Anda di halaman 1dari 16

Nama : Afnestya Happy Kharismatika

Kelas : 6D
NPM : 18120277

1. Argumentasi untuk tulisan pertama

Perbedaan warna itu indah

Menurut yang saya tangkap dari tulisan pertama yakni Al ghazali menyebutkan
katanya pada tulisannya untuk merujuk pada diri sendiri, dan dalam hal itu menyebabkan
terjadinya konsep benar dan salah, hitam dan putih, tahu dan tidak tahu, menurut saya
sendiri benar dan salah tidaklah semudah itu kita pecahkan konsepnya karena apa yang
kita lihat benar belum tentu benar, apa yang kita anggap benar bisa saja lahir dari
ketidakbenaran, apa yang yang kita anggap salah justru terjadi dan menyelamatkan.

Banyak warna dalam dunia ini tidak hanya hitam dan putih, terkadang kita
menemukan hijau, kuning, merah muda, bahkan abu-abu yang warna hitam dan putihnya
bertaut dan sulit lepas. Kadang kita juga menyelam ke dalam warna hitam untuk
menyelamatkan warna yang lain. Betapa ironinya jika kehidupan ini hanya dibedakan
menjadi hitam dan putih.Mari kita gunakan akal dan budi kita untuk menganalisis warna
dengan baik dan bijak karena.Mudah sekali untuk membedakan mana hitam atau putih,
namun untuk memilih mana warna yang lebih indah dari jutaan warna yang ada mungkin
kita akan kesulitan.

Banyak orang hanya menilai sesuatu dari satu perspektif, itulah yang membuat
banyak perseteruan terjadi karena manusia memiliki perspektif yang tidak sama dan
berbeda-beda sehingga apa yang kita yakini benar belum tentu bisa diterima oleh orang
lain karena perbedaan pendapat, keyakinan, pengalaman, latar belakang, kebutuhan,dll.
Jadi alangkah baiknya jika kita tidak memaksakan ideologi kita terhadap orang lain.

Sama halnya dalam mengenal Tuhan, semua manusia punya definisi Tuhan yang
berbeda-beda setiap agama. Tidak hanya agama setiap individu satu dengan yang lain
bisa saja berbeda meski agamanya sama. Perspektif manusia inilah yang membuat kita
memiliki perbedaan pola pikir yang membuat kita terkadang bergesekan dengan orang
lain hanya karena berbeda keyakinan. Seharusnya kita tidak berfokus kepada perbedaan
karena perbedaan itu niscaya. Lalu apa yang perlu kita fokuskan?

Tuhan menciptakan perbedaan tentu saja memiliki banyak alasan kenapa itu
terjadi, karena perbedaan suku, bangsa, ras, serta pemikiran itu diciptakan untuk saling
mengenal, untuk saling melengkapi, untuk saling bertukar pikiran, untuk saling
memahami. Bukankah lebih damai jika kita saling menguatkan. Terkadang diri kita
sendiri saja berbeda pendapat dengan diri kita yang lain istilah kerennya adalah konflik
batin. Maka berdamai dengan diri sendiri dulu, selesai dengan diri sendiri dulu kemudian
baru bisa mendamaikan sekitar.

2. Argumentasi untuk tulisan ke-dua

Literasi Adalah Suatu Kebutuhan

Menurut saya buku tidak hanya jendela dunia, namun juga kunci peradaban
sehingga untuk menghancurkan suatu peradaban tidak perlu membunuh semua orang atau
genosida, kita cukup hancurkan saja buku dan perpustakaan atau bibliosida, namun tentu
saja ada cara yang lebih efektif yakni hancurkan minat baca, sehingga apapun yang ada
dalam kepustakaan tidak akan pernah disentuh oleh generasi mudanya.

Saya menekuni dunia membaca sejak saya usia 11 tahun hingga sekarang,
sayangnya memang kegiatan membaca saya tidak banya dukungan dari orang tua,
sehingga saya kesulitan akses untuk membeli buku, saya mencoba meminjam buku
disekolah namun tidak tersedia,sehingga saya hanya membaca buku yang kakak saya
pinjam dari temannya.

Saat saya SMP alhamdulilah saya menemukan buku yang sangat bagus dan
banyak disekolah saya, saya sering sekali meminjam dan membaca buku diperpustakaan
saat jam pelajaran kosong ataupun saat istirahat.Kebiasaan itu tumbuh hingga saya
sebesar ini, saya sangat suka buku dan saya sangat suka membaca, meskpun orang tua
saya kerap kali melarang saya untuk membeli buku.

Manfaat yang saya rasakan tentu sangat banyak, jika saya membaca sastra saya
akan mengasah rasa dan perasaan saya, jika saya membaca teks sejarah dan filsafat saya
mengasah kebijaksanaan dan pemikiran saya, jika saya membaca teks self improvement
dan psikologi saya mengasah intuisi saya, jika saya membaca teks religi itu mengasah
batin saya.

