Anda di halaman 1dari 11

NAMA: DITA YUNISA ARSY

NIM : 203210211
KELAS : 2A

RESUME TRAUMA MATA


A. Pengertian
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi.
B. Etiologi dan macam-macam trauma mata
Trauma mata dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Fisik atau mekanik
a. Trauma Tumpul, penyebab trauma tumpul biasanya berhubungan dengan olah
raga misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka utup boto tidak dengan
alat, ketapel.
Kelainan yang dapat terjadi akibat trauma tumpul pada mata mengenai:
1) Organ Eksterna
a. Orbita. Trauma tumpul bagian ini dapat menimbulkan fraktur. Orbita
ditandai dengan tepi orbita tidak rata pada perabaan.
b. Kelopak mata (dapat terjadi hematoma kelopak). Kelopak mata atau
palpebra dapat mengalami hematom atau edema palbebra yang
menyebabkan kelopak mata tidak dapat membuka dengan sempurna
(ptosis).
2) Organ interna
a. Konjungtiva dapat terjadi edema kronis, hematoma subkonjungtiva).
Trauma tumpul pada konjungtiva dapat menimbulkan gangguan
penglihatan.
b. Kornea (dapat terjadi edema kornea, erosi kornea, erosi kornea Rekuren)
c. Iris / badan silinder (dapat terjadi iridodialis dan hifema)
d. Lensa (dapat terjadi dislokasi lensa, subluksasi lensa, luksasi lensa
anterior, subluksasi lensa posterior, katarak trauma dan cincin vossius).
e. Korpus vitreus. Pada bagian ini trauma tumpul mengakibatkan subluksasi
atau luksasi lensa mata, maka zonula Zin dan korpus vitreus menonjol ke
COA sebagai herniasi korpus vitreus. Taruma tumpul menyebabkan korpus
vitreus.
f. Retina (dapat terjadi edema retina & koroid, dan ablasi retina)
g. Nervus optikus (N. II). Akibat trauma tumpul nervus optikus dapat
h. terlepas atau putus (avulsio) sehingga menimbulkan kean.

b. Trauma Tajam, disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul yang datang
dengan cepat dan keras misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan
pertukangan.
1) Trauma tembus kelopak mata. Trauma ini dapat menembus Sebagian atau
seluruh tebal kelopak mata.
2) Trauma tembus pada saluran lakrimal. Trauma dapat menyebabkan gangguan
pada salah satu bagian dari sistem pengaliran air mata dan pungtum lakrimal
sampai rongga hidung.
3) Trauma tembus pada konjungtiva. Taruma ini dapat menyebabkan ruptur
pembuluh darah kecil yang menimbulkan robekan konjungtiva dan
perdarahan subkonjungtiva mirip trauma tumpul.
4) Trauma tembus pada sklera. Luka kecil pada sklera sukar dilihat. Pada luka
yang agak besar, akan terlihat jaringan uvea yaitu iris, badan silier dan koroid
yang berwarna gelap disertai COA yang dangkal.
5) Trauma tembus pada kornea, iris, badan silinder, lensa dan korpus vitreus.
Dapat terjadi laserasi kornea yang disertai penetrasi kornea. Jika terjadi
perforasi kornea yang disertai prolaps jaringan iris melalui luka akan timbul
gejala penurunan TIO, COA dangkal atau menghilang, inkarserasi iris
melalui luka perforasi, adanya luka pada kornea, edema disertai edema
kelopak mata, kemosis konjungtiva, hiperemia, lakrimasi, fotofobia, nyeri
yang hebat, penglihatan menurun dan klien tidak dapat membuka mata
sebagai mekanisme protektif.
6) Trauma tembus pada koroid dan retina. Trauma tembus yang disertai
keluarnya korpus vitreus menimbulkan luka perforasi cukup luas pada sklera.
7) Trauma tembus pada orbita. Trauma yang mengenai orbita dapat merusak
saraf optik sehingga dapat menyebabkan krbutaan.
2. Khemis
Terdapat 2 macam penyebab trauma kimia mata yaitu bersifat: asam dan basa.
Trauma basa dapat berakibat lebih buruk. Akibat yag ditimbulkan juga tergantung dari jenis
dan konsentrasi zat kimia, waktu dan lamanya kontak sampai tindakan pembilasan.
a. Trauma basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem
(perekat). Bahan alkali akan membuat reaksi kimia dengan jaringan mata
berangsur-angsur kejaringan yang lebih dalam.
b. Trauma asam, misalnya cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata.
Merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan
mata yang disebabkan zat kimia basa dengan pH>7.
3. Trauma radiasi Elektromaknetik
Trauma radiasi yang sering ditemukan:
a. Trauma sinar inframerah
Akibat sinar inframerah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan
pada saat bekerja dipemanggangan. Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya sinar
inframerah terlihat. Kaca yang mencairseperti yang ditemukan di tempat pemanggangan kaca
akan mengeluarkan sinar infamerah.
b. rauma sinar ultraviolet (Sinar Las)
Sinar ultraviolet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat
mempunyai panjang gelombang antara 350-295 nM. Sinar ultra violet banyak terdapat pada
saat bekerja las, da n menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahri diatas salju. Sinar
ultra violet akan segera merusak epitel kornea.
c. Trauma sinar X dan sinar terionisasi
Sinar Ionisasi dibedakan dalam bentuk :
a. sinar alfa yang dapat diabaikan
b. sinar beta yang dapat menembus 1cm jari
c. sinar gama dan
d. sinar x

