Anda di halaman 1dari 3

MONITORING FREKUENSI ILEGAL

DISEKITAR BANDAR UDARA DI


INDONESIA
Agie Vadhillah Putri 1, Iwan Krisnadi
Program Studi Manajemen Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Sukatani, Depok
agievputri@gmail.com 1

utamanya mencegah terjadinya tabrakan antar pesawat. Pelayanan


Abstrak - Penerbangan adalah satu kesatuan sistem komunikasi penerbangan yang dilakukan oleh ATC dibagi menjadi
yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,pesawat udara,
bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, a. Komunikasi Radio Penerbangan Tetap (Aeronautical Fixed
keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas Service)
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Komunikasi b. Komunikasi Radio Penerbangan Bergerak (Aeronautical
penerbangan antar Bandar udara berfungsi untuk memberikan Mobile Service)
pelayanan berupa informasi penerbangan dari satu Bandar c. Komunikasi Radio Navigasi Penerbangan (Aeronautical
udara ke Bandar lainnya. Selain itu, juga ada komunikasi Radio Navigation Service)
penerbangan antar petugas ATC (Air Traffic Control) dan
2.2 Alokasi Frekuensi Penerbangan
pesawat. Sistem komunikasi penerbangan antar petugas Air
Traffic Control dan pesawat disebut sistem komunikasi Frekuensi yang dialokasikan oleh ICAO untuk
penerbangan bergerak. Di Indonesia sistem komunikasi penerbangan adalah rentang frekuensi 118 MHz hingga 137
penerbangan bergerak ini sering mengalami gangguan karena MHz. Untuk Bandar Udara Husein Sastranegara, alokasi
adanya interferensi dari frekuensi lain yang berpropagasi di frekuensi penerbangan ADC (Aedrome Control) dan APP
sekitar pesawat maupun ATC. Gangguan ini dapat (Approach Control) adalah 118,65 MHz dan 121,00MHz.
menyebabkan bahaya yang besar untuk keselamatan
penerbangan tersebut. Pada jurnal ini, dilakukan sebuah
proyek untuk melakukan pemetaan frekuensi-frekuensi FM
legal maupun ilegal yang ada disekitar bandar udara.
National/International National National/International National National/International

Kata kunci : interferensi, sistem komunikasi penerbangan, radio Aerodrome Surface Aeronautical Operational Control

(bandwidth determined regionally)


penyiaran fm
Gambar 1. Alokasi frekuensi penerbangan dan frekuensi
khusus [5]
I. PENDAHULUAN
2.3 Analisis Kompatibilitas
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Analisis kompatibilitas adalah analisis interferensi
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan antara sistem radio yang sama maupun berbeda untuk
udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, menghitung jarak dan frekuensi yang diperlukan. Hal ini
lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum untuk mencegah interferensi kepada sistem yang digunakan
lainnya.[1] Keselamatan penerbangan adalah hal yang paling untuk komunikasi penerbangan bergerak maupun keperluan
penting diperhatikan untuk meminimalisir penyebab kecelakaan navigasi.
pesawat udara. Penyebab kecelakaan pesawat udara adalah faktor Dalam jurnal ini level daya yang diterima penerima
manusia, faktor pesawat terbang, dan faktor cuaca. Menurut statistik
di pesawat berdasarkan perbandingan daya sinyal yang
faktor manusia mempunyai andil paling besar yaitu 66%, disusul
faktor pesawat terbang 31,8%, dan faktor cuaca 13,2%.[2] Faktor diinginkan dan antenna
e.i.r.p D

penyebab kecelakaan tersebut tidak berdiri sendiri, tapi gabungan tidak diinginkan.[6] input Pd receiver
input RPd

Transmitter
antara dua atau ketiga faktor tersebut. Regulasi terkait keselematan Feeder Antenna Propagatio
n
Antenna Feeder

loss gain loss gain loss

Receiver
PTd Fd Gd Ld Gr Fr
penerbangan secara internasional dikeluarkan oleh International antenna input
Pu
receiver
input RPu PTr

Civil Aviation Organization (ICAO) dan di Indonesia sepenuhnya Transmitter Feeder Antenna Propagatio
n
menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan.[3] Salah satu loss gain loss

gangguan yang sering terjadi adalah terganggunya komunikasi PTu Fu Gu Lu

antara pilot dengan petugas ATC di tower. Gangguan komunikasi ini e.i.r.p U

dikarenakan saling tumpang tindihnya frekuensi penerbangan


dengan frekuensi penyiaran radio FM. Pada jurnal ini perlu
Gambar 2. Diagram Skematik Daya yang diiinginkan dan
dilakukan sebuah kegiatan rutin untuk memantau frekuensi- tidak diinginkan[6]
frekuensi yang tidak diinginkan.
Gambar 2 adalah gambar diagram skematik daya yang
II. STUDI PUSTAKA diterima antena penerima di pesawat ketika menerima sinyal dari
pemancar Menara ATC dan pemancar ilegal.
2.1 Layanan Komunikasi Penerbangan
Pelayanan komunikasi penerbangan dilakukan oleh
Persamaan perhitungan level daya yang diterima antena
pemandu lalu lintas (air traffic controller). Air Traffic Controller
pesawat dari frekuensi yang diinginkan :
atau ATC merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas
Pd = PTd – Fd + Gd – Ld (1)
Dimana : PTr = Pd – Fr + Gr (3)
PTd : Daya keluaran dari pemancar yang diinginkan Dimana :
(dBm) PTr : Daya terima di pesawat (dBm)
Fd :Rugi-rugi saluran transmisi pada pemancar yang Fr :Rugi-rugi saluran transmisi pada pesawat (dB)
diinginkan (dB) Gr :Gain dari antena pesawat (dBi)
Gd :Gain dari antena yang diinginkan (dBi)
Ld :Redaman propagasi untuk sinyal yang diinginkan Setelah mendapatkan nilai pada persamaan 2.3 dan
(dB) persamaan 2.4, maka dapat dicari perbandingan daya sinyal yang
Pd :Daya keluaran dari pemancar yang diinginkan di diinginkan dan tidak diinginkan tersebut berdasarkan persamanaan
antena penerima(dBm) sebagai berikut :
D/U=Pd-Pu (4)
Sedangkan untuk persamaan perhitungan level daya yang
diterima antena dari pemancar yang tidak diinginkan adalah sebagai Dimana :
berikut : Pd : Daya dari pemancar yang diinginkan di antena
penerima (dBm)
Pu = PTu – Fu + Gu – Lu (2) Pu : Daya dari pemancar yang tidak diinginkan di
Dimana : antena penerima (dBm)
Pu : Daya dari pemancar yang tidak diinginkan di D/U : Protection Ratio (dB)
antena penerima (dBm)
PTu : Daya keluaran dari pemancar yang tidak Protection ratio yang diizinkan oleh ICAO adalah 20 dB
diinginkan (dBm) untuk daerah dengan jumlah pemancar radio penyiaran sedikit,
Fu : Rugi-rugi saluran transmisi pada pemancar yang sedangkan jika radio penyiaran cukup banyak maka batas aman
tidak diinginkan (dB) protection ratio hingga 14 dB. [6]
Gu : Gain dari antena yang tidak diinginkan (dBi)
Pu : Daya keluaran dari pemancar yang tidak
diinginkan di antena penerima(dBm) 2.4 Daftar Gangguan Penerbangan
Monitoring ini menjadi sangat penting dikarenakan
Sedangkan untuk menghitung nilai level daya yang sering terjadi laporan gangguan penerbangan oleh perusahaan
diterima oleh perangkat pesawat adalah sebagai berikut : penyelenggara navigasi penerbangan. Berikut beberapa
laporan mengenai gangguan yang terjadi terhadap frekuensi
penerbangan,
Tabel 1. Gangguan penerbangan
III. METODOLOGI 4.3
Melakukan Monitoring Frekuensi
Dengan alat yang sudah disiapkan maka dilakukan
Dalam kegiatan monitoring frekuensi disekitar bandar udara pengukuran frekuensi.
di Indonesia dilakukan dengan terstruktur dan juga sistematis.
Dalam kegiatan ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah menghitung
daya sinyal yang diinginkan oleh frekuensi penerbangan dan daya
sinyal yang tidak diinginkan.
Kedua menyiapkan alat-alat yang dapat memantau frekuensi
disekitar bandar udara. Ketiga adalah menentukan titik-titik strategis
untuk memonitoring frekuensi. Keempat adalah mencatat hasil dari
monitoring. Kelima adalah menganalisis frekuensi-frekuensi yang
berhasil dimonitoring dalam sistem.
Dari hasil analisis ini nantilah bisa ditentukan mana
frekuensi yang memang sudah berizin dan frekuensi yang tidak
sesuai dengan ketentuan.
IV. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Daya sinyal yang diinginkan
Pemancar ADC dan APP adalah pemancar yang Gambar 3. Simulasi monitoring frekuensi
digunakan ATC untuk komunikasi dengan pesawat. Berikut
Dari hasil monitoring ini nanti dapat dilakukan pemetaan
disajikan level daya yang diterima oleh antena pesawat dalam terhadap frekuensi-frekuensi eksisting yang ada disekitar bandar
Tabel 2 berdasarkan perhitungan : udara di Indonesia.

Tabel 2. Level Daya ADC dan APP di Pesawat saat V. KESIMPULAN DAN SARAN
Jarak Maksimum [7] Kesimpulan
Pemancar Level Daya (dBW) Monitoring frekuensi ini menjadi sangat penting karena
banyaknya frekuensi-frekuensi ilegal yang hadir disekitar bandar
Pd ADC -84,264 udara. Frekuensi-frekuensi ini sangat berbahaya karena membuat
Pd APP -91,414 kekacauan di sistem navigasi penerbangan. Akan terjadi bias suara
yang didengar oleh pilot karena terjadi penyusupan frekuensi ilegal.
Pr ADC -87,264
Saran
Pr APP -94,414 Monitoring frekuensi harus rutin dilakukan oleh
penyelenggara telekomunikasi. Terus dilakukan edukasi kepada
Dari hasil tabel 2 dapat dilihat daya sinyal yang masyarakat agar tidak menggunakan frekuensi secara ilegal
sehingga tidak merugikan frekuensi yang sudah eksisting.
diterima antena pesawat dari pemancar ADC dan APP saat
berada di jarak cakupan maksimum adalah -84,264 dBW dan - VI. DAFTAR PUSTAKA
91,414 dBW, kedua nilai ini memenuhi nilai sinyal
minimum yang diizinkan oleh ICAO yaitu -112 dBW.
4.2 Melakukan Monitoring peralatan [1] Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 1.
Hal yang harus dipastikan pertama sebelum Sekretariat Negara. Jakarta.
memonitor frekuensi adalah menyiapkan alat-alat yang [2] “_____________”.2013.Berbagai Faktor Penyebab Kecelakaan
Pesawat [online],
dipastikan sudah sesuai dengan standar.
(http://thepresidentpostindonesia.com/2013/04/22/berbagai-faktor-
Tabel 3. Aktivitas Monitor Peratalan [7] penyebab-kecelakaan-pesawat/ diakses tanggal 20 November 2014).
[3] Wibowo, Hary. ”Penataan Ulang Pelayanan Ruang Udara
Dalam Rangka Keselamatan Penerbangan di Indonesia dan
Pemilihan Alternatifnya”, Tesis Manajemen Telekomunikasi
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.
[4] Purnama, Anggi. “Penataan Kembali Sistem Komunikasi
Penerbangan Antara Bandar Udara Wilayah Maluku Utara”, Tesis
Manajemen Telekomunikasi Fakultas Teknik Universitas
Indonesia, Jakarta, 2012.
[5] Mulyadi. “Manajemen Frekuensi Penerbangan”.Pelatihan
Petugas Monitoring Ditjen SDPPI. Direktorat Penataan Sumber
Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. 2011
[6] “_____________”. ICAO Handbook on Radio Frequency
Spectrum Requierements for Civil Aviation Volume II Frequency
assignment planning criteria for radio communication and
navigation systems. 2012
[7] Yourdan. 2013. Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat
Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang. Buletin Pos dan
Tabel 3 adalah hal yang harus dilakukan agar alat-alat yang Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306
digunakan dipastikan valid dan andal.

Anda mungkin juga menyukai