Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS LUKA BAKAR


DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD ULIN BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI RAFIAH


NIM : 11409719071
TINGKAT : II (DUA)
SEMESTER : IV (EMPAT)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA
TAHUN AJARAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Siti rafiah
NIM : 11409719071
Ruangan : Ruang Instalasi gawat darurat (IGD)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyelesaikan laporan


pendahuluan dengan kasus Luka bakar di Ruang Instalasi gawat darurat (IGD)
RSUD Ulin Banjarmasin.

Banjarmasin,25,Mei, 2021

Siti rafiah
Nim : 11409719071

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Hj.Tri
Mawarni,S.Kep.,Ns.M.Kep
NIP :197404032001122002
LAPORAN PENDAHULUAN

I.KONSEF DASAR TEORI

a. Pengertian Luka bakar


Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi
setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem
kardiovaskuler. (Rahayuningsih, 2012).
Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari
kotoran dan infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa
mengancam jiwa karena terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak-
seimbangan elektrolit dan suhu tubuh, gangguan pernafasan serta fungsi
saraf (Adibah dan Winasis, 2014).

b. Patopisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh
darah besar dan akibat kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan
plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi.
Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif, terganggunya cairan di
dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah
yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam
setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun
kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga
dapat terjadi sok hipovelemik (burn syok).
c. Anatomi dan fisiologi
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15%dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata
tebal kulit 1-2 mm. paling tebal (6mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan
yang paling tipis(0,5mm) terdapat di penis. Bagian-bagian kulit manusia
sebagai berikut. Epidermis :Epidermis terbagi dalam empat bagian yaitu
lapisan basal atau stratum germinativium, lapisan malphigi atau stratum
spinosum, lapisan glanular atau stratum gronulosum, lapisan tanduk atau
stratum korneum. Epidermis mengandung juga: kelenjar ekrin, kelenjar
apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis,
ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu, menyebabkan panas dilepaskan
dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat disemua daerah kulit, tetapi
tidak terdapat diselaput lendir. Seluruhnya berjulah antara 2 sampai 5 juta
yang terbanyak ditelapak tangan. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat
besar yang bermuara ke folikel rambut, terdapat diketiak, daerah anogenital.
Puting susu dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat diseluruh tubuh, kecuali di
telapak tangan, tapak kaki dan punggung kaki. Terdapat banyak di kulit kepala,
muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam
lemak, kolesterol dan zatlain.
1. Dermis : dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan
diatas jaringan sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas
terjalin rapat (pars papilaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih
longgar (pars reticularis). Lapisan pars tetucularis mengandung pembuluh
darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
2. Jaringan subkutan, merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis.
Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang
terbanyak adalah limposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan
sebkutan mengandung saraf, pembuluh darahlimfe.Kandungan rambut dan
dilapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan. Fungsi dari
jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan
tempat penumpukan energi.
d. Etiologi
a. Luka Bakar Termal
Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. Penyebab
paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena terpajan dengan
suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau terkena permukaan
logam yang panas (Fitriana, 2014).
b. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit
dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan
banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat
kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan
zat– zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri,
pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).
c. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari
energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar
listrik ini biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di
permukaan tubuh (Fitriana, 2014).
d. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion
pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada
dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang
terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi
(Rahayuningsih, 2012).
e. Tanda dan gejala
Menurut Wong dan Whaley’s, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
a. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan,
nyeri sekali, sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem
sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah
mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21-28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
c. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-
putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan
mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga
termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh
sendiri (perlu skin graf).

f. Komplikasi
1. Curting Ulcer / Dekubitus
2. Sepsis
3. Pneumonia
4. Gagal Ginjal Akut
5. Deformitas
6. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut
Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat sindrom gawat
panas akut (ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang menyerang
sepsis gram negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan
kebocoran cairan kedalam ruang interstisial paru. Kehilangan kemampuan
mengembang dan gangguan oksigen merupakan akibat dari insufisiensi paru
dalam hubungannya dengan siepsis sistemik (wong, 2008)
g. Pattway