4. benda asing pada mata


Bulu mata, debu, kuku dan partikel lewat udara dapat kontak dengan konjungtiva
atau kornea dan menyebabkan iritasi atau abrasi. Pada benda asing mata, umumnya klien
mengeluh adanya sensasi. Jenis-jenis benda asing pada mata:
a. Benda logam
Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit. Contoh: emas, perak, platina, timah
hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi.

b. Benda bukan logam

Contoh: batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.

c. Benda inert

Adalah benda yang terdiri atas bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata,
ataupun jika ada, reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh: emas,
perak platina, batu, kaca, porselin, plastik tertentu.

d. Benda reaktif

Adalah benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata mengganggu fungsi mata. Contoh:
timah hitam, zink, nikel, aluminium, tembaga, kuningan, besi. (Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Mata, 2004)

Akibat benda asing pada mata:


a. Rudapaksa / trauma
Erosi konjungtiva atau kornea. Erosi ini timbul apabila benda asing yang masuk tidak
sampai menembus bola mata tetapi hanya tertinggal pada konjungtiva atau kornea.
b. Rudapaksa tembus / trauma tembus
Trauma trombus adalah suatu trauma diamana sebagian atau seluruh lapisan kornea
dan slera mengalami kerusakan. Trauman ini dapat terjadi apabila benda asing melukai
sebagian lapisan kornea atau sklera dan benda tersebut tertinggal di dalam lapisan tersebut.
Pada keadaan ini tidak terjadi luka terbuka.

c. Perdarahan
Perdarahan intraokular dapat terjadi apabila trauma mengenai jaringan uvea, berupa
hifema (perdarahan dalam bilik mata depan) atau perdarahan dalam badan kaca.
d. Reaksi jaringan mata
Reaksi yang timbul tergantung jenis benda tersebut apakah benda inert atau reaktip.
Pada benda yang inert, tidak akan memberikan reaksi ataupun kalau ada hanya ringan saja.
Benda reaktip akan memberikan reaksi-reaksi tertentu dalm jaringan mata. Bentuk reaksinya
tergantung macam serta letak benda asing tersebut di dalam mata.
Gejala klinik berupa: gangguan penglihatan yang mula-mula berupa buta malam
kemudian penurunan tajam penglihatan yang semakin hebat dan penyempitan lapng
pandangan.
e. Kalkolisis
adalah reaksi jaringan mata akibat pengendapan ion tembaga terutama pada jaringan
yang mengandung membran seperti membrane descemet, kapsul anterior lensa, iris, badan
kaca dan permukaan retina. Tembaga dapat memberikan reaksi purulen. Gejala klinik
“kalkolisis” timbul lebih dini dari pada siderosis yaitu beberapa hari sesudah trauma.
C. Tanda dan Gejala
1. Trauma asam
a. Terjadi iritasi yang berat
b. Koaglasi protein plasma penyebab kerusakan kornea dan konjungtiva
c. Terjadi simblefaron
d. Mata pedih
e. Ketajaman mata menurun

