Anda di halaman 1dari 3

THE VOID

Tubuh gadis itu dipenuhi dengan darah dan ditangan gadis itu sebuah samurai berwarna hitam lekat
yang dihiasi dengan darah segar seperti berkata bahwa gadis itulah yang akan membawa kematian
untuk siapa saja yang menentangnya. Gadis itu seolah seperti mayat hidup yang berjalan, tidak ada
satupun perasaan yang dapat dirasakannya.

Gadis itu hanya merasa hampa dan kosong, seolah tidak ada satupun hal yang berarti lagi baginya di
dunia ini. Merasakan kehilangan orang yang disayang terus menerus, melihat orang yang disayang
terbunuh satu persatu di depan matanya, di siksa tanpa henti walaupun air matanya sudah berubah
menjadi warna kemerahan yang pekat. Mereka tertawa saat gadis itu kesakitan dan semakin senang
saat gadis itu berteriak.

Semua itulah yang membuat gadis itu kehilangan seluruh perasaannya. siapapun manusia yang
menyakiti orang – orang tidak bersalah untuk kesenangan diri mereka, akan terbunuh tanpa rasa ampun
ataupun rasa bersalah oleh gadis itu yang mereka sebut SANG KEHAMPAAN.

------------------------------------

Ara berjalan tanpa arah diantara gelapnya hutan yang terselimuti oleh kabut, ditemani seekor kucing
hitam bernama Louis yang setia menemaninya.

Pertemuan Ara dan Louis pun sangat tidak terduga, bermula saat kucing itu tersudut oleh ular yang telah
menggigit kaki kirinya. Dengan rasa pasrah, kucing itu hanya bisa meringis berharap nyawanya cepat
diambil sebelum dia menyaksikan dirinya dimakan hidup – hidup oleh ular kejam yang berada di
hadapannya sekarang. Saat itulah Ara kebetulan melewati pohon dimana kucing itu hampir merenggang
nyawa; dengan tatapan kosong, Ara menatap kearah kucing dan ular itu bergantian. Ara berharap pada
dirinya agar ia dapat merasakan rasa kasihan ataupun sedikit rasa Iba kepada kucing itu. Tapi nihil! rasa
itu tidak ada. Ara hanya terdiam tanpa bergerak sedikitpun , tidak ada rasa takut bagi Ara. Hanya saja
karena kehampaan dirinya, inisiatif untuk menyelamatkan pun tidak ada. Ular itu tersadar oleh
keberadaan Ara, disaat itulah dengan cepat Ular itu bergeliat kearah Ara dan menerjang Ara berusaha
untuk menyakiti gadis itu. Dengan kilasan mata sepersekian detik, Ara membelah tubuh Ular itu menjadi
dua bagian dan membelahnya lagi menjadi delapan bagian secara cepat.
Tatapan kosong itu masih berada di mata Ara, Ara melirik sekilas kucing yang masih meringis
kesakitan itu. Louis berharap Ara akan menolongnya tetapi Ara hanya membalikan badannya dan
melangkah pergi. Kucing itu menutup matanya, dia hanya bisa memikirkan bahwa tuhan akan
menjemputnya sebentar lagi. Sebuah daun kering yang diinjak membuat kucing itu membuka matanya
lagi secara perlahan, Ara membawa sebuah daun ditangannya dan berjongkok di depan kucing itu. Ara
menumbuk daun itu dengan gagang samurainya hingga hancur dan meremas air dari daun itu diatas kaki
Louis, kucing itu membuat suara ringisan kecil karena merasakan tetesan air daun di kakinya. Kucing itu
terheran mengapa Ara bisa berpikir bahwa daun biasa itu bisa mengobati kakinya yang terluka parah
karena racun ular? Ara masih terdiam dan terus melihat luka yang berada di kaki kucing itu, tiba tiba
sebuah tetesan bening terjatuh tepat diatas luka kucing itu. Sebuah keajaiban terjadi, luka di kaki kucing
itu tiba tiba tertutup dan luka itu langsung sembuh total seperti tidak ada bekas luka disana.

Louis tersadar bahwa tetesan bening itu terjatuh dari mata Ara yang berarti itu adalah Air mata Ara.
Ara mengelap matanya dan berdiri dari posisinya, Ara melanjutkan perjalanannya tanpa berkata satu
kata-pun kepada kucing itu. Louis merasa bahwa ia mempunyai hutang budi yang besar kepada Ara.
Kucing itu berjanji akan menemani gadis itu kemanapun Ara pergi sampai ia bisa membalas hutang
budinya kepada Ara. Ara mengetahui bahwa kucing yang ditolongnya itu selalu mengikutinya, tetapi Ara
seperti tidak menerima tapi tidak juga menolak keberadaan kucing itu.

Matahari terlihat menunjukan sinarnya, Ara membuka matanya perlahan dan melihat sekitar. Rasa
lembut disekitar tangannya membuat Ara melirik kearah tangannya. Terlihat Louis yang mengelus – elus
tangan Ara menggunakan badannya, Ara hanya terdiam karena tidak terlalu terusik dengan hal itu. Ara
mengambil pedangnya dan menaruh di punggungnya, membersihkan badannya dari debu dan
dedaunan. Louis yang tersadar dengan gerak gerik Ara langsung ikut terbangun dan bergegas menyusul
Ara yang sudah lanjut berjalan.

Ara berjalan memasuki sebuah perdesaan kecil bernama Desa Loseing. Desa dengan nuansa yang
tentram dan dialunin suara dari music yang indah. Ara terus berjalan tanpa memperdulikan apapun
disekitarnya, sedangkan Louis terlihat berlari dengan riang disamping Ara. Ara berjalan masuk ke dalam
kedai bar yang di isi dengan orang – orang yang terlihat menyeramkan. Inilah sisi lain dari desa Loseing
dan hanya diketahui oleh beberapa orang termasuk kepala desa. Mereka yang datang ke bar ini adalah
orang – orang terpilih yang bertugas menjaga keamanan desa Loseing. Itulah mengapa desa ini tidak
pernah terlihat berbahaya apabila kita tidak berbuat sesuatu yang tidak – tidak, tapi jika kita menyentuh
para warga. Mungkin kita akan keluar dengan hanya membawa nama atau bahkan tidak membawa
apapun termasuk nyawa kita.

Ara duduk disalah satu kursi di ujung dekat tangga, para pria disana melihat Ara dengan tatapan yang
mencurigakan. Louis terlihat berbeda saat berada disini dan di pusat desa, Louis merasakan bulu
kuduknya merinding atau bahkan semua bulu di badannya ikut berdiri. Ara mengeluarkan sebuah peta
yang berisi keseluruhan letak desa, sungai, hutan, kota yang berada di Negara Althar.

Anda mungkin juga menyukai