Bahan Termis Radiasi Listrik / Petir


Bakar

MK :
Biologis Psikologis Gangguan konsep diri
LUKA
Kurang pengetahuan
BAKAR
Anxietas

Pada Di ruang Kerusakan


Wajah tertutup kulit

Kerusakan Keracunan gas Penguapan


mukosa CO meningkat

Oedema CO mengikat Peningkatan MK :


laring Hb pembuluh Risiko tinggi terhadap infeksi
Gangguan rasa nyaman
Obstruksi jalan Hb tidak Ekstravasasi
cairan Gangguan aktifitas
nafas mampumengik
Kerusakan integritas kulit
at O2
Tekanan
Gagal
onkotik
nafas
Hipoxia otak menurun
MK :
Jalan nafas tidak Tekanan cairan
efektif intravaskuler

MK :
Hipovole Kerusakan volume cairan
mia Gangguan perfusi jaringan
Gangguan
sirkulasi
h. Obat-obatan
1. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian
2. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur
3. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
4. Antasida : kalau perlu
i. Data penunjang
Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan
elektrolit, ureum kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2 dan PCO2).
Pemeriksaan Radiologi, Foto Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui tekanan
vena sentral.
j. Penatalaksanaan
1. Resusitasi Airway, Breathing, Circulation
- Pernafasan : udara panas → mukosa rusak → oedem → obstruksi ; efek
toksik dari asap : HCN, NO2, HCL, Bensin → iritasi → bronkhokontriksi →
obstruksi → gagal nafas
- Sirkulasi :Gangguan permeabilitas kapiler : cairan dan intra vaskuler
pindah ke ekstra vaskuler → hipovolemi relatif → syok → ATN → gagal
ginjal
2. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka
3. Resusitasi cairan → Baxter
4. Monitor urine dan CVP
5. Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% (1:30) + buang jaringan nekrotik
- Tulle
- Silver sulfa diazin tebal
- Tutup kassa tebal
- Evaluasi 5-7 hari, kecuali balutan kotor
k. Prognosis
Prognosis luka bakar ditentukan berdasarkan kedalaman luka bakar dan luas
luka bakar, dengan mortalitas terkait erat dengan komplikasi luka bakar
seperti infeksi, sepsis, dan kegagalan multi organ.
II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda : anak dibawah 2 tahun dan
diatas 60 tahun mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur 2
tahun lebuh rentan terkena infeksi.
B.Riwayat kesehatan sekarang
- Sumber kecelakaan
- Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
- Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
- Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
- Keadaan fisik disekitar luka bakar
- Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk ke RS
C. Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk menentukan apakah pasien mempunyai penyakit yang
merubah kemampuan untuk memenuhi keseimbangan cairan dan
daya pertahanan terhadap infeksi (seperti DM,gagal jantung, sirosis
hepatis, gangguan pernafasan)
D. Pemeriksaan Fisik dan psikososial
1. Aktifitas / istirahat :
Tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak
pada area yang sakit ; gangguan masa otot, perubahan
tonusSirkulasi :
2. Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT) : hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang
cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit
putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka
bakar)
3. Integritas ego :
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,
kecacatan. Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan,
menyangkal, menarik diri, marah
4. Eliminasi
Tanda : haluaran urine menurun; warna mungkin hitam kemerahan
bila terjadi mioglobin, mengidentifikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis, penurunan bising usus
5. Makanan / cairan :
Tanda : oedema jaringan umum, anoreksia, mual / muntah
6. Neurosensori :
Gejala : area batas, kesemutan
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku; penurunan refleks
tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas;
aktifitas kejang
7. Nyeri / keamanan :
Gejala : berbagi nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan
perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua
sangat nyeri; respon terhadap luka bakar ketebalan derajat kedua
tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri
8. Pernafasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
Tanda : serak; batuk mengi; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi
cedera inhalasi
9. Pemeriksaan diagnostik :
a. LED mengkaji hemokonsentrasi
b. GDA dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya
pada cedera inhalasi asap
c. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal
d. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen
menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh
luas
e. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap
f. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat
menurun pada luka bakar massif
g. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan luka bakar menurut
NANDA (2015) yaitu sebagai berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka bakar)
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (luka
bakar)
c. Risiko infeksi berhubungan dengan terpajang pada wabah
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya lesi
3. Intervensi beserta rasional
Diagnose Tujuan NOC Intervensi nic Rasional
keperawatan
1. Nyeri akut NOC : NIC : 1. Dengan
berhubungan  Kontrol nyeri Manajemen nyeri mengetahui
dengan agen Indikator : 1. Lakukan lokasi,
pencedra 1. Tidak pernah pengkajian nyeri karakteristik,kuali
fisik(Luka menunjukkan secara tas dan derajat
bakar) manajemen komprehensif nyeri sebelum
nyeri termasuk lokasi, pemberian, dapat
2. Jarang karakteristik, dijadikan acuan
menunjukkan durasi, frekuensi, untuk tindakan
manajemen kualitas dan penghilang nyeri
nyeri intensitas atau setelah
3. Kadang-kadang keparahan nyeri, pemberian obat
menunjukkan dan faktor
manajemen presipitasinya
nyeri 2. Observasi isyarat 2. Untuk
4. Sering nonverbal mengetahui
menunjukkan ketidaknyamanan tingkat
manajemen , khususnya pada keparahan nyeri
nyeri mereka yang pasien yang tidak
5. Secara tidak mampu mampu
konsisten berkimunikasi berkomunikasi
menunjukkan efektif efektif
manajemen 3. Berikan informasi 3. Mengetahui
nyeri tentang nyeri perkembangan
Hasil yang seperti penyebab nyeri dan tanda-
diharapkan 4-5 nyeri, berapa tanda nyeri
kriteria hasil: lama nyeri akan sehingga dapat
1. Mengenali berkurang dan menentukan
kapan nyeri antisipasi intervensi
terjadi ketidaknyamaana selanjutnyaserta
2. Menggambarka n prosedur informasi yang
n faktor 4. Ajarkan tentang tepat dan akurat
penyebab teknik non membantu
3. Menggunakan farmakologi: pasien dalam
jurnal han untuk nafas dalam mengetahui
memonitor tentang
gejala dari kondisinya
waktu ke waktu Untuk
4. Menggunakan meningkatkan
tindakan alveoli,
pencegahan memelihara
Menggunakan prtukaran gas
tindakan
2. Kerusakan NOC : NIC : 1. untuk membantu
integritas kulit Setelah 1. jaga kebersihan proses
berhubungan dilakukan kulit agar tetap penyembuhan pada
dengan tindakan bersih dan kering luka
kimiawi kulit keperawatan 2. mobilisasi 2. untuk
(luka bakar) tidak mengalami pasien setiap 2 menurunkan resiko
kerusakan kulit jam, infeksi
dengan kriteria 3. monitor akan 3. untuk membantu
hasil : integritas adanya kemerahan mencegah
kulit yang baik terjadinya infeksi
bisa atau lesi.
dipertahankan,
tidak ada luka /
lesi pada kulit,
perfusi jaringan
baik,
mempertahanka
n kelembapan
kulit dan
perawatan alami.
3. Intoleransi Setelah dilakukan Peningkatan Tidur: 1. Mengetahui
aktivitas
tindakan 1. Identifikasi kebutuhan tidur
berhubungan
dengan keperawatan kebutuhan tidur pasien
adanya lesi
selama 3x24jam pasien 2. Agar pasien
intoleransi 2. Sesuaikan dapat tidur
aktivitas dapat lingkungan dengan nyaman
teratasi dengan (misalnya 3. Agar tidur
kriteria hasil cahaya, pasien tidak
Tingkat kelelahan kebisingan, tergangu karna
1. Kelelahan (dari suhu) untuk pengaruh obat
sedang ke meningkatkan 4. Agar pasien
ringan tidur. tidak terganngu
2. Kelesuan (dari 3. Sesuaikan dan dapat tidur
sedang ke jadwal tanpa
ringan) pemberian hambatan dan
3. Saturasi oksigen pemberian obat gangguan
(dari cukup untuk 5. Di harapkan
terganggu ke mendukung keluarga dapat
tidak terganggu) tidur/ siklus memahami
Status bangun  pasien. tentan pola
Pernapasan : 4. Kelompokkan lingkunga yang
Pertukaran gas kegiatan mempengarugh
4. . Saturasi perawatan i tidur pasien.
Oksigen (dari untuk 6. Megetahui
berat ke meminimalkan apakah pola
5. ringan) jumlah  jam napas pasien
Sianosis (dari terbangun. berpengaruh
berat ke ringan) 5. Ajarkan pada pasieen
keluarga 7. Agar pasie tidak
mengenai faktor risih dan
yang meraasa
berkontribusi nyaman saat di
terjadinya pasangkalat
gangguan pola alat tertentu
tidur misalnya 8. Memberikan
faktor rasa nyaman
lingkungan serta aman
Manajemen kepada pasien
jalan napas
6. Monitor status
pernapasan
pernapasan dan
oksigenasi
sebagaimana
mestinya
7. Identifikasi
kebutuhan
pasien untuk
memasukan
alat membuka
jalan napas.
8. Posisikan
pasien untuk
meminimalkan
ventilasi
4. Resiko infeksi Nic: Noc: 1. Mendeteksi
b.d terpajang Kemungkina 1. Ajarkan kepada adanya infeksi
pada wabah dibuktikan oleh: pasien dan sedini mungkin
adanya keluarga sehingga dapa
inflamasi tanda/gejala segera dilakukan
didaerah yang infeksi dan kapan tindakan agar
terpasang harus infeksi tidak
WSD, suhu melaporkan ke semakin parah
tubuh pusat kesehatan 2. Untuk
meningkat, 2. Ajarkan kepada melindungi tubuh
nyeri pada keluarga untuk dari resiko infeksi
daerah yang merawat daerah 3. untuk
terpasang WSD dan meminimalkan
WSD Tujuan : instruksikan penyebaran infeksi
tidak terjadi untuk 5. Mengendalikan
infekasi pada merawatnya factor pemicu
pasien Kriteria secara teratur infeksi
hasil : 3. Batasi jumlah
- tidak terjadi pengunjung jika
infalamsi pada diperlukan
daerah yang 4. Kolaborasikan
terpasang untuk member
WSD antibiotik jika
- Tidak timbul diperlukan
rasa nyeri
- Suhu tubuh
normal (36,5-
37,5)

1. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria
hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah
teratasiseluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya.
Evaluasi adalah proses berkelanjutan yaitu proses yang digunakan untuk
mengukur dan memonitor kondisi klien untuk mengetahui :
(1). kesesuaian tindakan keperawatan,
(2) .perbaikan tindakan keperawatan,
(3) .kebutuhan klien saat ini,
(4) .perlunya dirujuk pada tempat kesehatan lain, dan
(5). apakah perlu menyusun ulang priorotas diagnose supaya kebutuhan
klien bisa terpenuhi. Selain digunakan untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan, evaluasi juga digunakan untuk
memeriksa sumua proses keperawatan (Debora, 2017).

Daftar pustaka
Putu astuti – pendahuluan luka bakar april 09 2019 di akses tanggal 25-05-2021

https://www.academia.edu › LP_Luka_Bakar

Dr. Maria rossyani prognosis luka bakar 2017 di akses tanggal 25-05-2021
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-plastik/luka-bakar/prognosis#

E erlina 2018- karya tulis ilmiah laporan studi kasus asuhan keperawatan dengan
luka bakar di akses tanggal 25-05-2021

http://repo.stikesperintis.ac.id 

Anda mungkin juga menyukai