2. Trauma Alkali
Tanda dan gejala menurut Hughes :
a. Ringan
1) Terjadi erosi epitel dan kekeruhan ringan kornea
2) Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea atau konjungtiva
b. Sedang
1) Terdapat kekeruhan kornea sehingga sukar melihat iris dan pupil
secara detail
2) Terdapat nekrosis dan iskemia ringan konjungtiva dan kornea
c. Berat

1) Timbulnya siderosis sebenarnya sangat dini tetapi tidak memberikan


gejala klinik yang jelas sampai beberapa waktu lamanya. Gejala
siderosis tampak 2 bulan sampai 2 tahun setelah trauma.lihat
2) Terdapat iskemia konjungtiva dan selera, sehingga tanpak pucat

3. Trauma fisik
a. trauma sinar infra merah
1) penurunan penglihatan
2) penglihatan kabur
3) mata terasa panas
b. trauma sinar ultra violet
1) mata sangat sakit
2) terasa ada pasir
3) fotofobia
4) konjungtiva kemotik
5) kadang kornea keruh
6) pupil akan terlihat miosis
c. trauma sinar ionisasi sinar X
1) dilatasi kapiler
2) perdarahan
3) eksudat
4) gangguang fungsi air mata

4. Trauma Tumpul
a. Trauma tumpul palpebral
1) Mata tanpak terdorong kebelakang
2) Tanpak kerusakan struktur permukaan kelopak mata, konjungtiva, clear,
kornea, lensa
3) Terdapat hematoma
b. Trauma tumpul lensa
1) Dislokasi lensa
2) Sublukasi lensa
3) Lokasi lensa anterior
a) Penglihatan menurun mendadak
b) Rasa sakit yang hebat
c) Muntah
d) Mata merah dengan blefarospasme
e) Adanya injeksi siliar yang hebat
f) Edema kornea
4) Luksasi lensa posterior
5) Katarak trauma
c. Trauma tumpul kornea
1) Adanya edema cornea
2) Penglihatan kabur
3) Cornea keruh
4) Erosi/ abrasi
5) Laserasi cornea
6) Mata berair
7) Fitofobia

D. Pencegahan Trauma Mata


a. Selalu gunakan kacamata pelindung atau kaca mata anti pecah saat berolah raga
berat atau saat berhubungan dengan bahan kimia
b. Jauhkan bahan-bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya dari jangkauan anak-
anak
c. Tidak menggosok mata dengan tangan
d. Membasuh mata menggunakan air
e. Mengompres mata
f. Memeriksa diri kedokter

E. Patafisiologi (alir muncul masalah keperawatan)


Trauma mata dari yang terdepan sampai yang terdalam.
a. Palpebra mengenai Sebagian levator apaneurosi menyebabkan luka yang
permanen.
b. Saluran lakrimalis, dapat meresat system pengaliran air mata penglihatan
laksimalis sampai rongga hidung menyebabkan kekurangan air mata
c. Konjungtiva, dapat menisat neptur pembuluh darah yang menyebabkan
pendarahan sub konjungtiva
d. Kornea, dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai
media refleksi
e. Sklera, bila luka tembus dapat menimbulkan penurunan tekanan bola mata
f. Iris, robekan pada iri sehingga pupil terpinggir
g. Pupil menyebabkan lemahnya otot sfinter pupil sehingga pupil menjadi
midnasis
h. Menyebabkan pendarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan
kaca
i.

F. Komplikasi Trauma Mata


Trauma mekanis, komplikasi: jangka pendek
a. Glaucoma
b. Corneal blood stain
c. Synechia
d. Symphatetic ophthalmia
Jangka Panjang
a. Atropi Iris
b. Optic atropi
c. Heterocronitis uveitis
d. Hemopthalmitis

Prognosi:

a. Lika yang mengarah pada prognosis: kemungkinan prognosanya buruk


b. Luka yang mengarah ke anterior: kemungkinan prognosanya baik

Trauma Kimia

Komplikasi: simblefaron, perlengkatan antara konjungtiva palpebra dan kornea

a. Kornea keruh, edema, neovaskuler


b. Katarac traumatic, trauma basa pada pada perbukaan mata sering menyebabkan
katarak, selain menyebabkan katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,
konjungtiva dan iris.

