Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuni Nur Rohman

NIM : 1800400
Kelas : PPB-A 2018
Mata Kuliah : Pedagogik (Laporan Baca)

Laporan Baca
Kurniasih, T. S. (2016). Pedagogik Teoretis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Buku Pedagogik Teoritis Sistematis karangan Tatang Syaripudin dan Kurn


iasih ini memilik 9 bab atau 9 pokok bahasan yaitu diantaranya : Pengertian, Keni
scayaan, Keharusan, dan Kegunaan Pedagogik, Status dan Karakteristik Keilmuan
Pedagogik, Pergaulan dan Pendidikan, Kewibawaan dan Tanggung Jawab Pendidi
kan, Tujuan Pendidikan, Anak Didik dan Pendidik, Isi dan Alat Pendidikan, Lingk
ungan Pendidikan, dan Manusia sebagai Makhluk Pendidikan. Pada kali ini saya a
kan membuat laporan baca pada bab tiga, dimana bab tiga mempunyai pokok baha
san mengenai Pergaulan dan Pendidikan yang didalamnya memuat lima sub bab y
aitu pergaulan sebagai tempat fenomena pendidikan atau situasi pendidikan,
fenomena pendidikan berlangsung dalam pergaulan orang dewasa dengan anak,
sifat-sifat pergaulan pendidikan, kemungkinan dan sifat perubahan situasi
pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan, dan sifat pendidikan.
Pada bagian pertama bab tiga, Tatang menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya dan bergaul dengan
sesamanya. Di dalam pergaulan tersebut tiap orang melakukan tindakan-tindakan
sosial tertentu, sehingga terjadi saling mempengaruhi antara manusia yang satu
dengan yang lainnya. Adapun berbagai jenis pergaulan antar manusia jika
mengacu kepada pelakunya, yaitu : pergaulan antara orang dewasa dengan orang
dewasa, pergaulan antara orang dewasa dengan anak (orang yang belum dewasa),
dan pergaulan antara anak dengan anak.
Selain itu, dalam setiap jenis pergaulan terkandung suatu situasi tertentu,
yaitu suatu keadaan yang mempunyai bentuk dan tujuan tertentu dari pergaulan
yang bersangkutan. Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita dapat membedakan
dua macam situasi pergaulan, yaitu : situasi pergaulan biasa atau situasi pergaulan
bukan pendidikan dan situasi pendidikan. Untuk itu, sekalipun belum tentu semua
pergaulan mengandung fenomena pendidikan (situasi pendidikan), tetapi
fenomena pendidikan (situasi pendidikan) itu hakikatnya berada di dalam
pergaulan.
Selanjutnya Tatang menjelaskan bahwa jenis pergaulan antara orang
dewasa dengan anaklah (orang yang belum dewasa) yang menjadi fenomena
pendidikan (situasi pendidikan). Hal ini seperti yang dinyatakan oleh M.J
Langeveld (1980:20) bahwa “ Lingkungan tempat kita melihat fenomena
pendidikan terlaksana terdapat pergaulan orang dewasa dengan anak”. Namun
tidak setiap pergaulan antara orang dewasa dengan anak mengandung situasi
pendidikan. Karena didalam pergaulan, tidak setiap tindakan atau pengaruh orang
dewasa yang diberikan kepada anak adalah mendidik. Pengaruh orang dewasa
kepada anak dikatakan mendidik hanya jika tindakan atau pengaruh itu diberikan
secara sengaja dan bersifat positif. Artinya, bahwa pengaruh itu secara disadari
diciptakan atau diberikan oleh orang dewasa kepada anak; selain itu bahwa isi
tindakan atau pengaruhnya itu bersifat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri atau terarah kepada pencapaian
kedewasaan. Sejalan dengan ini, M.J.Langeveld (1980:20-21) menjelaskan
mengenai dua sifat pergaulan dalam rangka pendidikan, yaitu : bahwa dalam
pergaulan orang berusaha mempengaruhi, dan pengaruh itu datangnya dari orang
dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa, seperti : sekolah, hidup sehari-
hari, buku, peraturan, dsb).
Tetapi di samping itu semua, Tatang juga menjelaskan bahwa situasi
pergaulan biasa pada saat tertentu dapat diubah menjadi situasi pendidikan.
Sebaliknya, pada saat tertentu pula situasi pendidikan dapat berubah menjadi
situasi pergaulan biasa. Situasi pergaulan biasa antara orang dewasa dengan anak
dapat berubah atau diubah menjadi situasi pendidikan, apabila memenuhi dua sifat
pergaulan pendidikan, yaitu : jika orang dewasa secara sengaja mempengaruhi
anak agar mencapai kedewasaan dan dalam rangka mempengaruhi anak tersebut
pendidik juga perlu menggunakan cara dan alat pendidikan.
M.J. Langeveld (1980:30-31) pun mengatakan bahwa ada dua sifat yang
harus diperhatikan apabila pendidik akan mengubah situasi pergaulan biasa
menjadi situasi pendidikan. Pertama, perlunya kewajaran dalam mengubah situasi
pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan. Artinya pengubahan situasi pergaulan
biasa menjadi situasi pendidikan hendaknya dilakukan secara wajar sehingga
tidak tampak jelas dan tidak dirasakan kesenjangannya oleh anak didik, walaupun
sesungguhnya pengubahan situasi pergaulan itu secara sengaja diciptakan oleh
pendidik. Dalam keadaan seperti ini anak biasanya hampir tidak menyadari bahwa
situasi yang sedang berlangsung telah berubah menjadi situasi pendidikan,
sehingga anak akan menerima pengaruh pendidik secara wajar. Kedua, perlunya
ketegasan dalam mengubah situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan.
Tegas atau ketegasan disini bukan berarti keras atau kekerasan, melainkan
maksudnya harus menunjukan kejelasan perbedaan antara pengetahuan, sikap,
nilai-nilai dan perbuatan yang benar dengan yang salah, yang baik atau tidak baik.
Dan juga mana yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan bagi anak.
Pergaulan dalam rangka pendidikan berlangsung diberbagai lingkungan.
Secara umum, lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
lingkungan pendidikan informal (keluarga), lingkungan pendidikan formal
(sekolah), dan lingkungan pendidikan nonformal (masyarakat).
Selanjutnya pada bagian terakhir bab tiga, Tatang menjelaskan mengenai
sifat pendidikan. Dimana dalam pergaulan pendidikan itu terdapat pendidikan
yang bersifat normatif. Maka dari itu implikasinya bahwa tujuan, isi, cara dan alat
pendidikan yang digunakan pendidik semuanya harus diarahkan untuk
membimbing anak didik kepada hal-hal yang baik atau kearah kedewasaan. Selain
itu, bahwa dalam rangka bertindak didalam pergaulan pendidikan, pendidik harus
mempertimbangkan aspek pribadi anak didik. Apakah karakteristik anak didik
berkenaan dengan keanakannya, minat, bakat, kemampuan, dsb. Pendidik juga
harus mempertimbangkan bahwa anak didik bukan hanya tumbuh dan
berkembang sehingga memiliki kecenderungan untuk menjadi “besar” melainkan
juga “ketidakmampuan dan ketergantungan” yang menuntut asuhan, bimbingan,
pengajaran, dsb dari pendidik. Selain itu, pendidik pun harus sadar bahwa anak
didik pada dasarnya memiliki kebebasan dan keinginan untuk menjadi dirinya
sendiri. Semua itu benar-benar perlu diperhatikan, sebab “Pergaulan yang tidak
menghormati keanakan itu menunjukkan kekurangan dan ketidak sempurnaan
pedagogis .” (M.J.Langeveld,1930:34). Pergaulan pendidikan yang tujuan, isi,
metode, dan alat pendidikannya tidak sesuai dengan kodrat, martabat dan nilai-
nilai kemanusiaan tidak dapat disebut sebagai pendidikan.
Jadi, kesimpulannya situasi pergaulan itu sangat berkaitan erat dengan
Pendidikan. Mengapa ? karena fenomena Pendidikan itu berlangsung didalam
pergaulan antara orang dewasa dengan anak (orang yang belum dewasa).
Pendidikan tersebut datang dalam bentuk tindakan/pengaruh dari orang dewasa
(sebagai pendidik)  kepada anak yang diberikan secara sengaja dan bersifat
positif. Disamping itu ada juga  situasi pergaulan biasa, namun situasi tersebut
dapat diubah menjadi situasi pendidikan dengan sifat yang wajar (sehingga tidak
tampak jelas dan tidak dirasakan kesengajaannya oleh anak didik) dan sifat yang
tegas (sehingga memberikan kejelasan bagi anak tentang apa yang positif atau
negatif).
Buku Pedagogik Teoretis Sistematis ini menawarkan panduan yang lengka
p dan mendalam untuk para pembaca. Dan salah satunya bab tiga yang disajikan d
engan materi yang lengkap dan dipaparkannya dengan sangat jelas dan rinci yang
dimana itu sangat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi pendidik dimasa depan.
Selain itupun bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti oleh
pembaca. Namun sangat disayangkan, ada beberapa kata yang mengalami salah
penulisan dalam bab ini. Seperti salah ketik ataupun penggunaan huruf kapital
yang digunakan. Tetapi secara keseluruhan bab ini disajikan dengan lengkap dan
mendalam.

Anda mungkin juga menyukai