UNIVERSITAS INDONESIA
Oleh :
Group I
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah mata kuliah Fisika
Mekanika dan Panas yang berjudul “Efek Gas Helium pada Perubahan Suara Manusia”
dengan lancar dan tepat waktu.
Maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Mekanika dan Panas. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang sangat membantu kami dalam kelancaran proses penulisan makalah
ini, terutama kepada bapak Ir. Jaka Fajar F., M.Sc., Ph.D sebagai dosen kelas Fisika
Mekanika dan Panas kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca.
1
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Pada awalnya, gas helium ditemukan pada matahari oleh Astronom Perancis,
Pierre-Jules César-Janssen pada tahun 1868. Kemudian pemburuan helium di bumi
ditemukan pada tahun 1895 oleh Sir William Ramsay, ahli kimia Skotlandia. Saat
ditemukannya helium, masih belum terdapat manfaat bagi manusia, seperti untuk
membuat balon udara, balon helium, dan lain-lain. Kemudian ditemukannya kegunaan
helium yang dikarenakan unsur inert, yaitu helium digunakan sebagai gas pelindung
dalam silikon tumbuh dan kristal germanium, dalam produksi titanium dan zirkonium,
dalam kromatografi gas, dan sebagai suasana untuk melindungi dokumen-dokumen
sejarah. Helium ini juga membuat berguna di terowongan angin supersonik.
Lalu, pada akhirnya kegunaan pada helium yang salah satunya masih membuat
penasaran bagi setiap orang adalah disaat kita menghisap gas helium yang akan membuat
efek suara kita berubah. Semua masih mempertanyakan hal tersebut dikarenakan belum
adanya teori yang menjelaskan secara detail mengenai masalah ini.
2
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………......... 1
ABSTRAK………………………………………………………........................... 2
DAFTAR ISI………………………………………………………........................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….....4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………4
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………... 4
BAB II KONSEP FISIKA
2.1 Tinjauan Teoritis ……………………………………………………… 6
2.2 Pembahasan ………………………………………………………….... 7
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 9
3.2 Saran ……………………………………………………………………9
DAFTAR REFERENSI ……………………………………………………….…10
3
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui apa yang terjadi pada suara seorang yang menghirup gas
helium
1.3.2. Mengerti bagaimana proses berubahnya suara seseorang yang menghirup
gas helium
4
Universitas Indonesia
1.3.3. Mengetahui perbedaan oksigen dan helium yang membuat berbedanya
suara yang dihasilkan subjek
5
Universitas Indonesia
BAB II
KONSEP FISIKA
Dari rumus massa jenis di atas, dapat dilihat bahwa massa suatu zat
berbanding lurus dengan massa jenisnya. Itu berarti bahwa massa jenis helium juga
mempunyai nilai yang lebih kecil dibanding massa jenis udara. Udara normal
memiliki massa jenis 1,2 g/L, sedangkan gas helium mempunyai massa jenis sebesar
0,2 g/L. Dari data tersebut terlihat bahwa massa jenis gas helium 6 kali lipat lebih
ringan dibanding massa jenis udara normal
Massa gas helium yang ringan tersebut dapat mempengaruhi kecepatan
helium saat mendapatkan suatu dorongan. Massa helium sendiri juga mempengaruhi
cepat rambat bunyi. Suara atau bunyi memiliki cepat rambat yang lebih besar pada
helium dibanding cepat rambat suara pada udara normal. Cepat rambat gelombang
bunyi sendiri dapat dirumuskan dengan :
v=λxf
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi bunyi (Hz)
2.2. Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa massa helium yang ringan
itulah yang menyebabkan manusia yang menghirup helium dapat mengubah
suaranya menjadi terdengar lucu.
Di dalam tenggorokan manusia terdapat pita suara. Ketika bersuara
sebenarnya yang terjadi adalah kita mendorong udara keluar dari rongga dada
sehingga melewati pita suara. Dorongan udara tersebut membuat pita suara bergetar.
Getaran pita suara ini menimbulkan bunyi. Bunyi inilah yang keluar melalui mulut,
merambat melalui udara, hingga akhirnya sampai ke gendang telinga pendengar.
7
Universitas Indonesia
Inilah asal mulanya suara yang kita hasilkan setiap hari. Lalu, apa hubungannya
massa gas helium yang ringan dengan suara lucu yang dihasilkan ?
Ketika seseorang menghirup gas helium ke dalam paru - parunya, maka gas
helium itulah yang akan menjadi penggetar pita suaranya ketika berbicara. Massa gas
helium yang ringan membuatnya menjadi mudah terdorong oleh rongga dada. Inilah
yang mengakibatkan pita suara bergetar lebih cepat dari pada biasanya. Getaran yang
lebih cepat akan menghasilkan nada suara yang lebih tinggi. Nada tinggi itu lah yang
membuat suara terdengar lucu. Hal ini didasarkan dengan teori cepat rambat
gelombang bunyi, semakin cepat bunyi merambat maka frekuensi suara yang
dihasilkan akan semakin tinggi.
Berdasarkan teori di atas, udara normal memiliki massa jenis 6 kali lebih
besar dibanding Helium. Hal ini membuat pita suara bergetar pada kecepatan yang
normal dan menghasilkan frekuensi suara normal. Sedangkan, karena massa jenis
helium yang lebih ringan 6 kali dibanding udara normal menyebabkan pita suara
bergetar 6 kali lebih cepat dari kecepatan rambat bunyi normal dan hal ini
mengakibatkan frekuensi suara yang dihasilkan semakin melengking.
8
Universitas Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Helium termasuk kedalam unsur gas mulia yang merupakan unsur paling
ringan kedua di dunia dan biasa ditemukan dalam bentuk gas. Helium dapat membuat
suara lucu bagi yang menghirupnya dikarenakan cepat rambat suara di gas helium
lebih besar dibandingkan dengan cepat rambat suara di udara yang normal.
3.2. Saran
Gas Helium memang tidak berbahaya bagi tubuh, namun apabila terlalu
banyak menghirupnya kita akan mengalami sesak pada pernapasan. Hal ini
dikarenakan gas Helium tidak mampu menggantikan peran Oksigen dalam proses
pernapasan. Sehingga disarankan untuk tidak terlalu banyak menghirup Helium agar
tidak membahayakan diri.
9
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Bersosial.com. (11 Maret 2019). Mengapa Gas Helium Dapat Mengubah Suara Menjadi
Melengking?. Diakses pada 9 Desember 2019 dari Bersosial.com.
https://www.bersosial.com/threads/mengapa-gas-helium-dapat-mengubah-suara-
menjadi-melengking.59814/
Geost, Flysh. ( 14 Februari 2016). Pengertian, Sifat dan Kegunaan Gas Helium. Diakses
pada 9 Desember 2019 dari GeologiNesia. https://www.geologinesia.
com/2016/02/pengertian-sifat-dan-kegunaan-gas-helium.html
10
Universitas Indonesia