Prognosis:

a. Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darahdaerah limbus adalah


indicator tingkat keparahan cedera dan prognosis penyembuhannya
b. Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh darah limbus, luka yang
terjadi akan makin parah
c. Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari trauma asam

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik:
1. Kemerahan lokalisata di medial atau lateral
2. Iritasi (+/-)
3. Penglihatan kabur (akibat obstruksi sumbu visual atau astigmatisme)
4. Tampak jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala
(head) yang mengarah ke kornea dan badan.
5. Mata berair (satu-satunya tanda pada bentuk kronik)
6. Terlihat pembengkakan kantung air mata dan merah di daerah sakus lakrimal,
dan nyeri tekan di daerah sakus
7. Substansi purulen dapat diperas dari sakus lakrimalis
8. Daerah kantung air mata berwarna merah meradan
- Pemeriksaan penunjang : -
H. Penata laksanaan
Bila terlihat salah satu tanda diatas adanya perfotasi bola mata, maka secepatnya,
dilakukan pemberian antibiotic. Topical maka ditutup dan segera dilakukan kepada
dokter mata untuk melakukan pembedahan pada pasien dengan luka tembus bola mata
selamanya diberikan antibiotic sistematik/intervena dan pasien dikuaskan untuk
pembedahan.

I. asalah keperawatan minimal 3 serta intervensi kep


1. nyeri akut berdasarkan dengan infeksi interfensi
a. kaji skala nyeri (p,q,k,s,t)
b. pantau tanda-tanda
c. berikan tindakan nyaman seperti kompres daerah edema
d. kolaborasi berikan analgetic
2. resiko lanjut berdasarkanpeningkatan Tindakan infrakuler
intervensi
a. batasi aktualitas
b. anjurkan penggerakan Teknik manajemen stess
c. pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
3. asietas berdasarkan prose pembedahan
a. pantau respon fisik seperti kaki kardio,
b. berikan Tindakan kenyamanan
c. anjurkan pasien untuk melakukan indikasi relaksasi
d. libatkan orang terdekat dalam rencana kep

kemasukan benda asing pada mata/ telinga

1. Kemasukan benda asing pada mata


Kondisi dimana benda dari luar tubuh memasuki mata .
Komplikasi
a. Terganggunya fungsi penglihatan
b. Infeksi mata
c. Radang mata
d. Kebutaan
Penatalaksanaan
a. Istilah umum kelilipan yang ringan dapat dibersihkan dengan jalan mencuci mata
dengan bersih lebih baik
b. Dapat juga dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih
c. Kelilipan yang tajam harus hati-hati tergeser dapat melukai mata

2. Kemasukan benda asing pada telinga


Kondisi Ketika luka tubuh memasuki telinga
Komplikasi
a. Terganggunya fungsi pendengaran
b. Infeksi telinga
c. Merasa tidak enk pada telinga
d. Rasa nyeri
Penata laksanaan
a. Biasanya yang sering masuk serangga dan terjadi pada bayi, serangga yang
masuk kedalam telinga dapat dibunuh dengan memasukkan baby oil ataupun
minyak zaitun kedalam liang telinga
b. Jika benda asing berupa biji-bijian basah yang mudah mengembang jangan
masukkan cairan sebaiknya diambil dengan korek kuping hati-hati bila belum
berhasil bawa kedokter.
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah, Indriana N. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta: EGC
Prof. Dr. Sidarta Ilyas SpM,dkk. 2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum
Dan Mahasiswa Kedokteran. Ed.2. Jakarta: CV Sagung Seto
Mansjoer, Arif, Kuspuji Trianti. 2005. Capita selecta kedokteran edisi ke 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata edisi ke 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Hidayat, A, Aziz Alimul. 2008. Pengantar ilmu Kesehatan anak untuk Pendidikan
kebidanan. Surabaya: salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai