Anda di halaman 1dari 9

Makalah peranan sumber belajar dalam proses

pembelajaran
ippnuteni.blogspot.com/2012/10/makalah-peranan-sumber-belajar-dalam.html

BAB I

PENDAHULUAN

A.   
Latar Belakang

Sumber
belajar sebagai salah satu komponen atau unsure pembelajaran (learning)
memegang peranan penting dalam rangka terselenggaranya kegitan pembelajaran
yang
menarik dan bermakna bagi anak. Sumber belajar tersebut menjadi sangat
penting
karena tersedianya beragam sumber belajar yang memungkinkan
dibutuhkannya budaya
belajar anak secara mandiri sebagai dasar untuk pembiasaan
dalam kehidupan
dikemudian hari, serta mencioptakan komunikasi antara anak
dengan orang dewasa dan
teman sebayanya.

Peranan
sumber belajar seringkali dilupakan.Padahal sumber belajar dapat diperoleh
dimana-mana termasuk disekitar anak.Sumber belajar yang ada disekitar anak
tidak
selalu perlu pengawasan dari guru memberi keterangan sumber-sumber belajar
tersebut.Kecuali jika sumber belajar terletak di perpustakaan diperlukan
bimbingan
terdahulu dari guru.Karena hal itu membutuhkan pembiasaan.

Selain
sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar anak, media cetak dan narasumber
pun dapat dijadikan alternatif sumber belajar.Khusus narasumber,mereka dapat
menceritakan berbagai pengalaman yang menarik sehingga dapat memperkaya
wawasan
anak.

B.    
Rumusan Masalah

1.     
Apakah yang dimaksud
dengan sumber belajar?

2.     
Apa sajakah klasifikasi
sumber belajar?

3.     
Apa sajakah komponen dan
faktor sumber belajar?

4.     
Apa fungsi sumber belajar?

5.     
Bagaimana peranan sumber
belajar dalam proses pembelajaran?

6.     
Apa yang harus
diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar?

C.   
Tujuan Masalah

1/9
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan sumber belajar

2.      Mengetehui klasifikasi sumber belajar

3.      Mengetahui komponen dan faktor sumber belajar

4.      Mengetahui fungsi sumber belajar

5.      Mengetahui peranan sumber belajar dalam proses


pembelajaran

6.      Mengetahui bagaimana cara pemilihan sumber belajar

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Sumber Belajar
Belajar-mengajar
sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari
komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu
komponen
dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah
segala sesuatu
atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam
bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran.
Pengertian
lain yang diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu
adalah
sumber belajar sumber belajar dalam pengertian tersebut
menjadi sangat luas
maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu
yang dialami dianggap
sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa
pengalaman yang menyebabkan
seseorang mengambil pelajaran dari
pengalamannya.oleh karena itu Edgar Dale
mengklasifikasikan sumber belajar
menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut
pengalaman (Cone of Experience).
Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut
disusun dari yang kongkret sampai
yang abstrak.
Sebagaimana
telah diuraikan, Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang
dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
tujuan
pembelajaran. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam,
yaitu:
Pertama, Sumber
belajar yang sengaja direncanakan (learning
resources by design),
yakni semua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.misalnya
buku, brosur, ensiklopedi,
film, video, tape, slides. Semua perangkat ini memang sengaja
dirancang guna
kepentingan kegiatan pengajaran.
Kedua, Sumber
belajar yang dimanfaatkan  (learning resources by utilization), yakni
sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran
namun
dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Misalnya,
pasar, museum, tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh
agama, dll.
Peran
yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya
merupakan
salah satu (bukan satu-satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru,

2/9
masih
banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain. Guru hanya merupakan salah satu
dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber
belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium,
Oleh
karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain),
maka
sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik
masing-
masing siswa.
Dengan
begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan
belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat
dilakukan kalau guru berusaha menggunakan
berbagai sumber belajar secara
bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak
mungkin kepada siswa untuk
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada. Hal
yang perlu diperhatian
adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa
harus secara
aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan
perilaku
sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa
dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap
pembelajar (instructor,guru) dalam
kegiatan pembelajaran.
Peran
guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar
mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya
sumber belajar yang sengaja dirancang khusus, melainkan juga sumber belajar
yang
tinggal dimanfaatkan. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita
pilih dan kita
manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.
Wujud
interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara
belajar
dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud
interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut
diragukan
efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika si belajar diberikan
banyak kesempatan
untuk melakukan sesuatu, melalui multi-metode
dan multi-media.
Melalui
berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi
secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Barang
kali perlu
kita renungkan kembali ungkapan China :Sayamendengar
saya lupa, Saya melihat
saya ingat, Saya berbuatmaka saya bisa.
B.     Klasifikasi
Sumber belajar
Dari
definisi sumber belajar yang telah kami uraikan  melahirkan beberapa
pengelompokan sumber belajar. Diantaranya ada yang membagi menjadi enam jenis
dengan rincian pertama, sumber
berupa pesan. Kedua,
manusia, ketiga,
peralatan,
keempat, bahan kelima,
teknik/metode dan keenam lingkungan/setting.
Dan adapula
yang membaginya menjadi dua jenis, pertama,
sumber belajar yang dirancang (by
designed)
yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan dalam suatu
proses
pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide, ensiklopedi dan
film
(VCD). Kedua, sumber
belajar yang ada di lingkungan sekitar yaitu sumber belajar yang
dapat
dimanfaatkan/digunakan (by utilization) berada di sekitar kita dan tidak
dirancang
secara khusus. Contohnya pasar, museum, tokoh-tokoh masyarakat,
tenaga
ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Berbagai
jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial.
Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah
proses
pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu
dipertimbangkan

3/9
demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan
berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
C.    Komponen
dan Faktor Sumber Belajar
sumber
belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan suatu kesatuan
yang didalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan
dan
saling berpengaruh satu sama lainnya. Yang dimaksud komponen adalah
bagian-bagian
yang selalu ada didalam sumber belajar itu, dan bagian-bagian itu
merupakan satu
kesatuan yang sulit berdiri sendir-sendiri sekalipun dapat
dipergunakan sendiri-sendiri.
1. Komponen-Komponen Sumber Belajar

1. Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar.


Setiap sumber belajar selalu mempunyai
tujuan atau misi yang akan dicapai.
Sumber belajar yang dirancang lebih eksplisit
daripada sumber belajar yang
dimanfaatkan. Seseorang narasumber ahli dalam
bidang apapun akan mempunyai
misi untuk berbicara sesuai dengan
bidangnya.tujuan setiap sumber belajar
pasti selalu ada, baik eksplisit maupun
implicit.
2. Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber
belajar. Wujud sumber belajar secara
fisik satu sama lainnya berbeda-beda.
Misalnya pusat perbelanjaan berbeda
dengan kantor bank sekalipun keduanya
sama-sama memberikan informasi
mengenai perdagangan.
3. Pesan yang dibawa oleh sumber belajar.
Setiap sumber belajar selalu membawa
pesan yang dapat dimanfaatkan atau
dipelajari oleh para pemakainya. Sebagai
contoh, bila siswa mengamati
suatu gejala sosial dibeberapa desa, maka informasi
yang diperoleh itu
tidak akan segera disimpulkan karena memerlukan pengolahan
dulu. Lain
halnya dengan wawancara dengan seorang ahli pengetahuan tertentu
yang
dapat memberikan informasi lengkap sekaligus, bahkan ahli tersebut dapat
menyimpulkannya.
4. Tingkat kesulitan atau kompleksitas
pemakain sumber belajar. Tingkat kesulitan
pengguna sumber belajar
berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber
belajar. Sejauh mana
kesulitannya perlu diketahui guna menentukan apakah
sumber belajar itu
masih dapat dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang
terbatas.
Misalnya, bilamana suatu mata pelajaran sudah memadai disajikan dalam
bentuk media gambar-gambar foto, dengan diktat tertentu.

2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Kepada


Sumber Belajar

Berbagai
faktor yang mempengaruhi sumber belajar perlu diketahui untuk memahami
karakteristiknya agar pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran bisa optimal.
Faktor
tersebut antara lain:
1. Perkembangan
teknologi. Perkembangan teknologi yang sangat cepat
 berpengaruh
terhadap sumber belajar yang dipergunakan misalnya untuk
wawancara dengan
seorang ahli dibidang tertentu dulu kita harus mengeluarkan
banyak 
dana, waktu, dan tenaga tapi sekarang kita hanya duduk didepan komputer
dengan memanfaatkan koneksi internet dan segala fitur-fiturnya semuanya
bisa
terselesaikan dengan menghemat waktu, dana dan tenaga.

4/9
2. Nilai-nilai budaya setempat, sering
ditemukan bahan yang diperlukan sebagai
sumber belajar dipengaruhi oleh
faktor budaya setempat, antara lain nilai-nilai yang
dipegang teguh oleh
masyarakat setempat. Faktor tersebut berpengaruh terutama
pada jenis
sumber belajar yang tidak dirancang. Misalnya, suatu tempat yang
dianggap
angker dan dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi
akan
sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar.
3. Keadaan ekonomi pada umumnya. Sumber
belajar juga dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi, misalnya sekolah-sekolah
taraf internasional yang berada diperkotaan
lebih mudah mengadakan sumber
belajar yang bervariasi dibanding sekolah-
sekolah biasa yang berada di
desa mereka hanya memanfaatkan sumber belajar
yang seadanya dan
semampunya.
4. Keadaan pemakai. Pemakai sumber belajar
jelas memegang peranan penting
karena pemakailah yang memanfaatkannya
sehingga, dengan demikian, sifat
pemakai perlu diketahui. Keadaan dan
sifat pemakai akan turut mempengaruhi
sumber belajar yang dimanfaatkan;
misalnya berapa banyak jumlah pemakai
sumber belajar itu, bagaimana latar
belakang dan pengalaman pemakai,
bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan
pemakai memanfaatkan sumber belajar
itu.

D.    Fungsi
Sumber Belajar
Agar
sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (1983:
4-6)
adalah untuk:
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu
dengan jalan (1) Memepercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah peserta didik.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang
sifatnya lebih individual dengan jalan: (1)
Mengurangi kontrol guru yang kaku
dan tradisional. (2) Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar
sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan jalan: (1)
Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2)
Pengembangan bahan
pelajaran yang dilandasi penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan
(1) Meningkatkan kemampuan
manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi
(2) Penyajian data dan
informasi secara lebih konkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena
(1) Mengurangi jurang pemisah antara
pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya konkret. (2)
Memberikan pengetahuan yang bersifat
langsung.
f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih
luas, terutama dengan adanya media
massa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara
bersama lebih luas tenaga atau kejadian
yang langka. (2) Penyajian informasi
yang mampu menembus geografis.
E.     Peranan
Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat
dengan pembelajaran yang
dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut

5/9
1.      Peranan
sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat
dipengaruhi oleh peranan sumber
belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar.
Titik berat pembelajaran individual
adalah pada peserta didik, sedang guru
mempunyai peranan sebagai penunjang atau
fasilitator. Sehingga peranan sumber
belajar sangat penting, pola komunikasi dalam
pembelajaran individual adalah
sebagai berikut:
Dalam pembelajaran individual terdapat tiga
pendekatan yang berbeda yaitu :
(1) Front line teaching method, dalam
pendekatan ini guru berperan menunjukkan
sumber belajar yang perlu dipelajari.
(2) Keller Plan, yaitu
pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of
instruksional (PSI)
yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang
didesain
khusus untuk belajar individual.
(3) Metode proyek,
peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik,
sehingga peserta
didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan
melaksanakan
berbagai kegiatan belajar.
Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan
prinsip: (a) Dialog, drama, diskusi
yang disajikan menarik melalui permainan,
kombinasi warna dan suara. (b) Persuasif dan
bukan menggurui atau mendikte. (c)
Pemilihan sumber belajar yang tepat. (d) Bentuk
sajiannya singkat, padat, jelas
dan menyeluruh. Dalam pembelajaran individual, peranan
guru dalam interaksi
dengan peserta didik lebih banyak sebagai konsultan, pengelola
belajar,
pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar peserta didik. Waktu
yang
digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran individual 10 % dari
total
waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.
2.      Peranan
Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang
dipergunakan adalah komunikasi langsung
antara guru dengan peserta didik. Hasil
belajar sangat tergantung oleh kualitas guru,
karena guru merupakan sumber
belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada
peranannya sama sekali, karena
frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.
Bentuk Komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat
selektif dan sangat ketat di bawah
petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu
guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan
ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini
terjadi
karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar
secara
keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru
rendah. Keterbatasan
penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran
yang utama hanyalah
metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984),
bahwa perhatian yang penuh
dalam belajar dengan metode ceramah (attention
spannya) makin lama makin menurun
drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar,
maka pada awal belajar attention spannya
berkisar antara 12-15 menit, kemudian
makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-
5 menit.
Di samping itu British Audio Visual Association
(1985), menyatukam bahwa 75 %
pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan,
13 % indera pendengaran, 6 % indera
sentuhan dan rabaan dan 6 % indera
penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh perusahaan
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman
(1989: 155-156), tentang kemampuan
manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal

6/9
(tulisan) 20%, Audio saja 10%,
visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses
belajar hanya
menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang
mengendap hanya 10%
(b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya
20%. (c) Melihat saja
pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan
sendiri pengetahuan
yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan
mengulang pada
kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru
harus pandai
memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang
ada.
3.      Peranan
Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut
Derek Rowntere dalam bukunya
Educational Technologi in Curriculum Development
(1982), menyajikan dua pola
komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam
belajar yaitu pola:
a. Buzz sessions
(diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk
didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi
yang
digunakan sebelumnya.
b. Controllet discussion
(diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain
adalah bab dari
suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam
praktek
laboratorium
c. Tutorial adalah
belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah
yang ditemui
dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan
tujuan
instruksional tertentu.
d. Team project (tim
proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota
kelompok dengan cara
mengenai suatu proyek oleh tim.
e. Simulasi
(persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f. Micro teaching,
(proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g. Self helf group
(kelompok swamandiri).

F.       Pemilihan
Sumber Belajar
Telah
kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar
merupakan
sesuatu yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber
belajar akan
dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan
menyenangkan bagi
para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan,
ketika akan
memilih
sumber belajar, yaitu :
1.Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian
antara hasil dan biaya).
2.Praktis dan sederhana artinya mudah dalam
pengaturannya.
3.Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku
dalam perencanaan sekaligus
pelaksanaannya.
4.Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan waktu yang tersedia.
5.Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan
kemampuan siswa.
6.Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam
pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi
penting untuk diperhatikan demi terwujudnya
efektifitas dan efisiensi dari
sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul
berdayaguna.
BAB III

7/9
PENUTUP
A.   
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diuraikan tentang sumber belajar, maka dapatlah di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sumber belajar sebagai sumber informasi di
sekolah memiliki peran
yang penting dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar.
2. Sebagus apapun sumber belajar dibuat,
apabila tidak bisa dimengerti
oleh peserta dididk/ pemakai tentunya akan menjadi
sia-sia.
3. Sebagai seorang pendidik, dituntut kreatif,
dalam menciptakan
sumber belajar bagi siswanya.
4. Sumber belajar tidak perlu mahal, yang
diutamakan menarik, mudah
dimengerti dan memiliki pesan yang berkesan
bagi sipenerimannya.
5. Media Cetak, Elektronik, Perpustakaan,
Keluarga dan Lingkungan
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.

DAFTAR
PUSTAKA
Association for Educational Comunication
Technology (AECT), (1986) Definisi Teknologi
Pendidikan (Penerjemah
Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali.
Newby, T.J. et. al.(2000) Instructional
Technology for Teaching and Learning: Designing
Instruction, Integrating
Computers and Using Media. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Reiser, R.A. dan Dempsey, J.V. (2002) Trends
and Issues in Instrctional Design and
Technology. Ohio:
Merril – Prentice Hall.
Sharon E. Smaldino, dkk (2005). Instructional
Technology and Media for Learning. New
Jersey: Pearson Merril Prentice
Hall.Snelbecker, J. E. (1974) Learning Theory,
Instructional Theory, and
Psychoeducational Design. New York: McGraw Hill Book
Company.
Smith, P.L., & Ragan, T.J. (1993) Instructional
Design. New York: Macmillan Publishing
Co.

Makalah Filsafat Al - Ghazali


Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sang pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat
limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Al-Ghazali” yang sederhana ini dapat
terselesaikan tidak kurang daripada waktunya. Maksud dan tujuan dari pembuatan
makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah
Filsafat Umum serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab kelompok pada tugas
yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bpk. H. Sya’roni ma’sum Drs., MM. selaku dosen mata kuliah Filsafat
Umum serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan
dimana kami pun sadar bawasannya kami hanyalah seorang manusia yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sed

8/9
Makalah Sifat-Sifat Huruf

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Al-quran sebagai kitab yang berisi firman-
firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab yang
menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalamullah maka dalah segi
pembacaannya mempunyai tatacara membacanya dalam arti kata kita mengetahui
ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca Al—Qur’an serta bacaannya
haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam
membaca Al-Qur’an yatu Ilmu Tajwid. Ilmu tajwid di dalamnya menerangkan hukum-
hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam ilmu tajwid juga di bahas
mengenai makhorijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbadaan dalam semua
huruf hijahiyah. Huruf hijahiyah mempunyai sifatul huruf dan sifat itulah yang
membedakan masing-masing huruf hijahiyah. B.        Rumusan Masalah 1.       Ada
berapa sifat-sifat huruf? 2.       Bagaimana cara mengucapkan atau melafalkan sifat-sifat
huruf? BAB II

PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, kepada keluarga, para sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita
sebagai umatnya. Alhamdulillah pada kesempatan ini penyusun telah menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Islam”.
Sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada
kesempatan ini penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan sehingga tugas ini terselesaikan
dengan baik. Tidak lupa kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
dorongan semangat dan motivasi kepada penyusun. Penyusun menyadari bahwa dalam
tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi kepada pihak-pihak yang
akan mengembangkan lebih jauh untu

9/9

Anda mungkin juga menyukai