Anda di halaman 1dari 15

Feminisme

Sebuah Pengantar (Perspektif Berbagai Tokoh)

1. Feminime dalam Perspektif Betty Freiden


M. Fikri Permana
Perempuan

 Memiliki 1% properti dunia


 5% yang menjadi Kepala Negara dan Menteri dalam kabinet
 Menghabiskan sekitar 60% dari seluruh jam kerja
 Memperoleh gaji 10% dari seluruh pendapatan
 Mewakili 60% dari seluruh BUTA HURUF
 Mewakili 80% dari seluruh pengungsi ( Bersama anak anaknya )
( Robert Jackson & Georg Sorensen )

SEX GENDER
Menjadi Tenaga profesional
BIOLOGIS Kultur/Adat istiadat

Kodras pemberian Tuhan Bentukan,diajarkan melalui


sosialisasi/internalisasi
Tidak dapat diubah Dapat diubah

Menstruasi,hamil,melahirkan,menyusui Memasak,mencuci,merawat
anak/ortu,mendidik anak,bekerja diluar
rumah

EQUITY = FAIRNESS
(Setara / Seimbang)
Maka dari itu Perempuan mendapatkan jatah 20% di pemilu supaya ada perempuan yang
masuk ke lembaga legislatif
Promblematika Gender
 Marjinalisasi ( Peminggiran dari dunia pendidikan,politik,ekonomi,dll )
 Burde ( Pemberian beban kerja lebih panjang dan lebih berat )
 Subordinasi ( Perempuan tidak penting sekedar pelengkap kepentigan laki laki )
 Stereotype ( Pelabelan / penggabungan Negatif )
 Violence ( Kekerasan (Fisik maupun Non Fisik) )
INILAH KONDISI REAL PEREMPUAN

Sumber Problematika Gender


IDEOLOGI PATRIARKHI

 Ideologi : Nilai/Apa yang diharapkan, norma/ apa yang harus dilakukan dan kepercayaan.
Patrrarchy : Bentuk organisasi Sosial dimana laki laki mendominasi Perempuan.
Ideologi Patriarkhi : Pandangan yang menempatkan laki laki sebagai superordinat dari
Perempuan,Perempuan dalam ini bersifat subordinat.
 Ideologi Patriarkhi melahirkan startifikasi gender yaitu ketimpangan dalam pembagian
kekayaan,kekuasaan dan privelese antara laki laki dan perempuan.
 Adanya stratifikasi gender telah mendorong lahirnya gerakan sosial di kalangan kaum
perempuan,yang bertujuan membela dan memperluas hak hak kaum perempuan. Gerakan
ini dinamakan feminisme. Feminisme bermula di Prancis pada abad ke-18 dan kemudian
menyebar ke negara-negara lain dibenua Eropa,Amerika,Afrika dan Asia.

The Feminine Mystique


 “The feminine mystique says that the highest value and the only commitment for women
is the fulfillment of their own femininity. It say that the great mistake of Western
culture,through most of its history, has been the undervaluation of this femininity.”
 The highest value and the only commitment for woment is the fulfillment of their own
femininity”
 Perempuan itu khusus dan berbeda,tidak dibawah laki laki dan dalam beberapa hal malah
lebih superior dibanding laki laki
 Aspek Superior itu secara umum terletak dalam hal “kecantikan dan pemeliharaan”,
seperti memasak,membersihkan rumah,momong anak.
 Perempuan itu innocent,helpless,childlike.
 Perempuan yang sejati akan bahagia hanya dalam peran domestik
2. Feminisme dalam Perspektif Fatimah Mernissi
Lisa dan Latip
Fatima Mernissi merupakan seorang perempuan yanglahir di tahun 40’an. Ia percaya bahwa
islam itu lembut dari neneknya. Namun dia merasa sebaliknya, hidupnya terkungkung. Pada
waktu itu, perempuan tidak boleh keluar. Dan masih banyak lagi Batasan kepada perempuan, dia
merasa shock dan iya bertanya, apa iya islam itu sesadis itu pada perempuan ?
Sebenarnya dalam diceritakan bahwa kesadaran akan feminism dan ketidakadilan gender
mulai terlihat dari karya tulis para penulis muslimpada akhir abad ke-19 sampai pertengahan
abad ke-20.
Kegelisahan Fatimah Mernissi diantaranya :
1. Apakah islam mengajarkan perlakuan tidak adil kepada Wanita ?
2. Apakah nabi Muhammad SAW yang begitu baik akhlaknya bersabda merendahkan
harkat dan martabat Wanita ?
3. Apakah adat dan istiadat yang mengarahkan ketidakadilan termasuk ajaran dari agama
islam ?
Dalam bukunya, Women In Islam, Fatima Mernissi mendukung pendapat Al-jabiri yang
menyatakan penuangan teks-teks religious ke dalam bentuk tertulis merupakan awal
pelembagaan system pencelakaan. Kepasifan perempuan, pemingitan, dan kedudukannya yang
marginal adalah suatu konstruksi dan rekayasa yang dibudayakan, tidak ada hubungannya
dengan tradisi apalagi ajaran islam.
Hak perempuan yang harus dihidupkan di antaranya yaitu, berpartisipasi aktif dalam
membentuk budaya, menjadi musaffir atau ahli agama, mengambil keputusan politik dan
pembentukan hukum.
Fatima Mernissi adalah seorang penulis serta sosiolog yang berasal dari Maroko. Meninggal
pada tahun 2015 pada usia 75 tahun, dia lahir pada tahun 1940. Dia dilahirkan di lingkungan
yang harem, lingkungan yang membatasi perempuan berinteraksi dengan laki-laki, setiap gerak
langkah perempuan harus atas izin suami ataupun keluarga. Dia belajar banyak hal dari
neneknya, Yasmina. Menurut Yasmina islam merupakan agama perdamaian, agama yang penuh
dengan kesetaraan.
Fatima Mernissi mengalami banyak hal, yang membuat ia bingung serta bertanya-tanya. Apa
ia islam se-sadis itu pada perempuan ?, apa ia agama islam menomerduakan perempuan ?,
apakah hal-hal tersebut memang benar-benar ajaran nabi, petunjuk Allah ?, atau hanya
konstruksi tafsir manusia ?, hal-hal tersebutlah yang membuat Fatimah Mernissi gelisah. Fatimah
Mernissi tidak yakin bahwa nabi Muhammad yang lembut dan penyayang kepada perempuan
bisa memiliki ajaran yang meminggirkan serta menomorduakan perempuan. Dia akhirnya
benyak melakukan kritik serta pembacaan ulang pada hadits-hadits yang memingirkan serta
menomorduakan perempuan, dia memcoba menelusuri teks-teks hadits dan membawanya pada
konteks/peristiwa yang melatar belakangi hadits tersebut ada. Banyak hadits yang perlu
dibongkar dan dibaca ulang maknanya.
Secara tidak sadar kita sering meminggirkan serta menomorduakan perempuan, bahkan sejak
awal penciptaan banyak tafsir-tafsir yang rasanya perempuan diciptakan untuk melengkapi
adam. Hawa memang diciptakan setelah adam, namun tidak ada kalimat dalam Al-qur’an yang
mengatakan bahwa hawa diciptakan untuk melengkapi adam. Bahkan karena rata-rata mufassir
Al-qur’an adalah laki-laki, ada beberapa tafsir/pemaknaan atas Al-qur’an yang bias gender.
Islamic feminism bukanlah ajaran yang memberontak serta menentang Al-qur’an dan Hadits,
Islamic feminism terlahir karena kesadaran bahwa tidak mungkin al-qur’an dan hadits, tidak
mungkin allah dan nabi sengaja memposisikan perempuan sebagai manusia kelas dua. Padahal
dalam kenyataannya banyak tafsir-tafsir yang meminggirkan dan menomorduakan perempuan.
Berawal dari kesadaran tersebut maka dilakukanlah pembaharuan pembacaan, pembaharuan
tafsir serta pembaharuan cara memahami.
Fatimah Mernissi banyak menemukan problem-problem peminggiran perempuan yang
didasarkan pada nash, cara pembacaan nash yang bias laki-laki. Contohnya pada ayat poligami,
ayat tersebut tidak serta merta mengatakan bahwa wahai laki-laki kawinlah empat, padahal
maksud ayat tersebut adalah bila situasinya memungkinkan maka diperbolehkan kawin empat
hal tersebut sangat berbeda dengan pemaknaan wahai laki-laki kawinlah empat, kawin empat itu
sunnah, bahkan dalam ayat tersebut konteksnya bukan lomba banyak-banyakan istri namun
lomba menolong anak yatim, itu pun al-qur’an mewanti-wanti seolah-olah alqur’an ingin
berbicara bahwa kalau keadaan dan situasinya tidak memungkinkan diperbolehkan lebih dari
satu dan maksimal empat, karena yang menafsir laki-laki jadi pemaknaannya berbeda, ada yang
memaknai laki-laki harus kawin empat adapula yang memaknai kawin empat adalah sunnah.
Semangat ayat ini sebenarnya, semangat emansipasi, semangat mengangkat derajat perempuan.
Kesadaran akan feminisme dan ketidakadilan gender mulai terlihat dari karya tulis para
penulis muslim pada akhir abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20. Basis nilai atau landasan
berpikir feminisme islam ada 4 :
1. Tauhid
Tidak ada hierarki dalam kehidupan yang ada hanya sang pencipta dengan yang
dicipta, Khaliq dengan makhluk. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan setara, tidak
ada yang di atas dan tidak ada yang di bawah (satu level). Selama masih ada atas dan
bawah, berarti masih ada dominasi, masih ada tindas menindas, paksa memaksa, Ketika
hal ini terjadi maka tauhid hilang. Dimana ada dominasi, ada tindas menindas, ada paksa
memaksa maka tauhid tidak jalan, karena hanya allahlah yang berada diatas kita, selain
allah adalah setara. Konsepnya sesama makhluk tidak boleh ada yang lebih atas dan lebih
rendah, kita semua di bawah langsung oleh allah, diatas kita bukan siapapun, bila diatas
kita ada selain allah maka inilah yang disebut syirik.
2. Keadilan

3. Taqwa
Orang yang selalu sadar bahwa allah selalu hadir dalam kehidupannya, hati yang
selalu waspada akan keberadaan tuhan, orang yang senantiasa melaksanakan perintah
allah dan menjauhi larangannya. Orang seperti ini merupakan orang yang tidak akan
melakukan diskriminasi kepada orang lain, apapun dan siapapun. Bila seseorang yang
dianggap bertaqwa namun masih melakukan diskriminasi maka dipertanyakan level
ketaqwaannya.

4. Kebaikan (Al-birr, Khayr, Ma’ruf)


Kesetaraan merupakan kebaikan. Penindasan, peminggiran, pemaksaan, adalah sebuah
kejahatan. Feminism merupakan sebuah perjuangan yang memperjuangkan kebaikan,
memperjuangkan kesetaraan, memperjuangkan hak-hak perempuan.
Pendekatan Analisa yang dilakukan Fatimah mernissi dalam mengkritisi serta menbaca
ulang tafsir Al-qur’an dan hadits menggunakan metode hermeneutic of suspicious. Membongkar
tafsir lama yang tidak ramah dengan perempuan, jangan-jangan ada pengaruh politik, sosial,
budaya, dan pribadi yang mempengaruhi tafsir-tafsir tersebut. Fatimah Mernissi pun menemukan
bahwa agama islam sangat ramah kepada perempuan, problemnya ada pada cara orang yang
gagal dalam memahami teks.
“ If women’s rights are a problem for some modern muslim men, it is neither because of the
Qur’an nor the prophet, nor the Islamic tradition, but simply because those rights conflict with
the interests of a male elite. “ (The Veil and The Male Elite, Fatima Mernissi).
3. Feminisme dalam Perspektif R.A. Kartini

Sinta Nurrohmah dan Ghani Aurina

Perempuan jawa memiliki ciri-ciri ia harus setia kepada laki-laki, rela dimadu, mencintai
suami, terampil dalam pekerjaan perempuan, pandai berdandan dan merawat diri, sedarhana,
pandai melayani kehendak laki-laki, menaruh perhatian terhadap mertua, dan gemar membaca
buku-buku yang berisi nasihat. (ranggawarsita serat candrarini)

Surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada Ny. Abondanon, Agustus 1900, seorang
perempuan jawa adalah sebutir permata, pendiam, tak bergerak-gerak seperti boneka kayu;
berbicara hanya bila hanya benar-benar perlu dengan sauna berbisisk, sampai semut pun tak
sanggup mendengarnya, berjalan setindak demi setindak seperti siput, tertawa halus tanpa suara,
tanpa membuka bibir, sunggguh buruk nian kalua giginya tampak seperti luwak.

