Anda di halaman 1dari 3

Quraish Shihab “Pemikiran Bernas”

Penafsiran terhadap sesuatu itu harus berdasarkan pemahaman terhadap apa yang
sedang ditulis, penafsiran terhadap sesuatu dapat memunculkan berbagai arti yang berbeda tapi
memiliki makna dan tujuan yang sama. Berkembangnya Bahasa memunculkan berbagai variasi
makna baru, memungkinkan dengan penafsiran beberapa orang bisa saja berbeda.

Inti ajaran islam iman islam dan ihsan berasa dari hadis nabi. iman itu adalah
kepercayaan kita terhadap Allah, Rasul, hari kiamat, kitab suci dan Malaikat. Iman itu
berhubungan dengan diri kita sendiri, pembenaran oleh apa yang kita imani kepercaaan kita
terhadap apa yang kita Imani. Iman itu bisa suatu pertanyaan kita, pertanyaan yang kita tidak
bisa menalar mengenai jawaban-nya. Islam adalah suatu kegiatan yang kita lakukan sebagai
manusia beragama islam, kita melakukan rukun islam demi mencapai keimanan kita, untuk
dapat mengetahui jawaban atas keimanan kita. Ihsan bisa suatu tuntutan atau Batasan yang
harus kita lakukan seperti dalam islam terhadap Batasan yang jelas mengenai sesuatu yang
berdampak. Pengetahuan memberikan kita pencerahan untuk kita jika dunia tidak sesederhana
itu, banyak sekali hal terjadi dan saling berkesinambungan. kemudian keteladanan, kita perlu
nasihat kepada siapapun karena hidup setiap manusia berbeda dan banyak sekali hikmah
pembelajaran yang bisa diambil dari hal tersebut. Belajar membuka kita akan banyakna
presepsi untuk kita tidak hanya erfikir dari ruang lingkup kecil.

Berkembangnya jaman menciptakan sosial media yang sering digunakan beberapa


orang, media sosial berkembang dengan sangat pesatnya dan bis dibilang menjadi ruang
lingkup masyarakat untuk berpendapat secara bebas. Terkadang opini yang terjadi berkembang
dimedia sosial bisa diukur baik burukna tergantung pribadi masing masing dimana sulit untuk
mencari keseimbangan. Kita menyikpaina dengan membatasi pernyataan yang tidak
menyangkut apa yang kita ketahui. Dalam Al-Quran juga sudah mewanti untuk membatasi diri
daripada pembicaraan, lebih baik kita membaca memperbanyak pengetahuan yang lebih
bermanfaat.

Dalam kehidupan sosial diperlukan nalar, disini agama membutuhkan nalar. Imam
Ghazali ada memberi contoh: tuntunan-tuntunan agama itu bagaikan matahari, anda tidak bisa
memahamina karena anda bisa silau dengan cahayanya maka perlu alat supaa dapat melihat
dengan tidak silau, sama seperti ilmu, nalar itu adalah alat yang menjadikan kita mampu
membaca tanpa silau kemudian tafsir itu harus berubah seiringnya perubahan situasi dan
kondisi sesuai era ini. Oleh karena itu ktab suci ditunjukkan kepada semua manusia sepanjang
masa, kita dituntut untuk berfikr menggunakan nalar dipengarui kondisi sosial, adat istiadat,
kecenderungan seseorang dan perkembangan ilmu. Dengan standar ang kita miliki sekarang,
tentu berbeda dengan standar beberapa tahun yang lalu, kita tetap harus sesuai dengan
pekembangan sekarang. Tidak bisa mengambil standar dengan standar yang tidak sesuai
dengan masa kita supaa sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang.

Dalam surat Al-Alaq dijelaskan bahwa tuhan mengajar melalui pena, bacaan dan tanpa
alat ang disebut intuisi ilham atau wahyu. Penemuan penemuan yang terjadi bisa jadi ada
hubunganna dengan tuhan. Dia memberi manusia ilham dan kemampuan inspirasi sehingga
dapat menemukan atau menciptakan hal gak yang luar biasa. Ini menjadi perbedaan anatar
pandangan islam dengan pandangan sekuler ang mana ilmu pengetahuan menurut pandangan
sekuler diperoleh melalui cara cara tertentu.

Negara ikita adala negara demokrasi liberal yang mana masyarakat dapat berpendapat
sebebas mereka namun dalam pelaksanaannya sangat sulit karena masyarakat melihat
penyelewengan pada orang diposisi atas, orang orang baik sering kali terpinggirkan yang
menjadi suara masyarakat seringkali tidak dapat didengar. Bermusyawarah mungkin adalah
suatu jalan mencapai kesepakatan mufakat, namun apakah suara terbanak itu suatu keputusan
yang baik? bukan semata pendistribusian kekuatan tangan saja,tapi yang harus didistribusikan
itu terkait dengan integritas, intelek, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, kesehatan,
kesejahteraan, dan lain-lain. mengartikan demokrasi itu hanya dalam konteks kapasitas
masing-masing orang itu bisa nyoblos. Tapi belum tentu yang nyoblos itu berintegritas, belum
tentu yang nyoblos itu berpendidikan, belum tentu yang nyoblos itu memiliki nilai moral, nilai
sosial, nilai budaya yang semestinya untuk menciptakan keseimbangan yang tadi diinginkan.
Karena itu ada ungkapan: Yang mana lebih baik? Demokrasi yang menghasilkan pimpinan
yang tidak wajar daripada sikap diktator otoriter yang melahirkan kebijakan dan keadilan.Yang
mana lebih baik? Sudah jelas. Dia otoriter tetapi hasilnya keadilan, kemakmuran masyarakat

Generasi muda adalah generasi yang akan membawa kemasa yang lebih baru
kedepannya. Mereka memiliki semangat, kekuatan dan pengetahuan. Untuk itu perlunya peran
agama untuk menuntun mereka supaya tidak keluar dari jalur. Perlunya seseorang dengan
pengetahuan agama dan kesadaran diri sendiri kita perlu menjadi lebih baik dari hari ini.
Agama sudah sempurna namun keberagaman dalam pelaksanaan ajaran agama bisa
berkembang dan berbeda satu sama lain.
Nama: Syifa Nur Aini P.S

NIM: 22203244044
Kelas: B
Tahun ajaran 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai