Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kevin Sihite

NIM : 200403193
Kelas :D
Mata Kuliah : Analisis Biaya
Dosen : Ibu Chindy Elsanna Revadi, S.T., M.T.

Latar Belakang PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) didirikan pada tahun 2007 sebagai
PT Jasapower Indonesia. Perusahaan bergerak di bidang pertambangan dan
perdagangan batubara metalurgi. Perusahaan ini merupakan anggota grup Adaro
memiliki satu anak perusahaan langsung, PT Alam Tri Daya Indonesia, yang
memiliki lima anak perusahaan: PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Sumber
Barito Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Juloi Coal. Pada tahun 2021, kepemilikan
perusahaan induk terhadap anak perusahaan tersebut menjadi 99%. Perusahaan
juga berganti nama menjadi PT Adaro Minerals di tahun yang sama.

Pada kesempatan ini, saya ingin melakukan analisa laporan laba rugi dari
perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk menggunakan Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio) untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu yakni dari 31
Maret 2021 sampai dengan 31 Maret 2022. Adapun jenis-jenis rasio
profitabilitas yaitu sebagai berikut :
Gross Profit
 Profit Margin on Sales =
Sales

Earning After Interest∧Tax


 Net Profit Margin =
Sales
Analisis Laporan Laba Rugi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

a. Profit Margin on sales

14.833.976
Maret 2021 = = 23,5%
63.079.946

119.841.780
Maret 2022 = = 65,7 %
182.146.662

b. Net Profit Margin


9.004 .256
Maret 2021 = = 14,2%
63.079.946

84.334.488
Maret 2022 = = 46,3 %
182.146.662

Berdasarkan laporan laba rugi diatas kurs mata uang pada analisis dilakukan
dalam satuan dollar.
1. Pada Tahun 2022 PT Adaro Minerals Indonesia Tbk penjualan&pendapatan
perusahaan memperoleh $182,146,662 sedangkan pada tahun 2021
penjualan&pendapatan diperoleh $63,079,946 selisih kenaikan dari tahun
sebelumnya sekitar $119,066,716. Kenaikan ini terjadi disebabkan
peningkatan ASP (Average Selling Price) yang lebih tinggi dan volume
penjualan yang lebih tinggi.

2. Pada Tahun 2022 PT Adaro Minerasl Indonesia Tbk mengalami


peningkatan beban pokok penjualan&pendapatan dari tahun sebelumnya.
PT Adaro mencatat sekitar $62,304,882 pada tahun 2022, dan sekitar
$48,245,970 pada tahun 2021, selisih kenaikan yang terjadi sekitar
$14,058,912. Beban pokok penjualan dan pendapatan termasuk biaya
langsung dan tidak langsung dalam produksi PT Adaro Minerals Indonesia.

3. Pada Tahun 2022 PT adaro mencatat jumlah laba rugi komprehensif sekitar
$84,334,488 dan sekitar $9,004,256 pada tahun 2021, selisih kenaikan
sekitar $75,330,232. Jumlah laba rugi komprehensif merupakan laporan
keuangan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar prediksi
perusahaan dimasa depan tentang profit. Unsur pada laporan laba rugi
komprenshif diantara lain, Penghasilan dan Beban

4. Pada Tahun 2022 PT Adaro mencatat beban umum dan administrasi sekitar
$5,550,874 dan pada tahun 2021 sekitar $6,144,460, terjadi selisih
penurunan $593,586. Laporan beban umum dan administrasi merupakan
biaya non produksi dalam Bahasa asing beban umum dan administrasi
adalah SGA (Selling, General and Administrative Expenses). Beban umum
dan administrasi terdiri dari biaya gabungan dari operasi perusahaan. Beban
umum dan administrasi tidak ditetapkan untuk produk tertentu, dan oleh
karena itu tidak termasuk dalam harga pokok penjualan (COGS).

5. Pada Tahun 2022 PT adaro mencatat laba yang dapat di atribusikan ke


entitas induk sebesar $83,462,484, sedangkan pada tahun 2021 sekitar
$8,912,456, terjadi selisih kenaikan $74,550,028. Laporan laba yang di
atribusikan ke entitas induk merupakan keuntungan yang dibagikan oleh
perusahaan kepada para pemegang saham tersebut.

6. Pada Tahun 2022 PT Adaro mencatat laba yang dapat diatribusikan ke


kepengtingan non pengendali sebesar $872,004, sedangkan pada tahun 2021
sekitar $91,800, terjadi selisih kenaikan $780,204. Laba yang dapat di
atribusikan ke kepentingan non pengedali merupakan keuntungan
perusahaan yang dibagikan kepada mereka yang juga turut menyetor modal
ke perusahaan tanpa memiliki saham perusahaan dan juga tidak memegang
kendali, makanya mereka disebut kepentingan non-pengendali.

Anda mungkin juga menyukai