Kagelisahaan R.A. Kartini dalam ketidak berdayaan perempuan, satu-satunya jalan bagi
gadis jawa, terutama bagi kalangan ningrat adalah perkawinan. Perkawinana yang mestinya
merupakan panggilan suci telah menjadi semacam jabatan . jabatan yang harus dikerjakan
dengan syarat-syarat yang merendahkan dan mencemarkan bagi wanita. Seorang gadis harus siap
untuk mengikuti seorang laki-laki yang tidak pefrnah dikenalnya, yang tidak jarang telah
mempunyai istri dan anak.

Dalam surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada N. VanKol. 19 Agustus 1901 “saya putus
asa, dengan rasa pedih-pedih saya punter-puntir tangan saya menjadi satu. Sebagai manusia saya
merasa seorang diri tidak mampu melawan kejahatan berukuran raksasa itu, san yang aduh,
alanhgkah kejamnya! Dilindungi! Oleh ajaran islam dan dihidupi oleh kebodohan perempuan ;
korbannya! Aduh! Saat aku membayangkan mungkin suatu nasib ajan menimpakan saya, suatu
siksaan yang kejam yang bernama poligami itu! ‘saya tidak mau’ mulutku menjerit, hatiku
menggemakan jeritan itu beribuan kali…”

Kritik agama dalam masalah poligami dalam surat R.A. Kartini kepada Nona Stella Z, 1900
“ Alloh menjadikan perempuan jadi teman laki-laki, dan tujuan hidupnya ialah bersuami. Benar
tidak tersangkal dan dengan senang hati aku mengakui bahwa Bahagia perempuan yang
sebenarnya… hidup bersama dengan rlaki=laki dengan damai dan selarasa! Tapi betapakah
mungkin hidup bersama dengan damai dan selaras, bila aturan kawin kami demikian… tiap-tiap
orang perempuan yang kawin dalam dunia pergaulan hidup kami tahu, bahwa bukan hanya dia
saja akan tetap jadi istri suaminya, dan bahwa besok lusa suaminya itu boleh membawa
perempuan lain jadi teman pulang kerumah; menurut hokum islam perempuan itu istrinya yang
sah juga.

“Agama memang menjauhkan kita dari dosa tapi, berapa banyak dosa yang kita
lakukan atas nama agama?” R.A. Kartini

Perbuatan apapun yang menyakiti orang lain itu dosa

Kepekaan dan kepedulian sosial.

“Ya Tuhan, kadang-kadang saya berharap, alangkah baiknya jika tidak pernah ada
agama. Sebab agama yang seharusnya justru mempersatukan semua umat manusia, sejak
berabad abad menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan, pangkal pertumpahan darah
yang sangat mengerikan. Orang-orang seibu sebapa ancam-mengancam berhadap-
hadapan Karena berlainan cara mengabdi kepada Tuhan yang Esa dan Tuhan yang sama”
Tuhan sama tapi sering terjadi perselisihan

Konflik”yang berporos pada problem agama


1. Bom
2. Isis
3. Teroris
4. Rohingnya
Justifikasi dan promosinya tentang agama

Kartini mengingatkan kepada kyia shaleh, kemudian ia menulis tafsir dalam bahasa jawa
pegon. Namun hanya sampai juz 13. Kemudian ia meninggal

Ajaran islam itu luar biasa, uamatnya yang kurang beres. Dalam menafsirkan sesuai
kepentinngan sendiri
Beliau juga mengkritisi barat

KRITIK BARAT

Orang-orang Belanda itu menertawai dan mengejek kebodohan kami, tapi kami berusaha
untuk maju, kemudian mereka mengambil sikap menantang kami. Aduhai betapa banyaknya
duka cita dahulu semasa masih kanak-kanak di sekolah, para guru kami dan banyak diantara
kawan-kawan sekolah kami mengambil sikap permusuhan terhadap kami...kebanyakan guru
tidak rela memberikan angka tertinggi pada anak Jawa, sekalipun si murid berhak menerimanya.

• Surat Kartini kepada Nona Stella Z, 12 Januari 1900

Kerap kali aku bertemu dengan orang kulit putih yang sekali-sekali bukan bodoh, malahan
bangsawan pikiran, tetapi angkuhnya bukan main, tidak tertahan. Hal itu menyakiti hatiku bukan
main. Dan terlalu banyak orang merasa bahwa kami orang Jawa sebenarnya bukanlah manusia.
Bagaimana orang belanda hendak kami kasih sayangi apabila kami diperlakukan demikian?
Cinta membangkitkan balasan cinta, tetapi penghinaan selama-lamanya tak akan menghidupkan
rasa cinta

1. Kesombongan orang barat


Peradaban barat yang yang paling beradab, sedangkan timur dan bumi kurang beradab.
bangun melawan kolonialisme, veodalisme mengabarkan ketidak adilan, kesengsaraan
dengan menggunkan tulisan.
Jalan yang ditempuh kartini
1. CITA-CITA
"Pada zaman manapun dan dalam bidang apa saja kaum pelopor selalu mengalami
rintangan-rintangan hebat. Itu kami sudah tahu. Tetapi betapa nikmatnya, memiliki
suatu cita-cita, suatu panggilan. Katakanlah kami ini orang-orang gila atau orang
sinting, atau apa saja yang Nyonya kehendaki. Tetapi kami tidak dapat berbuat lain.
Karena itu sudah ada dalam darah kami".
- Surat Kartini kepada Ny. Ovink-Soer, awal 1900
Jangan takut gagal, mati ditengah jalan tidak apa kamu sudah bisa membuka jalan
Harus optimis, jangan pesimis. Suatu perubahan pasti akan datang, titik tolaknya telah
ditakdikan. Hanya saja waktunya yang tidak tahu kapan.
2. SEMANGAT
"Benar, aku masih muda, tetapi aku tidak buta dan tidak tuli, dan banyaklah sudah
yang kulihat dan kudengar, bahkan sudah terlalu banyak, sehingga hatiku hancur karena
sedihnya, sehingga dicambuknya hatiku supaya aku tegak berdiri melawan adat
kebiasaan, yang jadi kutuk bagi perempuan dan anak-anak."
Surat Kartini kepada Ny Abendanon, Agustus 1900

"Saya tahu jalan yang hendak saya tempuh itu sukar, banyak duri dan onaknya,
dan lubang-lubangnya; jalan itu berbatu-batu, berlekuk-lekuk, licin jalan itu. Belum
dirintis! Dan meskipun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di
tengah jalan, saya akan mati dengan bahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya
turut membantu membuka jalan menuju ke tempat perempuan bumiputra merdeka dan
berdiri sendiri."
Surat Kartini kepada Ny. Abendanon-oktober 1900
3. OPTIMISME
"Suatu perobahan dalam seluruh masyarakat pribumi pasti akan datang. Titik
tolaknya telah ditakdirkan. Hanya.....kapan? itulah pertanyaan yang besar. Kita tidak
dapat mempercepat saat meletusnya revolusi. Sungguh aneh bahwa di pelosok daerah
pedalaman yang terpencil ini mengendap pikiran-pikiran memberontak itu. Teman-teman
kami disini mengatakan, sebaiknya kami tidur saja dahulu barang 100 tahun-kalau kami
bangun kembali, akan kami temukan tanah Jawa sebagai yang kami inginkan."

# Cara untuk menaikan level seorang wanita agar setara dengan laki-laki
1. Pendidikan :
SOLUSI: PENDIDIKAN
"Pemerintah tiada akan sanggup menyediakan nasi di piring bagi segala orang
Jawa, akan dimakannya, tetapi pemerintah dapat memberikan daya upaya, supaya orang
Jawa itu dapat mencapai tempat makanan itu. Daya upaya itu ialah pengajaran."
-Surat Kepada Stella Zeehandeler, 12 Januari 1900
...memberi kesempatan kepada anak bangsa Jawa laki-laki dan perempuan untuk mencari
kepandaian agar mereka mampu membawa tanah air dan bangsanya kearah
perkembangan jiwa, kearah kecerdasan pikiran serta kemakmuran dan kesejahteraan...."

Hal hal yang menujang pendidikan :

a. PENDIDIKAN PEREMPUAN
• "Karena saya yakin sedalam-dalamnya bahwa wanita dapat memberi pengaruh kepada
masyarakat, maka tidak ada yang lebih saya inginkan daripada menjadi guru, agar supaya
kelak dapat mendidik gadis-gadis dari para pejabat tinggi kita.
▪ O, saya ingin sekali menuntun anak-anak itu, membentuk wataknya, mengembangkan
otaknya yang muda, membina mereka menjadi wanita-wanita dari hari depan, supaya
mereka kelak dapat meneruskan segala yang baik itu. Bagi masyarakat kita pasti akan
membahagiakan, bilamana wanita-wanitanya mendapat pendidikan yang baik."
Surat Kartini kepana Nona Van Kool

Majunya seorang wanita bukan kalahnya laki-laki. Kata orang jawa Wanita (wani di
tata). Dalam hidup tidak hanya orang yang “mampu nata”, dunia juga perlu orang yang “bisa
ditata”. Sebagus apa pemimpin kalau tidak ada wanitanya, itu selesai ngga akan beres. Maka
atribut wanita tidak perlu disesali. Itu seuah penhormatan. Tirulah karakter feminisnya
perempuan.

Perempuan di didik maka separuh peradaban dunia kan maju. Oleh karena itu apabila wanita dan
laki-laki dan wanita maju bersama maka peradaban dunia akan maju seutuhnya.

b. PENDIDIKAN UNTUK IBU


“Bukan tanpa alasan orang mengatakan Kebaikan dan kejahatan dimulai anak bersama
air susu Ibu. Alam sendiri lah yang menunjuk dia untuk melakukan kewajiban itu. Sebagai
ibu dialah pendidik pertama anaknya. Di pangkuannya anak pertama belajar merasa,
berpikir, berbicara. Dan dalam kebanyakan hal Pendidikan pertama tama bukan tanpa arti
untuk seluruh hidupnya. Tangan ibulah yang meletakkan benih kebaikan dan kejahatan
dalam hati manusia, yang tidak jarang dibawa sepanjang hidupnya. Dan bagaimana sekarang
ibu, ibu Jawa dapat mendidik anak-anaknya, kalau mereka sendiri tidak terdidik? Peradaban
dan kecerdasan bangsa jawa tidak akan maju dengan pesatnya, kalau perempuan dalam hal
itu terbelakang.”
Surat kepada Prof. Dr. G. K. Anton 4 Oktober 1902

Ibu adalah guru pertama generasi yang akan datang, pendidikan dari ibu merupakan
sebuah fondasi. Seorang ibu juga harus berkualitas, ibu yang berkualitas akan
menumbuhkan generasi yang berkualitas. Apabila seorang wanita ditindas, dipinggirkan,
diskriminasi, dikalahkan, disingkirkan, sehingga membuat mereka menjadi lemah dan
merasa tersingkir, maka jangan sesali bahwa generasi yang akan datang itu generasi yang
lemah dan tersingkirkan. Hal itu bisa terjadi karena ibu nya yang sebagai pendidik pertama,
yang memegang dia pertama, itu lemah. Seorang ibu harus kuat dan paling kuat, karena
ialah yang membangun generasi yang akan datang.

c. PENDIDIKAN KARAKTER
“Pendidik ialah mendidik budi dan jiwa, kewajiban seorang pendidik belumah selesai jika ia
hanya baru mencerdaskan pikiran saja; bahwa tau adat dan bahasa serta cerdas, pikiran
belumlah lagi jaminan orang hidup susila dan mempunyai budi pekerti…”

Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, seorang pendidik juga harus mendidik budi
pekertinya, tidak hanya dari ilmu pengetahuannya. Karakter ini kunci untuk melahirkan generasi
yang sempurna. Generasi yang sempurna terbangun apabila memiliki nilai moral atau budi
pekerti yang bagus dan diimbangi dengan intelektual yang mumpuni.

d. PENDIDIKAN YANG MEMBEBASKAN


“Maka didiklah orang jawa supaya belajar berfikir sendiri. Kalau ia sudah dewasa dalam
pikirannya. Silahkan dia memilih agamanya sendiri. Andaikan ia ingin Kristen karena
keyakinannya, janganlah dihalang halangi. Kalau ia menghendaki tetap berpegang kepada
agama nenek moyangnya, itupun bagus”

