Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhdapat bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun waktu
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari
Bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
2
DAFTAR ISI
JUDUL..........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian dan definisi dari berfikir kritis dan demokrasi.................................................................6
2.2 Ayat-ayat Alquran tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis..................................................7
2.3 Contoh Kasus Berpikir Kritis...............................................................................................................8
2.4 Berpikir Kritis Menurut Al-Qur’an......................................................................................................8
2.5 Ciri-ciri berfikir kritis dan demokrasi..................................................................................................8
2.6 Faktor yang menghambat seseorang atau masyarakat dalam berfikir kritis dan demokrasi...........10
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
KESIMPULAN.........................................................................................................................................13
SARAN....................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini kami tunjukkan khususnya untuk kalangan remaja, pelajar dan generasi muda yang tidak
lain adalah sebagai generasi penerus bangsa akan pentingnya dalam” berfikir kritis dan demokrasi” bagi
kehidupan kita dan dampaknya terhadap lingkungan sosial khususnya.
Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menyerukan manusia untuk memperhatikan,
merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di langit, bumi maupun diantara
keduanya.Diantara ayat-ayat yang menerangkan tentang hal tersebut yaitu Q.S Ali Imran ayat 190-191.
·
Demokrasi merupakan suatu paham yang didalamnya mengandung asas-asas musyawarah yang
pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidup beliau dan diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-
Qur’anul-Karim. Indonesia juga merupakan negara demokrasi, akan tetapi demokrasi di Indonesia adalah
demokrasi pancasila yang didasarkan pada sila-sila yang terdapat dalam pancasila tersebut.
Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan kesatuan, maka dari itu
kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang demokrasi. Dalam Al-Qur’an ada beberapa
ayat yang menerangkan tentang demokrasi, salah satunya yaituQS Ali Imraan: 159
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi
tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah
menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan
para ahli.
4
Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis
menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan
berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun
kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT,
Soden R., 2000)
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikir pada
berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwa beberapa strategi
pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan pendekatan
pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban pada
tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum memberikan jawaban
dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi
tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai strategi. Faktor yang menentukan
keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan
saja tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai
dengan harapan yang diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program
yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa (Cotton K., 1991).
Strategi pengajaran berpikir kritis pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di Melaka
Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan pertanyaan yang
memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar ilmu dasar menggunakan
kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah terintegrasi menggunakan blok yang berbasis pada sistem
organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus klinik serta sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawaban didiskusikan pada pertemuan berikutnya
untuk meluruskan adanya kesalahan konsep dan memperjelas materi yang belum dipahami oleh
mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa pada program tersebut menunjukkan prestasi
yang lebih baik dalam mengerjakan soal-soal hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang
memerlukan telaah yang lebih dalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al.,
2004)
Dari sedikit penjelasan diatas berfikir kritis dan demokrasi merupakan hal yang penting bagi
kehidupan manusia. Tentang bagaimana cara manusia mengembangkan serta alasan kenapa berfikir
kritis dan demokrasi itu penting.
1.3 Tujuan
5
3. Mengetahui analisa berpikir kritis
4. Mengetahui contoh kasus yang menerapkan berpikir kritis
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid
(sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik
terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan
supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri.
Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja
sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang dekritisi.
Berfikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut mertes berfikir kritis adalah sebuah
proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan
pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keykinan dan tindakan.
Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung
konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan.
Makna demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kemudian melindungi semua
kepentingan rakyat. Jadi, islam sebenarnya identik dengan demokrasi, tetapi demokrasi dalam islam
memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yang dicetuskan.
Secara kebahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata yaitu “demos” yang berarti rakyat
dan “cratos” yang berarti kekuasaan. Secara istilah, kata demokrasi ini dapat ditinjau dari dua segi
makna. Pertama, demokrasi dipahami sebagai suatu konsep yang berkembang dalam kehidupan politik
pemerintah, yang didalamnya terdapat penolakan terhadap adanya kekuasaan ditangan orang banyak
6
(rakyat) baik secara langsung maupun dalam perwakilan. Kedua, demokrasi dimaknai sebagai suatu
konsep yang menghargai hak-hak dam kemampuan individu dalam kehidupan bermasyarakat.
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang,
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).
Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta
keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara
teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir
kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan
fauna merupakan tanda bukti yang menunjukan keesaan Allah Awt., kesempurnaan pengetahuan dan
kekuasaannya.
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah membulatkan tekad maka berdakwahlah
kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali
Imran: 159).
Surah Ali 'Imran ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini
diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw. yang telah menyepakati
keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar kesepakatan
tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah dalam Perang Uhud, kaum muslimin
menjadi sulit mengalahkan musuh.
7
2.3 Contoh Kasus Berpikir Kritis
Sebenarnya kita dapat melakukan banyak hal yang membutuhkan berpikir kritis, seperti pada
saat ujian. Disitu kita diwajibkan berpikir kritis untuk menjawab soal-soal dalam ujian tersebut. Dalam
menjawab soal-soal tersebut kita sudah menunjukkan bagaimana cara kita berpikir kritis karena untuk
menjawab soal-soal tersebut, sebelumnya kita pasti membaca soal tersebut, lalu kita memahami soal
tersebut dan kita berpikir apa jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan cara itu
kita sudah belajar bagaimana cara berpikir kritis.
Contoh lainnya adalah pada saat kita bermusyawarah. Dalam bermusyawarah kita juga
melakukan hal-hal yang membutuhkan berpikir kritis. Disitu kita harus berusaha mengeluarkan ide-ide
yang ada di pikiran kita untuk dipertimbangkan oleh seluruh peserta musyawarah. Dalam
mempertimbangkan ide tersebut kita juga melakukan berpikir kritis karena dalam mempertimbangkan ide
tersebut kita pasti mempertimbangkan apakah itu baik untuk dilaksanakan atau tidak.
Sebenarnya kegiatan berpikir kritis itu banyak dilakukan di sekitar kita. Jadi kita sebagai penerus bangsa
harus bisa berpikir kritis demi kemajuan bangsa Indonesia.
Dalam Al-qur’an kita sering membaca atau mendengar kata-kata, afalaa ta’qiluun, afalaa
tatazakkaruun, afalaa tasykuruun, dan sebagainya hingga yang paling tertinggi ialah ulu al-bab. Semua
itu kalau kita artikan ada indikasi atau perintah Allah SWT, supaya kita berpikir. Berpikir yang tidak hanya
satu objek, tapi berbagai objek lainnya.
Sengaja saya mengambil tema di atas, karena saya ingin berusaha membangunkan orang-orang
yang sedang tertidur, dan menghidupkan kembali akal yang telah mati. Dalam artian, terjauh dari apa
yang namanya justifikasi dan terbodohi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa dalam firman
Allah SWT tercatat kata-kata ulul al-bab. Ulul Albab adalah istilah khusus yang dipakai al-Qur’an untuk
menyebut sekelompok manusia pilihan semacam intelektual. Istilah Ulul Albab 16 kali disebut dalam al-
Qur’an. Namun, sejauh itu al-Qur’an sendiri tidak menjelaskan secara definitive konsepnya tentang ulul
albab. Ia hanya menyebutkan tanda-tandanya saja. Karena itulah, para mufassir kemudian memberikan
pengertian yang berbeda-beda tentang ulul albab.
Imam Nawawi, misalnya, menyebut bahwa ulul albab adalah mereka yang berpengetahuan
suci, tidak hanyut dalam derasnya arus. Dan yang terpenting, mereka mengerti, menguasai dan
mengamalkan ajaran Islam. Sementara itu, Ibn Mundzir menafsirkan bahwa ulul albab sebagai orang
yang bertaqwa kepada Allah, berpengetahuan tinggi dan mampu menyesuaikan diri di segala lapisan
masyarakat, elit ataupun marginal.
8
1. Pertama, dapat menelaah dan menganalisis sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
2. Kedua, selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan. Ulul Albab mampu memisahkan yang baik
dari yang jahat, untuk kemudian memilih yang baik. Selalu berpegang dan mempertahankan
kebaikan tersebut walau sendirian dan walau kejahatan didukung banyak orang. "Tidak sama
yang buruk (jahat) dengan baik (benar), meskipun kuantitas yang jahat mengagumkan dirimu.
