Anda di halaman 1dari 45

Titis Riskhal Satya Gemilang

presents:
˅
˅
˅
Keadaan darurat merupakan keadaan abnormal yang
mempunyai potensi membahayakan bagi bagi manusia maupun lingkungan
yang terjadi di unit operasi dan harus segera ditanggulangi

No Kasus Tipe Sirine Keterangan


1 Terjadi keadaan Wail Tone Sirine keadaan darurat
darurat di dibunyikan selama 3 (tiga)
dalam Kilang menit bergelombang
3 menit
2 Evakuasi atau Hi-Lo Tone Terjadi sesuatu yang sangat
Tinggalkan berbahaya dan evakuasi,
Kilang sirine dibunyikan selama 6
1 menit (enam) menit terputus -
putus
3 Kondisi Kilang Alert Tone Sirine Tanda Aman
Aman dibunyikan selama ± 1 (satu)
menit terus menerus
1 menit
Memakai Memakai
Sarung Tangan Listrik Coverall

Memakai Membawa
Safety Helmet Voltage Test

Memakai
Minimal 2 Orang Safety Shoes
Mengandung racun
Mengandung racun yang
yang berakibat
berakibat iritasi
iritasi pada
pada kulit,
kulit, mata
mata dan
dan dapat
dapat merusak
merusak selaput
selaput lendir.
lendir.
Apabila terpapar
Apabila terpapar cukup
cukup lama,
lama, maka
maka akan
akan menggangu
menggangu pangkal
pangkal tenggorokan
tenggorokan dan
dan gangguan
gangguan
paru-paru, hati
paru-paru, hati dan
dan peredaran
peredaran oksigen
oksigen terhenti
terhenti sehingga
sehingga dapat
dapat menyebabkan
menyebabkan pingsan.
pingsan.

Dalam kurun
Dalam kurun waktu
waktu yang
yang tertentu
tertentu akan
akan terjadi
terjadi pengapuran
pengapuran pada
pada Kontak-kontak
Kontak-kontak metalik
metalik dan
dan
terjadi peggumpalan
terjadi peggumpalan berupa
berupa serbuk.
serbuk.

Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel,
lithium dan kadmium. Jika baterai dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung
di dalamnya akan mencemari air tanah dan membahayakan Kesehatan. Jika air yang
tercemar digunakan masyarakat dapat menyebabkan penyakit kronis yang menimbulkan
gangguan syaraf pusat, ginjal, sistem reproduksi, bahkan kanker
Maksud: untuk mewujudkan upaya persiapan kerja, identifikasi dan
pengendalian bahaya, serta komunikasi secara tertulis antara pemberi kerja
dan pelaksana pekerjaan untuk menghindari salah pengertian antara pemberi
perintah kerja dan pihak pelaksana pekerjaan, dan merupakan suatu bentuk
pertanggung jawaban/ dakumentasi

SIKA  aman, adanya ototritas dan komunikasi, dapat dipertanggung


jawabkan

Tujuan: untuk membantu para Pengawas dalam melaksanakan tugas


pengawasan sehingga pekerjaan non rutin seperti kegitan pemeliharaan dan
konstruksi dapat dilakukan dengan aman dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis SIKA
1. Surat Izin Kerja Panas (Hot Work Permit).
2. Surat Izin Kerja Dingin (Cold Work Permit).
3. Surat Izin Kerja Listrik / Instrument (Electric / Instrument Work
Permit).
4. Surat Izin Kerja Ruang Terbatas.
5. Surat Izin Penggalian / Pergerakan Alat Berat.
6. Surat Izin Kerja Radiasi.
7. Surat Izin Penonaktifan Sistem Pengaman Vital.
8. Surat Izin Penutupan Jalan.
9. Surat Izin Bekerja di Bawah Air.
10. Surat izin Bekerja di Ketinggian.
11. Surat Izin Khusus.
Otorisasi dan Pelaksanaan SIKA

Issuing
Authority
(GSI)

Otorisasi

Safety Performing
Advisor Authority
(HSE) (MA)
Otorisasi dan Pelaksanaan SIKA

1. Pengajuan Surat Ijin Kerja


2. Persiapan Peralatan
3. Otorisasi Surat Ijin Kerja
4. Penerimaan Surat Ijin Kerja
5. Registrasi Surat Ijin Kerja
6. Distribusi Surat Ijin Kerja
7. Memberikan Ijin Untuk Memulai Pekerjaan
8. Eksekusi dan Pemantauan
9. Penyelesaian atau Penundaan Pekerjaan
10. Masa Berlaku Surat Ijin Kerja
11. Perpanjangan Surat Ijin Kerja
12. Penutupan Surat Ijin Kerja
Job Safety Analysis (JSA) adalah tata cara/metode untuk mengidentifikasi
potensi bahaya yang terdapat dalam setiap langkah kerja, kemudian dapat menentukan
langkah pengendalian bahaya agar dampaknya dapat dicegah/dikurangi.