Manfaat yang saya temukan dari membaca sangat banyak, pemahaman kita
terhadap pemikiran orang lain lebih terasah, menambah wawasan dan memperdalam
wawasan. Namun banyak orang yang masih kurang peduli terhadap buku dan literasi.
Sehingga terkadang ketikan di media sosial menimbulkan banyak hujatan, hoax sangat
mudah tersebar, kita seperti menjadi kurang kritis terhadap informasi. Kita menjadi
sangat mudah menarik kesimpulan benar salah tanpa memerhatikan variable-variable
yang lain.

Menurut saya literasi adalah jantung peradaban. Kita lihat saja negara-negara yang
memiliki tingkat literasi yang baik cenderung akan maju. Lalu kenapa kita masih dragu
untuk memupuk budaya literasi mulai dari diri sendiri. Membaca minimal satu buku
setiap tahun, kemudian meningkat menjadi satu buku setiap bulan dan seterusnya hingga
kita merasa, bahwa buku adalah kebutuhan untuk otak kita, dan pada akhirnya ketika kita
tidak membaca buku satu hari saja kita akan merasa kekurangan sesuatu seperti halnya
minum air putih.

Mari kita buat diri kita menjadi manusia yang melek literasi, mari kita bahu
membahu membangun peradaban dengan literasi.

3. Argumentasi untuk tulisan ke-tiga

Akal Adalah Titik untuk Menjadi Manusia

Akal yang ada pada diri kita adalah sesuatu yang tidak bisa kita ukur, tidak bisa
kita tetapkan dimana tempatnya, kita hanya bisa merasakan keberadaanya. Akal manusia
bersifat misterius inilah yang bertengger dalam makhluk yang dinamakan manusia.
Adakah manusia yang tidak berakal? Manusia yang tidak berakal adalah orang yang gila?
Sebentar sebentar. Atau mungkin orang yang kita anggap gila itu justru adalah manusia
yang berakal sempurna?

Akal tentu saja bisa kita olah, kita bisa mengasah akal agar lebih tajam, dengan
beberapa laku, menurut saya akal dan budi adalah satu. Kita bisa menjalankan laku untuk
menguatkan akal sehingga akal dapat menjalankan tugasnya untuk mengendalikan
keinginan, ego, dan syahwat. Jalan menuju kesempurnaan diri bisa kita tempuh dengan
jalur akal dimana akal menjadi kuat dan melakukan tugasnya dengan baik. Jika kita
terlalu mengabaikan akal dan mengedepankan ego maka diri kita akan di setir oleh ego.
Hal ini akan membuat kita tentu menjadi manusia yang egois dan jauh dari kesempurnaan
diri.

Manusia adalah makhluk yang bebas, kita diberikan kebebasan untuk melakukan
apapun yang kita mau didunai ini, tidak ada yang benar-benar bisa melarang kita, namun
sayangnya kita tidak pernah bisa bebas dari konsekwensi tindakan kita. Misalnya kita
memutuskan untuk melakukan belajar karena besok ujian, maka konsekwensinya kita
bisa mengerjakan soal dengan baik. Jika kita memutuskan untuk tidak belajar maka kita
akan bingung. Kita diberikan akal supaya kita bisa memilih diantara banyak pilihan.
Terkadang kita mungkin memilih suatu yang buruk atau kita memilih sesuatu yang baik.
Semua itu ada konsekwensinya. Dan jika kita memilih sesuatu yang buruk maka kita
akan mendapatkan keburukan jika kita memilih sesuatu yang baik maka kita akan
mendapatkan kebaikan. Namun terkadang dalam hidup kita tidak bisa menilai dengan
akal sehat. Sehingga kita mengkin terjebak dalam pilihan yang buruk dan kita
mendapatkan keburukan. Namun semua itu pasti akan nada pelajaran yang berharga yang
dapat kita pelajari.
Terkadang kita perlu memilih pilihan yang salah bukan karena kita tidak bisa
menggunakan akal kita dengan baik. Namun keadaan yang memaksa kita untuk
melakukannya, seperti tidak ada pilihan lain. Manusia itu masih waras meski memilih
keburukan karena mereka tidak berpikir konsekwensi apa saja yang akan mereka
dapatkan. Ada juga manusia melakukan piliha salahnya justru tahu hal apa yang akan dia
hadapi, dan dia siap untuk itu.

Hidup ini adalah sebuah pilihan jangan takut untuk memilih apapun dalam hidup
ini selama kamu yakin itu bisa menghasilkan konsekuensi yang baik maka lakukanlah
dengan cara yang baik, maka kebaikan akan menemuimu, dan jika pilihanmu ternyata
salah jangan menyerah hadapi konsekuensinya dan belajar dari hal itu.

4. Argumentasi untuk tulisan ke-empat

Akal Manusia Yang Tidak Terbatas

Peradaban yang maju dapat kita temukan dari beberapa peninggalan seperti
aksara, prasasti, atau bangunan spiritual. Jaman dahulu memang mungkin bisa lebih
canggih dari sekarang, hal itu sangat mungkin terjadi.