Seorang individu harus mandiri, karena nantinya setiap dituntut untuk melakukan tanggung
jawabnya sendiri. Walaupun setiap manusia merupakan makhluk social, namun setiap individu
juga harus bisa mandiri. Kemandirian ini yang akan menuntun individu menemukan jati dirinya.
Setiap individu mempunyai pilihannya sendiri, seorang individu tidak bisa hanya mengukuti
jalan dari individu lainnya.
Antara laki-laki dan wanita memiliki hak yang sama dalam mmemilih jalan mereka. Tidak
boleh ada yang melarang ataupun menyalahkan pilihan mereka. Tidak hanya laki-laki yang
berhak bebas memilih jalannya, seorang wanita juga bisa berpikir sendiri, mereka akan memilih
apa dan lebih tau apa yang baik untuknya. Pada dasarnya laki-laki dan wanita itu sama, setara,
haknya sama, segala konstruk yang membangun perbedan gender itu hanya sebuah kesepakatan.

“Banyak hal yang bisa menjatuhkan mu, tapi hal yang benar-benar menjatuhkanmu
adalah sikapmu sendiri”
- habis gelap, terbitlah terang
4. Feminisme dalam Perspektif Nawal El Sa’adawi
Novita Nur H
Kegelisahan perempuan.
Nawal ketika keluar dari penjara beliau berkata : "ada dua rute yang bisa saya ambil, saya
bisa menjadi salah satu dari mereka dengan menjadi budak penguasa sehingga dapat memperoleh
keamanan , kemakmuran, hadiah , dinamis "penulis besar" Dan saya dapat melihat foto saya di
koran dandi televisi. Atau saya bisa melanjutkan jalan yang sulit , salah satu yang telah
membawa ke penjara.Bahaya telah manjadi bagian dari hidup saya sejak saya mengambil pena
dan menulis. "
Resiko apapun tidak masalah yang penting yang dilakukan benar , hasilnya seperti apa
dampaknya seperti apa tidak usah di pikir yang penting kita berada jalur yang baik. Kalo dalam
islam dilihat dalam sumber perbuatan. Jika terdapat dua jalur pilihlah jalur yang baik walaupun
hasil, efek dan dampaknya sering kali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Asumsi Besar Nawal
"I Believe in freedom , justice , dignitydignity and Aquality between all poeples.
Regardless of gender , class, race, religion, colour or any other differences between poeple. "
Aku percaya pada kebebasan, keadilan, martabat manusia baik itu laki-laki maupun itu
perempuan dan kesetaraan manusia . Tanpa melihat gender , kelas, raagama, agama, warna kulit
dan semua perbedaan antar manusia.
Nilai penting dari perempuan
"Women are half the society . You cannot have a revolution without women. You cannot have
democracy without women. You cannot have equality without women. You can't have
anything without women".
Perempuan itu kan manusia , bagian dari hidup kita yang jumlahnya mungkin
setengahnya ataupun lebih banyak dari laki-laki. Tidak bisa bikin revolusi tanpa adanya
perempuan , tidak bisa mewujudkan demokrasi tanpa adanya perempuan, tidak akan ada lahir
keadilan ketika perempuan tidak di libatkan.
Pendidikan akan hancur ketika perempuan tidak ikut melibatkan diri . Perempuan
setengah masyarakat tanpa adanya perempuan hanya dapat 50 persennya saja. Apapun cita-cita
sosial kita negara yang maju adil dan beradab itu tidak mungkin tanpa melibatkan adanya
perempuan.
Problem hari ini: Gender Inequality
 Power and Male Hegemoni
•laki -laki memiliki akses lebih besar menuju :
 Cultural prestige (menuju kehormatan sosial)
 Political authority
 Corporate power (urusan bisnis)
 Wealth
 Material Comforts
 Hegemoni itu mendapat legitimasi dari edeologi sosial politik budaya maupun agama

Agen-agen sosialisasi:
 Orang tua dan keluarga : perlakuan, baju, mainan , etiket
Cara bagaimana orang tua memperlakukan dan mendidik anaknya. Karena perempuan
lebih ketat dalam dididik.
 Kelompok : tekanan untuk mengikuti aturan /perilaku tertentu
 Agama
 Media dan bahasa
 Ekspresi :polisi wanita, jurnalis perempuan
 Education
 Budaya :feminine mystique masculine mystique

Anda mungkin juga menyukai