Anda di halaman 1dari 2

Sesungguhnya syetan adalah musuh, maka jadikanlah setan sebenar-benanrya musuh

Ada empat kelompok orang :


- Orang yang menisbatkan diri kepada syetan dan membanggakannya.
- Kelompok yang didominasi oleh syetan ketika syetan bersinergi dengan hawa nafsu dan
daya tarik dunia. Dia tidak melakukan ritual yang berkaitan dengan syetan, tapi dia
melakukan perkara-perkara yang menggembirakan syetan (misalnya menghalalkan yang
haram, mengerjakan hal-hal yang dilarang/dimurkai Allah) meskipun tanpa disadari.
- Mereka tidak melakukan perkara yang dimurkai. Mereka beribadah, tetapi ketika dia
beribadah dia mudah diombang-ambingkan syetan. Misal ketika beribadah, pikiran
mereka melenceng jauh dari kata kebenaran, pikirannya menyimpang meskipun tanpa
disadari. Misal juga, beribadah tetapi memiliki pemikiran yang menyimpang. Missal juga,
beribadah tetapi pikirannya membenci syariat Allah, beribadah tetapi mengolok-olok
dan membenci orang lain. Contoh kisah nyata, ibnu farid, dia ulama tapi tersusupi
pemikiran syetan sehingga dia mengatakan bahwa dia adalah Allah dan Allah adalah dia
(pemikiran sesat).
- Mereka orang yang betul-betul beriman dan mengetahui bahwa syetan adalah musuh
dan memahami apa yang Allah perintahkan. Nah, mengetahui bahwa syetan itu musuh
saja itu tidak cukup. Kita juga harus menjadikan bahwa syetan itu betul-betul musuh.

Tentu kita ingin menjadi kelompok orang yang nomor 4. Bagaimana cara menjadikan syetan
sebagai betul-betul musuh kita?
- Memahami strategi syetan
- Berusaha mengakali setiap strategi yang dilakukan oleh syetan

Mengapa seseorang mudah ditunggangi syetan? Karena dia tidak mengetahui strategi syetan.
Surat Fatir ayat 6 : semoga kita termasuk orang yang beriman yang merespon panggilan Allah
untuk menjadikan syetan sebagai betul-betul musuh. Tapi, orang yang memahami strategi
syetan saja belum tentu menang setiap waktu. Tapi orang yang tahu strategi syetan saja masih
bisa kalah, apalagi orang yang tidak tahu.

Buku halaman 27
Di antara yang dilakukan syetan yaitu, syetan tahu betul bahwa menghadapi orang yang
berilmu itu lebih sulit daripada orang yang beribadah tanpa ilmu. Sehingga yang dilakukan
syetan yaitu dengan melestarikan kebodohan. Orang yang paling gampang untuk dikelabui
syetan adalah orang bodoh. Yang dimaksudkan kebodohan di sini yaitu bukan kebodohan
urusan duniawi, tetapi urusan akhirat. Semakin tinggi ilmu akhiratnya, maka semakin sulit untuk
dikelabui syetan. Kenapa islam menitik beratkan pada ilmu? Supaya kita bisa ngaji dan jadi
tawadhu. Dan juga karena dengan menuntut ilmu dan keberkahan-keberkahan yang ada di
dalamnya membuat seseorang jadi sulit untuk digoyahkan. Orang yang paham ilmu itu akan
mengakar ke dalam dirinya dan tidak mudah goyah. Sesungguhnya ilmu itu luar biasa, makanya
syetan itu tidak suka orang yang berilmu. Orang yang bodoh akan mudah dikuasai nafsu,
perasaan, dan hal-hal yang trending. Bodoh itu memiliki tingkatan. Walaupun secara duniawi
dia pintar, tetapi dia tidak berada dalam jalan kebenaran maka dia itu bodoh. Ilmu itu membuat
mata tidak mudah tertipu oleh segala ilusi. Orang yang lemah ilmunya, ketika terkena ilusi saja
dia sudah tertipu. Jadi, salah satu yang dapat menggagalkan strategi syetan itu dengan berilmu.
Karena itu, salah satu strategi syetan yaitu dengan membuat orang malas untuk menuntut ilmu.
Meninggalkan majelis ilmu karena takut beramal itu dosanya jauh lebih besar dibandingkan
orang berilmu yang masih jatuh bangun dalam beramal. orang yang tidak memiliki ilmu, akan
menjadi orang yang cepat kagum terhadap orang. Kalau kita berilmu, kitatidak akan mudah
menyandarkan standard kepada ornag yang belum jelas. Jadilah apa yang terjadi hari ini yang
Allah sampaikan pada surat Ar-Rum sebagai produk alumni pada zaman ini (mereka tahu
urusan dunia secara detail tetapi tidak mengetahui urusan akhirat). Inilah alasan kenapa orang
yang mengkaji ilmu itu pahalanya lebih utama daripada ibadah sunnah. Karena, fondasi agama
itu adalah ilmu. Kita harus mengkaji ilmu secara sistematik. Jangan mengkaji ilmu dari social
media. Ilmu itu tidak akan kamu memberi kamu apa-apa kalau kamu mengkajinya dengan
sekedarnya (missal kamu sambal main handphone). Ilmu akan memberikan kamu bongkahan
yang besar apabila kamu mengkajinya dan memberinya bongkahan yang besar pula. Hormati
pula orang yang memberi kepada kamu ilmu meski hanya satu huruf.

Bagaimana proses belajar yang benar? Menyadari bahwa ia tidak tahu dst (penting, tapi aku
ketinggalan)

Tahapan menuntut ilmu


Belajar akidah : mempelajari adab bagaimana menuntut ilmu. Nanti ustadz oemar mita akan
mengeluarkan buku taaruf dengan ilmu. Belajar akhlak menuntut ilmu, karakter, tanda ilmu itu
benar, keikhlasan itu apa, dsb. Setelah semua fonadi ilmu selesai, maka akan mempelajari
tauhid. Terbiasalah ketika belajar ilmu itu dari buku, focus dari halaman awal hingga akhir.
Misal bab neraka, kita baca dari awal hingga akhir secara focus (mungkin maksudnya kek gak
mendak-mendak bab, harus runtut dan focus 1 bab diselesaikan dulu, baru ke bab lain). Ilmu itu
panjang, tapi yang diawajibkan oleh Allah itu bukan sampai ke ujung ilmu, melainkan
mematikan kita di atas proses dalam menuntut ilmu (aku ketinggalan)

Cara istiqomah di jalan ilmu :


Memastikan bahwa yang kita lakukan itu istihsab dan mengharapkan pahala dari Allah. Istihsab
itu mengharapkan pahala dari Allah. Istihsab itu layaknya gemericik yang membasuh
kekecawaan.

Cara mengajak keluarga untuk menuntut ilmu


Kita menuntut ilmu dulu dan memperbaiki karakter kita, lalu menunjukkan bahwa ada
perubahan-perubahan signifikan yang baik, menunjukkan tindakan yang mempesona setelah
mengaji karena mengamalkan ilmu kita. Sehingga jadilah duta ilmu dahulu, sehingga nanti
kamu akan menjadi magnet bagi orang-orang (“kok kamu jadi baik banget ya setelah ngaji ya”)

Anda mungkin juga menyukai