DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ADINDA ANNISA SALSABILA
ALINI AKBAR
AMANDA SRI REJEKI DANMAKASIH
ANANDA SRI WULANDARI
APRILIA ZHALZABILAH WAMNEBO
KATA PENGANTAR
Bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat
dan ridha-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang penulis
hadapi dalam pembuatan makalah ini. Akan tetapi, berkat bantuan Allah SWT. dan bantuan dari
berbagai pihak, makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya, walaupun tidak luput dari
berbagai kekurangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasihnya kepada semua pihak yang ikut serta mendukung atas pembuatan makalah ini.
Makalah ini berisi pembahasan tentang “Berpikir Kritis dan Demokrasi”. Tema ini
dipilih sesuai dengan materi yang sedang kami pelajari. Butuh waktu yang cukup panjang untuk
dapat mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami sadar bahwa materi dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan bahasanya maupun dari segi yang lainnya. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila di dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak sekali kesalahan yang murni karena ketidaksengajaan kami. Semoga dari
pembuatan makalah ini, kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
menambah wawasan kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................1
3. Tujuan dan Manfaat.........................................................................................................2
B. BAB II ISI
a. Makna Berfikir Kritis dan
Demokrasi…………………………………….................3
b. Hikmah dan Manfaat Berfikir Kritis dan Demokrasi………………….....
…....3
C. Penerapan Berpikir positif dan Demokrasi……………………………...........
…..5
d. Surah yang membahas Berpikir Kritis dan Demokrasi……………….…......5
a. Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 beserta kandungannya....................6
b. Q.S. Ali Imran/ 3: 159 beserta kandungannya............................7
C. BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan dan Saran........................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Setiap orang berhak memberi penilaian dan kritik terhadap seseorang.
Kritik boleh ditujukan kepada siapa saja. Orang boleh mengkritik kebijakan yang
tidak sesuai dengan asas kemaslahatan. Baik itu kritik ke presiden, wakil
presiden, menteri, gubernur, bupat0i, kepala sekolah, dan guru. Namun, kritik
hendaknya disampaikan dengan cara-cara yang beradab, bukan menghakimi
pribadi seseorang, apalagi sampai menyinggung sisi-sisi kemanusiaannya. Hanya
saja, ada pula orang yang terlebih dulu bersikap apriori, berpikir negatif, dan
berpendapat bahwa kritik adalah bentuk ekspresi kebencian. Kritik itu lahir
sebagai bahan evaluasi. Kritik lahir sebagai apresiasi dengan analisis yang logis
dan argumentatif untuk menafsirkan sesuatu. Dalam perpolitikan, misalnya,
politik hadir sebagai bahan masukan dan pelajaran untuk pembaruan kebijakan.
Berbeda dengan mengkritik karya atau kebijakan seseorang hanya karena ada
kebencian. Kritik dalam negara yang menerapkan sistem demokrasi menjadi
suatu kebiasaan dan bahkan kewajiban agar kekuasaan tidak berubah menjadi
otoriter dan diktator. Hanya saja, kritik terhadap pemerintahan yang
menjalankan politik demokrasi juga tidak boleh kebablasan karena bisa
menyebabkan kekuasaan negara menjadi lemah. Agar kekuasaan tidak otoriter
dan diktator di satu sisi atau di sisi lain kekuasaan menjadi lemah, maka jalan
tengah yang harus diambil adalah bermusyawarah.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa itu berfikir kritis dan demokrasi serta mengapa itu penting?
2. Apa saja hikmah dan manfaat berfikir kritis dan demokrasi?
3. Bagaimana penerapan berfikir kritis dan demokrasi dalam kehidupan?
4. Jelaskan surah apa di dalam al-qur’an yang membahas tentang berfikir kritis dan
demokrasi?
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-orang yang berakal, yaitu
orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan
berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami
dari siksa api neraka”. (Q.S Ali-Imran/3: 190-191).
Ayat 190 ini menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab.
Yakni orang-orang yang berakal. Orang-orang yang mau berpikir. Orang-orang yang mau
memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis. Ayat 191 ini menjelaskannya. Bahwa ulul
albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Ia berdzikir dalam segala
kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia juga mentafakkuri (memikirkan)
penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam
tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dari
siksa neraka.
Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa tatanan langit dan bumi serta
dalam bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun menunjukkan
keagungan Allah SWT. kehebatan pengetahuan dan kekuasaan-Nya. Langit dan bumi
dijadikan oleh Allah bertingkat dengan sangat tertib, bukan hanya semata dijadikan,
tetapi setiap saat tampak hidup, semua bergerak menurut orbitnya. Bergantinya malam
dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan manusia dan segala yang bernyawa.
Terkadang malam terasa panjang atau sebaliknya. Musim pun yang berbeda. Musim
dingin, panas, gugur, dan semi, juga musim hujan dan panas. Semua itu menjadi tanda-
tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi orang yang berpikir. Hal tersebut tidaklah
terjadi dengan sendirinya pasti ada yang mengaturnya yaitu Allah Swt.
Sementara itu Q.S. Ali Imran Ayat 191 memberikan penjelasan pada orang-orang
yang cerdas dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, selalu
menggunakan pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan menggambarkan keagungan
Allah. Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di dalam keadaan apapun, baik di waktu ia
berdiri, duduk atau berbaring. Ayat ini menjelaskan bahwa ulul albab ialah orang-orang
baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau
hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah,
sedangkan objek pikir ciptaan Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pendekatan
kepada Allah lebih banyak didasarkan atas hati. sedang pengenalan alam raya didasarkan
pada penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kemerdekaan yang luas untuk
memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan atas
kekuasaan Allah Swt.
B. Q.S Ali-Imran/3: 159
Artinya: ”Maka disebabkan rahmat dari Allah Swt. lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah
Swt. Sesungguhnya Allah Swt. menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Q.S
Ali-Imran/3:159).
Dalam Ayat itu bertemulah pujian yang tinggi dari Allah Swt. terhadap Rasul-Nya,
karena sikap Nabi Muhammad Saw. yang lemah lembut, tidak lekas marah kepada
umatnya yang tengah dituntun dan dididik agar iman mereka lebih sempurna. Sekalipun
sudah sedemikian nyata kesalahan beberapa orang yang meninggalkan tugasnya, karena
terpesona akan harta itu, namun Rasulullah Saw. tidaklah terus marah-marah. Dalam
ayat ini Allah Swt menegaskan, pujian-Nya kepada Rasul, bahwasanya sikap yang lemah
lembut itu, terwujud karena kepada Allah Swt. telah memasukkan rahmat-Nya. Rahmat,
belas kasihan, cinta kasih itu telah ditanamkan Allah Swt. ke dalam diri beliau, sehingga
rahmat itu pulalah yang mempengaruhi sikap beliau dalam memimpin.
BAB III
PENUTUP
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah dalam dua hadis di atas adalah
mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca
kematian (akhirat), karena “dunia tempat menanam dan akhirat memetik hasil
(panen)”. Oleh karena itu, jika kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa
bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yaitu amal salih.
B. Saran
Setelah mempelajari ini kita harus lebih memahami dan mampu
mengamalkannya ke orang lain dan melakukannya dalam kehidupan diri kita sendiri
serta lebih tau artinya menghargai, mengagungkan ciptaan Allah Swt bukan malah
merendahkannya, kita juga dapat lebih tau mengenai arti demokrasi dalam islam
bahwa dalam bertindak kita harus berfikir matang lebih dahulu dan
dimusyawarahkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://nezufka.blogspot.com/2019/11/pembahasan-bab-iii-a.html?m=1
2. Rohmat Chozin.2019.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: kementerian agama.