Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RACHMAD YOGA PRATAMA

KELAS : I4

NO.ABSEN : 17

KISAH INSPIRATIF

Perkenalkan namaku Rachmad Yoga Pratama, orang-orang sering


memanggilku dengan nama Yoga. Lahir di Kalimantan Timur Kabupaten Kutai
Kartanegara, tumbuh dan berkembang secara berpindah-pindah mulai dari daerah
hulu yaitu long iram hingga tumbuh dewasa kembali ke Kutai Kartanegara di
kecamatan Tenggarong. Saya dibesarkan oleh kedua orarng tua saya, bapak tulus
dan bu afni bekerja sebagai guru yang pada saat itu gaji guru saat minim sehingga
untuk kehidupan mewah masih sangat jauh untuk didapatkan. Dibesarkan dengan
kesederhanaan membuat saya selalu dituntut lebih mandiri dan tentunya harus
bisa lebih baik dari pada orang tua saya.

Awal mula saya tertarik untuk mengikuti instansi yang memiliki ikatan
dinas itu ketika SMA, saya berpikir jika saya berhasil lolos saya dapat
mengurangi beban orang tua saya untuk membiayai saya dan saya juga dapat
membantu orang tua untuk membiayai adik saya nanti. Pada awalnya saya tertarik
untuk mengikuti TNI dan POLRI, sehingga mulai awal masuk SMA saya sudah
mempersiapkan diri untuk mengikuti test tersebut. Saya mengisi waktu SMA saya
dengan berbagai macam kegiatan selain belajar. Dari berbagai macam kegiatan itu
saya mendapatkan banyak sekali pengalaman.

Pada saat saya SMA saya mengikuti OSPK dan Paskibra tujuan saya
mengikuti organisasi tersebut untuk melatih tingkat kedisiplinan dan public
Speaking saya karena kedepannya apabila saya menjadi anggota saya pasti juga
akan menjadi pelayan masyarakat. Pada saat itu saya mendapatkan kepercayaan
menjadi wakil ketua 1 MPK dan ketua Paskibra dari situ saya banyak belajar
bagaimana cara beretika dalam berorganisasi, bertemu banyak orang-orang hebat
dan pejabat membuat wawasan saya semakin luas dan semakin dewasa.
Saat SMA juga pada bidang akademik saya mengikuti lomba debat dan
lomba 4 pilar, alasan saya mengikuti lomba tersebut ialah untuk menambah
wawasan umum saya karena untuk masuk menjadi anggota atau ikatan dinas
diperlukan wawasan pengetahuan umum yang sangat luas, jadi tidak ada salahnya
sembari menimba prestasi disekolah saya juga dapat menyiapkan persiapan test
saya.

Saya juga sering berjualan dan melakukan apapun untuk mendapatkan


pundi-pundi rupiah pada saat SMA, saya lakukan itu karena saya tau untuk masuk
TNI atau Polri dan ikatan dinas lainnya diperlukan banyak biaya, mulai dari
persiapan kesehatan dan les persiapan lainnya. Untuk persiapan kesehatan untuk
diri saya, saya selalu menerapkan pola hidup sehat seperti saya selalu berupaya
untuk tidur tidak di atas jam 10, agar tidak mengantuk pada saat esok serta kondisi
fisik dalam tubuh saya tetap terawat.

Pada pagi hari saya selalu bangun pada pukul 5 kemudian melakukan lari
pagi selama 45 menit target saya pada saat itu untuk menurunkan berat badan saya
yang berlebih sehingga saya lebih sering melakukan cardio dari pada weigth
training. Setelah melakukan lari pagi tersebut hal yang wajib dilakukan ialah
untuk melakukan pelemasan dan pelurusan kaki hal ini saya lakukan guna
menghindari cidera kaki dan varises yang dapat membuat gugur pada saat test
kesehatan.

Setelah melakukan olahraga pagi, saya selalu sempatkan untuk membantu


perkerjaan rumah dari orang tua saya agar orang tua senang dan saya
mendapatkan keberkahan dalam menjalani hidup saya. Rutinitas tersebut saya
lakukan mulai dari kelas 1 SMA hingga kelas pertengahan kelas 2. Pada saat
pertengahan kelas 2 berat badan saya, sudah mulai turun namun masih jauh dari
standart kategori untuk test. Maka dari itu cara yang saya lakukan setelahnya saya
melakukan defisit kalori atau diet.
Defisit kalori ini bertujuan untuk mengurangi pemasukan kalori berlebih
pada tubuh sehingga lemak pada tubuh lebih cepat untuk dibakar. Saya juga
menambahkan jadwal latihan untuk peningkatan kekuatan fisik dengan menambah
jadwal olahraga dipagi dan sore dengan program penguatan yang berdasarkan
bobot berat dari tubuh kita sendiri atau biasa disebut sebagai calisthenic. Yang
saya utamakan pada awal latihan itu ialah tidak perlu banyak dulu yang penting
otot tubuh kita sudah terbiasa akan latihan tersebut.

Pola latihannya biasanya saya awali dengan berlari santai sekitar 45 menit,
kemudian melakukan jeda sekitar 5 menit untuk beristirahat setelah itu melakukan
penguatan otot dengan gerakan sit up, push up dan back up. Pada awalnya saya
tidak sanggup untuk melakukan itu semua bahkan untuk 5 push up pun saya tidak
sanggup, jadi cara saya melatihnya saya lakukan 3 kali push up tapi gerakan
tersebut di ulang sebanyak 5 kali atau biasa disebut 3 repitisi 5 set. Hal tersebut
saya lakukan hingga badan saya terasa ringan kemudian jumlah repitisinya bisa
kita tambah.

Untuk ujian samapta diperlukan gerakan pull up, dikarenakan badan saya
yang berat di awal saya tidak sanggup bahkan untuk berayun menggerakkan
badan saya ke atas saja saya tidak bisa. Kemudian saya mencari refrensi pola
latihan yang saya bisa terapkan pada saya, maka ketemulah pola latihan tersebut
dengan bergantung saja selama 1 menit tetapi kita ulang sebanyak-banyaknya.
Saat otot sudah mulai terbiasa melakukan itu, kita dapat melakukan gerakan
latihan dengan menahan setengah gerakan dari pull up tersebut selama 5 detik
hingga gerakan tersebut selesai.

Setelah saya dapat melakukan pull up, hal selanjutnya yang saya lakukan
ialah untuk menambah kekuatan daya tahan saya. Pola latihan yang saya lakukan
untuk menambah gerakan pull up ialah dengan konsisten melakukan pull up tiap
hari. Saya memberi target untuk bisa melakukan 50 pull up dalam satu hari,
namun tidak langsung melainkan kita cicil. Yang biasa saya lakukan adalah
melakukan 10 pull up setiap saya selesai melakukan solat 5 waktu, jadi kalau kita
total kita mendapatkan 50 pull up dalam satu hari.

Untuk Latihan Psikotest dan SKD saya melakukan latihan dengan metode
penargetan soal, jadi di tiap hari nya saya menargetkan untuk belajar 3 materi dan
mengikuti ujian psikotest dan SKD secara online atau offline. Pada awalnya
tentunya nilai saya belum mencukupi namun dengan latihan yang giat pada
akhirnya saya mendapatkan nilai yang lumayan tinggi untuk test-test tersebut.
Hambatan utama yang saya rasakan ketika persiapan untuk test itu adalah ujian
nasional pada saat itu karena soal ujian nasional berbeda dengan soal-soal yang
ada pada SKD dan Psikotest. Ujian nasional juga sangat penting karena
merupakan salah satu persyaratan untuk memasuki instansi atau ikatan dinas.

Setelah selesai ujian nasional saya baru melakukan medical check-up,


medical check-up yang saya lakukan sekitar satu bulan sebelum test dikarenakan
pada saat itu saya tidak ada kesehatan yang bermasalah dan aman sehingga saya
memiliki harapan yang besar untuk bisa lolos. Tiba waktunya saat Test untuk
masuk polisi, test pertama yang saya lakukan adalah test berkas pada saat
pemeriksaan berkas tidak ada kendala sama sekali dan berjalan lancar. Sekitar 5
hari setelah test berkas tersebut ada test Psikologi saya kembali berhasil melewati
test psikologi tersebut dan mendapatkan peringkat 5 untuk satu Kalimantan Timur
tentunya harapan saya semakin besar dan semakin yakin pasti bisa lolos pada test
ini.

Harapan yang saya miliki sirna ketika Test Kesehatan, saya dinyatakan
gugur dalam test kesehatan. Perasaan sedih dan bingung bercampur aduk pada
saat mendengar pengumuman tersebut dan pada akhirnya saya pulang kerumah
tanpa membawa sesuatu yang saya inginkan namun saya belum berputus asa dan
masih ingin mencoba di tahun depan. Setelah saya gagal dari test polisi tersebut
saya memutuskan untuk kuliah. Saya memilih kuliah di jurusan Pendidikan
Jasmani dengan tujuan selain bisa menjaga dan melati fisik saya, saya tetap bisa
mengasah ketajaman daya berpikir saya.
Sembari berkuliah saya kembali membuka catatan kesalahan saya yang
menyebabkan gagalnya saya ditahun pertama. Saya sadar bahwa persiapan untuk
kesehatan saya tidak maksimal sehingga ditahun kedua ini yang saya lebih
utamakan adalah pada bagian kesehatan karena kesehatan ini untuk proses menuju
kriterianya diperlukan waktu yang cukup lama. Pada semester 3 kuliah saya, saya
memutuskan untuk mengambil cuti agar bisa lebih fokus dan maksimal dalam
mengikuti test kedepannya, saya memutuskan untuk mengambil bimbel agar lebih
terarah proses saya, pola latihan dan pembelajaran yang saya dapatkan di bimbel
kurang lebih sama seperti yang telah saya lakukan namun bedanya di bimbel
untuk persiapan kesehatannya kita diarahkan ke dokter yang paham kriteria untuk
mengikuti test tersebut.

Dengan berbagai macam persiapan yang sangat maksimal tersebut di tahun


kedua ini saya lebih yakin dari pada tahun pertama. Rangkaian test pun dengan
mudah saya lewati hingga tiba waktunya saat test kesehatan, saya sangat yakin
karena persiapan yang saya lakukan sudah sangat ekstra dan sesuai, namun nasib
berkata lain saya kembali gugur dikarenakan kuku saya lepas dan belum tumbuh.
Kesedihan saya di tahun kedua ini sangat besar dibanding tahun pertama, karena
biaya yang saya lakukan tidak sedikit dan latihan yang saya lakukan sangat intens.
Setelah kejadian semua itu saya berpikir untuk memendam keinginan saya itu dan
melanjutkan untuk kuliah saja.

Pada saat pembukaan test kedinasan saya di ajak teman saya untuk
mengikuti test IPDN pada awalnya saya menolak karena hanya ingin fokus untuk
kuliah dan juga saya baru saja gugur jadi tidak ada harapan untuk bisa lulus. Pada
awalnya saya mengikuti test itu untuk menemani teman saya test IPDN tersebut.
Karena test SKD yang ada di IPDN kurang lebih sama dengan yang ada di polisi
sehingga saya dapat menyelsaikannya dihari itu. Setelah selesai mengerjakan test
tersebut kami mengecek nilai kami dan ternyata teman saya dinyatakan tidak lulus
dan saya malah lulus, saya bingung harus sedih atau bahagia di satu sisi saya
senang bisa lulus dan disatu sisi lagi saya sedih teman saya yang memiliki
kemauan besar tidak lulus.
Setelah ujian SKD itu masuk ke tahap kesehatan, karena saya tau standard
test kesehatan di IPDN ini sama seperti di polisi jadi saya tidak berharap lebih
untuk dapat lulus. Tiba waktu saat pengumuman kesehatan, betapa kagetnya saya
ketika mendapatkan peringkat 5 saat test kesehatan tersebut. Setelah
mendapakatkan kabar saya lulus dalam test kesehatan tersebut spirit saya bangkit
lagi dan yakin saya pasti akan berhasil. Saya kembali melakukan persiapan yang
matang untuk mengikuti psikotest pada tahap selanjutnya, dan saya kembali diberi
rezeki mendapatkan peringkat 4 di psikotest tersebut dan lanjut ke tahap
pantukhrir pusat. Pada saat ini saya belum berbicara ke orang tua saya bahwa saya
mengikuti test IPDN dan lulus sampai pantukhir daerah, saya berniat untuk tidak
membuat orang tua saya sedih lagi sehingga saya tidak memberi tahu mengenai
test saya. Kebetulan pada saat itu hari ulang tahun ibu saya dan saya memberikan
kado pengumuman tentang kelulusan saya di pantukhir daerah tentunya ibu saya
sangat kaget dan gembira pada saat itu, dan akhirnya saya berangkat ke Pusat dan
berhasil lolos hingga test tersebut selesai,

Setelah masuknya saya ke IPDN ibu saya berkata bahwa ibu saya lebih
setuju apabila saya masuk ke IPDN daripada saya masuk polisi, dari situ saya
mendapatkan pelajaran jika kita ingin berhasil senangkanlah dan cari ridho dari
orang tua kita terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai