NIM : 203210211
KELAS : 2A
b. Trauma Tajam, disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul yang datang
dengan cepat dan keras misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan
pertukangan.
1) Trauma tembus kelopak mata. Trauma ini dapat menembus Sebagian atau
seluruh tebal kelopak mata.
2) Trauma tembus pada saluran lakrimal. Trauma dapat menyebabkan gangguan
pada salah satu bagian dari sistem pengaliran air mata dan pungtum lakrimal
sampai rongga hidung.
3) Trauma tembus pada konjungtiva. Taruma ini dapat menyebabkan ruptur
pembuluh darah kecil yang menimbulkan robekan konjungtiva dan
perdarahan subkonjungtiva mirip trauma tumpul.
4) Trauma tembus pada sklera. Luka kecil pada sklera sukar dilihat. Pada luka
yang agak besar, akan terlihat jaringan uvea yaitu iris, badan silier dan koroid
yang berwarna gelap disertai COA yang dangkal.
5) Trauma tembus pada kornea, iris, badan silinder, lensa dan korpus vitreus.
Dapat terjadi laserasi kornea yang disertai penetrasi kornea. Jika terjadi
perforasi kornea yang disertai prolaps jaringan iris melalui luka akan timbul
gejala penurunan TIO, COA dangkal atau menghilang, inkarserasi iris
melalui luka perforasi, adanya luka pada kornea, edema disertai edema
kelopak mata, kemosis konjungtiva, hiperemia, lakrimasi, fotofobia, nyeri
yang hebat, penglihatan menurun dan klien tidak dapat membuka mata
sebagai mekanisme protektif.
6) Trauma tembus pada koroid dan retina. Trauma tembus yang disertai
keluarnya korpus vitreus menimbulkan luka perforasi cukup luas pada sklera.
7) Trauma tembus pada orbita. Trauma yang mengenai orbita dapat merusak
saraf optik sehingga dapat menyebabkan krbutaan.
2. Khemis
Terdapat 2 macam penyebab trauma kimia mata yaitu bersifat: asam dan basa.
Trauma basa dapat berakibat lebih buruk. Akibat yag ditimbulkan juga tergantung dari jenis
dan konsentrasi zat kimia, waktu dan lamanya kontak sampai tindakan pembilasan.
a. Trauma basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem
(perekat). Bahan alkali akan membuat reaksi kimia dengan jaringan mata
berangsur-angsur kejaringan yang lebih dalam.
b. Trauma asam, misalnya cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata.
Merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan
mata yang disebabkan zat kimia basa dengan pH>7.
3. Trauma radiasi Elektromaknetik
Trauma radiasi yang sering ditemukan:
a. Trauma sinar inframerah
Akibat sinar inframerah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan
pada saat bekerja dipemanggangan. Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya sinar
inframerah terlihat. Kaca yang mencairseperti yang ditemukan di tempat pemanggangan kaca
akan mengeluarkan sinar infamerah.
b. rauma sinar ultraviolet (Sinar Las)
Sinar ultraviolet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat
mempunyai panjang gelombang antara 350-295 nM. Sinar ultra violet banyak terdapat pada
saat bekerja las, da n menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahri diatas salju. Sinar
ultra violet akan segera merusak epitel kornea.
c. Trauma sinar X dan sinar terionisasi
Sinar Ionisasi dibedakan dalam bentuk :
a. sinar alfa yang dapat diabaikan
b. sinar beta yang dapat menembus 1cm jari
c. sinar gama dan
d. sinar x
Contoh: batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.
c. Benda inert
Adalah benda yang terdiri atas bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata,
ataupun jika ada, reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh: emas,
perak platina, batu, kaca, porselin, plastik tertentu.
d. Benda reaktif
Adalah benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata mengganggu fungsi mata. Contoh:
timah hitam, zink, nikel, aluminium, tembaga, kuningan, besi. (Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Mata, 2004)
c. Perdarahan
Perdarahan intraokular dapat terjadi apabila trauma mengenai jaringan uvea, berupa
hifema (perdarahan dalam bilik mata depan) atau perdarahan dalam badan kaca.
d. Reaksi jaringan mata
Reaksi yang timbul tergantung jenis benda tersebut apakah benda inert atau reaktip.
