Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal bedah III dengan tema asuhan
keperawatan dengan pasien luka bakar
Oleh :
1. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
(Musliha, 2010). Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu
panas (thermal), bahan kimia, elektrik dan radiasi (Suryadi, 2001).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi juga disebabkan oleh kontak dengan
suhu rendah (Masjoer, 2003). Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh trauma
panas yang memberikan gejala tergantung luas dalam dan lokasi lukanya (Tim
Bedah,FKUA, 1999)
Jadi, luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia,
elektrik maupun radiasi.
2. Etiologi
a. Gas
b. Cairan
Menurut Wong dan Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
a. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri
sekali, sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan
(adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat
nyeri, sembuh dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
c. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau
hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan
mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
4. Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya
akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan
akibat kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah,
protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan
cairan yang masif, terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi
juga merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang
sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka
bakar juga dapat terjadi sok hipovelemik (burn syok).
5. Pathway
MK :
Biologis LUKA BAKAR Psikologis
Gangguan
konsep diri
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit Kurang
pengetahuan
Kerusakan mukosa Keracunan gas CO Penguapan meningkat Anxietas
a. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini,
seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life
thretening. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman
gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian
utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang
berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal dengan kondisi
syok (terjadinya ketidakseimbangan antara paskan O2 dan tingkat
kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat
berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditingkahi dengan
problema instabilitas sirkulasi.
b. Fase sub akut
c. Fase lanjut
ditekan
dengan
ujung jari,
berisi
kedalam bila
tekanan
dilepas.
Lebih Kontak Blister besar Berbintik- Sangat
dala dengan dan bintik yang nyeri
mdari bahan air, lemba kurang
ketebalan atau bahan byang jelas, putih,
partial padat. ukurannya coklat,
(tingkat II) Jilatan api bertambah pink,
d. Superfisial pada besar. daerah
pakaian. Pucat bila merah
e. Dalam
Jilatan ditekan coklat.
langsung dengan
kimiawi. ujung jari,
Sinar ultra bila
tekanan
dilepas berisi
violet. kembali.
Ketebalan Kontak Kering Putih, Tidak
sepenuhny dengan disertai kulit kering, sakit,
a(tingkat bahan cair mengelupas. hitam, sedikit
III) atau padat. Pembuluh coklat sakit.
Nyala api. darah tua. Rambut
Kimia. sepertiarang Hitam. mudah
Kontak terlihatdi Merah. lepas bila
dengan bawa dicabut.
arus listrik. h
kulit yang
mengelupas.
Gelembung
jarang,
dindingnya
sangat tipis,
tidak
membesar.
Tidak pucat
bila ditekan.
Tabel 2.1 Klasifikasi Luka Bakar
b. Luas luka bakar, Menurut Musliha (2010)
e. Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
c. Berat ringannya luka bakar, Menurut Musliha (2010)
d. Umur klien
1. Parah – critical :
2. Sedang – moderate :
a. Tingkat II : 15-30%
3. Ringan – minor :
Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan elektrolit,
ureum kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2 dan PCO2). Pemeriksaan
Radiologi, Foto Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui tekanan vena sentral.
BAXTER FORMULA
Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x Berat Badan x % luas luka bakar per 24 jam
Dimana :
Kebutuhan Faali anak
<1 tahun = berat badan x 100 cc
1-3 tahun = berat badan x 75 cc
3-5 tahun = berat badan x 50 cc
MENGHITUNG TETESAN CAIRAN INFUS
Untuk mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM) cairan infus yang akan diberikan pada
pasien, terlebih dahulu kita mengetahui jumlah cairan yang akan diberikan, lama pemberian,
dan faktor tetes tiap infus (berbeda tiap merk, contoh merk otsuka sebanyak 15 tetes/menit,
sementara merk terumo sebanyak 20 tetes/menit).
Pasien A bermaksud diberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 250 cc dalam 2 jam. Diketahui
faktor tetes infusan adalah 15 tetes / menit. Jumlah tetesan per menit (TPM) adalah.
= 31.25 tetes
= 32 tetes permenit
ILUSTRASI KASUS
KASUS 1 :
Seorang pria datang diantar kedua temannya, karena terdapat luka bakar disekujur tubuhnya
akibat tersiram air panas. Pasien masih sadar, dan dapat berbicara dengan jelas. Pada
pemeriksaan fisik : BB 55 kg, pada luka terdapat bula, bagian dermis terlihat pucat, nyeri.
Luas Luka Bakar : 18% di daerah paha kanan dan paha kiri. Diagnosa : Luka Bakar
Derajat 2 dengn luas 18% (derajat sedang)
Penatalaksanaan:
1. Rawat Inap
2. Pemberian kassa basah pada daerah luka
3. Pemberian antibiotik
4. Pemberian cairan Rumus Bexter
10. Penatalaksanaan
f. Obat-obatan
11. Komplikasi
b. Sepsis
c. Pneumonia
e. Deformitas
Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat sindrom
gawat panas akut (ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang
menyerang sepsis gram negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh kerusakan
kapiler paru dan kebocoran cairan kedalam ruang interstisial paru.
Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan oksigen merupakan
akibat dari insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik
(wong, 2008).
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda : anak dibawah 2 tahun dan
diatas 60 tahun mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur 2
tahun lebuh rentan terkena infeksi.
b. Riwayat kesehatan sekarang
a. Sumber kecelakaan
1. Aktifitas / istirahat :
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT) : hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang
cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit
putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka
bakar)
3. Integritas ego :
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
1. Identitas Klien
Umur : 9 Tahun
Agama : Katolik
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Larantuka
Umur : 45 Tahun
Alamat : Larantuka
a. Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri pada kulit yang mengalami luka bakar dengan
skala nyeri sedang (6)
b. Riwayat Penyakit Sekarang : keluarga pasien mengatakan bahwa adanya luka bakar pada
bagian tangan kiri, kurang lebih 1 minggu yang lalu diakibatkan tersiram air panas. Pasien
selalu merasakan nyeri ketika pasien melakukan aktifitas, lokasi nyeri di ketiak kiri dan
pasien juga dirawat di Rumah Sakit Larantuka kurang lebih 1 minggu
c. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan bahwa dulu ia tidak pernah memiliki
riwayat sakit
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
4. Pengkajian Primer
Bunyi Nafas
( - ) Ronchi ( - ) Creackles
BGA : - / Spo2 : 99%
C. Circulation
a. Sirkulasi perifer
Nadi : 85 x/menit
Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak
( √ ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit :
( ) Cyanosis ( ) Pucat ( ) Kemerahan
1. Cairan
Turgor Kulit
2. Mukosa Mulut
( √ ) Lembab ( ) Kering
3. Kebutuhan Nutrisi
Oral :
Parenteral : cairan NS
4. Eliminasi
5. Intoksikasi
Makanan
Gigitan binatang
Alcohol
Zat kimia
Obat-obat terlarang
D. Disability
Tingkat kesadaran :
Sopoercoma
( ) Coma
5. Pengkajian Sekunder
a. Musculoskeletal
Spasme otot
Krepitasi
Fraktur
Dislokasi
4 5
5 5
Kekuatan otot :
b. Integument
Luka Bakar : luka bakar derajat II, luas luka bakar 23%
c. Psikososial
Ketegangan meningkat
Kurang pengetahuan
gatal-gatal,
iritasi, nyeri
sendi, kulit
kemerahan, sesak
nafas, bengkak
pada wajah,
bengkak pada
tangan atau
bengkak pada
kaki.
Cateter
I. ANALISA DATA
Data Objektif :
An. Y.N tampak mringis kesakitan,S
: skala nyeri 6
2. Data Subjektif : Cedera kimiawi Kerusakan integritas
kulit (luka bakar) kulit
An. Y.N mengatakan bahwa nyeri
pada saat area luka di sentuh atau di
tekan
Data Objektif :
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (luka bakar)
No NOC NIC
Kode Dx. Kep Kode Kode
Hasil Intervensi
1. 00132 Nyeri aku b.d Domain II : Domain 1 :
agens cedera fisik
Kesehatan Fisiologi Fisiologi Dasar
( luka bakar)
Kelas L : Integritas Kelas E:
Jaringan Peningkatan
Outcomes : Kenyamanan Fisik
Outcomes :
1107 Pemulihan Luka
Manajemen Nyeri
Bakar
Definisi
Definisi : tingkat
1400 :Pengurangan
kesembuhan fisik
ataureduksi nyeri
dan psikologis
sampai
secara keseluruhan
pada
pada luka bakar
tingkat
mayor
kenyamanan yang
Indikator :
dapat
1. Granulasi
diterim
jaringan
aoleh pasien
2. Perfusi area
Intervensi :
jaringan luka 1. Lakukan
bakar pengkajian
110701
3. Persentase luka nyeri
110702
110703
bakar yang komperhensif
sembuh
2. Perawatan
4. Keseimbangan
110706 analgesik
cairan
dengan
5. Permintaan
pemantaua
obatpereda nyeri
110705 nketat
3. Ajarkan
penggunaan
teknik
non
farmakologis
4. Ajarkan
metode
farmakologi
untuk
menurunka
nnyeri
5. Dukung
istirahat yang
adekuat
2. 00046 Kerusakan Domain II : Domain 2 :
integritas Kesehatan Fisiologi Fisiologi Kompleks
kulit Kelas L : Integritas Kelas L :
berhubunga Jaringan Manajemen Kulit
n Outcomes : / Luka
denga
1107 Pemulihan Luka Outcomes :
ncedera
Bakar Perawatan Luka :
kimiawi kulit
Definisi : tingkat Luka Bkar Definisi
(luka 3361
kesembuhan fisik :
bakar)
dan psikologis Pencegahan
secara keseluruhan komplikasi luka
pada luka bakar karena
mayor adany
Indikator : a
kondisi luka bakar
110701 1.Granulasi jaringan dan memfasilitasi
2.Perfusi penyembuhan
110702
are luka
a Intervensi :
jaringan luka
1. Dinginkan luka
bakar
110703 bakar
3. Persentase luka
dengan
bakar yang
air dingin
sembuh
(200C)
4. Keseimbangan
110706 2. Evaluasi luka,
cairan
kedalaman,
5. Permintaan
pelebaran,
obatpereda nyeri
1107015 lokalisasi, nyeri,
agen penyebab,
eksudat
dantanda-tanda
infeksi
3. Berikan
tindakan
kenyamanan
sebelum
berikan
perawatan luka
bakar
4. Persiapkan
lingkungan
yang steril
5. Lakukan
debrideme
nluka
3. 00092 Intoleransi Domain I : Fungsi Domain 1 :
aktifitas Kesehatan Fisiologi Dasar
berhubunga Kelas D : Perawatan Kelas F : Fasilitas
n Diri Perawatan Diri
denga Outcomes : Outcomes :
n
0300 1800
adanya lesi
Perawatan Diri : Banttuan
Aktifitas Sehari-Hari Perawatan Diri
Definisi : tindakan Definisi :
seseorang untuk Membantu
melakukan tugas oran
fisik paling dasar glain
dan aktifitas untu
perawatan diri kmelakukan
secara mandiri aktifitas
tanpa bantuan hidu
orangatau alat psehari-hari
Indikator : Intervensi :
1. Monitor
1. Makan
kemampuan
2. Mandi
perawatan diri
3. Berpakaian secara mandiri
4. Kebersihan 2. Monitor
kebutuha
5. Berpindah
n pasien
030001 6. Memposisika 3. Berikan
ndiri bantuansampai
030004
pasienmampu
030005
melakukan
030006 perawatan diri
mandiri
030010
4. Bantu
030012
pasien
menerima
kebutuhan
5. Dorong
pasienuntuk
melakukan
aktifitas normal
sehari-hari
6. Dorong
kemandiria
n
pasien
7. Ajarkan
keluarga
untuk
mendukung
kemandirian
dengan
membantu
hanya ketika
pasien
ta
kmampu
melakukannya
dengan sendiri.
08.10
2. Selasa, 16 Juli 2019 08.05 1. Memantau tanda-tanda infeksi
V. EVALUASI KEPERAWATAN
Andra, S.N. (2013). KMB 2 : Keperawatan medikal bedah, keperawatan dewasateori dan
contoh askep. Yogyakarta : Nuha Medika
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) EdisiBahasa
Indonesia. Indonesia : Elsivier
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) EdisiBahasa
Indonesia. Indonesia : Elsivier
Kidd, Pamela S., dkk. 2010. Pedoman Keperawatan Emergensi Edisi 2. Jakarta :EGC