Anda di halaman 1dari 2

Nama : Samuel Refo

NIM : 202112079
Mata Kulah : Material Pembangkitan (K C12063405)
Ujian Akhir Semester

1a.)
Mengapa Creep-Resistant austenistic stainless steel memiliki peran yang sangat penting ketika
temperature uap meningkat dari 600°C ke 700°C?
Dalam pengembangan baja feritik/martensit baru dengan tekanan dan suhu yang lebih tinggi
dalam ultra-supercritical (USC) boiler, Creep-Resistant austenistic stainless steel berperan
penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama ketika
temperatur uap meningkat dari 600°C ke 700°C. Bahan yang saat ini digunakan pada 600 C
belum memiliki kekuatan mulur dan ketahanan oksidasi yang cukup, sehingga masih diperlukan
pengembangan baja ferritic baru. Pengembangan Creep-Resistant austenistic stainless steel ini
sangat dibutuhkan karena kombinasi peningkatan ketahanan korosi dengan kekuatan suhu tinggi
sangat penting utuk meningkatkan efisensinya.
1b.)
Bagaimana mekanisme untuk mengontrol creep rupture properties of austenistic stainless steel?
Penemuan baja austenitic 18Cr-8Ni awalnya dikembangkan untuk aplikasi di lingkungan korosif
yang juga memiliki sifat suhu tinggi yang sangat baik. Penambagan Ti dan Nb digunakan untuk
mencegah korosi interkristalin dan Mo untuk meningkatkan ketahanan lubang dan memberikan
peningkatan kekuatan mulur. Proses Argon Oxygen Decarburization (AOD) digunakan untuk
mengontrol komposisi secara akurat. Baja yang beroperasi di lingkungan korosif memiliki
karbon rendah 0,03% untuk menghindari korosi interkristalin. Varian suhu tinggi memiliki
kandungan karbon sekitar 0,08% yang sedikit meningkatkan kekuatan mulur.

Secara umum karbon dalam larutan padat setelah treatment larutan. Pada suhu tinggi, karbida
M23C6 terbentuk di butir-butir dan diikatan butir. Efek yang diharapkan dari karbida adalah
pada kekuatan mulur yang mungkin mengurangi geser batas butir dan menstabilkan substruktur
dislokasi. Karbida di ikatan butir diketahui mengawali kavitasi yang akan memperpendek creep
life. Berbeda dengan karbon, nitrogen tetap dalam larutan padat hingga suhu mencapai 650 C.
Nitrogen memberikan efek pada peningkatan rupture life seiring dengan peningkatan kandungan
nitrogennya. Maka nitrogen dalam larutan padat sangat penting untuk kekuatan mulur. Pengaruh
Ti dan Ni pada baja 18Cr-8Ni dapat meningkat jika jumlah karbonnya seimbang. Rasio atom
(Ti+Nb)/C = 0,3 telah terbukti memberikan peningkatan kekuatan pecah rangkak pada 650 °C
sekitar 20 MPa. Namun berdasarkan pengembangan baja Tempaloy A-1 memiliki karbida yang
jauh lebih halus sehingga kekuatan retak mulur pada 700 C juga lebih tinggi dibandingkan
dengan 347H. pendekatan alternative untuk mendapatkan presipitat yang baik dalam 347H
adalah menggunakan presipitat terpisah, sehingga digunakanlah 347H FG (fine-grained) yang
struktur butirannya halus dan merupakan hasil dari perlakuan larutan pada suhu yang lebih
rendah. Jenis struktur mikro ini sangat penting untuk mengurangi oksidasi uap.
1c.)
Bagaimana cara meningkatkan strength dari austenistic stainless steel?
Cara paling ampuh untuk meningkatkan kekuatan mulur adalah dengan memasukkan presipitat
halus. Seperti pada penambahan tembaga dapat memberikan efek penguatan yang signifikan.
Efek penguatan ini membutuhkan minimal 2 wt % Cu dan pengaruh maksimalnya pada 4%.
Kekuatan didasarkan pada penguatan presipitasi oleh fase yang kaya tembaga (Cu) halus yang
koheren dengan matriks austenitnya. Selama perlakuan pada 600 C sampai 700 C, M23C6 dan
lebih lanjut (Nb, Ti) karbon mengendap, serta fase kaya akan Cu halus. Untuk baja 16Cr–14Ni,
3% Cu meningkatkan kekuatan pecah rangkak 1000 jam pada 700 °C sebesar 10 MPa. Alternatif
untuk penambahan Cu adalah penggunaan W dalam larutan padat. Selain penguatan larutan
padat oleh W dan N, endapan CrVN berkontribusi juga pada kekuatan. Untuk mengurangi
kerentanan terhadap korosi intergranular, kandungan karbon harus dijaga di bawah 0,03%.

Anda mungkin juga menyukai