Bertaqwalah hai ulul albab, agar kamu beruntung" (QS, Al-Maidah, 100)
3. Ketiga, teliti dan kritis dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun dalil yang
dikemukakan orang lain. Bagai sosok mujtahid, ulul albab tidak mau taqlid pada orang lain,
sehingga ia tidak mau menelan mentah-mentah apa yang diberikan orang lain, atau gampang
mempercayainya sebelum terlebih dahulu mengecek kebenarannya. "Yang mengikuti perkataan
lalu mengikuti yang paling baik dan benar, mereka itulah yang diberi petunjuk oleh Allah, dan
mereka itulah ulul albab" (QS, Az-Zumar, 18).
4. Keempat, sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu. Sejarah adalah penafsiran
nyata dari suatu bentuk kehidupan. Dengan memahami sejarah kemudian membandingkan
dengan kejadian masa sekarang, ulul albab akan mampu membuat prediksi masa depan,
sehingga mereka mampu membuat persiapan untuk menyambut kemungkinan- kemungkinan
yang bakal terjadi.
5. Yakni, kelima, rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah swt. Ulul Albab
senansiasa "membakar" singgasana Allah dengan munajadnya ketika malam telah sunyi.
Menggoncang Arasy-Nya dengan segala rintihan, permohonan ampun, dan pengaduan segala
derita serta kebobrokan moral manusia di muka bumi. Ulul Albab sangat "dekat" dengan
Tuhannya.
6. Keenam, tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah semata. Sadar bahwa semua perbuatan
manusia akan dimintai pertanggungan jawab, dengan bekal ilmunya, ulul albab tidak mau
berbuat semena-mena. Tidak mau menjual ilmu demi kepentingan pribadi (menuruti ambisi politik
atau materi). Ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pedang bermata dua. Ia dapat digunakan
untuk tujuan-tujuan baik, tapi bisa juga digunakan dan dimanfaatkan untuk perbuatan-perbuatan
yang tidak benar. Tinggal siapa yang memakainya. Ilmu pengetahuan sangat berbahaya bila di
tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Sebab, ia tidak akan segan-segan menggunakan
hasil teknologinya untuk menghancurkan sesama, hanya demi menuruti ambisi dan nafsu
angkara murkanya.
9
Manfaat bersikap demokratis
1.Melalui musyawarah dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar kecintaan, dan keikhlasan
terhadap kemaslhatan umum
2.Sesungguhnya akal manusia itu bertingkat-tingkat , dan jalan nalarnya pun berbeda-beda. Oleh karena
itu, di antara mereka pasti mempunyai suatu kelebihan pandangan di banding yang lain (dan sebaliknya),
sekalipun di kalangan para pembesar.
3.sesungguh nya pendapat-pendapat dalam musyawarah di uji ke akuratanya. Setelah itu, dipilih
pendapat yang sesuai (baik dan benar)
4.Didalam musyawarah, akan tampak bersatunya hati umtuk mensukseskan suatu upaya dan
kespekatan hati. Dalam hal itu, memang sangat diperlukan untuk suksesnya masalah yang sedang
dihadapi.
Meningkatkan rasa empati dan kasih sayang antara para warga masyarakat
Terhindarnya tindakan kekerasan masyarakat
Terbangunnya komunikasi yang baik antar masyarakat
Meningkatkan rasa kerjasama dan juga gotong royong
Meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat.
2.6 Faktor yang menghambat seseorang atau masyarakat dalam berfikir kritis dan demokrasi
Menghambat adalah salah satu dari penyebab dari ketidak lancaran suatu hal atau menjadi
lambat dikarenakan suatu sebab. Berikut ini adalah salah satu factor yang menghambat berfikiran kritis
Sebagaimana diketahui bahwa berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan atau keterampilan abad
21, kemampuan ini lebih familiar sebagai salah satu dari akronim dalam 4Cs.
Setiap orang telah dibekali potensi berpikir sebagai dasar dalam mengambil suatu tindakan atau
keputusan. Namun sering kita mendengar, atau barangkali pernah mengalami sendiri bahwa keputusan
atau tindakan yang diambil dinilai bukan keputusan yang tepat oleh orang lain.
Kita dapat saja setuju dengan pendapat orang lain, atau dapat juga tidak setuju, namun kesetujuan dan
ketidaksetujuan kita mestinya didasarkan atas pertimbangan yang rasional. Dalam proses-proses berpikir
inilah yang memerlukan kemampuan berpikir kritis.
Tentulah proses berpikir ini berpotensi untuk melibatkan berpikir yang kritis. Yang jadi permasalahan
biasanya adalah terkadang seseorang itu memiliki potensi untuk berpikir secara kritis, karena dia sangat
10
menguasai tentang itu, namun dalam pengambilan keputusannya, kok tidak sesuai dengan yang
seharusnya.
Ada banyak kendala yang menyebabkan mengapa kita tidak bersikap kritis. Kendala-kendala itu dapat
berupa:
Egocentrism
Egosentrisme adalah kecenderungan melihat dan memahami realitas sebagai yang berpusat pada diri
sendiri.Mereka yang memiliki kecenderungan ini adalah orang-orang yang menempatkan pandangan-
pandangan dan nilai-nilai mereka sendiri sebagai yang lebih unggul dibandingkan dengan orang lain.
Egosentrisme dapat menampakkan diri dalam dua cara, yakni self-interest thinking dan self-serving bias.
Keduanya dapat di uraikan lebih lanjut.Self-interest thinking adalah kecenderungan untuk menerima
dan mempertahankan keyakinan yang cocok atau harmonis dengan kepentingan-diri sendiri. Dapat di
11
katakan bahwa setiap kita memiliki kecenderungan ini. Misalnya, para mahasiswa akan menerima
kebijakan kampus yang menguntungkan mereka.
Dokter akan mendukung kebijakan pemerintah atau undang-undang yang tidak membahayakan profesi
mereka. Para karyawan akan langsung menerima kebijakan pimpinan yang menaikkan uang makan
harian mereka, dan sebagainya.
Sociocentrisme
Penghalang kedua adalah sosiosentrism, ini merupakan lanjutan egosentrisme. Jika tadi menganggap
dirinya sendiri sebagai pusatnya kebenaran, kalau sosiosentrism ini menganggap kelompoknya,
lembaganya, organisasinya sendiri sebagai yang lebih superior, sebagai yang lebih benar.
Sosiosentrism berlawanan dengan prinsip berpikir yang kritis dan menjadi penghalang untuk berpikir
secara kritis.
Unwarranted Assumption
Yang ketiga adalah mengasumsikan sesuatu tapi tanpa dasar. Pokoknya Indonesia hari ini adalah negara
yang mau hancur terus. Kita membaca Indonesia dengan perspektif mau hancur ini sebagai
asumsinya.Tapi ketika di tanya orang, dasarnya apa kok Indonesia ini di anggap Mau hancur, pokoknya
rasanya begitu saja, dia pasti mau hancur.
Yah, namanya asumsi yang tidak di uji, tidak ada argumennya, tidak ada buktinya, ini juga
menghalangi berpikir kritis. Jika asumsinya sudah tidak teruji kebenarannya, maka hasil pikirannya
kemungkinan juga tidak bisa di pertanggungjawabkan. Tidak ada dasarnya asumsinya.
Wishful Thinking
Keempat, yang dapat menghalangi berpikir kritis adalah wishful thinking, atau biasa di sebut angan-
angan. Bukan hasil pemikiran yang serius, angan-angan tentang sesuatu.Hanya karena aku ingin ini
yang benar, maka inilah pasti yang benar itu. Pokoknya ini harus benar, pokoknya ini yang benar padahal
itu tidak ada dasarnya. Hanya karena aku percaya bahwa ini yang benar, terus kita ingin inilah yang pasti
benar itu namanya wishful thinking.Terkadang di terjemahkan sebagai angan-angan, khayalan, ini juga
menghalangi cara berpikir kritis.
Relativism
Proses demokrasi di Indonesia mengalami tahapan pasang dan surut seiring pergantian rezim di
negeri ini. Bertahun-tahun demokrasi telah diterapkan negeri ini, tetapi kenyataannya belum bisa
menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik. Transisi sistem politik dan pemerintahan dari awal
kemerdekaan Indonesia banyak diwarnai dengan penyalahgunaan kekuasaan dengan memanfaatkan
demokrasi itu sendiri, sehingga perjalanan demokrasi hingga saat ini masih mewariskan praktek-praktek
12
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang pada dasarnya sangat bertentangan dengan kehidupan demokrasi
yang sebenarnya.
Demokrasi juga belum mampu menciptakan rakyat yang tunduk dan taat terhadap hukum serta
peraturan yang berlaku. Kenyatannya demokrasi mempermudah elite atau kelompok kepentingan
tertentu untuk mempolitisasi hukum di negeri ini. Penyalahgunaan demokrasi ini menjadikan keadilan
hukum di negeri ini masih dipertanyakan. Keadaan sosial politik era reformasi juga tidak jauh lebih baik
dari rezim-rezim sebelumnya. Reformasi juga belum mampu menciptakan pesta demokrasi yang benar-
benar jujur dan adil hingga sekarang, masih banyak kecurangan serta masalah lainnya yang timbul dari
setiap pemilu. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseriusan negara Indonesia dalam
menjamin hak-hak politik rakyatnya. Kenyatannya proses demokrasi di Indonesia telah melupakan nilai-
nilai lokal serta konsep dasar negara, maka dari itu proses demokrasi di Indonesia tidak sesuai dengan
tujuan dan harapan bangsa ini.
Tidak jelasnya tujuan serta arah proses demokrasi di Indonesia menimbulkan pertanyaan besar
bagi peneliti yaitu apa faktor yang menyebabkan terhambatnya proses konsolidasi demokrasi di
Indonesia hingga sekarang. Dengan memanfaatkan teknik pengumpulan data studi pustaka yang
merupakan metode untuk mengekplorasi serta memahami realita penerapan sistem politik dan
pemerintahan di negeri ini. Hal ini bertujuan untuk menemukan faktor penghambat proses konsolidasi
demokrasi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan
di Indonesia. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kritis berkualitas tinggi memerlukan
disiplin secara intelektual, evaluasi diri, berpikir yang sehat, tantangan dan dukungan. Sebagai anak
bangsa, kita dituntut untuk selalu berpikir kritis untuk menangani berbagai persoalan kehidupan. Dalam
hal ini, kritis yang dimaksud harus tetap berada dalam jalur yang ada sesuai dengan tugas dan peran
pelajar. Selain itu, tugas dan peran pelajar juga harus diseimbangkan dengan realita yang ada. Dengan
belajar nilai nilai religius yang ada, kita hidup di sebuah negara. yang berdaulat. Berdemokrasi telah
menjadi esensi pokok dalam kehidupan, bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke
waktu.
Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati
oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur dan falasafah
bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam yang hidup di Indonesia telah merasakan perjalanan
berdemokrasi dan manfaatnya akan lebih maksimal dan berdaya guna bila kita isi dengan nilai nilai
religius.
SARAN
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan kami agar makalah yang berjudul Berfikir Kritis
dan Demokrasi ini berguna untuk mnambah pemahaman dan wawasan bagi pembaca terlebih lagi
13
sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha
terus memenuhi rasa ingin tahu hasil ari kegiatan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tuntutlahilmusebisamu.blogspot.com/2018/01/makalah-berfikir-kritis-dan-demokratis.html
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/50282504/Makalah_Berpikir_Kritis.docx?1479033649=&response-
content-disposition=attachment%3B+filename
%3DMAKALAH_BERPIKIR_KRITIS.docx&Expires=1636275906&Signature=Y8mMJGv0cuCf4xZkpIW~a
1-Hjen9g1pyHNHyBJ5XD5HxHQ-
OPpoXZav9G8yJXOQpBqq~YKKnRICm2K4Q7kLJ299gCZXhCju1WRZ7ciLECPyt8hO8nA8HXbU~N7Hl
GKai2u-pO-9mEcyMdfvUXJDyfSzU6tDdfkj6vKL7QSKyPTayDS5rJlDjUKMcR-
aGFnrWNXBptXO7o2eAuil2Z20LFD4uOSkd-rPPRdsGrWMJQK4B~Go1QrJ9GWf3lXe9-qAcTD-
LmSDyX~4vwJSfBtInRm97UykLyfy7Y~CMY3ufIkO5bUzY1T3uteR-
zfgOVR2K7GDeTCs0x3NX4NOEE8KB1w__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/73963
https://www.academia.edu/37875035/MAKALAH_BERPIKIR_KRITIS
14