JSA dibutuhkan jika pekerjaan tersebut:


Memiliki tingkat Resiko yang tinggi dan kompleks

Belum memiliki Prosedur Baku (Pekerjaan Baru)

Pekerja Baru yang akan melakukan tugasnya

Adanya perubahan signifikan pada langkah kerjanya

Jenis pekerjaan yang telah menimbulkan kecelakaan berdasarkan catatan/laporan


kecelakaan kerja yang terjadi termasuk catatan/laporan hampir kecelakaan
(nearmiss report).
JSA FORM

Pelaksanaan Kerja Identifikasi Bahaya Pengendalian Bahaya


Jenis Limbah & Dampaknya

LIMBAH CAIR

Berasal dari air buangan proses, ceceran minyak, dll


Menyebabkan pencemaran lingkungan, ekosistem, dll

Pengendalian potensi pencemaran:


Pengelolaan limbah cair domestik menggunakan
tangki septic untuk mengurangi kadar pencemar pada
limbah cair sebelum limbah cair tersebut dibuang ke
lingkungan.
Jenis Limbah & Dampaknya

LIMBAH PADAT

Organik : Sisa makanan, sampah taman/kebun.


Anorganik : plastik, kaleng, kaca, kain,besi, b3 dll
Dampak limbah padat biasanya semakin terasa saat
limbah tersebut membusuk. Tidak sedikit dari limbah
tersebut yang menimbulkan gas beracun seperti asam
sulfat, metan dan amonia. Pada limbah Anorganik,
dapat menyebabkan gangguan kesuburan tanah, dan
makhluk hidup lainnya apabila sampai terkonsumsi
Pengendalian potensi pencemaran :
Organik: Komposting
Anorganik: Reduce, Reuse, Recycle
Jenis Limbah & Dampaknya

LIMBAH GAS
& PARTIKULAT
Berasal dari gas buang proses, uap panas, gas
pembakaran, dll

Menyebabkan Global warming & rusaknya lapisan


ozon

Pengendalian pencemaran :
Mengontrol emisi gas buang
Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
Alat Pelindung Diri (APD)
Kelengkapan wajib untuk digunakan saat bekerja sesuai dengan tingkat resiko
dan bahaya dari pekerjaannya. Tujuannya adalah untuk menjaga keselamatan
pekerja dan mengurangi resiko bahaya

APD Wajib APD Tambahan


Near Miss
PEKA

HSE Golden Rule PEKA

Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA)


adalah koreksi keselamatan kerja terhadap
tindakan dan/atau kondisi tidak aman di lokasi
kerja yang dilakukan oleh pekerja dan mitra
kerja, yang kemudian melaporkan hasil
pengamatannya pada lembar PEKA
Pengamanan Sumber Energi

Pengamanan Sumber Energi adalah isolasi dan/atau pembebasan energy sebelum


melakukan pekerjaan unutk mencegak kemungkinan kecelakaan karena paparan sumber
energi
LOTO (Lock Out and Tag Out) Lock Out merupakan tindakan penguncian
untuk mencegah pengaktifan sumber energi dan Tag Out merupakan
pelabelan untuk informasi berupa peringatan, kapan isolasi, dan siapa yang
mengisolasi
Kerja di Ruang Terbatas
Ruang Terbatas adalah Ruangan Tebatas adalah ruangan cukup
besar sehingga seseorang dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu
namun memiliki bukaan untuk masuk dan keluar yang terbatas serta
tidak dirancang untuk dihuni orang terus menerus.
Hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja di ruang terbatas:
Mempersiapkan izin untuk bekerja di ruang terbatas

Telah dilakukan Gas Test dan Ukur Suhu (<40°C)

Personil yang bekerja sudah kompeten

Memastikan pekerjaan di Ruang Terbatas selalu tercatat

Personil yang bekerja sudah kompeten

Ada setidaknya 1 orang yang masuk, dan 1 orang berjaga

Memastikan isolasi sudah dilakukan, suplai


udara pada ruang terbatas secara kontinu,
ventilasi dan akses keluar masuk tidak tertutup
Bekerja di Ketinggian
adalah bekerja pada usatu tempat yang memiliki potensi terjatuh karena perbedaan
ketinggian yang dapat menyebabkan cedera/ kematian. Batasan bekerja diketinggian adalah >1.8 m, lebih dari itu
ajib mengenakan Full Body Harness

Metode Kerja

Fall Restrain Tangga Elevated Platform Scaffolding

Body Harness & Lanyard Access and Safety Rope


Bekerja di Ketinggian

Yang perlu diperhatikan saat akan bekerja


di ketinggian :
1. Pastikan telah melakukan analisa resiko terhadap lokasi dan pekerjaan
yang dilakukan.
2. Pastikan menggunakan APD berupa full body harness untuk bekerja di
ketinggian.
3. Periksa kesehatan dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja
diketinggian.
4. Pastikan scaffolding yang digunakan dalam bekerja diketinggian dalam
kondisi aman dan telah di inspeksi oleh HSSE.
Keselamatan Kerja di Perairan

Hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja di perairan:


• Menyiapkan otorisasi untuk bekerja di perairan
• Menggunakan life jacket saat berada di perairan
• Memastikan life jacket dalam kondisi baik dan pemakaiannya benar
• Menggunakan anjungan / platform jika bekerja di atas permukaan air
Pengendalian Pemicu Nyala Api
Penggunaan Pesawat Angkut

Hal yang perlu diperhatikan dalam


menggunakan pesawat angkat:
• Memastikan izin kerja dan JSA sudah tersedia
• Rigger dan Operator alat angkat harus
berkompeten, tersertifikasi, dan dalam kondisi
sehat
• Memastikan sertifikasi pesawat angkat masih
berlaku (ada kode warna di badan pesawat
angkat), kapasitas pesawat angkat mencukupi
(biasanya tertulis di badan pesawat angkat),
dan kondisi pesawat angkat layak
• Memastika pekerjaan dilakukan dengan
perlahan dan tidak tergesa gesa
• Menandai area tidak aman dengan memasang
rambu dan cross line di area tersebut dan
dilarang untuk melintasi area tersebut
Gas Test
Gas Testing adalah suatu kegiatan untuk mendeteksi keberadaan gas-gas/ komposisi gas di
atmosfer sekitar area kerja dan mengukur konsentrasi/ kadar dari gas-gas sekitar.

Parameter Batasan

Hidrokarbon yang dinyatakan dalam % LEL Hidrokarbon, keberadaannya bisa menyebabkan kebakaran

Oksigen (O2) yang dinyatakan dalam % konsentrasi Oksigen (O2), <19,5% akan menyebabkan asphyxia dan >23,5% akan
menyebabkan potensi kebakaran semakin tinggi

Carbon Monoxyde (CO) yang dinyatakan dalam ppm Carbon Monoxyde (CO), 35ppm (untuk kerja 8 jam atau 40jam/minggu)
dan 200ppm (untuk 15 menit kerja dan boleh diulang maksimal 4 kali
dengan selang waktu istirahat 60 menit)

Hidrogen Sulfide (H2S) yang dinyatakan dalam ppm Hidrogen Sulfide (H2S), 10ppm (untuk kerja 8 jam atau 40jam/minggu)
dan 15ppm (untuk 15 menit kerja dan boleh diulang maksimal 4 kali
dengan selang waktu istirahat 60 menit)
APAR (Alat Pemadan Api Ringan) adalah suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa, dioperasikan oleh satu orang,
berdiri sendiri, dengan berat antara 0,5kg – 16kg, dan umumnya digunakan untuk api kecil/ nyala api awal
API adalah rantai reaksi kimia yang diikuti oleh pengeluaran panas dan cahaya. Api bisa terbentung karena tiga
komponen yang disebut sebagai segitiga api.

Metode pemadaman API:


• Cooling, yaitu mendinginkan bahan bakar dengan mengusir panas.
Misalnya, menyiram air pada bahan bakar seperti kayu yang terbakar.
• Smothering, yaitu memotong pasokan oksigen. Misalnya, dengan
memberikan foam atau karbon dioksida.
• Starving, yaitu dengan memotong pasokan bahan bakar (fuel).
Misalnya dengan memberhentikan pasokan gas yang terbakar di dalam pipa.
• Inhibition, yaitu dengan menghentikan reaksi kimia. Misalnya,
dengan memberikan dry chemical powder.
Breathing Apparatus adalah merupakan alat bantu pernafasan yang digunakan saat area
kerja terdapat gas-gas berbahaya yang melebihi ambang batas atau kandungan oksigen dibawah
yang dipersyaratkan.
Cara menggunakan:
• Buka presure regulator dan cek tekanan manometer
• Apabila tekanan ada (>6 bar) artinya BA siap
digunakan
• Berdiri posisi tegak, kenakan harness dan backpack
dengan posisi regulator dibawah, kencangkan
sabuk pengaman
• Pakailah face mask
• Atur regulator dan demand vavle
• Bernafas seperti biasa emudian test kebocoran
dengan cara tutup regulator
• Apabila masih bisa bernafas artinya ada kebocoran
• Buka regulator dan bernafaslan dengan tenang

Anda mungkin juga menyukai