ABSTRAK
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan eceng gondok belum banyak dimanfaatkan,
khususnya di Kalimantan Selatan. Kedua bahan tersebut diketahui mengandung unsur
makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari potensi
tandan kosong kelapa sawit dan eceng gondok sebagai bahan baku pupuk organik.
Variabel yang diteliti adalah pengaruh variasi suhu pengabuan (500oC; 750oC; 1000oC)
terhadap kandungan unsur hara makro (N-total, P2O5, dan K2O). Karakterisasi awal
menunjukan bahan kering TKKS dan eceng gondok memiliki kandungan unsur hara P2O5
dan K2O yang tinggi, sedangkan kandungan N-total masih tergolong rendah. Perlakuan
variasi suhu pengabuan memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai N-total,
P2O5, dan K2O. Kandungan N-total tertinggi diperoleh pada pengabuan TKKS dan eceng
gondok pada suhu 500oC. Kandungan P2O5 tertinggi diperoleh pada pengabuan 750oC
untuk eceng gondok dan 1000oC untuk TKKS. Kandungan K2O tertinggi diperoleh pada
pengabuan 500oC untuk eceng gondok dan 750oC untuk TKKS. Abu TKKS dan eceng
gondok memiliki potensi yang baik sebagai sumber hara P2O5 dan K2O dalam pembuatan
pupuk organik, namun kurang berpotensi sebagai sumber hara nitrogen.
Kata Kunci: tandan kosong kelapa sawit, eceng gondok, bahan baku, pupuk organik
ABSTRACT
Oil palm empty fruit bunches and water hyacinth have not been widely used,
especially in South Kalimantan. These materials were known containing macro elements
that are needed by plants. This research was conducted to study potential of oil palm
empty fruit bunches and water hyacinth as raw material for organic fertilizer. The effect of
ashing temperature variations (500°C; 750°C; 1000°C) on the macro nutrients content (N,
P2O5, and K2O) have been studied. The result showed that the characterization of empty
fruit bunches and water hyacinth have the highest P2O5 and K2O content, whereas the
content of nitrogen was still lowest. The treatment of ashing temperature was effect on
improve total content of N, P2O5 and K2O. The highest nitrogen contents in empty fruit
bunches and water hyacinth obtained on ashing temperature 500oC. The highest P2O5
contents in empty fruit bunches obtained on ashing temperature 1000oC and water
hyacinth obtained on ashing temperature 750oC. The highest K2O contents in empty fruit
bunches obtained on ashing temperature 750oC and water hyacinth obtained on ashing
temperature 500oC. Ash of oil palm empty fruit bunches and water hyacinth was
potentially as a source of nutrients P2O5 and K2O for organic fertilizer, but less potential as
a source of nitrogen.
Keywords: oil palm empty fruit bunches, water hyacinth, raw material, organic fertilizer
9
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.1, Juni 2016: 9 -16
10
Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Eceng Gondok ….I Dewa Gede Putra Prabawa
pupuk organik menurut Permentan No. 70 lainnya, Ekawati dan Purwanto (2012)
tahun 2011. menyebutkan abu limbah pertanian
berpotensi digunakan sebagai sumber hara
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dan amandemen tanah. Hal ini
menunjukan bahwa pengabuan terhadap
3.1 Unsur Hara Bahan Kering
bahan organik berpotensi meningkatkan
Unsur hara bahan kering TKKS dan
unsur hara bahan tersebut.
eceng gondok yang dianalisis meliputi
Analisis dilakukan terhadap unsur hara
kandungan unsur hara N-total, P2O5, dan
N-total, P2O5, dan K2O pada setiap variasi
K2O dapat dilihat pada Tabel 1.
pengabuan. Pada Gambar 1 menunjukan
Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Bahan konsentrasi N-total pada eceng gondok
Kering berkisar antara 0,06% - 0,18% sedangkan
pada TKKS berkisar antara 0,18% - 0,36%.
Eceng Konsentrasi N-total tertinggi untuk kedua
Unsur Hara TKKS bahan tercapai pada suhu pengabuan
Gondok
500oC yaitu 0,36 % untuk TKKS dan 0,18
N-Total (%) 0,18 0,06 % untuk eceng gondok.
P2O5 (%) 1,95 3,42
K2O (%) 29,14 17,73
11
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.1, Juni 2016: 9 -16
bahan kering eceng gondok dan TKKS, perlakuan menyebabkan berbeda nyata.
dimana kandunganya berturut-turut 0,06% Dari analisis Duncan, pengabuan TKKS
dan 0,18 %. Hasil analisis juga pada suhu 500oC menghasilkan
menunjukan proses pengabuan tidak konsentrasi P2O5 sebesar 1,97% tidak
meningkatkan kandungan N-total dari memberikan perbedaan dengan
bahan secara signifikan. Unsur Nitrogen konsentrasi P2O5 bahan keringnya yaitu
dalam bahan alam sebagian besar terikat sebesar 1,95%.
dalam bentuk protein sebagai senyawa Pada Gambar 3 menunjukan
organik. Proses pengabuan pada suhu konsentrasi K2O pada eceng gondok
tinggi akan menyebabkan hilangnya berkisar antara 17,73% – 25,44%
sebagian besar senyawa organik. Saat sedangkan pada TKKS berkisar antara
protein pada bahan terurai akibat 29,14% - 33,04%. Perlakuan pengabuan
pengabuan pada suhu tinggi, diduga pada eceng gondok memberikan pengaruh
menyebabkan unsur nitrogen juga ikut yang signifikan terhadap meningkatnya
menguap. konsentrasi K2O dibandingkan dengan
Pada Gambar 2 menunjukan bahan yang tidak diabukan (bahan kering),
konsentrasi P2O5 pada eceng gondok dimana konsentrasi K2O tertinggi tercapai
berkisar antara 3,42% – 11,51% pada suhu pengabuan 5000C yaitu 26,50%.
sedangkan pada TKKS berkisar antara Pada TKKS peningkatan konsentrasi K2O
1,95% - 3,12%. Perlakuan pengabuan yang terjadi akibat variasi suhu pengabuan
pada eceng gondok memberikan pengaruh tidak terlalu tinggi, dimana konsentrasi K2O
terhadap peningkatan konsentrasi P2O5 tertinggi tercapai pada pengabuan 7500C
dibandingkan dengan bahan yang tidak yaitu 33,04%.
diabukan (bahan kering). Konsentrasi P2O5
tertinggi pada bahan eceng gondok
tercapai pada suhu pengabuan 5000C yaitu
10,59% sedangkan pada TKKS pada suhu
pengabuan 10000C yaitu 3,12%.
12
Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Eceng Gondok ….I Dewa Gede Putra Prabawa
dengan konsentrasi K2O pada suhu 1000oC Dari hasil karekteristik unsur hara
yaitu sebesar 25,44%. Kalium (K2O) mulai pada Gambar 1-3 menunjukan pengabuan
terurai pada suhu 63,4oC, sehingga proses TKKS dan eceng gondok dapat
pengabuan dapat membantu meningkatkan meningkatkan kandungan unsur hara dari
ketersediaan kalium dari bahan, hal ini bahan keringnya. Hal ini terjadi karena
telah sesuai dengan hasil penelitian proses pengabuan bahan kering akan
dimana bahan yang diabukan memiliki menguraikan senyawa kimia dari bahan
kadar kalium lebih tinggi. Pada eceng menghasilkan mineral-mineral anorganik
gondok konsentrasi kalium sedikit yang merupakan unsur hara bagi tanaman
mengalami penurunan pada suhu seperti P, K, Ca, Mg (Mulyani, 1999).
