Anda di halaman 1dari 1

Perempuan jawa memiliki ciri-ciri ia harus setia kepada laki-laki, rela dimadu, mencintai

suami, terampil dalam pekerjaan perempuan, pandai berdandan dan merawat diri, sedarhana,
pandai melayani kehendak laki-laki, menaruh perhatian terhadap mertua, dan gemar
membaca buku-buku yang berisi nasihat. (ranggawarsita serat candrarini)

Surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada Ny. Abondanon, Agustus 1900, seorang
perempuan jawa adalah sebutir permata, pendiam, tak bergerak-gerak seperti boneka kayu;
berbicara hanya bila hanya benar-benar perlu dengan sauna berbisisk, sampai semut pun tak
sanggup mendengarnya, berjalan setindak demi setindak seperti siput, tertawa halus tanpa
suara, tanpa membuka bibir, sunggguh buruk nian kalua giginya tampak seperti luwak.

Kagelisahaan R.A. Kartini dalam ketidak berdayaan perempuan, satu-satunya jalan bagi
gadis jawa, terutama bagi kalangan ningrat adalah perkawinan. Perkawinana yang mestinya
merupakan panggilan suci telah menjadi semacam jabatan . jabatan yang harus dikerjakan
dengan syarat-syarat yang merendahkan dan mencemarkan bagi wanita. Seorang gadis harus
siap untuk mengikuti seorang laki-laki yang tidak pefrnah dikenalnya, yang tidak jarang telah
mempunyai istri dan anak.

Dalam surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada N. VanKol. 19 Agustus 1901 “saya putus
asa, dengan rasa pedih-pedih saya punter-puntir tangan saya menjadi satu. Sebagai manusia
saya merasa seorang diri tidak mampu melawan kejahatan berukuran raksasa itu, san yang
aduh, alanhgkah kejamnya! Dilindungi! Oleh ajaran islam dan dihidupi oleh kebodohan
perempuan ; korbannya! Aduh! Saat aku membayangkan mungkin suatu nasib ajan
menimpakan saya, suatu siksaan yang kejam yang bernama poligami itu! ‘saya tidak mau’
mulutku menjerit, hatiku menggemakan jeritan itu beribuan kali…”

Kritik agama dalam masalah poligami dalam surat R.A. Kartini kepada Nona Stella Z, 1900
“ Alloh menjadikan perempuan jadi teman laki-laki, dan tujuan hidupnya ialah bersuami.
Benar tidak tersangkal dan dengan senang hati aku mengakui bahwa Bahagia perempuan
yang sebenarnya… hidup bersama dengan rlaki=laki dengan damai dan selarasa! Tapi
betapakah mungkin hidup bersama dengan damai dan selaras, bila aturan kawin kami
demikian… tiap-tiap orang perempuan yang kawin dalam dunia pergaulan hidup kami tahu,
bahwa bukan hanya dia saja akan tetap jadi istri suaminya, dan bahwa besok lusa suaminya
itu boleh membawa perempuan lain jadi teman pulang kerumah; menurut hokum islam
perempuan itu istrinya yang sah juga.

Anda mungkin juga menyukai