SItuasi Skala 1 : 2000 untuk Lokasi rencana Peta Situasi Tapak Bendung,
as bendung, as spillway, pengelak, Jalan Akses, Spillway, Intake
down stream as bendung, intake dan dibuat menggunakan Skala
outlet serta pada Peta Ikhtisar Skala 1 batang
: 10000
2. Gambar Cross Dibuat dalam Skala H 1:200 ; V 1 Penggambaran dibuat
Section :200 menggunakan Skala Batang
3. Gambar Long Skala H 1 : 2000 ; V 1 : 200 Penggambaran dibuat
Section menggunakan Skala Batang
4. Gambar Situasi Penggambaran dibuat
Jalan Akses menggunakan Skala Batang
5. Gambar Cross Skala H 1: 100 ; V 1 : 100
Section jalan
Akses
6. Gambar Long Skala H 1: 1000 ; V 1 : 100
Section Jalan

Tabel 4. 2 Hasil investigasi BM CP dilapangan pada tanggal 23 Juni 2022 sd 6 Juli 2022
Nomor Kondisi Fisik Kondisi Area Kesesuaian Keterangan/
No.
BM/CP Cor BM/CP Tanda Baut Atas Tanda Baut Samping Sekitar BM/CP Koordinat Rekomendasi
1. BM.RO-01 Masih baik, Baik/masih Tidak ada sejak Clear, terletak di Sesuai Posisi BM sdh
mesikupun ada awal dipasang tepi Bendungan cukup baik,
pada untuk
pinggiran memastikan
atas ada akurasi
kerusakan Koordinat maka
akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:

35
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

2. CP 04 2011 Posisi
pemasangan
sebaiknya tidak
terlalu dekat
dengan badan
sungai, sehingga
Hilang
tdk mudah
tergerus.
Kemungkinan
tergerus karena
longsoran di
tepi sungai
Dokumentasi:

3. BM.JLN-13 Kondisi Baik/masih - Clear Sesuai Posisi BM sdh


masih baik, ada cukup baik,
namun untuk
bagian sayap memastikan
sudah rusak akurasi
dan Warna Koordinat maka
Cat BM akan dilakukan
sudah hilang pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:

4. BM.WMT- Kondisi Baik/masih - Clear Sesuai Posisi BM sdh


VIII 1982 sudah agak ada cukup baik,
miring, untuk
badan cor memastikan
BM sdh akurasi
rusak parah Koordinat maka

36
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:

5. BM-01 Kondisi Baik/masih - Clear namun Sesuai Posisi BM sdh


sudah agak ada pada kondisi cukup baik,
berlumut bagian Selatan untuk
dan badan curam memastikan
cor BM sdh akurasi
rusak parah Koordinat maka
akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:

6. CP 01 2011 Hilang Kemungkinan


CP sudah
tergerus/hancur
karena kondisi
sudah cukup
lama
Dokumentasi:

37
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

7. BM.WMT- Kondisi Baik/masih Baik/masih ada Agak rimbun Sesuai Kondisi sudah
VII sudah agak ada cukup lama dan
1982 berlumut sudah rusak,
dan badan karena faktor
cor BM sdh alam
rusak parah
Dokumentasi:

8. CP 02 2011 Hilang Posisi


pemasangan
sebaiknya tidak
terlalu dekat
dengan badan
sungai, sehingga
tdk mudah
tergerus.
Kemungkinan
tergerus karena
longsoran di
tepi sungai
Dokumentasi:

9. CP 06 Hilang Posisi
2011 pemasangan
sebaiknya tidak
pada permukaan
yang
miring/curam,
sehingga tdk
mudah tergerus.
Dokumentasi:

38
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

10. CP 05 Kondisi Baik/masih - Banyak Sesuai


2011 agak miring ada pepohonan di
area sekitar
Dokumentasi:

11. BM.JLR-13 Baik, agak Baik/Masih - banyak Sesuai


coak sedikit ada pepohonan
pada bagian sekitar BM
ujung cor
Dokumentasi:

12. BM.WMT.I Bagian Baik Miring Kondisi rimbun Sesuai Selain termakan
X 1982 bawah badan pada sekeliling usia,
BM coak BM pemasangan
dan BM sebaiknya
berlumut tidak berada
pada tepi alur,
sehingga sangat
rawan terhadap
gerusan.
Dokumentasi:

39
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

13. BM-02 2011 Hilang


Dokumentasi:

14. CP-03 Baik Baik/ masih - Banyak Sesuai Posisi CP sdh


2011 ada pepohonan di cukup baik,
area sekitar untuk
memastikan
akurasi
Koordinat maka
akan dilakukan
pengecekan/pen
gamatan
kembali dengan
Metode GPS
Statik
Dokumentasi:

Distribusi Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) pada area bagian tapak bendungan dan
bagian hilir as dam dapat dilihat pada Gambar xxx.

40
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

Gambar x.xxx Kondisi BM dan CP eksisting/yang terpasang pada studi terdahulu hanya
berada pada area as tubuh bendung dan area hilir tubuh bendung, sedangkan pada area
genangan, rencana jalan akses dll tidak ada
B. Temuan Awal Commented [nf7]: Semuanya gaperlu dipisah sub-bab.
Pada kegiatan awal Review sudah dilakukan pengecekan kesesuaian letak Bench Mark dan
Control Point yang tersebar dilokasi, secara keseluruhan letak BM dan CP sesuai dengan
koordinat yang tercantum pada GPS Hand Held, namun secara fisik kondisi BM sebagian besar
kurang baik bentuk fisiknya ditambah usia pemasangan pada saat itu di tahun 1982 dan 2011,
sehingga sangat dikhawatirkan terjadi perubahan baik karena factor alam maupun umur BM
dan CP.
Beberapa temuan awal yang menjadi pertimbangan untuk updating data:
1) Sistem Referensi belum/tidak dijelaskan menggunakan Referensi dari BIG.
2) Peralatan ukur masih menggunakan peralatan yang manual, sehingga untuk akurasi dan
optimalisasi disarankan menggunakan peralatan dan teknologi digital
3) Pengolahan data masih menggunakan perhitungan metode manual,belum menggunakan
program excel.
4) Sebaran BM dan CP belum tersebar dengan baik, BM dan CP terdahulu belum dipasang
secara berpasangan.
5) BM dan CP sudah dimakan usia dan dominan terjadi kerusakan secara fisik, sehingga
dikhawatirkan ada perubahan posisi dan elevasi.

41
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

6) Belum dilakukan pengukuran pada semua area, seperti sungai bagian hulu dari tapak
bendung, Quarry dan Borrow area.
7) Peta/kontur genangan masih menggunakan data dari Peta RBI, sehingga bisa dipastikan
akan mengalami perubahan secara luasan dan volume genangan.
C. Rencana Tindak Lanjut
1) Topografi
Dari hasil temuan awal secara geodesi di upayakan adanya pengumpulan data secara sistematis
yang sesuai dengan Kaidah kaidah pengukuran yang sesuai dengan SNI No. 19-6724-2002
tentang Jaring Kontrol Horizontal (JKH) dan SNI No. 19-6988-2004 tentang Jaring Kontrol
Vertikal (JKV), sehingga riwayat setiap pengumpulan dan pengolahan data lebih terarah serta
produk survey dan pemetaan sesuai dengan akurasi yang diharapkan, baik secara Referensi,
Metode, Peralatan, Personil, pengolahan sampai dengan produk gambar yang sesuai aturan
Kartografi.
Tahapan pelaksanaan sebagai rencana tindak lajut kegiatan topografi adalah sebagai berikut:
a) Persiapan
- Melakukan Koordinasi awal dan pengecekan peralatan, personil kepada Tim
Konsultan/Direksi pekerjaan.
- Menyiapkan personil dan peralatan yang akan digunakan pada setiap tahapan pekerjaan
untuk memastikan bahwa personil memiliki persepsi yang sama mengenai tata cara
pelaksanaan tahapan pekerjaan dan perlengkapannya; yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
- Penyusunan rincian rencana pelaksanaan kerja/laporan pendahuluan sebagai acuan
teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Pengurusan izin pengukuran ke pemerintah daerah (desa atau kecamatan) dan sesepuh
setempat.
- Pengumpulan data sekunder yang diperlukan.
b) Survei Pendahuluan
- Survei pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi kerja
termasuk kondisi di area rencana pekerjaan dan hal-hal khusus yang mungkin menjadi
kendala selama survei dan pelaksanaan pemetaan. Hambatan-hambatan tersebut harus
dihilangkan terlebih dahulu di tahap survei pendahuluan.
- Periksa titik referensi yang akan digunakan dan koordinasikan dengan Tim
Konsultan/Direksi Pekerjaan.
c) Review Study terdahulu
- Pada Kegiatan revieuw study terdahulu dilakukan verifikasi terhadap ketersediaan data
yang dituangkan dalam laporan serta kondisi kondisi fisik Bench Mark dan Control
Point yang tersebar di area kegiatan baik yang terpasang pada tahun 1982 dan 2011.
- Verivikasi dilakukan terhadap ketersediaan data, kondisi/akurasi data/gambar yang ada
terhadap acuan pengukuran, peralatan dan metode yang digunakan, sehingga diperoleh
kesimpulan terhapa tidak lanjut yang akan dilaksanakan pada kegiatan saat ini.
d) Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP) dan Patok Pengukuran
- Benchmark baru ditetapkan sebagai titik referensi untuk keperluan pengukuran
pemetaan selanjutnya. Titik referensi tersebut harus menggunakan titik referensi yang
sudah ada/arahan Tim Konsultan, apabila pada lokasi kegiatan tidak tersedia titik
referensi yang dimaksud maka Kontraktor harus mencari dan mendiskusikan dengan
Tim Konsultan.

42
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

- Pembuatan dan pemasangan Benchmark (BM) ada 2 macam, yaitu Benchmark (BM)
dengan ukuran 50x50x100cm (2 buah) dengan pelakat marmer ukuran 15x15cm dan
menggunakan pen kuningan dan Benchmark (BM) dengan ukuran 20x20x100cm (20
buah) pelakat marmer ukuran 15x15cm dan menggunakan silang baud ukuran 12cm
- Untuk Control Point (CP) dibuat dengan ukuran 15x15x80cm (20 buah), pelakat
marmer ukuran 8x8cm dan menggunakan silang baud ukuran 12cm
- Benchmark (BM) dan Control Point (CP) diberi numenklatur/kode pengenal yang
terbuat dari marmer dan dicat warna biru/sesuai arahan Tim Konsultan
- Penempatan Benchmark (BM) harus dipilih pada lokasi yang aman, tanah yang stabil,
dan mudah dicari kembali.
- Benchmark (BM) dipasang secara berpasangan dengan Control Point (CP) dengan
jarak antara 50-150 m dan harus kelihatan satu sama lainnya.
- Informasi Koordinat Benchmark (BM) dan Control Point (CP) di jelaskan pada
Deskripsi
- Konstruksi BM dapat ditunjukkan dalam Gambar 5.2

Gambar 5.2 Konstruksi benchmark (BM)


e) Pengukuran Jaring Kerangka Horizontal Menggunakan GNSS GPS
- Referensi yang digunakan dalam penentuan Koordinat dan Elevasi dilakukan dengan
pengamatan GPS Geodetic pada BM dan CP menggunakan CORS yang terletak di area
terdekat, dengan pengikatan pada BM 00 Jabar dan BM BM 00 Jateng direncakan
menggunakan 3 stasiun CORS.
- Pengukuran RTK dilakukan dengan cara observation selama minimal 3 menit pada
setiap patok. Sistem Pengukuran dengan GPS RTK ditunjukkan dalam Gambar 5.4

43
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

Gambar 5.4 Pengukuran dengan GPS RTK


- Pengamatan GPS Geodetic juga dilakukan pada setiap BM ukuran 20x20x100 dan CP
- Alat yang digunakan adalah perangkat GNSS geodetik frekuensi ganda yang dapat
merekam Satelit GPS, Glonass, dan satelit lainnya. Jumlah minimal satelit yang tercatat
adalah 4 satelit dengan kondisi tersebar.
- Waktu pengamatan mengikuti aturan dari BIG
- Ketinggian satelit yang direkam tidak boleh kurang dari 15 derajat.
- Pengamatan GNSS Geodetik ditunjukkan dalam Tabel 5.1 dan metode pengukuran
GPS dengan 1 cors disajikan dalam Gambar 2.3.

Gambar 4. 1 Metode pengukuran GPS dengan 1 CORS

Tabel 4. 3 Pengamatan GNSS Geodetik


1. Lokasi Titik Pengamatan - Mempunyai ruang pandang diatas 15°
- Jauh dari pengaruh medan listrik
2. Sudut Elevasi Minimum Satellite (Mask Angle) 15°
3. Time lapse Recording 5 detik
4. Metoda Pengamatan : *)
BM to Titik CORS Ref. BIG Orde 0 dan 1 Min 12 Jam
BM to BM Min 1 Jam
5. Metoda Pengamatan Network baseline
6. Titik ikat 1 titik ikat orde nol atau 1

44
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

*) durasi pengamatan tergantung jarak Base line/SNI 19-6724-2002 tentang Jaring Kontrol
Horizontal (JKH)

Pada patok-patok pengukuran Situasi dan Cross section, pengukuran patok menggunakan
metode RTK, untuk memperoleh Koordinat (X ; Y). Pengukuran RTK dilakukan pada
setiap patok rencana berdiri alat Total Station.
f) Pengukuran Jaring Kerangka Vertikal
- Referensi Jaring Kerangka Vertikal diperoleh dari pengamatan terhadap CORS dari
BIG melalui pengamatan GPS Geodetic metode Static ke BM 00 Jabar dan BM 00
Jateng, sesuai arahan Tim Konsultan/Direksi Pekerjaan.
- Elevasi pada BM ukuran 20x20x100cm dan CP diperoleh dari hasil pengamatan GPS
Geodetic metode static dari BM 00 Jabar atau BM 00 Jateng.
- Pada setiap patok acuan pengukuran Cross dan pengukuran Situasi diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan alat Waterpass.
- Jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m. Bidikan kebelakang kira-kira sama
dengan bidikan ke muka, untuk menghindari kesalahan kolimasi.
- Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas bawah rambu
dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
- Pembacaan rambu pada Stand I dilakukan dengan pembacaan tiga benang lengkap
(benang atas, benang tengah, benang bawah), sebagai kontrol 2 BT = BA + BB.
- Juru ukur yang menggunakan alat ukur harus mencatat data-data tinggi dan rendah
hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan, bacaan belakang, bacaan
muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan
belakang, dan muka harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), perlu dilakukan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak terlihat karena
data yang tidak benar.
- Pengecekan harus dilakukan pada formulir setiap bagian pengukuran sipat datar
secara sistematis setiap hari dan harus ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan
- Kesalahan penutup tinggi dari pengukuran pulang pergi tidak melebihi
10 mm√D ( D = jumlah jarak dalam km ).
- Alat Waterpass sudah kalibrasi dan dalam keadaan layak digunakan setelah dilakukan
pengecekan oleh Tim Konsultan/Direksi
g) Pengukuran Detail Situasi
- Pengukuran detail situasi dilakukan dengan metode tachimetri menggunakan alat
Theodolite Total Station.
- Pengukuran Detail Situasi pada area Main Dam diantaranya pada rencana as
bendungan, Canal Div, Intake Chanel dan Spillway.
- Pengukuran Detail Situasi pada area Up Stream dan Down Stream Sungai Cijolang.
- Pengukuran Detail Situasi pada Jalur rencana jalan akses.
- Pengukuran Situasi pada area Quarry dan Borrow Area.
- Detail-detail yang ada di antara jalur cross akan ditentukan dengan pengukuran rincikan
agar variasi dalam relief dapat digambarkan dengan tepat pada waktu dilakukan
penggambaran kontur.
- Daerah yang tidak teratur misalnya di daerah berbukit- bukit, perbatasan kampung,
lembah dan semacamnya, tinggi titik detail dengan jarak yang lebih pendek agar bisa
diperoleh gambar yang lebih jelas dengan situasi lengkap.

45
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

- Interval pengambilan antar titik-titik detail di lapangan (kerapatan titik detail)


disesuaikan dengan skala peta yang diminta dan kebutuhan perencanaan.
- Jarak titik detail diukur secara optis kecuali untuk detail-detail penting seperti
bangunan, dimensi saluran dll diukur dengan pita ukur.
- Plotting/penggambaran semua data hitungan dilakukan secara digital dan dilaksanakan
langsung dilapangan.
h) Pengukuran Cross Section
Pengukuran Cross Section diukur dengan ketentuan sebagi berikut :
- Pengukuran diawali pada patok yang sudah diamatai posisinya dengan metode Alat
GPS RTK dan elevasi patok diperoleh dari pengukuran Waterpass.
- Pengukuran Cross Section menggunakan metode tachymetry dengan menggunakan
Alat Theodolite Total Station.
- Garis pengukuran cross section tegak lurus terhadap jalur rencana bangunan/sungai.
- Pada jalur berbelok dilakukan perapatan/penambahan pengukuran cross section.
- Pada lokasi sungai, dilakukan pengukuran secara rinci pada posisi as sungai, tepi bawah
dan atas sungai, tanggul atas bawah dan bagian luar/sayap dari tanggul.
- Letak penampang penampang cross section akan ditetapkan dengan menggunakan
patok-patok kayu yang sudah dipasang, patok interval disesuaikan dengan spesifikasi
KAK mengikuti jalur area pengukuran.
i) Perhitungan Data Hasil Pengukuran
- RAW data dari hasil pengamatan GPS dikirim dan dilakukan pengolahan oleh Tenaga
Ahli dari BIG untuk BM 00 Jabar dan BM 00 Jateng.
- RAW Data dari hasil Pengamatan GPS pada BM ukuran 20x20x100 dan CP dilakukan
pengolahan oleh Kontraktor atas persetujuan Tim Konsultan/Direksi.
- Semua data koordinat patok hasil pengukuran RTK harus didownload dan diolah untuk
memastikan posisi dan kondisi terhadap reel dilapangan.
- Data Record/manual dari hasil pengukuran alat Total Station dilakukan pengolahan
menggunakan program hitungan pada excel.
- Data hasil pengukuran Waterpass diinput dan dihitung menggunakan program hitungan
pada excel.
- Setiap olahan perhitungan harus satu sistem dan terintegrasi satu sama lain, baik
koordinat maupun elevasi.
- Semua perhitungan dilakukan dilapangan, sehingga apabila ada kesalahan dapat
langsung diukur kembali.
- Hasil perhitungan segera di asistensikan dengan Tim Konsultan/Direksi sebelum
berlanjut ke penggambaran.
j) Penggambaran Situasi dan Cross dan Cross Long Section
- Penggambaran menggunakan standar KP-7, Spesifikasi Teknis untuk Kriteria
Perencanaan untuk Standar Penggambaran.
- Semua BM di lapangan harus digambar dengan legenda yang sudah ada ditentukan dan
dilengkapi dengan koordinat XYZ
- Kontur Interval dibuat per 1.0 meter
- Peta Situasi setiap bangunan digambar menggunakan skala 1:1000
- Peta Situasi Ikhtisar Digambar menggunakan Skala 1 : 5000 atau menyesuaikan arahan
Tim Konsultan

46
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

- Peta Ikhtisar merupakan peta gabungan antara Peta Situasi Detail dengan Kontur hasil
pengolahan Lidar
- Gambar Cross Section dibuat dengan skala H 1:100 dan skala V 1:100 atau
menyesuaikan arahan Tim Konsultan
- Gambar Long Section dibuat dengan skala H 1:1000 dan skala V 1:100 atau
menyesuaikan kebutuhan/arahan Tim Konsultan
- Gambar topografi atau peta,dibuat dengan kualitas kertas A3 (80gr) dengan
menggunakan format Auto CAD atau menurut instruksi Tim Konsultan
- Penggambaran kontur pada area genangan diproleh dari kontur hasil Lidar dengan
elevasi sudah terkoreksi dari sebaran spotheight hasil pengukuran di sepanjang area
genangan.
k) Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pengukuran Topografi dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 4. 4 Spesifikasi Teknis Peralatan

l) Jenis kegiatan dan Produk pekerjaan yang dihasilkan


Jenis kegiatan dan produk yang dihasilkan dalam pelaksanaan Pengukuran Topografi
dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4. 5 Jenis Kegiatan dan produk yang dihasilkan
PETA / GAMBAR
NO. JENIS KEGIATAN KETERANGAN
SITUASI CS dan LS
1 PEMASANGAN BM 00 (50 X 50 X 100) Terpasang
2 PEMASANGAN BM 20 X 20 X 100 Terpasang
3 PEMASANGAN CONTROL POINT (15 X 15 X 80) Terpasang
4 PENGAMATAN GPS GEODETIK Deskripsi BM dan CP
5 PENGUKURAN POLIGON (RTK) Kooordinat Patok Ukur
6 PENGUKURAN LEVELLING (WATERPASS) Elevasi Patok Ukur
7 PENGUKURAN SITUASI - MAIN DAM `

Peta Situasi Skala 1 : 1.000

Peta Ikhtisar Skala 1 : 20.000


8 - QUARRY Peta Situasi Skala 1 : 1.000 (Include Genangan)
9 - BORROW AREA Peta Situasi Skala 1 : 1.000
10 - JALAN AKSES Peta Situasi Skala 1 : 1.000
11 - UP STREAM AS DAM Peta Situasi Skala 1 : 1.000
12 - DOWN STREAM AS DAM Peta Situasi Skala 1 : 1.000
13 PENGUKURAN CROSS SECTION AS DAM LS H 1:1.000 ; V 100
14 PENGUKURAN CROSS SECTION MAIN DAM PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100
15 PENGUKURAN CROSS SECTION UP STREAM AS DAM PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
16 PENGUKURAN CROSS SECTION UP STREAM AS DAM PER 100 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
17 PENGUKURAN CROSS SECTION DOWN STREAM AS DAM PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
18 PENGUKURAN CROSS SECTION DOWN STREAM AS DAM PER 100 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
19 PENGUKURAN CROSS SECTION CANAL DIV. PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
20 PENGUKURAN CROSS SECTION SPILLWAY PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
21 PENGUKURAN CROSS SECTION INTAKE CHANNEL PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
22 PENGUKURAN CROSS SECTION JALAN AKSES PER 50 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
23 PENGUKURAN CROSS SECTION ALL DI ALT 2 PER 20 m CS H 1:100 ; V 1:100 LS H 1:1.000 ; V 100
24 PELAPORAN

*Softcopy gabungan hasil pekerjaan dalam HD 1


Diagram alir rencana tindak lanjut kegiatan Topografi disajikan dalam diagram pada Gambar
5.1.

47
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

Gambar 4. 2 Diagram Alir Kegiatan Topografi


2) Pemotretan Udara dan LiDar
Selain kegiatan pengukuran Topografi, direncakan pula pemotretan udara menggunakan
Tekhnologi LiDAR pada semua area rencana bendungan, termasuk area fasilitas, jalan akses
dan genangan. Dalam kegiatan ini menggunakan peralatan LiDAR DJI L1 yang dilengkapi
dengan Drone DJI M300 RTK dan GNSS GPS CHC NAV i50.
Secara garis besar, tahapan pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Persiapan (termasuk Perizinan) dan Orientasi Lapangan
- Persiapan Peralatan
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan LiDAR Skala
1:5.000 atau 1:10.000 pada area bendungan dapat ditunjukan pada Tabel 5.5 sebagai
berikut:

48
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

Tabel 4. 6 Daftar Peralatan LiDAR


No Gambar Alat Jumlah

Drone DJI
1. 1 Unit
M300 RTK

Remote
2. 1 Unit
Control

LiDAR DJI
3. 1 Unit
L1

Dengan beberapa Software yang digunakan adalah seperti pada Tabel 5.6 sebagai
berikut :
Tabel 4. 7 Software Pengolahan Data LiDAR yang digunakan

Software DJI
1. 1 Set
TERRA

49
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

Software
2. Micro 1 Set
Station

Software
3. 1 Set
Terra Solid

Software
Trimble 1 Set
4.
Business
Center

- Persiapan Personil
Personil utama sebagai pelaksana pekerjaan terdiri dari tenaga teknis dan tenaga
terampil dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 4. 8 Tenaga Teknis dan Pendukung LiDAR
Jumlah
No Posisi Penugasan
(Orang)
1 Ahli Fotogrametri 1
2 Ahli Pengolah LiDAR 1
3 Operator LiDAR Scanning 2
4 Operator Data Processing 2
5 Operator Fotogrametri 2
6 Operator Pengolahan Data LiDAR 2
7 Tenaga Lokal Survey LiDAR 4

- Perizinan
Pada saat akan melaksanakan tahap pekerjaan lapangan, terlebih dahulu perlu dilakukan
pengurusan perijinan dengan pemerintah daerah setempat dan koordinasi dengan Tim
Supervisi dari Pihak Pengguna Pekerjaan.
b) Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara
Titik Kontrol merupakan titik referensi yang akan digunakan untuk proses koreksi
geometric data hasil akuisisi Foto Udara dan LiDAR. Titik control ini harus dapat di
identifikasi dengan mudah obyeknya secara visual pada data Foto Udara. Oleh karena itu

50
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

perlu diberi tanda yang cukup jelas, yang biasa disebut sebagai Premark. Pada kegiatan
ini, titik control juga akan digunakan sebagai titik ikat pengukuran topografi di lapangan,
oleh karena itu perlu dibuat monumentasi berupa tugu BM (Bench Mark) dan CP (Control
Point).

Gambar 4. 3 Ilustrasi Jalur Terbang dan Overlap dan Sidelap


c) Akuisisi Foto Udara dan LiDAR
Akuisisi Foto Udara dan LiDAR merupakan proses pemotretan yang dilakukan secara
berurutan sesuai dengan jalur terbang yang telah direncanakan. Apabila terjadi perubahan
jalur terbang karena suatu kendala harus diberikan catatan dan dilaporkan kepada Pemberi
Pekerjaan. Foto Udara yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi teknis sebagai berikut:
- Nilai GSD (Ground Sampling Distance) < 9-12 cm;
- Tingkat Overlap ≥ 80% ± 5% dan Sidelap ≥ 70% ± 5%.
Proses pemotretan dilaksanakan setelah dilakukan pemasangan Premark. Premark
dipasang pada setiap Benchmark (BM) dan Control Point (CP) atau pada lokasi-lokasi yang
diperlukan berdasarkan geometri rencana akuisisi data Foto Udara dan LiDAR. Contoh
Premark yang akan dipasang dapat ditunjukkan pada Gambar 5.7 sebagai berikut:

Gambar 4. 4 Ilustrasi Premark di lapangan


d) Pengolahan Data Foto Udara dan LiDAR
Produk akhir dari pekerjaan ini adalah berupa Peta Topografi skala 1:5.000, yang
merupakan hasil dari pengolahan data Foto Udara dan LiDAR. Kegiatan pengolahan data
Foto Udara dan LiDAR ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

51
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

- Triangulasi Udara Secara Otomatis


- Pembentukan DTM (Digital Terrain Model)
- Orthofoto
- Interpretasi dan Digitasi Tematik
- Penyusunan Basis Data
- Kartografi
e) Pelaporan
Dari hasil kegiatan LiDAR diperoleh produk sebagai berikut :
- Peta DTM (Digital Terrain Model)
- Peta Foto Udara (*.tif)
- Peta Garis (penggabungan dari hasil Topografi)
Diagram alir rencana tindak lanjut kegiatan LiDAR disajikan dalam diagram pada Gambar
5.1.

Gambar 4. 5 Diagram Alir Kegiatan Topografi

52
LAPORAN PENDAHULUAN / Inception Report
Matenggeng Multipurpose Dam Development Sub Project (ESP EDCF)

D. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Topografi dan Lidar


Schedule kegiatan pekerjaan Topografi dan LiDAR dapat dilihat dalam Tabel 5.4
Tabel 4. 9 Schedule Pekerjaan Topografi dan LiDAR
VOLUME MINGGU KE-
NO. JENIS KEGIATAN
JUMLAH SATUAN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI
TOPOGRAFI
1 PERSIAPAN 1 LS
2 REVIEW STUDY TERDAHULU 1 LS
3 PEMASANGAN BM 00 (50 X 50 X 100) 2 Buah

4 PEMASANGAN BM 20 X 20 X 100 20 Buah

5 PEMASANGAN CONTROL POINT (15 X 15 X 80) 22 Buah

6 PENGAMATAN GPS GEODETIK 42 Ttik

7 PENGUKURAN POLIGON (RTK) 21.65 Km

8 PENGUKURAN LEVELLING (WATERPASS) 24.65 Km


9 PENGUKURAN SITUASI - MAIN DAM 210 Ha
- QUARRY 50 Ha
- BORROW AREA 50 Ha
- JALAN AKSES 27 Ha
- UP STREAM AS DAM 110 Ha
- DOWN STREAM AS DAM 82.5 Ha
10 PENGUKURAN CROSS SECTION AS DAM 1 CS
11 PENGUKURAN CROSS SECTION MAIN DAM PER 20 m 1.5 Km
12 PENGUKURAN CROSS SECTION UP STREAM AS DAM PER 20 m 0.5 Km
13 PENGUKURAN CROSS SECTION UP STREAM AS DAM PER 100 m 4.4 Km
14 PENGUKURAN CROSS SECTION DOWN STREAM AS DAM PER 20 m 1.2 Km
15 PENGUKURAN CROSS SECTION DOWN STREAM AS DAM PER 100 m 3.3 Km
16 PENGUKURAN CROSS SECTION CANAL DIV. PER 20 m 1.4 Km
17 PENGUKURAN CROSS SECTION SPILLWAY PER 20 m 0.7 Km
18 PENGUKURAN CROSS SECTION INTAKE CHANNEL PER 20 m 0.6 Km
19 PENGUKURAN CROSS SECTION JALAN AKSES PER 50 m 5.4 Km
20 PENGUKURAN CROSS SECTION ALL DI ALT 2 PER 20 m 2.65 Km
20 PENGOLAHAN DATA 1 LS
21 PENGGAMBARAN 1 LS
PEMOTRETAN UDARA DAN LIDAR
1 PERSIAPAN PERIZINAN 1 LS
2 AKUISISI FOTO UDARA dan LiDAR MENGGUNAKAN UAV 3485 Ha
3 PENGOLAHAN FOTO UDARA dan LIDAR 3485 Ha
4 DIGITASI UNSUR PETA RUPABUMI 3485 Ha
5 PEMBENTUKAN dan EDITING KONTUR 3485 Ha
PELAPORAN 1 LS

53

Anda mungkin juga menyukai