Pada benda yang inert, tidak akan memberikan reaksi ataupun kalau ada hanya ringan saja.
Benda reaktip akan memberikan reaksi-reaksi tertentu dalm jaringan mata. Bentuk reaksinya
tergantung macam serta letak benda asing tersebut di dalam mata.
Gejala klinik berupa: gangguan penglihatan yang mula-mula berupa buta malam
kemudian penurunan tajam penglihatan yang semakin hebat dan penyempitan lapng
pandangan.
e. Kalkolisis
adalah reaksi jaringan mata akibat pengendapan ion tembaga terutama pada jaringan
yang mengandung membran seperti membrane descemet, kapsul anterior lensa, iris, badan
kaca dan permukaan retina. Tembaga dapat memberikan reaksi purulen. Gejala klinik
“kalkolisis” timbul lebih dini dari pada siderosis yaitu beberapa hari sesudah trauma.
C. Tanda dan Gejala
1. Trauma asam
a. Terjadi iritasi yang berat
b. Koaglasi protein plasma penyebab kerusakan kornea dan konjungtiva
c. Terjadi simblefaron
d. Mata pedih
e. Ketajaman mata menurun
2. Trauma Alkali
Tanda dan gejala menurut Hughes :
a. Ringan
1) Terjadi erosi epitel dan kekeruhan ringan kornea
2) Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea atau konjungtiva
b. Sedang
1) Terdapat kekeruhan kornea sehingga sukar melihat iris dan pupil
secara detail
2) Terdapat nekrosis dan iskemia ringan konjungtiva dan kornea
c. Berat
3. Trauma fisik
a. trauma sinar infra merah
1) penurunan penglihatan
2) penglihatan kabur
3) mata terasa panas
b. trauma sinar ultra violet
1) mata sangat sakit
2) terasa ada pasir
3) fotofobia
4) konjungtiva kemotik
5) kadang kornea keruh
6) pupil akan terlihat miosis
c. trauma sinar ionisasi sinar X
1) dilatasi kapiler
2) perdarahan
3) eksudat
4) gangguang fungsi air mata
4. Trauma Tumpul
a. Trauma tumpul palpebral
1) Mata tanpak terdorong kebelakang
2) Tanpak kerusakan struktur permukaan kelopak mata, konjungtiva, clear,
kornea, lensa
3) Terdapat hematoma
b. Trauma tumpul lensa
1) Dislokasi lensa
2) Sublukasi lensa
3) Lokasi lensa anterior
a) Penglihatan menurun mendadak
b) Rasa sakit yang hebat
c) Muntah
d) Mata merah dengan blefarospasme
e) Adanya injeksi siliar yang hebat
f) Edema kornea
4) Luksasi lensa posterior
5) Katarak trauma
c. Trauma tumpul kornea
1) Adanya edema cornea
2) Penglihatan kabur
3) Cornea keruh
4) Erosi/ abrasi
5) Laserasi cornea
6) Mata berair
7) Fitofobia
Prognosi:
Trauma Kimia
Prognosis:
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik:
1. Kemerahan lokalisata di medial atau lateral
2. Iritasi (+/-)
3. Penglihatan kabur (akibat obstruksi sumbu visual atau astigmatisme)
4. Tampak jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala
(head) yang mengarah ke kornea dan badan.
5. Mata berair (satu-satunya tanda pada bentuk kronik)
6. Terlihat pembengkakan kantung air mata dan merah di daerah sakus lakrimal,
dan nyeri tekan di daerah sakus
7. Substansi purulen dapat diperas dari sakus lakrimalis
8. Daerah kantung air mata berwarna merah meradan
- Pemeriksaan penunjang : -
H. Penata laksanaan
Bila terlihat salah satu tanda diatas adanya perfotasi bola mata, maka secepatnya,
dilakukan pemberian antibiotic. Topical maka ditutup dan segera dilakukan kepada
dokter mata untuk melakukan pembedahan pada pasien dengan luka tembus bola mata
selamanya diberikan antibiotic sistematik/intervena dan pasien dikuaskan untuk
pembedahan.