Disusun Oleh:
KELAS : 1C
Kelompok 2
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas tentang
“SEJARAH KERAJAAN GALUH” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kegaluhan oleh dosen GHEA ANDRIANTY HERVISTA,M.PD.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
KESIMPULAN.................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah berdirinya Kerajaan Galuh diawali dengan kemunduran Kerajaan
Tarumanegara.
Wretikandayun adalah putra raja Kendan yang lahir pada 591 M dan menjadi
pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Galuh pada 612 M, di usia 21 tahun
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peninggalan Kerajaan Galuh ?
2. Mengapa kerajaan Galuh bubar ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kerajaan galuh
1
BAB II
Bahasa yang digunakan oleh kerajaan ini merupakan bahasa Sunda kuno, maka
ia disebut sebagai kerajaan Sunda. Sempat terjadi perpindahan pusat ibu kota
beberapa kali selama kerajaan ini eksis, yang menurut naskah Wangsakerta,
berdiri untuk menggantikan Kerajaan Tarumangera yang sebelumnya
berkuasa.
Pemimpin pertama dari Galuh ini adalah Tarusbawa, yang menjadi pemimpin
pada awal berdirinya Kerajaan Galuh. Keberadaan kerajaan ini disebut dalam
naskah asing yang ditulis oleh Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu yang
berasal dari Sunda. Pendeta ini sempat pergi ke tempat agama Hindu muncul di
Pulau Jawa di abad ke-16, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Bali.
2
2.Asal Usul Nama Galuh
“Galuh” berasal dari kata Sansakerta yang berarti sejenis batu permata.
Kata “galuh” juga biasa digunakan sebagai sebutan bagi ratu yang belum
menikah (“raja puteri”). Sejarawan W.J. van der Meulen berpendapat
bahwa kata “galuh” berasal dari kata “sakaloh” yang berarti “asalnya dari
sungai”. Ada pula pendapat yang menyatakan, bahwa kata “galuh”
berasal dari kata “galeuh” dalam arti inti atau bagian tengah batang kayu
yang paling keras.
Kemudian sumber tertulis dari luar negri yang menyebut nama Sunda
kemudian, sebagian besar berasal dari abad ke-14 dan ke-15, antara lain
dari berita Cina dan Portugis. Berita yang berasal dari Dinasti Ming
(1368-1643) itu antara lain menyebutkan nama Sun-ta. Nama itu
dianggap sebagai lafal Cina dari Sunda yang ketika itu berperan dalam
sejarah Tatar Sunda. Hal itu tidak bertentangan dengan berita yang
berasal dari Tome Pires yang menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16,
negara yang di Tatar Sunda mempunyai hubungan niaga dengan portugis
adalah Regno de Cumda ‘Kerajaan Sunda’. Demikian yang halnya
dengan Antonio Pigafetta (1522) yang memberitakan Sunda sebagai
sebuah daerah yang banyak menghasilkan lada. Bahkan, dari dari masa
yang sama itu juga terdapat kesaksian seorang penyair yang ikut dalam
pelayaran keliling dunia dengan Magelhaens, Camoes, mengenai
kehadiran negara yang bernama Sunda.
3
3. Berdiri dan Runtuhnya Kerajaan Galuh
4
4.Peninggalan kerajaan galuh
5
5.Nama-Nama Raja Kerajaan Galuh
1. Wretikandayun (Rahiyangta ri Menir, 612-702)
2. Mandiminyak atau Prabu Suraghana (702-709)
3. Sanna atau Séna/Sannaha (709-716)
4. Purbasora (716-723)
5. Rakeyan Jambri/Sanjaya, Rakai Mataram/Harisdarma (723-732); Galuh
bersatu dengan Sunda
6. Tamperan Barmawijaya (732-739)
7. Sang Manarah (739-746)
8. Rakeyan ri Medang (746-753)
9. Rakeyan Diwus (753-777)
10. Rakeyan Wuwus (777-849)
11. Sang Hujung Carian (849-852)
12. Rakeyan Gendang (852-875)
13. Dewa Sanghiyang (875-882)
14. Prabu Sanghiyang (882-893)
15. Prabu Ditiya Maharaja (893-900)
16. Sang Lumahing Winduraja (900-923)
17. Sang Lumahing Kreta (923-1015)
18. Sang Lumahing Winduraja (1015-1033)
19. Rakeyan Darmasiksa (1033-1183)
20. Sang Lumahing Taman (1183-1189)
21. Sang Lumahing Tanjung (1189-1197)
22. Sang Lumahing Kikis (1197-1219)
23. Sang Lumahing Kiding (1219-1229)
24. Aki Kolot (1229-1239)
25. Prabu Maharaja (1239-1246)
26. Prabu Bunisora (1357-1371)
27. Mahaprabu Niskala Wastu Kancana (1371-1475)
28. Dewa Niskala (1475-1483)
29. Ningratwangi (1483-1502)
30. Jayaningrat (1502-1528)
31. maharaja cipta sanghyang di galuh ( 1528-1595
6
kesimpulan