Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “Berfikir Kritis dan Demokrasi dalam Islam”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
sertasaran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalahyang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulismohon maaf yang sebesar-besarnya.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada guruPendidikan Agama Islam kami yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
e)Asbabun Nuzull.....................................................................................................9
Kesimpulan.................................................................................................................................11
Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
Isu utama yang menjadi muatan demokrasi adalah persoalan saling menghargai
eksistensi(keberadaan). Rasa ingin dihargai adalah kebutuhan alamiah (fitrah) manusia.
Manusia darisuku bangsa apa pun memiliki rasa itu.Teman – teman kita di sekolah mempunyai
hak untuk dihargai. Bapak dan Ibu guru,orangtua,dan semua orang yang di sekitar kita juga
mempunyai hak untuk dihargai dan dihormati,sebagaimanan kita juga ingin di hargai.Ternyata,
persoalan menghargai dan dihargai adalah bagian penting dari misi dakwah Islam.Seperti yang
lebih muda harus menghormati yang tua, dan yang lebih tua diperintahkan untukmenyayangi
yang muda . Sebagaimana Rasulullah saw bersabda yang artinya “Tidaktermasuk ummatku
orang yang tidak menghormati yang lebih tua,tidak mengasihi yang lebih muda dan tidak pula
mengerti hak seseorang yang alim “ (H.R.Ahmad 21693)
Yang baik sudah di contohkan oleh Rasulullah dan para khalifah, kita sebagai umat
akhirzaman seharusnya dapat menyikapinya dengan bijak, Berdemokrasi dengan baik dan
adil,apabila ada yang menjauhi syariat Islam kita bisa memberi saran dan kritik yang
pastinyatetap menjunjung asas musyawarah dan mufakat.Di zaman sekarang seseorang wajib
berfikir secara kritis tentang keadaan, terutama tentangdemokrasi, bila acuh tak acuh mungkin
bisa terjadi demokrasi yang kita jalani ini jauh dariaturan dan bersifat menyesatkan dari Islam,
meskipun kita tidak boleh mengambil kegiatanyang sepihak, jika sudah merasa demokrasi yang
di jalani melanggar aturan agama kita harus bermusyawarah dan meminta nasihat dari ulama
atau guru yang bisa mencari jalan keluaryang baik dan tetap dalam syariat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis yaitu berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.Pengertian berpikir
kritis adalah suatu perilaku dan sikap yang pada dasarnyaberdasarkan dengan data
serta fakta yang sah (valid) dan di barengi dengan argumen(pendapat) yang akurat. Sifat ini
adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data danfakta yang valid (sah) serta argumen
yang akurat. Warga negara yang demokrathendaknya selalu bersikap kritis, baik
terhadap baik terhadap kenyataan empirikenyataan empiris (realitas sosial, sosial, budaya,
dan budaya, dan kepercayaan).Sikap kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri
sendri. Sikap kritispada diri sendiri itu tentu disertai sikp kritis terhadap pendapat yang berbeda.
Tentusikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung bertanggung
jawabterhadap terhadap apa yang dikritisi. dikritisi. Sikap kritis dalam suasana
suasanademokrasi demokrasi juga perlu didukung didukung dengan kemampuan
kemampuanuntuk menyelesaikan menyelesaikan masalah masalah secara damai.
MasalahMasalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu
perluditekankan penyelesaian penyelesaian masalah masalah dilakukan dilakukan
dengandamai bukan kekerasan Sedangkan menurut pandangan Islam berfikir kritis berarti
segala sesuatuhal yang kita temui dan ketahui di kehidupan sehari hari tidak boleh di terima
secarabegitu saja tetapi harus dikaji terlebih dahulu asal muasalnya, apakah hal
tersebutbertentangan dengan ajaran Islam atau tidak.Bersikap kritis harus juga ditujukan
dan ditanamkan dalam diri sendirisehingga materimateri berfikir secara kritis, bersikap
secara demokratis dan sikapsecara kritis dalam diri sendiri itu pasti dibarengi dengan sikap
secara kritis terhadappendapat-pendapat yang berbeda berbeda antara satu dengan yang
lainnya. lainnya.Di dalam sikap secara kritis ini tentu nya harus wajib di dukung dengan
sikaptanggung jawab dengan apa yang sedang di kritisi, oleh karena itu sikap
4
• Semakin bersyukur kepada Allah SWT
•Semakin yakin dengan hari pembalasan
•Mengantisipasi adanya bahaya
•Menjadi orang yang visioner
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis).
Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
"demos" yang berarti rkyat atau penduduk suatu tempat dan "cratein atau cratos" yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Adapun secara terminologis, demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.
Dalam agama Islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orangIslam hanya
mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utamademokrasi yang
diwarisi semenjak zaman Nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan
memilih pemimpin, pemimpin, mengelola ne mengelola negarasecara bersama-sama
bersama-sama (syura), (syura), kebebasan kebebasan mengkritikmengkritik penguasa,
penguasa, dan kebebasan berpendapat. Basis empiriknya,demokrasi dan agama memiliki
perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal daripergumulan pemikiran filosofi manusia,
sedangkan agam berasal dari wahyu.Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam basis
empirik, dalam kaitan berbasisdialektis agama dapat memberikan dukungan positif terhadap
demokrasi sendiri dapatmemberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.
C.Ayat-ayat Alquran yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis
Artinya:“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dansiang,
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orangyang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan merekamemikirkan
5
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),“Ya Tuhan kami, tidaklahEngkau
menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.
Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190 diatas menjelaskan sesungguhnya
didalam tatanan bumi dan langit beserta keindahan atas perkiraan dan keajaiban ciptaan
yangMaha Kuasa juga dalam silih berganti nya antara siang dan malam dengan secara teratur
yangterjadi sepanjang tahun yang dapat dirasakan pengaruh nya langsung ke tubuh dan
bagaimanacara berfikir kita karena pengaruh dari dinginnya malam hari, panas matahari serta
bagaimana pengaruhnya terhadap dunia hewan dan tumbuhan adalah sebuah tanda bukti
yangmemperlihatkan ke Esaan sang maha kuasa Allah Swt terhadap ke-sempurnaan
pengetahuan- Nya dan kekuasaan-Nya.
فَاِ َذا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِنَّ هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِيْن
Fabimaa rahmatim minal laahi linta lahum wa law kunta fazzan ghaliizal qalbi lanfadduu min
hawlika fafu 'anhum wastaghfir lahum wa shaawirhum fil amri fa izaa 'azamta fatawakkal 'alal
laah; innallaaha yuhibbul mutawak kiliin
Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadapmereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka
menjauhkan diridari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi
mereka,dan bermusyawarah lah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu
telahmembulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah
menyukaiorang-orang yang bertawakkal kepada- Nya”.
Di dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali 'Imran ayat 159 diatas menjelaskan tentang tata
caradalam melakukan musyawarah. Ayat Qur'an Surah Ali 'Imran ini diturunkan yakni
sebagaisebuah teguran pada sikap sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang sudah sepakat
ataskeputusan musyawarah dengan menerapkan perang Uhud. Akan tetapi mereka
melanggarkesepakatan tersebut sehingga dari keputusan musyawarah dalam perang Uhud
tersebut, parakaum muslimin menjadi susah untuk mengalahkan musuh-musuh.
َو َع ِم َل لِ َما، ُ ال َكيِّسُ َم ْن دَانَ نَ ْف َسه: ال ّ َّ عن الن، - رضي هللا عنه- عن أبي يعلى شداد بن أوس
َ َ ق، - صلى هللا عليه وسلم- بي
6
1.Artinya :Dari AbuYa’la yakni Syaddad Ibnu Aus, Rasulullah SAW bersabda sebagai
berikut:“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya & suka beramal
untukkehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang selalu
mengikutihawa nafsu & berharap pada Allah dengan harapan yang kosong” [HR. At-Tirmizi dan
beliau berkata: Hadis Hasan]
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalahorang
yang pandangannya jauh kedepan, menembus dinding duniawi,yaitu hingga kehidupanabadi
yang ada dibalik kehidupan fana di dunia ini. Orang yang tidak mempercayai adanyahari
pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amalapapun. Jika
indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya pandangankedepan
(akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas dunia, menjadi pertandatindakan
“bodoh”.
2.
Artinya :
“Dari Abu Hurairah ,ia berkata, aku tak pernah melihat seseorang yang lebih
bermusyawarahdibanding dengan para sahabat daripada Rasulullah saw.”
(HR. At-tirmidzi)Hadis di atas menjelaskan orang yang paling demokratis adalah orang yang
paling suka bermusyawarah. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau
selalumelibatkan para sahabat untuk dimintai pendapat dan melakukan musyawarah
bersama,seperti dalam hal strategi perang, penataan negara, penentuan hukum sosial, dan
lainsebagainya. Sikap kritis pula mengikuti seiring berjalannya suatu permusyawaratan, di
manaseorang pemimpin harus peka terhadap pendapat - pendapat yang dikemukakan oleh
anggotarapatnya.
E. Asbabun Nuzull
Sebab turunnya Q.S Ali-Imran ayat 159 disebutkan ketika kaum musliminmengalami
kekalahanpada perang uhud yang diakibatkan terjadinya pelanggaran yangdilakukan sebagian
kaum muslimin, tetapi Nami Mhammad saw., tetap bersikaplemah lembut dan tidak marah
terhadap mereka yang melanggar, bahkan beliaumemaafkannya, dan memohonkan ampunan
kepada Allah swt
7
Macam-macam Asbabun Nuzull
Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid. Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa
sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. ...
Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi
turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu bertujuan untuk menanggapi
beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta
segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia."
Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat.
Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas," (QS. Ad-
Dukhan: 10).
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali
(ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).
ْ َيَوْ َم نَب ِْطشُ ْالب
١٦ - َط َشةَ ْال ُكب ْٰر ۚى ِانَّا ُم ْنتَ ِق ُموْ ن
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti
memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).
8
Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada
Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy) mendapatkan kelaparan
sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT menurunkan
penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.
Kemudian, para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu,
Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan
hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.
Namun, setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan
durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat yang
dimaksud akan turun saat Perang Badar.
Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul
merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta penukilan
Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan
tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an merupakan
perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama dalamhal bersyukur dan
memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam musyawarah.
2. Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secarakritis dan
bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-191dan Q.S. Ali-‘Imran ayat 159.
3. Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara
demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalamkehidupan sehari-hari guna
perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-Qur’an.
B.Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kepada guru pembimbing yaitu Bapak Suleman Toaka saran dan kritik sangatlah diperlukan
oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga karya tulis
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat
dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratismenurut ayat Al -Qur’an
10
DAFTAR PUSTAKA
https://quizizz.com/admin/quiz/5d7c7eecbc4211001b22cf99/berpikir-kritis-dan-bersikap-
demokratis
https://prezi.com/hi41mq_mf2cc/berfikir-kritis-amp-demokratis/?fallback=1
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/asbabun-nuzul-surat-ali-imran-ayat-190-191-
dan-isi-kandungannya-1wQOjfnSqFh
https://id.scribd.com/document/435909498/Berpikir-Kritis-Dan-Bersikap-Demokratis
https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-dan-contohnya
11