pengabuan di atas 500oC, sedangkan pada Selain perubahan kimia, proses pengabuan
TKKS penurunan mulai terjadi pada suhu juga mengakibatkan perubahan sifat fisik
pengabuan di atas 750oC. Hal ini diduga bahan, dimana ukuran partikelnya menjadi
terjadi karena unsur kalium telah mencapai lebih kecil dan daya urai/kelarutan semakin
pada titik didihnya yaitu 756oC, sehingga besar sehingga bahan akan mudah
sebagaian unsur Kalium dari bahan sudah melepas unsur haranya saat diaplikasikan
mulai menguap. sebagai pupuk.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Sidik Ragam Kadar N-total, P2O5, dan K2O
F-hitung
Bahan Uji Sumber Derajat Kadar
Keseragaman Bebas Nitrogen Kadar P2O5 Kadar K2O
Eceng Gondok 140,167*) 2,157**) 6,004*)
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Duncan Kadar N-total, P2O5, dan K2O
Nilai yang dibandingkan
13
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.1, Juni 2016: 9 -16
3.3 Potensi Bahan Baku sebagai Pupuk 26,50% dan 30,01% - 33,04%. Hal ini
Organik menunjukan abu eceng gondok dan TKKS
memiliki potensi yang baik sebagai sumber
Pada Tabel 4 menunjukan TKKS
hara kalium dan amandemen tanah.
memiliki kandungan hara makro (N + P2O5
Potensi phosfor yang dimiliki oleh abu
+ K2O) berkisar antara 31,27% - 36,20%
eceng gondok dan TKKS juga tergolong
dan Eceng Gondok berkisar antara 21,21%
tinggi. Berdasarkan perbandingan hasil
- 37,27%. Kandungan total unsur hara
penelitian Kiswondo (2011) yang
makro tertinggi pada TKKS diperoleh pada
memanfaatkan limbah abu sekam padi dan
suhu pengabuan 750oC dimana kandungan
pupuk ZA yang diaplikasikan pada
hara makronya sebesar 36,20%,
tanaman tomat menyatakan limbah sekam
sedangkan pada eceng gondok kandungan
padi mengandung phosfor 0,2 %,
hara makro tertinggi tercapai pada suhu
sedangkan abu eceng gondok dan TKKS
pengabuan 500oC, dimana kandungan
yang diteliti mengandung phosfor berkisar
hara makronya sebesar 37,27%. Ditinjau
antara 10,59% - 11,51% dan 1,97% -
dari persyaratan pupuk organik menurut
3,12% (Gambar 2).
Permentan No. 70 Tahun 2011,
Pada Gambar 1 menunjukan bahwa
menunjukan kedua bahan memiliki potensi
kandungan unsur hara N-total pada kedua
digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bahan yang telah mengalami variasi suhu
pupuk organik padat, dimana kandungan
pengabuan berkisar antara 0,06% - 0,18%
total hara makro pada seluruh perlakuan
untuk eceng gondok dan 0,18% - 0,36%
telah memenuhi persyaratan yang
untuk TKKS. Nilai N-total ini masih
ditentukan yaitu minimal 4%.
tergolong rendah jika dimanfaatkan
Berdasarkan hasil analisis
sebagai sumber hara pupuk organik,
menunjukan abu eceng gondok dan TKKS
menurut standar pupuk organik kompos
memiliki kandungan unsur hara kalium
(SNI 19-7030-2004) kandungan unsur hara
(K2O) yang cukup tinggi. Menurut penelitian
N-total untuk pupuk organik yang baik
sebelumnya (Ekawati dan Purwanto,
adalah diatas 0,40%. Untuk meningkatkan
2012), abu dapur memiliki potensi sebagai
kandungan N-total dari kedua bahan,
sumber hara dan amandemen tanah,
teknik pengomposan dapat menjadi
dimana memiliki kandungan unsur hara
alternatif digunakan pada pengolahan
kalium 3,46%, sementara menurut Aryunis
eceng gondok dan TKKS sebagai bahan
(2009) abu sabut kelapa berpotensi
baku pupuk organik. Menurut Fukumoto et
sebagai pensubtitusi pupuk KCl dimana
al (2003), saat proses pengomposan
megandung unsur hara kalium sebesar
berlangsung akan terjadi pelepasan
10,25%. Jika dibandingkan dengan abu
nitrogen dalam bentuk NH3 maupun dalam
eceng gondok dan TKKS, kandungan
bentuk N2O. Hal ini sejalan dengan hasil
unsur hara kalium yang dimiliki secara
penelitian sebelumnya, menurut Sittadewi
berturut-turut berkisar antara 25,40% -
Tabel 4. Kandungan Unsur Hara TKKS dan Eceng Gondok Berdasarkan Variasi Suhu
Pengabuan.
Bahan Hara Makro Standar Mutu
Suhu (oC) Satuan
Baku (N+ P2O5 + K2O)
(2007) kompos dari eceng gondok memiliki Spesifik Lokasi Mendukung Revitalisasi
kandungan nitrogen mencapai 1,99 persen, Pertanian. Medan.
sedangkan menurut Yunindanova et al
(2013) kompos dari TKKS memiliki 3. BPS. 2015. Kalimantan Selatan Dalam
kandungan Nitrogen sebesar 1,34%. Angka 2014. Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Selatan.
Banjarmasin.
IV. KESIMPULAN
Karakteristik bahan kering tandan 4. BPT. 2005. Petunjuk Teknis Analisis
kosong kelapa sawit dan eceng gondok Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk.
memiliki kandungan unsur hara N-total, Balai Penelitian Tanah. Badan
P2O5, dan K2O secara berturut-turut 0,18%; Penelitian dan Pengembangan
1,95%; 29,14% dan 0,06%; 3,42%; Pertanian. Departemen Pertanian.
17,73%. Bogor.
Pengabuan TKKS dan eceng gondok
berpengaruh siginifikan terhadap 5. BSN. 2004. SNI 19-7030-2004
peningkatan kandungan hara P2O5, dan Spesifikasi Kompos dari Sampah
K2O sedangkan pada hara N-total Organik Domestik. Badan Standarisasi
peningkatan yang terjadi tidak terlalu Nasional. Jakarta.
signifikan. Kandungan N-total tertinggi
diperoleh pada pengabuan TKKS dan 6. Ekawati I dan Purwanto Z. 2012.
eceng gondok pada suhu 500oC. Potensi Abu Limbah Pertanian sebagai
Kandungan P2O5 tertinggi diperoleh pada Sumber Alternatif Unsur Hara Kalium.
pengabuan 750oC untuk eceng gondok dan Kalsium. dan Magnesium untuk
1000oC untuk TKKS. Sedangkan Menunjang Kelestarian Produksi
kandungan K2O tertinggi diperoleh pada Tanaman. Seminar Nasional :
pengabuan 500oC untuk eceng gondok dan Kedaulatan Pangan dan Energi.
750oC untuk TKKS. Fakultas Pertanian. Universitas
Ditinjau dari persyaratan pupuk Trunojoyo. Madura.
organik menurut Permentan No, 70 Tahun
2011, menunjukan kandungan total hara 7. Fukumoto, Y. Osada, T, Hanajima, D.
makro (N + P2O5 + K2O) dari limbah TKKS and Haga, K. 2003. Patterns and
dan eceng gondok yang diabukan quantities of NH3, N2O and CH4
berpotensi digunakan sebagai bahan baku emissions during swine manure
pembuatan pupuk organik. Abu TKKS dan composting without forced aeration
eceng gondok berpotensi sebagai sumber effect of compost pile scale.
hara P2O5 dan K2O pupuk organik, namun Bioresource Technology. 89 : 109–114.
kurang berpotensi sebagai sumber hara
nitrogen. 8. Hazibuan HZ. Sabrina T. dan
Sembiring MB. 2012. Potensi Bakteri
DAFTAR PUSTAKA Azotobacter Dan Hijauan Mucuna
Bracteata Dalam Meningkatkan Hara
1. Aryunis. 2009. Pengaruh Pemberian Nitrogen Kompos Tandan Kosong
Dosis Abu Sabut Kelapa sebagai Kelapa Sawit. Jurnal Agroekoteknologi .
Substitusi Pupuk KCl terhadap 1 (1) : 237-253.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kedelai (Glycine maz L. Merril). Jurnal 9. Kiswondo S. 2011. Penggunaan Abu
Percikan. (100) : 75-78. Sekam dan Pupuk ZA terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
2. Bintang dan Lahudin. 2007. Suplai Tomat. Jurnal Embryo. 8 (1) : 9-17.
Hara N. P. K abu serbuk Gergaji pada
Tanah Utisol. Prosiding Seminar 10. Kloepper, J.W. 1993. Soil Microbiology
Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Ecology, Applications in Agricultural
15
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.8, No.1, Juni 2016: 9 -16
16