MAKALAH
Oleh :
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga saya bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah berjudul “Kurikulum Tahun 1952”.
Makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan atas
semua itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis,
SYAMSUL HUDA
NIM. 2197174041
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
B. Sejarah Terbentuknya Kurikulum 1952
C. Komponen Kurikulum 1952
D. Isi dan Struktur Kurikulum 1952
E. Penilaian/Evaluasi Kurikulum 1952
F. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1952
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia adalah salah
satu komponen kehidupan yang paling penting. Semenjak manusia
berinteraksi dengan aktivitas pendidikan ini manusia telah berhasil
merealisasikan perkembangan dan kemajuan dalam segala lingkup
kehidupan mereka. Bahkan pendidikan adalah suatu yang alami dalam
perkembangan peradaban manusia. Secara paralel proses pendidikan pun
mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bentuk metode, sarana
maupun target yang akan dicapai. Karena hal ini merupakan salah satu
sifat dan keistimewaan dari pendidikan, yaitu selalu bersifat maju. Dan
apabila sebuah pendidikan tidak mengalami serta tidak menyebabkan
suatu kemajuan atau malah menimbulkan kemunduran maka tidaklah
dinamakan pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang
pendidikan. Dan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan
maka diperlukan sebuah kurikulum. Dalam sebuah kurikulum memuat
suatu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem pendidikan. Untuk itu
tujuan dalam suatu kurikulum memegang peranan yang sangat penting,
karena tujuan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai
komponen-komponen kurikulum lainnya. Barulah setelah memahami
kurikulum dan tujuannya tersebut kita dapat dipahami bagaimana dan
mengapa kurikulum terus saja berkembang, yang akan dibahas selanjutnya
dalam makalah ini.
3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Bagaimana sejarah Kurikulum 1952?
3. Apa saja komponen dari Kurikulum 1952?
4. Apa saja isi dan struktur Kurikulum 1952?
5. Bagaimana proses dan penilaian dalam Kurikulum 1952?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1952?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Kurikulum 1952.
3. Untuk mengetahui apa saja komponen dari Kurikulum 1952.
4. Untuk mengetahui apa saja isi dan struktur Kurikulum 1952.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses dan penilaian yang digunakan
dalam Kurikulum 1952.
6. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1952.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yakni curriculum
awalnya mempunyai pengertian a running course dan dalam bahasa
Perancis yakni courier berarti to run: berlari (Idi, 1999:3). Dari pengertian
secara bahasa ini kemudian berkembang pengertian kurikulum
berdasarkan perkembangan zaman.
S. Nasution (1989:5), mendefinisikan: “kurikulum adalah suatu
rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.”
Dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1, ayat 19 Undang-Undang
RI Nomor 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, kurikulum dapat
diartikan sebagai program pengajaran suatu jenjang pendidikan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
merupakan kegiatan dan pengalaman bejaran yang dirumuskan,
direncanakan, dan diorganisir untuk dilakukan dan dialami oleh anak didik
baik di dalam maupun di luar sekolah agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
3
B. Sejarah Terbentuknya Kurikulum 1952
Saat itu Kurikulum 1947 masih berbasis politik dan menganut
sistem pendidikan kolonial. Sehingga dibuatlah Kurikulum 1952 sebagai
penyempurnaan sekaligus mengubah sistem pendidikan kolonial menjadi
sistem pendidikan nasional. Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun
1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952
ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol
dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan
merinci silabus setiap mata pelajaran.
3
D. Isi dan Struktur Kurikulum 1952
Isi Kurikulum 1952 jauh lebih rinci dibandingkan dengan
Kurikulum 1947. Oleh karena itu Kurikulum 1952 disebut dengan
Rencana Pelajaran Terurai 1952. Berikut ini rincian isi Kurikulum 1952:
1. Kelompok Bahasa
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Bahasa Daerah
2. Kelompok Pengetahuan Alam
- Ilmu Alam/Kimia
- Ilmu Hayat
3. Kelompok Ilmu Pasti
- Berhitung dan aljabar
- Ilmu ukur
4. Kelompok Pengetahuan Sosial
- Ilmu Bumi
- Sejarah
5. Kelompok Ekonomi
- Hitung dagang
- Pengetahuan dagang
6. Kelompok Ekspresi
- Seni suara
- Menggambar
- Pekerjaan tangan/kerajinan wanita
7. Pendidikan Jasmani
- Agama
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
mata pelajaran bahasa dan agama, sebagaimana dicantumkan
dalam UU No. 4 tahun 1950 Bab IV pasal 5 ayat 1 dan 2, di
antaranya:
Ayat 1:
3
“Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa
pengantar di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.”
Ayat 2:
“Di taman kanak-kanak dan tiga kelas yang terendah di sekolah
rendah, bahasa daerah boleh dipergunakan sebagai bahasa
pengantar.”
Berkaitan dengan pelajaran agama, dalam struktur
kurikulum pelajaran agama memang diberi jam khusus namun
dalam pelaksanaannya diserahkan pada masing-masing orang tua.
Hal itu dipertegas pada UU No. 4 tahun 1950 Bab XII pasal 20
ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
Ayat 1:
Dalam sekolah-sekolah Negeri diadakan pelajaran agama; orang
tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran
tersebut.
Ayat 2:
Cara menyelenggarakan pengajaran agama di sekolah-sekolah
Negeri diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri Agama.
Dari petikan dua ayat itu tersirat maksud bahwa pelajaran agama
merupakan pilihan. Apabila si murid masih kanak-kanak,
keikutsertaan murid ditentukan atas seizing orang tua. Orang tua
memiliki hak untuk membolehkan atau melarang ikut pelajaran
agama. Apabila siswa telah dewasa, dia boleh menetapkan ikut dan
tidaknya pelajaran agama.
- Budi pekerti
Pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan moral sudah
diangkat sebagai mata pelajaran di kurikulum 1952. Namun, mata
pelajaran budi pekerti yang berisi pendidikan moral itu masih
nmenjadi mata pelajaran yang bersifat pilihan. Oleh karena itu
dalam struktur nkurikulum belum disediakan jumlah jam pelajaran
3
secara khusus diperuntukkan bagi pendidikan budi pekerti. Berikut
ini struktur kurikulum yang dimaksud.
Table Struktur Program Kurikulum SMP 1952
3
Sub jumlah 5 5 5 5
VII Pendidikan 3 3 3 3
jasmani
VIII Budi pekerti 1)
IX Agama 2) 2 2 2 2
Jumlah 37 37 37 37
3
pendidikan akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi seluruh
bangsa Indonesia.
- Pada kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada
kebutuhan hidup para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat
berguna ketika di tengah masyarakat.
- Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki
keuntungan untuk lebih menguasai bidang pengajarannya dengan
lebih baik, pada mengajar berbagai mata pelajaran.
2. Kekurangan
- Karena Kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan
nasional, maka belum mampu menjangkau seluruh wilayah
Indonesia.
- Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang
diajarkan berorientasi kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat
itu, dengan demikian belum memiliki visi kebutuhan di masa
mendatang.
- Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap
mata pelajaran sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal
ini mempersempit kreatifitas dan inovasi guru baik dalam
perencanaan, pelaksanaan, maupun menentukan sumber materi
pelajaran- pelajaran.
3
BAB III
PENUTUP
3
DAFTAR PUSTAKA