Anda di halaman 1dari 9

KLINIK INSANI MEDICA

J JL. R.M.P Sosro Kartono No. 43 Kecapi RT 36 RW 07 Tahunan Jepara Telp. 0291-594354
E-mail : insani.medica123@gmail.com Kode Pos 59429

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA

NOMOR … TAHUN 2022


TENTANG
PENGELOLAAN DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu, efisiensi dan


efektifitas pelayanan farmasi di klinik, berdasarkan prinsip
pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) perlu adanya
standar pelayanan Farmasi yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pemberian pelayanan kefarmasian di Klinik
Insani Medica
b. Bahwa dalam Pelayanan Farmasi memerlukan acuan dan
pedoman dalam bekerja bagi seluruh bidang pelayanan di
Instalasi Farmasi khususnya dan bagian lain pada umumnya
yang terkait dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi
masing-masing
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud
huruf a dan b, perlu menetapkan Penanggung Jawab
Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian di Klinik Insani
Medica.
Mengingat : 1. Undang-Undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 tahun 2014, tentang Klinik .
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 tahun 2021 tentang standar pelayanan kefarmasian di
Klinik;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA TENTANG
PENGELOLAAN DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
KESATU : Penanggung jawab Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian adalah
Apoteker penanggung jawab di bantu oleh asisten apoteker
KEDUA : Uraian tugas Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian di kinik Insani
Medica adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran marupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari unsur keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jepara
Pada tanggal……………. 2022
PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA

dr. Pramita Sukti Setyarini


LAMPIRAN : KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA
NOMOR : …. TAHUN 2022
TANGGAL : ………………..

URAIAN TUGAS TATA KELOLA FASILITAS DAN KESELAMATAN

Uraian Tugas
Pengelolaan Perbekalan 1. Pemilihan :
Farmasi
a. Pemilihan perbekalan farmasi berdasarkan pada
jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit di
klinik
b. Pemilihan jenis perbekalan farmasi dilaksanakan
seminimal mungkin terkait dengan kesamaan
jenis.
c. Pemilihan jenis obat dapat dilakukan berdasarkan
jenis obat pilihan (drug of choice) dari penyakit
yang prevelensinya tinggi.
d. Pemilihan perbekalan farmasi terutama
dilaksanakan oleh Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT) dengan persetujuan Pimpinan kepala klinik
insani medica untuk dapat dimasukkan ke dalam
Formularium Klinik
2. Perencanaan kebutuhan :
a. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi
berdasarkan pada metode konsumsi, jumlah
kunjungan pasien, pola penyakit, dan waktu
tunggu (lead time).
b. Perencanaan kebutuhan dilakukan dengan sistem
komputerisasi berdasarkan program stok minimal
dan stok maksimal berupa saran order

3. Pengadaan :
a. Pengadaan perbekalan farmasi dapat berupa
pembelian dan donasi/sampel yang diberikan oleh
PBF
b. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan 1 (satu)
kali seminggu melalui PBF dengan membuat Surat
Pesanan (SP)
c. Jika ada hari besar/ libur nasional yang jatuh
pada hari pengadaan maka pada satu hari
pengadaan sebelumnya dilaksanakan “permintaan
double” yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan klinik satu hari setelah hari
pengadaan sampai satu hari Instalasi farmasi
dapat melakukan pengadaan kembali.
d. Pengadaan obat-obat golongan narkotika di klinik
insani medica dilakukan melalui Perusahaan
Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma
e. Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi
kosong atau tidak tersedia, maka pengadaan
dilakukan melalui apotek rekanan atau non
rekanan.
f. Untuk memenuhi kebutuhan obat yang kosong
atau tidak tersedia, dapat dilakukan penggantian
dengan padanan yang sama zat aktif dan fungsi,
bila telah mendapat persetujuan dari dokter
penulis resep.
4. Penerimaan :
a. Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh
asisten apoteker yang ditunjuk di bawah
pengawasan apoteker penanggung jawab
b. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus
diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi pada
surat pesanan dan faktur.
c. Pemeriksaan perbekalan farmasi yang diterima
meliputi:
1) Jenis dan nama perbekalan farmasi
2) Jumlah perbekalan farmasi
3) Kondisi fisik perbekalan farmasi
4) Tanggal kadaluarsa perbekalan
farmasi
5) Memiliki Material Safety Data Sheet
(MSD)
5. Penyimpanan :
a. Perbekalan Farmasi harus disimpan di tempat
yang dapat menjamin terhindar dari gangguan
fisik dan dapat menjaga mutu obat selama
penyimpanan.
b. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan oleh
petugas farmasi
c. Penyusunan perbekalan farmasi dilakukan
berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan
prinsip First Expired First Out (FEFO) danFirst in
First Out(FIFO)
d. Penyusunan obat yang Look A Like Sound A like
(LASA) tidak boleh saling
berdampingan/berdekatan.
e. Penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan
penyimpanan narkotika. Narkotika disimpan
dalam lemari yang terkunci ganda (double) dan
setiap pengeluaran harus diketahui oleh
penanggungjawabnya dan dicatat.
f. Psikotropika disimpan terpisah dari obat selain
psikotropika dan terkunci.
g. Obat dengan kategori high alert disimpan terpisah
dari obat lain selain obat high alertdan diberi label
merah.
h. Obat emergency disimpan dalam trolley/box/KIT
emergency, terkunci dan menggunakan kunci
i. Perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh
temperatur, udara, dan cahaya disimpan pada
suhu dan tempat yang sesuai.
j. Penyimpanan harus sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan untuk menjamin mutu,
menghindar dari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menjaga ketersediaan dan
mudah dalam pencarian dan pengawasan.
k. Seluruh perbekalan farmasi yang disimpan harus
dilakukan pemantauan penyimpanannya secara
berkala untuk memastikan obat disimpan secara
benar.
l. Perbekalan farmasi dapat ditarik bila diperlukan
karena alasan tertentu.
6. Pendistribusian :
A. Distribusi obat dilakukan secara tersentralisasi di
Instalasi Farmasi untuk pasien rawat jalan dan
rawat inap
B. Pendistribusian perbekalan farmasi di klinik
terdiri atas:
1) Distribusi untuk pasien rawat jalan
a. Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien
rawat jalan dilakukan berdasarkan resep
b. Penyerahan perbekalan farmasi rawat jalan
dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker
yang diberi wewenang.
c. Penyerahan perbekalan farmasi pasien rawat
jalan dilakukan dengan memberikan informasi
obat kepada pasien.
2) Distribusi untuk pasien rawat inap
a) Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien
rawat inap dilakukan dengan system
kombinasi resep individual.
b) Penyerahan perbekalan farmasi rawat inap
dilakukan oleh apoteker atau petugas yang
diberi wewenang.
a. Pemusnahan :
b. Pengelolaan perbekalan farmasi rusak dan
kadaluarsa berada di bawah pengawasan apoteker
penanggung jawab. Pemusnahan perbekalan
farmasi rusak atau kadaluarsa bekerja sama
dengan bagian Kesehatan Lingkungan klinik,
dimana perbekalan farmasi yang rusak tersebut di
inventaris kemudian dibuatkan berita acara
pemusnahan dan diserah terima kan pada bagian
Kesehatan Lingkungan klinik untuk
dimusnahkan.
c. Untuk obat-obat narkotika dan psikotopika,
apabila rusak atau kadaluarsa, kegiatan
pemusnahan nya harus disaksikan oleh petugas
Dinas Kesehatan setempat.
d. Resep dimusnahkan setelah disimpan selama 5
tahun oleh Apoteker dengan disaksikan oleh
Manajer Penunjang Medis dan Asisten Apoteker
dan dilaporkan Berita Acara Pemusnahannya
kepada pimpinan klinik insani medica

Pelayanan Kefarmasian A. Pengkajian resep


Setiap resep yang diterima untuk dilayani harus
dikaji terlebih dahulu oleh Apoteker dan atau
Tenaga Teknis Kefarmasian yang kompeten yang
dapat melakukan konfirmasi dengan dokter
penulis resep bila ditemukan persyaratan resep
tidak tepat atau ketidakjelasan tetap dalam
pengawasan Apoteker.
Aspek yang ditelaah dalam pengkajian resep
meluputi :
a. Persyaratan administrasi
1. Tanggal Resep
2. Nama Pasien dan No. Rekam Medis
3. Berat Badan
4. Nama Dokter
5. Nama Obat
6. Paraf Dokter
7. Tulisan Dokter Tidak Terbaca
b. Persyaratan farmaseutika
1. Bentuk sediaan
2. Kekuatan sediaan
3. Stabilitas sediaan
4. Dosis dan jumlah obat
5. Waktu dan frekuensi pemberian
6. Cara pemberian
c. Persyaratan klinis
1. Indikasi
2. Waktu penggunaan
3. Duplikasi pengobatan
4. Interaksi obat
5. Data alergi obat pasien
6. Polifarmasi
Kriteria resep yang harus ditelaah di Klinik
insani medica :
1. Resep untuk anak dan lanjut usia
2. Resep yang lebih dari lima komponen obat
(polifarmasi).
3. Resep racikan.
Penelaahan atau pengkajian ketepatan obat
dapat dikecualikan atau tidak mutlak dilakukan
pada :
1. Kondisi / keadaan darurat atau
2. Bila dokter pemesan hadir untuk pemesanan,
pemberian dan monitoring pasien (di IGD), atau
3. Diagnostic imaging dimana obat merupakan
bagian dari prosedur
Apabila ditemukan suatu temuan selama telaah
resep harus dicatat dan dilakukan evaluasi.
B. DispensingObat
Seluruh resep yang masuk ke Instalasi akan
dilayani seluruhnya sesuai dengan prosedur mulai
dari pencampuran, peracikan, pengemasan
sampai penyerahan kepada pasien rawat jalan
atau perawat untuk pasien rawat inap oleh
seluruh petugas farmasi yang dinas sesuai dengan
wewenangnya masing-masing.
C. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Seluruh perbekalan farmasi terutama obat di
Klinik insani medica dipantau penggunaannya
untuk keamanan dan keselamatan pasien serta
dilaporkan kepada Apoteker jika ada efek samping
obat untuk ditindaklanjuti.
D. Pelayanan Informasi Obat
PIO dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker
dibawah bimbingan Apoteker yang ditunjuk
memberikan pelayanan PIO.
E. Konseling / Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE)
Konseling / KIE dilakukan secara selektif maupun
sewaktu oleh Apoteker yang ditunjuk dengan
menggunakan literatur farmasi jika diperlukan
sesuai dengan kewenangannya.
Adapun criteria pasien yang diberikan konseling
dan KIE adalah :
1. Pasien dengan penyakit kronik.
2. Pasien yang mendapatkan obat lebih dari lima
komponen (polifarmasi).
3. Pasien yang mendapatkan obat indeks terapi
sempit.
4. Pasien yang mendapatkan variasi rute
pemberian dan aturan pakai.
5. Pasien baru dan akan pulang untuk pasien
rawat inap.

PIMPINAN KLINIK INSANI MEDICA

dr. Pramita Sukti Setyarini

Anda mungkin juga menyukai