Jaman dahulu apa yang kita temukan saat ini, pada jaman dahulu bahkan lebih
canggih, karena tidak butuh perantara apapun. Kita bisa mengetahui apapun dengan
penerawangan, sekarang kita mungkin bisa mengetahui apapun dengan google. Kita bisa
berkomunikasi dengan telepati, sekarang kita bisa berkomunikasi dengan telepon, dahulu
orang bisa pergi kemana saja menggunakan teleportasi atau ngraga sukma, kita masih
dalam penyempurnaan alat teleportasi.

Akal manusia apakah tidak terbatas, kita bisa menggunakan akal sesuai kemauan
kita, sesuai dengan apa yang kita yakini, maka apapun dapat terjadi sesuai dengan hokum
law of attraction.Ada orang yang berpandangan bahwa akal itu terbatas tetapi ada pula
yang berpandangan bahwa akal itu suatu yang tak terbatas,lalu mana yang benar ?
Untuk dapat menjawabnya tentu kita harus mendalami ilmu pengetahuan tentang
akal terlebih dahulu
Akal adalah alat berfikir yang tersimpan otomatis-secara alami dalam tiap diri
manusia yang hidup,seseorang bahkan tidak perlu melatih diri untuk memiliki akal.hanya
ada orang yang menggunakan potensi atau SDM akalnya secara maksimal dan ada yang
tidak, bahkan ada yang melawan karakter akal yang ada dalam fikirannya !
Karakter cara berfikir akal adalah sistematis-tertata-tidak kacau atau tidak
spekulatif sehingga dapat melahirkan jalan fikiran yang terstruktur,ujungnya melahirkan
konsep atau rumusan konstruktif.dan karakter sistematis itu tidak serta merta ada
melainkan karena dibangun atau dikonstruks oleh suatu grand system. dengan kata lain
ada system yang mengkonstruks cara berfikir akal sehingga hanya dalam system itulah
akal dapat berjalan.
Akal manusia berubah seiring dengan berjalannya waktu sesuai dengan informasi
atau pengalaman apapun yang terjadi selama hidup. Inilah yang membentuk akal kita,
namun tahukah kamu jika akal manusia itu seperti telur. Jika dunia luar yang
membuatnya pecah maka kehidupan akan berakhir dan jika ia pecah dari dalam maka
kehidupan akan dimulai. Memperkuat akal itu baiknya adalah dari dalam diri sendiri
sehingga ilmu yang kita terima melalui akal bisa kita olah dengan baik dan bisa menjadi
outputs yang baik juga.
Kita selalu diajarkan untuk meyakini sesuatu justru karena paksaan, anjuran,
perkataan orang lain, tertulis dalam kitab, kita tidak benar-benar memahami sesuatu
dengan akal sendiri hal itulah yang membuat kita mudah dikendalikan oleh orang lain.
Sebaiknya dalam menghadapi informasi kita perlu mempertanyakan kedalam diri sendiri,
mengelolanya, mengambil yang baik dan membuang yang buruk.

5. Argumentasi untuk tulisan ke-lima


Akal Dan Definisi
Akal adalah diluar definisi, sehingga jika kita mendefinisikan maka akan
mempersempit fungsi akal itu sendiri
Pengetahuan kita selama ini mungkin terbatas oleh alat indrawi, terkadang
disekolah yang sudah kita tempuh selama bertahun-tahun hanya memberikan kita
informasi. Sedangkan dunia saat ini tida hanya butuh sekadar informasi, dunia saat ini
membutuhkan manusia tangguh dan mampu beradaptasi. Manusia yang open minded .
serta manusia yang bisa menciptkan solusi untuk suatu masalah, manusia yang bisa
melihat peluang dalam suatu permasalahan.
Namun akal adalah sesuatu yang tidak terbatas indrawi, dia tidak bisa dijelaskan
dengan kongkret. Dia ada dan bisa kita rasakan, namun kita tidak tahu dimana dia tinggal
dan bersemayam dalam diri ini.
Beberapa manusia saat ini tidak menggunakan akalnya dengan baik, menyia-
nyiakan akal yang saharusnya dirawat. Akal budi hilang maka nurani akan lumpuh, ego
akan berkuasa sehingga manusia menjadi jauh dari kesempurnaan diri.
Batas kekuatan akal manusia digambarkan secara tepat dalam kitab suci Al Qur an
ketika berbicara tentang perjalanan mencari ilmu antara nabi Musa dan nabi Khidir.dalam
riwayat itu diceritakan ujung perjalanan mencari ilmu diantara mereka adalah ketika akal
nabi Musa sudah sulit memahami pelajaran ilmu yang diberikan nabi Khidir yang sudah
berada diluar system akal untuk dapat menjawabnya.karena pelajaran ilmu yang
diberikan nabi Khidir memang tergolong ilmu kelas tinggi yang sudah berada diluar
jangkauan akal fikiran manusia
Ilmu yang diajarkan nabi Khidir masuk kategori ilmu hakikat dan ilmu hikmat
yang memang dua buah ilmu yang untuk memahaminya perlu interaksi manusia dengan
Tuhan karena rahasia rahasianya yang terdalam hanya dapat diberitahukan oleh Tuhan
Contoh,siapa manusia pertama ? Atau,apa yang akan terjadi sesudah manusia mati
? Maka akal tak bisa menjawabnya karena itu sudah berada diluar alur system akal,dan
hanya dapat diberitahukan langsung oleh Tuhan
Itu sebab ada kitab suci yang berfungsi sebagai estafet ilmu pengetahuan ketika
system yang menjalankan akal sudah mentok.dalam agama ada rahasia tentang ilmu
hakikat yaitu bentuk kebenaran yang dinyatakan langsung oleh Tuhan dan rahasia ilmu
hikmat yaitu rahasia maksud tujuan terdalam dari Tuhan dalam mencipta segala suatu
yang rahasianya bisa manusia fahami melalui interaksi batiniah dengan Tuhan.dua bentuk
ilmu yang tidak ada dalam ranah filsafat yang mentok hanya dapat menggumuli ilmu
logika.
Dengan kata lain adanya ilmu hakikat dan ilmu hikmat dalam agama
menunjukkan bahwa akal dan ilmu pengetahuan yang bisa disusun atau dihimpun akal itu
terbatas sehingga memerlukan bentuk ilmu lain sebagai estafet untuk memahami
kebenaran yang bersifat menyeluruh
Dan adanya dua bentuk ilmu itu juga menunjukkan bahwa sejauh manapun
eksistensi filsafat maka ia tetap terbatas sebab senjata terakhir yang dapat digunakan
filsafat dalam mendalami persoalan ilmu serta kebenaran hanyalah sebatas bermain
logika, filsafat tidak akan bisa menghimpun pengetahuan tentang hakikat serta makna
terdalam dari kehidupan yang rahasianya hanya bisa diberitahukan agama.inilah
pentingnya agama sebagai estafet dari seluruh pertanyaan yang sudah tak bisa dijawab
oleh filsafat.hanya kaum nihilis yang menolak jawaban yang disediakan oleh
agama,mereka-nihilist berpandangan karena akal terbatas maka manusia mustahil bisa
menemukan jawaban terakhir-final dari seluruh persoalan keilmuan yg ditemukannya
Dengan kata lain, akal diciptakan hanya untuk memahami hal hal yang terbatas
atau dibatasi karena diluar dari batas kemampuan akal itu maka Tuhan telah menyediakan
sarana nya melalui agama
Dan akal menjelaskan pengetahuan tentang segala suatu yang telah dapat
difahaminya melalui definisi definisi.dengan kata lain,definisi adalah instrument akal
dalam menjelaskan sesuatu.sehingga batas akal berarti bila ia sudah sulit atau tak bisa
lagi membuat definisi atas sesuatu.atau dengan kata lain,sesuatu bila ia sudah sulit
didefinisikan secara langsung oleh akal berarti ia sudah berada diluar rel atau system
akal.atau sehingga,batas akal adalah ketika ia bertemu sesuatu yang sudah sulit untuk di
definisi kan
6. Argumentasi untuk tulisan ke-enam

Tabur Tuai

Manusia adalah makhluk yang bebas, namun dia tidak akan bisa bebas dari akibat
kebabasan itu sendiri. Contohnya jika kita memilih untuk belajar memainkan alat musik
maka akibatnya adalah kita bisa memainkannya, hukum sebab akibat, hukum karma, atau
hokum tabur tuai.

Hidup ini berisikan banyak pilihan-pilihan yang harus kita lakukan setiap hari,
mulai dari pilihan untuk bangun pagi atau bangun siang. Semua itu ada konsekuensinya.
Bahkan seperti apa kita besok bisa kita tentukan dengan pilihan-pilihan kita hari ini.
Sehingga secara tidak langsung kita dapat membentuk diri kita sendiri.

Misalnya kita menginginkan kesuksesan maka aka nada banyak langkah yang
relevan dengan tujuan kita atau tidak relevan maka kita perlu memilih apa saja yang
relevan. Meskipun terkadang kita membenci hal itu dan cukup sulit untuk memulainya.
Jika kita berhasil mengendalikan diri dengan baik dan kita konsisten dengan pilihan-
pilihan terbaik maka kesuksesan akan mengikuti meskipun variable eksternal yang tidak
terduga kadang datang kita tetap bisa menghadapinya dengan baik maka apa yang
menjadi keinginan kita akan tercapai.

Ini adalah hukum law of attraction atau dalam Bahasa jawa istilah ini sudah
dikenal dengan “ sopo temen bakal tinemu”. Siapa yang bersungguh-sungguh akan
mencapai suatu keinginannya, harapn atau cita-cita. Kita bisa menjadi apapun yang kita
mau asalkan kita sungguh-sungguh dalam menjalankannya. Maka semesta akan
membantu kita dalam mencapai apa yang kita mau.

Lalu apa pilihan yang ingin kita pilih, semua pilihan pasti ada konsekuensi yang
harus kita terima. Semua pasti ingin mencapai harapan, doa, kesuksesan. Namun kenapa
banyak kegagalan didunia ini? Kenapa masih banyak orang yang tidak sukses? Kenapa
banyak yang tidak dapat menggapai cita-cita mereka? Akan ada banyak variable yang
mempengaruhi hal ini mulai dari variable internal maupun eksternal. Biasanya orang
yang memiliki cita-cita yang diluar nalar manusia membutuh usaha yang lebih banyak.
Namun jika ia dapat tangguh dalam menghadapi rintangan eksternal dengan memperkuat
internal maka tidak ada yang tidak mungkin terjadi.

Mari kita kembangkan fungsi akal kita dengan banyak belajar dan laku sehingga
akal bisa slaras dan beriringan dengan zaman yang selalu berubah.

7. Argumentasi untuk tulisan ke-tuju


Akal dan Kepemimpinan

Menurut saya sangat penting jika kita menguatkan akal kita untuk mengatur diri
sendiri dulu. Setelah itu kita dapat mengatur sekitar kita terutama sekolah. Ironis memang
banyak uang sekolah yang disalahgunakan, banyak kasus pelecehan seksual dan tidak
ditindak lanjuti, sekolah menjadi neraka yang keji, bahkan akal kita mandeg justru karena
bersekolah, kita sering dicekoki hal yang tidak menjadi potensi kita, kita berada disekolah
yang bahkan lebih buruk dari penjara.

Apakah tidak ada harapan? Tentu saja kita bisa menjadi makhluk berakal sehat
dulu setelah itu kita bisa memimpin sekolah. Kita mungkin dilahirkan sebagai kepala
sekolah atau tenaga penjamin mutu pendidikan atau bahkan sebagai mentri pendidikan.

Dari sini kita belajar bagaimana mengelola sekolah yang baik, sehat, dan
menyenangkan.
Memimpin itu adalah bekerja dengan orang lain untuk meraih sesuatu tujuan
bersama. Bekerja dengan orang lain mengharuskan setiap pemimpin memiliki kemampuan
mempengaruhi masing-masing orang agar mau menunaikan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikannya. Manakala semua orang mau bekerja maksimal, maka tugas
pemimpin sebenarnya telah selesai.

Namun pada kenyataannya, menggerakkan orang tidak selalu mudah, sehingga


tidak sedikit pemimpin mengalami kesulitan. Sebaliknya, juga sering terdengar para
bawahan mengeluhkan perilaku pemimpinnya sendiri. Para bawahan merasa tidak mudah
menyesuaikan diri dengan perilaku atasannya. Dalam keadaan seperti ini, iklim organisasi
menjadi tidak menyenangkan, baik pemimpinnya maupun bawahan yang dipimpin.

Jika dipelajari, para pemimpin di dalam menggerakkan bawahannya menggunakan


nafsu, akal, atau hati nuraninya. Ketiga hal tersebut dijadikan piranti untuk menggerakkan
orang lain. Akan tetapi dari ketiga piranti yang dimaksudkan itu masing-masing orang
berbeda kecenderungannya. Ada seorang pemimpin yang tampak lebih mengedepankan
emosonya, atau akalnya, dan juga hati nuraninya.

Seorang pemimpin yang ketika menghadapi problem cepat marah, maka jelas
bahwa yang bersangkutan lebih mengedepankan emosi. Pemimpin seperti itu menjadikan
anak buahnya bekerja oleh karena terpaksa atau karena takut. Mereka bekerja bukan oleh
karena menyenangi pekerjaannya, melainkan oleh karena takut terkena marah. Suasana
kerja seperti ini menjadikan orang bekerja karena terpaksa, serba kawatir, dan biasanya
sulit diharapkan menghasilkan sesuatu yang berkualitas.

Berbeda dengan pemimpin yang selalu mengedepankan emosi adalah mereka yang
mengutamakan akalnya. Pemimpin yang mengedepankan akal biasanya lebih rasional dan
juga kalkulatif. Hubungannya dengan para bawahannya diukur dengan standar tertentu.
Apa saja diukur secara matematik atau untung rugi. Beban kerja dihitung dan disesuaikan
dengan upah yang dibayarkannyha. Tatkala terdapat orang yang tidak produktif, maka
tidak perlu ditegur dan apalagi dimarahi, tetapi cukup dipindahkan pada bagian lain atau
dikeluarkan.

Hubungan yang bersifat manusiawi dengan para anak buahnya bagi pemimpin
rasional tidak bisa dirasakan. Manusia diperlakukan bagaikan mesin. Sebagai sebuah
mesin, maka setiap orang dIanggap bisa diukur atau dikalkulasi produk atau hasil
kerjanya. Pemimpin seperti ini tidak terlalu melihat manusia sebagai makhluk yang unik
dan berdimensi luas. Manusia diperlakukan bagaikan barang dan bisa diatur sebagaimana
yang dimaui oleh pemimpinnya.
Pemimpin rasional menggerakkan anak buahnya dengan peraturan atau jumlah
imbalan yang diberikan. Mereka mengira bahwa dengan peraturan dan atau uang, semua
orang bisa digerakkan. Pemimpjn seperfti itu tidak membayangkan bahwa manusia
memiliki dimensi psikologis yang juga menuntut dipuaskan. Pemimpin yang lebih
mengedepankan rasio itu biasanya menggunakan pendekatan formal dan kalkulatif
sebagaimana disebutkan di muka.

Terakhir adalah pemimpin yang mengedepankan hati nurani. Pemimpin seperti ini
lebih melihat manusia sebagai makhluk yang berdimensi luas dan harus didengarkan
suaranya. Pemimpin yang lebih mengedepankan hatinya, maka biasanya menjadikan siapa
saja yang dipimpin bekerja secara ikhlas, menyenangkan, dan mengikuti suara nuraninya
masing-masing. Hubungan antara pekerja dan pemimpinnya bagaikan antara ayah dan
anak. Di antara mereka saling mengormati, menyayangi, menghargai, dan saling menjaga.

Jika diilustrasikan di antara ketiga jenis pemimpin dimaksud adalah bahwa


pemimpin yang mengedepankan emosinya biasanya cepat marah dan oleh karena itu
tangan dan telunjuknya dijadikan alat untuk menggerakkan orang. Sementara itu
pemimpin yang mengepankan akalnya, seringkali tampak bahwa tangannya digunakan
untuk memegang dahi dan atau kepalanya. Sedangkan pemimpin dengan menggunakan
hati, tangannya lebih sering digunakan untuk memegang dadanya. Mereka berusaha
bersikap lembut oleh karena berpandangan, justru dengan kelembutan itu orang menjadi
bersemangat bekerja. 

8. Argumentasi untuk tulisan ke-delapan

Sekolah Tempat Menuntut Ilmu Atau Menuntut Anak Untuk Belajar

Sekolah yang berkelas-kelas memang berawal dari peradaban eropa, orang jawa
sendiri menuntut ilmu tidak menggunakan cara itu namun menggunakan cara pasastren
atau perguruan atau padepokan.

Merujuk dalam ironisnya pemikiran Ki Hajar Dewantara the hero of education


Indonesia mengenai taman siswa saya sangat miris saat justru pemikiran itu tidak kita
terapkan bahkakn dalam tanah kelahirannya sendiri. Sangat disayangkan.

Belajar memang sesuatu yang tidak bisa kita paksakan, karena hal itu akan
berdampak buruk bagi siswa. Belajar yang baik adalah dengan suka rela siswa
membangun kesungguhan belajar. Sebagai pemimpin seorang guru difungsikan sebagai
teladan. Dan fasilitas lain sebagai pendukung. Ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.

Proses belajar merupakan proses perubahan menuju tujuan pembelajaran, sebagai


interaksi dengan lingkunganya. Belajar merupakan kehingga jika tanpa proses belajar
maka pendidikan tidak akan terlaksana secara baik. Tinggi rendahnya kualitas
perkembangan manusia merupakan hasil nyata dari proses belajar, dan tentunya sangat
menentukan tingkat peradaban atau derajat manusia. Belajar dalam pendidikan formal
merupakan kegiatan pokok yang menentukan berhasil atau tidaknya pencapain tujuan
pendidikan. Oleh karena itu, belajar perlu direncanakan dengan mempertimbangkan
aspek yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Ki Hadjar Dewantara manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa, dan
karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara
seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan
menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Ki Hadjar Dewantara
mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya
akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Sedangkan dalam kurikulum 2013
peserta didik didorong agar mampu melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) yang telah diperoleh setelah menerima materi
pembelajaran. Hal tersebut tentunya sangat relevan dengan tujuan yang di inginkan oleh
Ki Hadjar Dewantara yaitu membentuk manusia merdeka, manusia yang tidak tergantung
dengan orang lain dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Tujuan belajar bagi peserta didik adalah mengembangkan potensi dalam diri yang
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Metode adalah cara yang digunakan
pendidik dalam mengadakan interaksi atau hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya proses belajar siswa.

9. Argumentasi untuk tulisan ke-sembilan

Meningkatkan Potensi Bukan Daya Saing

Daya saing ? apa yang berbahaya dari hal ini?. Menurut saya sangat berbahaya.
Contoh kecil jika kita dilatih untuk bersaing dengan orang lain, yang orang lain itu
berbeda potensi dengan kita maka akan banyak menimbulkan masalah dalam diri anak
tersebut. Anak itu akan menghalalkan segala cara untuk mencapainya atau justru diam
dan frustrasi. Sama halnya jika kita memaksa ikan untuk terbang seperti burung. Tentu
saja ikan akan kesulitan dan tidak mampu.
Compare with others sangat berbahaya. Jika kita selalu membandingkan orang
lain, berkompetisi dengan orang lain hal ini akan menimbulkan suatu masalah serius.
Karena bisa jadi akar permasalahan dalam dunia perkorupsian berawal dari bangku
sekolah. Yakni dari membandingkan siswa dengan siswa lain.
Sehingga siswa akan mengahalalkan cara dengan mencontek dan berbuat
kecurangan lain. Hal ini akan berlanjut dalam masyarakat dimana orang yang lebih kaya
akan lebih dihormati maka orang akan menghalalkan segala caraa untuk menjadi kaya
dan berkuasa.
Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan? Kita bisa melakukan bandingkan diri
kita kemarin dengan diri kita saat ini. Sehingga kita bersaing dengan diri sendiri.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah cara tercepat untuk
membuat kebahagiaan hilang dari hidup Anda, ketika kita iri dengan orang lain, ketika
kita menginginkan apa yang orang lain punya dan tidak kita miliki, disitulah rasa sedih
dan kepahitan muncul. Membandingkan diri dengan orang lain sama saja seperti
menyakiti diri sendiri, it’s a never ending war and you can’t win.
Kita boleh melihat orang lain sebagai inspirasi, panutan, motivasi, dll, tapi jangan
pernah membanding-bandingkan hidup Anda dengan mereka karena sampai
kapanpun Anda tidak akan pernah merasa menang, setiap orang punya latar belakang dan
cerita hidup yang berbeda-beda, pada akhirnya kita hanya perlu fokus menjadi versi
terbaik diri sendiri dan mensyukuri segala keadaan yang sudah terjadi pada diri kita,
move on dan jalani hidup semaksimal mungkin dengan apapun yang sudah kita miliki.
Jangan membandingkan diri Anda sekarang dengan mereka yang sudah sukses,
don’t compare your beginnings to someone else’s middle, don’t compare your chapter
one to somebody else’s chapter 50, jangan membandingkan hasil karena lebih penting
melihat proses yang ada dan menikmati proses hidup kita sendiri, ingatlah quote ini
dengan baik: “Every minute you spend wishing you had someone else’s life is a minute
spent wasting yours”.
Setiap detik yang Anda habiskan untuk memikirkan apa yang orang lain miliki
sama dengan detik yang Anda habiskan untuk kesempatan menciptakan sesuatu untuk
diri Anda sendiri. Setiap detik yang Anda habiskan untuk iri dengan kehidupan orang lain
sama dengan detik yang Anda habiskan untuk menjalani kehidupan Anda sendiri.
Menjadi orang sukses bukan soal apa yang telah Anda raih/miliki, bukan soal
hasil/angka, melainkan tentang apa saja yang telah Anda lewati, rintangan apa yang telah
Anda hadapi dan bagaimana Anda mengatasinya, being a successful person is not
necessarily defined by what you have achieved, but by what you have overcome.
Pada akhirnya mengukir cerita hidup kita sendiri dan mencintai proses hidup diri
sendiri apapun keadaannya adalah hal terbaik dan paling berani yang bisa kita lakukan
saat ini, apapun kelemahan Anda, apapun kekurangan Anda, bagaimanapun buruknya
situasi Anda, kemauan dan keberanian untuk terus maju dan moving forward adalah yang
paling penting dalam hidup Anda, jadi berhentilah membandingkan diri Anda sendiri
dengan orang lain, Anda tidak diharuskan menjadi orang super sukses memiliki harta
melimpah, atau menjadi orang populer yang disukai banyak orang, Anda hanya perlu
bersyukur dengan keadaan Anda sekarang, menjalani hidup ini sebaik mungkin dengan
apapun yang Anda miliki, dan membuat hidup Anda menjadi lebih baik lagi, dan ingat
tidak ada yang mewajibkan Anda untuk sukses, Anda hanya perlu mencoba dan
mencoba.
Sebagai penutup inilah beberapa cara simpel yang bisa Anda lakukan untuk
berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain:

10. Argumentasi untuk tulisan ke-sepuluh

Pendidikan Dengan Cinta Maka Tidak Ada Kata Malas Belajar

Saya setuju dalam pendidikan di canangkan roh nya yaitu cinta, kasih saying dan
altruis. Ini memang adalah jantung dari pendidikan yang tidak kita sadari dan tidak kita
rawat selama kita ada dibangku sekolah. Bahkan selama saya merasakan bangku kuliah
tidak ada yang mengajarkan untuk mencintai pekerjaan, untuk mencintai siswa, untuk
mencintai setiap nafas. Kita lupa bahwa roh dalam pendidikan itu sendiri adalah cinta.

Sekiranya kita sadar jika kita mencintai sesuatu akan lebih mudah untuk
menerimanya.
Misalnya saya cinta matematika, maka matematika akan lebih mudah untuk saya dekati
sama seperti ketika anak anak mencintai game onlinenya

Seberapa banyak anak yang malas sekolah justru karena mereka merasa tidak
dicintai, mereka merasa mereka hanya dituntut untuk menjadi pintar dan itu membuat
mereka frustasi, perasaan dan pendapat mereka tidak dihargai.

Hidup kita seperti telur, dan anak-anak juga seperti itu, jika ada kekuatan besar
dari luar membentur mereka, mereka akan mati, tapi jika kekuatan besar itu ada didalam
maka kehidupan akan dimulai. Hal ini seperti potensi anak yang perlu kita kembangkan.
Kita tidak bisa memaksa anak untuk mencintai sesuatu yang bukan potensinya, tapi kita
bisa membantu mereka untuk mengasah potensinya

Saya yakin kasih sayang adalah kekuatan yang sangat besar, jika kita dapat
menanam kasih dalam setiap siswa yang kita damping maka hidup kita akan penuh kasih
juga. Mari kita berikan kasih dengan niat yang tulus, saya yakin siswa kita juga akan
merasakannya. Dan mereka akan belajar untuk menanam kasih dalam diri mereka.

Tanamlah kasih maka kita akan menuai kasih. Mari kita perlakukan siswa kita
dengan semanusia mungkin, agar mereka hidup bahagia, dan membuat mereka sadar
akan pentingnya belajar, agar membuat mereka tidak menganggap sekolah sebagai
ancaman

Menjadi seorang guru adalah suatu role model. Jika kita tidak banyak
memberikan contoh yang baik dalam kehidupan maka apa yang akan anak-anak kita
lakukan kelak, siapa yang akan memberikan mereka teladan yang baik jika sebagian
besar waktu mereka adalah disekolah.Izinkan siswa kita untuk mengenal kita secara
personal, agar kita bisa menjadi role model yang baik dalam kehidupan mereka, ajak
mereka dating kerumah, ajak mereka makan bersama, saya rasa kedekatan yang sehat
akan membuat mereka lebih mudah untuk mendengarkan kita dan mengerti keadaan
sekitar.
11. Argumentasi untuk tulisan ke- sebelas

Pendidikan Bukan Untuk Merusak Kreativitas

Pendidikan dewasa ini memang mangacu kepada pemberian informasi, padahal saat ini
informasi sudah sangat merajalela. Kita memang perlu mengubah beberapa paradigma
pendidikan agar bergeser sesuai jaman.

Kita tahu bahwa saat ini informasi dapat dengan mudah kita cari melalui search engine,
bahkan google bisa jadi lebih cerdas dari pada kita calon guru.. apakah masih relevan lagi
jika kita terus menerus membuat anak-anak kita untuk menghafal?

Yang perlu kita lakukan adalah membantu mereka dalam menggunakan informasi,
membantu mereka dalam menganalisis informasi, membantu mereka dalam memilih
informasi yang relevan.

Tugas kita hanyalah membantu membuka jalan mereka untuk membuat mereka
bertumbuh dengan sehat dan baik.

Tidak ada persaingan dengan orang lain, orang lain memiliki waktunya sendiri-sendiri,
yang perlu kita bentuk dan kompetisikan adalah diri kita sekarang dengan diri kita
kemarin, mana yang lebih baik? Kemarin kita gagal, hari ini kita belajar dari kegagalan
untuk mencoba cara lain yang lebih efektif.

Terkadang masalah yang kita hadapi adalah sebuah ancaman, padahal jika kita bisa
mengubah mindset, masalah adalah kebutuhan kita untuk maju dan terus berkembang,
masalah bukanlah ancaman. Dia hadir untuk membantu kita. Dia adalah teman baik.

Mindset adalah hal yang sangat penting. Saya yakin sebagian mahasiswa seperti saya
menganggap tugas kuliah adalah sebuah beban, masalah, dan ancaman kenyamanan,
padahal jika kita bisa putar mindset dan paradigm, tugas yang diberikan dosen adalah
kebutuhan kita, untuk membantu kita bertumbuh dan maju. Tugas bukan utnuk
kepentingan dosen, tugas adalah untuk kepentingan kita. Tugas adalah teman dan tugas
adalah sahabat baik. Namun tidak banyak saya rasa dosen yang mengulas bab mindset
seperti ini.
Menjadi sesosok manusia yang memiliki kebijaksanaan tidaklah mudah. Namun kita bisa
melatihnya. Saya yakin menjadi manusia itu perlu memilih mana yang harus kita
lakukan, mana yang tidak perlu, mana yang mendesak, mana yang tidak mendesak.

Kita perlu kebijaksanaan dalam setiap lini kehidupan, kebijaksanaan mengatur waktu,
mengatur perasaan, mengatur pikiran dan mengatur tindakan.

Tanamlah kebijaksanaan dari sekarang agar kita terbiasa


Salam kebijaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai