Anda di halaman 1dari 15

Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)

Kabupaten Langkat

BAB V
INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN
PELUANG
5.1 ANALISIS SWOT
Analisis strengths, weakness, oppurtunities dan threats (SWOT) adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.
Analisis ini berdasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan Peluang (Oppurtunities) dan sekaligus secara
bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman
(Threats). Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planner) harus
menganalisis faktor- faktor strategis (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Kinerja pembangunan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor
tersebut dapat dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT
membandingkan antara faktor eksternal opportunities dan threats dengan
faktor internal strengths dan weakness.
Analisis atas faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman, dapat dipergunakan untuk
melakukan analisis atas strategi pengembangan penanaman modal
Kabupaten Langkat, selanjutnya digambarkan dalam diagram analisis
SWOT di bawah ini.

Berbagai Peluang
Kuadran 3 Kuadran 1
Strategi Turn-around Strategi agresif

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

Kuadran 4 Kuadran 2
Strategi Defensif Strategi
Kompetitif advantage
Berbagai ancaman

51
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

1. Kuadran - 1
Posisi pada kuadran 1 merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi sebesar-besarnya (growth oriented strategy).

2. Kuadran – 2
Pada posisi kuadran 2, meskipun terdapat ancaman yang datang dari
luar, daerah masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara menggunakan berbagai keunggulan
komparatif yang dimiliki Kabupaten Langkat untuk diubah menjadi
keunggulan kompetitif.

3. Kuadran – 3
Posisi kuadran 3, fokus strategi yang perlu diambil adalah
meminimalkan masalah-masalah internal sehingga tetap dapat menarik
investor serta merebut peluang pasar yang lebih baik.

4. Kuadran – 4
Posisi kuadran, merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan.
Pemerintah menghadapi berbagai ancaman eksternal dan internal.
Berdasarkan berbagai potensi kewilayahan, potensi kependudukan,
potensi perekonomian dan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh
Kabupaten Langkat, serta realitas dan dinamika penanaman modal di
Kabupaten Langkat, maka beberapa komponen dalam analisis SWOT
rencana umum penanaman modal di Kabupaten Langkat dipaparakan
sebagai berikut:

52
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

Strenght ( Kekuatan )

1. Keadaan Geografis Kabupaten Langkat


 Letak yang Strategis di jalur lalulintas antar provinsi (darat) dan
jalur lalulintas laut internasional di pantai timur sumatera (laut)
 Kondisi Topografi dan jenis tanah yang baik untuk
pengembangan investasi pertanian dan industri.
 Memiliki Potensi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan
Perikanan.

2. Potensi Kependudukan dan Ketenagakerjaan


 Memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup stabil.
 Tersedianya tenaga kerja non skiil yang melimpah.

3. Sosial budaya Masyarakat


 Penuh keterbukaan
 Bersahabat
 Memiliki beragam suku
 Adanya Jiwa Kewirausahaan masyarakat
 Adanya Sikap Inovatif Masyarakat
 Tingkat Adopsi Masyarakat yang tinggi terhadap hal positif.

4. Ada perangkat kebijakan ( Law enforcement ) dan


kelembagaan organisasi yang jelas, antara lain ;
 Peraturan tentang Investasi
 Peraturan Daerah.

5. Keinginan yang kuat dari Pemerintah Pusat, Pemerintah


Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat untuk
memajukan kegiatan Investasi di Kabupaten Langkat.

53
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

6. Iklim Investasi di Kabupaten Langkat


 Realisasi investasi Kabupaten Langkat sangat baik, sehingga
investasi yang dilakukan akan produktif, efisien dan berdaya
saing tinggi relatif terhadap daerah lain di Sumatera Utara.
 Ada kemudahan bagi investor dalam bentuk Perda tentang
pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman
modal
 Pergeseran sektor ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan Tersier mendukung investasi lebih masif.

Weakness ( Kelemahan )
1. Kurangnya Pemberdayaan Ekonomi terhadap sektor-sektor ekonomi
strategis
2. Terdapatnya kesulitan Pembangunan/ pengembangan sarana dan
prasarana dibeberapa potensi peluang investasi.
3. Promosi dan sosialisasi peluang investasi di Kabupaten Langkat
yang masih kurang.
4. Pendidikan penduduk Kabupaten Langkat relatif masih rendah, yang
menyebabkan SDM lokalnya kalah bersaing.
5. Potensi Peluang Investasi yang belum di garap secara optimal.
6. Faktor Kelembagaan yang belum mapan antara lain Manajemen
(Pengelolaan ) Penanaman Modal di Kabupaten Langkat.
7. Minimnya sarana dan prasarana penarik Investor.
8. Kewenangan perijinan investasi sebagian masih menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan propinsi.
Opportunity ( Peluang )
1. Adanya otonomi daerah mendukung pengembangan investasi
didaerah
2. Potensi Peluang Investasi yang masih terbuka lebar
3. Banyaknya pihak (domestik maupun asing) yang bisa diajak kerja
sama dalam rangka promosi investasi di Kabupaten Langkat.

54
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

4. Adanya kesempatan kerjasama antar daerah


5. Kemajuan teknologi.
Threats ( Ancaman )
1. Ilegal Fishing
2. Ilegal Logging
3. Kerusakan lingkungan akibat efek negatif dari perkebunan sawit
dan industri yang tidak ramah lingkungan
4. Masuknya budaya asing ( degradasi, sosial,budaya,moral )
5. Kondisi Politik yang kadang tidak stabil.

5.2 PERBAIKAN IKLIM PENANAMAN MODAL.

Iklim penanaman modal merupakan suatu lingkungan kebijakan,


institusional dan perilaku, baik kondisi yang ada saat ini maupun kondisi
yang diharapkan, yang mempengaruhi tingkat resiko maupun tingkat
pengembalian penanaman modal. Iklim penanaman modal ini sangat
mempengaruhi keinginan penanam modal (investor) untuk melakukan
kegiatan penanaman modal, baik berupa penanaman modal baru maupun
perluasan penanaman modal yang telah berjalan.

Iklim penanaman modal bersifat dinamis, artinya setiap elemen yang


terkandung didalamnya akan mengalami perubahan seiring perubahan
dinamika bisnis dan waktu. Selain itu, iklim penanaman modal juga
bersifat lokasional, artinya meskipun iklim penanaman modal akan sangat
diwarnai oleh situasi dan kondisi perekonomian global, nasional, regional,
dan lokal, namun perbedaan karakteristik di masing-masing
perekonomian regional dan lokal akan memberi arah penekanan yang
berbeda dalam upaya perbaikan iklim penanaman modal di Kabupaten
Langkat. Indikasi kekuatan, kelemahan, ancaman da peluang terkait isu
perbaikan iklim penanaman modal adalah sebagai berikut :

55
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman


Arah Kebijakan Perbaikan Iklim Penanaman Modal

Perbaikan Iklim Penanaman Modal

Kekuatan Peluang
 Adanya Kebijakan pusat,  Tersedianya dukungan regulasi yang
provinsi, dan kabupaten/kota dinamis dan lintas sektor, yang
untuk mengefisienkan prosedur memberikan peluang pemberian
perizinan penanaman modal. fasilitas, insentif, dan kemudahan
 Terbitnya peraturan yang bagi penanaman modal
ditujukan untuk mengefisienkan  Kabupaten Langkat memiliki lahan
proses perizinan. yang cukup untuk kegiatan pertanian
 Adanya tuntutan bagi para dan perkebunan.
stakeholder untuk meningkatkan
nilai tambah sektor dan/atau
nilai tambah kawasan baik
melalui investasi pemerintah,
swasta, maupun masyarakat.
 Inevestasi dijadikan salah satu
tolak ukur daya saing daerah.
Kelemahan Ancaman
 Isu strategis iklim penanaman  Meningkatnya investasi yang ada,
modal belum didukung oleh belum tentu berdampak positif pada
ketersediaan data informasi struktur ekonomi kabupaten Langkat
sektoral dan spasial jika dikorelasikan dengan manfaat
 Belum sistematis, detail, dan yang diperoleh.
belum komunikatifnya isu iklim  Isu keamanan dan birokrasi
penanaman modal yang perizinan yang berbelit-belit dapat
dimaksud, sehingga sulit menjadi penghalang bagi investasi di
diinterpretasikan oleh publik. Kab. Langkat

56
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

5.3 PERSEBARAN PENANAMAN MODAL


Pengembangan penanaman modal yang fokus menurut bidang atau
sektor unggulan/prioritas daerah, Pemerintah Kabupaten Langkat perlu
merumuskan strategi dan kebijakan dalam upaya mendorong pemerataan
pembangunan ekonomi di Kecamatan/Desa (aspek spasial), melalui
penyebaran kegiatan usaha penanaman modal berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Langkat
(RDTR) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Langkat. Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan peluang arah
kebijakan Persebaran Penanaman modal adalah sebagai berikut:
Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan peluang
arah kebijakan Persebaran Penanaman modal
Sebaran Penanaman Modal
Kekuatan Peluang
 Kabupaten Langkat memiliki  Investor membutuhkan
berbagai jenis Potensi ekonomi dukungan informasi daya saing
sektor primer dan sekunder yang daerah berikut rencana
tersebar dengan sebaran dan pengembangan Kabupaten
daya dukung dan daya tampung Langkat di masa akan datang
lingkungan di tiap kecamatan. secara rinci, detail, akurat,
komperehensif, dan Update.
Kelemahan Ancaman
 Kabupaten Langkat belum  Investasi yang tidak tertata
memiliki peta sebaran potensi dapat berpotensi menimbulkan
ekonomis dengan dukungan dan dampak disparitas yang menjadi
daya tampung lingkungan, serta lebih tinggi.
fasilitas sarana prasarana yang
beragam secara akurat, detail,
komprehensif, online dan
update.

57
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

5.4 FOKUS PENGEMBANGAN PANGAN, INFRASTRUKTUR, ENERGI


DAN PARIWISATA
Sasaran penanaman modal bidang pangan pada masing-masing komoditi
agroindustri dilakukan untuk mewujudkan: (i) pengembangan
swasembada pangan, khususnya beras; (ii) pengembangan produk
tanaman hortikultura, perikanan, peternakan dan kehutanan (iii)
mengembangkan industri turunan kelapa sawit, karet, sagu dan komoditi
pangan unggulan Provisi Riau melalui klaster industri dan peningkatan
produktifitasnya; dan (iv) mengubah produk primer menjadi produk
olahan untuk ekspor.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur dan energi, juga merupakan faktor
kunci dalam rangka menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Sektor ini dapat
menstimulasi pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek melalui
penciptaan lapangan pekerjaan sektor konstruksi, serta jangka menengah
dan panjang dalam mendukung peningkatan efisiensi dan produktifitas
kegiatan usaha penanaman modal.
Pada bidang pariwisata penanaman modal diwujudkan dengan
mengalokasikan kegiatan pariwisata menjadi salah satu penggerak
ekonomi kabupaten Langkat. Penanaman Modal di sektor pariwisata juga
diarahkan untuk menciptakan investasi turunan dari kegiatan wisata di
wilayaha Kabupaten Langkat seperti kegiatan perhotelan, kuliner, jasa
dan UMKM.
Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah kebijakan
Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, Energi dan Pariwisata. Dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang
arah kebijakan Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur,
Energi dan Pariwisata
Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, Energi dan
Pariwisata
Kekuatan Peluang
 Kabupaten Langkat memiliki  Komoditas pangan dan energi

58
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

potensi pengembangan merupakan komoditas yang


komoditas pangan dari daerah memiliki tingkat permintaan
yang dekat dengan pasar lokal, tinggi di pasar lokal, regional,
regional, nasional dan nasional dan global, sehingga
internasional (aspek pasar). komoditas pangan dan energi
 Kabupaten Langkat memiliki akan tetap menjadi komoditas
Peran geostrategis sehingga primadona.
dapat memanfaatkan jaringan  Beberapa kawasan menjadi
distribusi pangan dan/atau kawasan strategis nasional dan
energi. provinsi sehingga, pemerintah
Kabupaten Langkat dapat
memfokuskan infrastruktur yang
menjadi kewenangannya dengan
berbagai model pendekatan,
sedangkan kewenangan kawasan
strategis menjadi fokus
pemerintah dan provinsi.
Kelemahan Ancaman
 Kewenangan urusan energi  Mekanisme pasar yang saat ini
berada di provinsi dan berlangsung tidak memihak pada
pemerintah pusat. prodsen komoditas pangan. Hal
 SDM di Kabupaten Langkat ini disebabkan
belum memiliki kualitas intervensi/pembiaran mekanisme
kemampuan kerja dan pasar yang tidak pro produsen.
kinerjanya yang baik di bidang  Berkembangnya pembangunan
pariwisata. termasuk meningkatnya
investasi akan membutuhkan
supply energy yang besar dan
berkelanjutan sementara
pasokan energi yang mahal dan
berdampak terhadap daya saing

59
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

investasi

5.5 PENANAMAN MODAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN


Kebijakan penanaman modal yang berwawasan lingkungan didasarkan
kepada beberapa isu strategis seperti dampak pembangunan/investasi
terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan, sehingga
mengakibatkan degradasi lingkungan dan mengancam pada
keseimbangan lingkungan dari aspek dimensi waktu, ruang, dan subyek.
Selain itu isu strategis terhadap lingkungan, justru menjadi menjadi
salah satu komponen bargaining di pasar global.Artinya, secara tidak
langsung harus ada yang menanggung biaya ekonomi atas terganggunya
daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat aktivitas investasi,
tanpa ada kejelasan siapa yang menanggung biaya pemulihannya.
Selama ini keberhasilan pembangunan sering hanya dinilai dari aspek
sosial, ekonomi, dan infrastruktur saja, sedangkan dari aspek lingkungan
masi belum menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah.
Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah kebijakan
Penanaman Modal Yang Berwawasan Lingkungan. Dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah
kebijakan Penanaman Modal Yang Berwawasan Lingkungan
Penanaman Modal Yang Berwawasan Lingkungan
Kekuatan Peluang
 Banyaknya instrumen lingkungan  Penanaman modal membutuhkan
hidup yang dijadikan instrumen dukungan informasi status
penilaian kinerja pemerintah lingkungan hidup (daya dukung &
kabuaten dan dinilai secara daya tampung) yang komprehensif,
transparan berskala makro, akurat, detail, dan update agar
sehingga memaksa pemerintah penanaman modal bisa
Kabupaten Langkat fokus dan meminimalisasi potensi dampak
peduli dengan daya dukung dan negatif dari aktifitas investasinya.
daya tampung lingkungan.  Status lingkungan hidup daerah
60
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

 Banyaknya masyarakat, (SLHD) menjadi media penilaian


perguruan tinggi, dan lembaga kinerja pemerintah Kabupaten
swadaya masyarakat yang peduli Langkat dalam urusan lingkungan
akan keseimbangan daya hidup.
dukung dan daya tampung
lingkungan.
 Amanah yang sudah menjadi
kewenangan urusan wajib
daerah.
Kelemahan Ancaman
 Tingkat pemahaman publik akan  Kecendrungan meningkatnya
lingkungan hidup masih relatif aktifitas investasi yang tidak
lemah, sehingga masih banyak diindikasi KRP atas daya dukung
yang menempatkan daya dan daya tampung lingkungan
dukung dan daya tampung berpotensi menimbulkan pressure
lingkungan hidup sebagai terhadap daya dukung dan daya
sumber daya alam tampung lingkungan itu sendiri
 Mayoritas perspektif investasi secara sistematik dan berjangka
memposisikan lingkungan hidup waktu lama.
sebagai sumberdaya ekonomis  Isu lingkungan yang tidak terjaga
yang dinilai secara ekonomis berpotensi menurunkan posisi
bargaining produk investor lokal,
regional, nasional, maupun
internasional.

5.6 PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI


Sasaran pembangunan ekonomi menyebutkan bahwa kegiatan
penanaman modal disamping sebagai instrumen untuk menstimulasi
pertumbuhan ekonomi, juga digunakan sebagai pendorong upaya
pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing industri

61
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

perekonomian nasional, regional, lokal, maupun global yaitu dengan


peningkatan sentra industri kreatif melalui pemberdayaan usaha mikro,
kecil, menengah dan koperasi.
Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah kebijakan
pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Adalah
sebagai berikut :
Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang
arah kebijakan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
Kekuatan Peluang
 Minimnya lapangan pekerjaan,  Pada prinsipnya, investasi
serta banyaknya UMKMK yang membutuhkan dukungan
tidak beraktifitas ekonomi ketersediaan materi, baik dari
produktif akan memotivasi aspek input, maupun aspek
UMKMK untuk berupaya output. Secara berkelanjutan
mengakses peluang kemitraan efektif dan efisien, sehingga
dengan penanaman modal yang peran UMKMK di hulu dan hilir
ada, untuk mempertahankan proses sangatlah dibutuhkan.
kelangsungan usahanya.
Kelemahan Ancaman
 Investasi yang saat ini  Investor umumnya dapat
berlangsung belum mampu melakukan praktik aglomerasi
mengoptimalkan peran dan aktifitas produksinya, sehingga
potensi UMKMK yang ada. mampu melakukan efisiensi
 UMKMK yang saat ini peran yang potensial diakses
berproduksi, masih belum oleh UMKMK, dalam hal ini posisi
memiliki posisi tawar yang baik, tawar UMKMK menjadi lemah,
hal ini disebabkan belum sebab harus memiliki nilai
terkorelasinya antara potensi efisiensi yang setara dengan
dan peluang yang ada dengan efisiensi yang dimiliki oleh
kapasitas dan kapabilitas UMKMK penanaman modal.

62
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

yang ada.
5.7 PEMBERIAN FASILITAS KEMUDAHAN DAN INSENTIF
PENANAMAN MODAL
Fasilitas kemudahan dan/atau insentif penanaman modal merupakan
suatu keuntungan/manfaat apapun (sosial, budaya, lingkungan, dan
sebagainya) yang dapat dikonversikan ke dalam manfaat ekonomi yang
diberikan kepada penanam modal jika melakukan investasinya sesuai
dengan kelembagaan yang ada dan sudah ditetapkan di Kabupaten
Langkat. Isu strategis dalam kebijakan ini adalah, materi, fasilitas,
kemudahan, dan insentif yang belum terlembagakan secara
komprehensif, memunculkan potensi iklim investasi yang tidak kondusif,
tidak transparan, tidak akuntable, dan tidak efektif/tidak efisien
Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah kebijakan
Pemberian Fasilitas Kemudahan dan Insentif Penanaman Modal, adalah
sebagai berikut:

Pemberian Fasilitas Kemudahan dan Insentif Penanaman Modal


Kekuatan Peluang
 Fasilitas dan insentif merupakan  Pemberian fasilitas, kemudahan,
paket pelengkap dari potensi, dan insentif merupakan salah
iklim investasi yang baik. satu daya tarik bagi penanaman
 Menjadikan fasilitas dan insentif modal dalam iklim investasi yang
penanaman modal sebagai berkompetisi.
materi negosiasi atas azas
manfaat dengan berbagai
pertimbangan yan regulatif.
Kelemahan Ancaman
 Pemberian fasilitas, kemudahan,  Pemberian fasilitas, kemudahan,
dan insentif penanaman modal dan insentif yang detail, akurat,
selama ini belum didasarkan komprehensif, dan update, juga
pada readiness criteria manfaat. diterapkan oleh beberapa
Readiness criteria yang provinsi dan kabupaten/kota

63
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

digunakan berdasarkan pada PP bahkan negara lainnya ke luar


45 Tahun 2008 saja, belum Kabupaten Langkat sangatlah
mengakomodasi kepentingan memungkinkan.
manfaat bagi Pemerintah
Kabupaten Langkat baik jangka
pendek, menengah, dan
panjang.

5.8 PROMOSI PENANAMAN MODAL


Kebijakan promosi dan kerjasama penanaman modal didasarkan pada
upaya mengkomunikasikan nilai tambah dan daya saing daerah ke pihak
calon penanam modal, melalui berbagai media promosi, sehingga efektif
atau tidaknya proses promosi sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek
seperti, lembaga penyelenggara promosi, contain promosi, media
promosi, momentum promosi, dan manajemen pengelolaan respon
promosi atas feedback yang timbul pasca promosi. Dengan demikian
rangkaian promosi harus bersifat agregat, mengingat promosi merupakan
sebuah rangkaian proses yang terintegrasi. Pemerintah Kabupaten
Langkat harus menginisiasi langkah-langkah strategis dalam rangka
meningkatkan koordinasi terkait penguatan citra (image building) daerah
sebagai daerah tujuan penanaman modal yang kondusif dan khususnya
untuk melakukan kegiatan penanaman modal di sektor unggulan/prioritas
daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: market
sounding, promosi penanaman modal melalui media cetak dan elektronik,
talk show penanaman modal, promosi sektor-sektor potensial dan siap
ditawarkan, dan lain-lain.
Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang arah kebijakan
Promosi Penanaman Modal, adalah sebagai berikut :
Tabel Indikasi Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang
Arah Kebijakan Promosi Penanaman Modal
Promosi Penanaman Modal
Kekuatan Peluang

64
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kabupaten Langkat

 Dijadikan promosi sebagai tolak ukur  Aktifitas penanaman modal terus


kinerja Pemerintah Kabupaten berkembang dan berlangsung di
Langkat. kabupaten/kota, provinsi dan atau negara
 Tersedianya lembaga, kelembagaan, lain, hal ini mengindikasikan besarnya
pendanaan untuk melakukan aktifitas peluang untuk penanaman modal di
promosi investasi di kabupaten Kabupaten Langkat.
Langkat
Kelemahan Ancaman
 Materi promosi masih bersifat umum,  Kecanggihan tekhnologi saat ini membuat
sehingga promosi belum terlalu promosi penanaman modal mudah untuk
efektif. diakses dan menciptakan persaingan
 Ruang strategis yang besar namun yang besar di antara setiap daerah.
belum teridentifikasi terpetakan
secara penuh.

65

Anda mungkin juga menyukai