Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BERPIKIR KRITIS DAN BERSIKAP DEMOKRATIS

NAMA KELOMPOK 1:
1. ANGGEL DESTA DELI
2. YELITA EKA MARENZAH
3. RAFLI MUHAMMAD FIRDAUS
4. MUHAMMAD IGBAL
5. SHANDI AJI PUTRA

KELAS : XII IPS 2


GURU : MUHAMMAD MUKHTI,M.Pd

SMAN 3 KOTA BENGKULU


TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Berfikir Kritis dan Demokrasi dalam Islam”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Pendidikan Agama Islam kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bengkulu, Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
D. Manfaat.................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Berpikir kritis........................................................................................................................6
B. Bersikap Demokratis............................................................................................................9
C. Ayat-ayat Alquran yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis..............14
D. Hadist yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis.................................17
E. Ciri-Ciri Ulul Albab............................................................................................................18
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir
kritis banyak dikemukakan para ahli.

Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman  pengajar


tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak
mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali
pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan
memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers
RT, Soden R., 2000)

Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran


ketrampilan berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan
menengah menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi
pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan,
pengayaan terhadap materi, memberikan  pertanyaan yang  memerlukan jawaban
pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum
memberikan  jawaban dilaporkan  membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah
mengkombinasikan  berbagai  strategi. Faktor  yang  menentukan  keberhasilan
program pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar.
Pelatihan  saja  tidak  akan  berpengaruh terhadap peningkatan  ketrampilan
berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, tidak
disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program yang dijalankan tidak
sesuai dengan populasi siswa (Cotton K., 1991).

4
Selain dari berpikir kritis para siswa juga harus memahami serta melakukan
tindakan demokratis. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hasrat untuk hidup
bersama, yaitu hidup bermasyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles
bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat, masing-
masing dari individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan selalu ingin
diutamakan. Perbedaan ini terkadang dapat menimbulkan konflik di dalam tatanan
masyarakat tersebut.

Maka dari itu perlu adanya sistem yang digunakan untuk melindungi
kepentingan individu dalam masyarakat. Salah satu sistem yang dianggap terbaik
dalam hal ini ialah demokrasi. Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut
asas demokrasi sangat berkepentingan untuk membangun masyarakat yang
demokratis, menjunjung tinggi keadilan, kebebasan, dan persamaan, baik antar
suku, etnis, tujuan dan juga pemikiran.

B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari berfikir kritis dan sikap demokratis?
2. Apa saja ayat-ayat berpikir kritis dan sikap demokratis dalam Islam?
3. Apa saja keterkaitan antara sikap kritis dengan ulil albab ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari berfikir kritis dan berikap demokratis.
2. Mengetahi ayatt-ayat berfikir kritis dan sikap demokratis.
3. Mengetahui keterkaitan antara sikap kritis dengan ulil albab.

D. Manfaat
Dapat mengetahui dan memberikan contoh berpikir kritis dan demokratis
dalam bidang kerohanian serta pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berpikir kritis
1. Pengertian Berpikir Kritis
Pengertian berpikir kritis adalah suatu perilaku dan sikap yang pada dasarnya
berdasarkan dengan data serta fakta yang sah (valid) dan di barengi dengan argumen
(pendapat) yang akurat. Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan
fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat
hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,
budaya, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendri. Sikap
kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikp kritis terhadap pendapat yang berbeda.
Tentu sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa
yang dikritisi. Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari
perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian
masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan. Sebagai seorang warga negara yang
berprinsip demokrat harusnya dapat selalu bersikap dengan kritis, baik itu pada
kenyataan empiris  dan supraempiris seperti berikut :
a. Empiris
a) Realitas
b) Sosial
c) Budaya
d) Politik 
b. Supraempiris
a) Agama
b) Mitologi
c) Kepercayaan
Bersikap kritis harus juga ditujukan dan ditanamkan dalam diri sendiri sehingga
materi-materi berfikir secara kritis, bersikap secara demokratis dan sikap secara kritis
6
dalam diri sendiri itu pasti dibarengi dengan sikap secara kritis terhadap pendapat-
pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Di dalam sikap secara kritis ini
tentu nya harus wajib di dukung dengan sikap tanggung jawab dengan apa yang sedang
di kritisi, oleh karena itu sikap secara kritis yang ada pada suasana demokrasi wajib perlu
untuk di berikan dukungan berdasarkan kemampuan untuk bisa menyelesaikan suatu
masalah dengan cara penuh kedamaian. Suatu permasalahan yang berasal dari sebuah
perbedaan pendapat bisa berujung dengan konflik dan untuk itu harus di tekankan suatu
penyelesaian masalah yang dilakukan dengan penuh kedamaian dan bukan kekerasan.

2. Ciri-ciri Berpikir Kritis


Dibawah ini merupakan ciri-ciri berpikir kritis diantaranya sebagai berikut :
a. Mengenal demgam secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
b. Pandai dalam mendeteksi permasalahan.
c. Mampu untuk membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
d. Mampu untuk membedakan mana fakta dengan diksi atau pendapat.
e. Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau juga kesenjangan-
kesenjangan informasi.
f. Dapat membedakan argumentasi logis serta argumentasi tidak logis.
g. Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga standar penilaian data.
h. Suka mengumpulkan data untuk pembuktian factual.
i. Dapat membedakan diantara kritik membangun serta merusak.
j. Mampu untuk mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang
berkaitan dengan data.
k. Mampu untuk mengetes asumsi dengan cerrmat.
l. Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam
lingkungan.
m. Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat serta benda,
seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain sebagai.
n. Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang mungkin akan terjadi atau alternatif
pemecahan terhadap masalah, ide, serta situasi.

7
o. Mampu untuk membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan
masalah lainnya.
p. Mampu untuk menarik kesimpulan generalisasi dari data yang sudah tersedia
dengan data yang diperoleh dari lapangan.
q. Mampu untuk menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia;
r. Mampu untuk membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
s. Dapat untuk membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang
diterimanya.
t. Mampu untuk menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

3. Cara Berpikir Kritis


Cara berpikir kritis pada dasarnya datang dari dalam diri seseorang. Dengan
mengembangkan cara berpikir kritis ini tentu saja bisa membantu seseorang untuk dapat
menjadi pribadi yang tidak gegabah didalam mengambil keputusan atau juga mencari
penyelesaian pada suatu masalah. Dibawah ini merupakan cara berpikir kritis adalah:
a. Selalu berpikir dengan kepala dingin.
b. Tidak mendahulukan emosi dibandingkan logika.
c. Selalu berpikir tentang seluruh kemungkinan yang terjadi.
d. Selalu siap dengan apa yang harus dihadapi serta menanggung resikonya.
e. Mengambil keputusan itu dengan berdasarkan data yang faktual serta bersifat fakta.

4. Manfaat Berpikir Kritis 


1. Berpikir kritis memiliki banyak solusi jawaban ide kreatif. Membiasakan diri
berpikir kritis akan melatih siswa memiliki kemampuan untuk berpikir rasional.
Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak
direncanakan, terjadi secara spontan, serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu secara
ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan berdampak pada siswa memiliki banyak
solutif dari jawaban serta ide-ide cerdas, jika siswa mempunyai suatu masalah, tidak
hanya terpaku pada satu jalan solusi atau penyelesaian, siswa akan memiliki banyak
opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat siswa
memiliki banyak ide-ide cerdas dan inovatif serta out of the box.

8
2. Berpikir kritis mudah memahami pemikiran orang lain. Berpikir kritis membuat
pikiran lebih fleksibel, tidak kaku dalam mengutarakan pendapat atau pemikiran ide-
ide dari yang lain, lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain yang memiliki
persepsi yang berbeda dengan diri sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk
dilakukan, namun jika telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya,
secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk dilakukan. Keuntungan lain dari
memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis akan lebih mudah
memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat diri
sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
3. Berpikir kritis dapat memperbanyak kawan dan rekan sejawat yang baik. Ada lebih
banyak manfaat yang bisa diperoleh karena berpikir kritis, dan proses itu pada
umumnya saling berkaitan. Misalnya saja lebih terbuka, menerima, serta tidak kaku
dalam menerima pendapat orang lain, akan dihormati oleh teman-teman kerja,
karena mau dan mengerti pendapat orang lain dengan pikiran terbuka.
4. Berpikir kritis akan lebih mandiri. Mampu berpendapat secara mandiri, artinya
tidak harus selalu mengistimewakan orang lain. Pada saat dihadapkan pada situasi
yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, orang yang berpikir
kritis tidak perlu menunggu orang lain yang mampu menyelesaikan masalah.
Dengan memiliki pikiran yang kritis, seseorang akan dapat memunculkan ide-ide,
gagasan, serta solusi penyelesaian masalah yang baik, melatih berfikir tajam,
cerdas, serta inovatif.
5. Berpikir kritis sering menemukan peluang dan kesempatan baru dalam segala hal,
bisa dalam pendidikan, pekerjaan atau bisnis atau usaha. Tentu saja hal ini akan
berdampak pada kewaspadaan diri sendiri. Untuk menemukan peluang dibutuhkan
pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan

B. Bersikap Demokratis
1. Pengertian Bersikap Demokratis
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu "demos" yang berarti rkyat atau penduduk suatu tempat dan

9
"cratein atau cratos" yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Adapun secara
terminologis, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.
Dengan demikian, makna demokratis sebagai dasar hidup bermasyarakat dan
bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal kebijakan negara karena
kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Maka, negara yang menganut
sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat. Dari segi organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang
dilakukan rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan
rakyat.
Dalam agama Islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang Islam
hanya mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang
diwarisi semenjak zaman Nabi Muhammad saw., termasuk di dalamnya kebebasan
memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan
mengkritik penguasa, dan kebebasan berpendapat. Basis empiriknya, demokrasi dan
agama memiliki perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal dari pergumulan
pemikiran filosofi manusia, sedangkan agam berasal dari wahyu. Meskipun keduanya
dikatakan berbeda dalam basis empirik, dalam kaitan berbasis dialektis agama dapat
memberikan dukungan positif terhadap demokrasi sendiri dapat memberikan peluang
bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.
Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua menurut
demokrasi adalah benar. Islam juga mencerminkan demokrasi, tetapi Islam tidak
mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk
menetapkan segala hal. Piagam Madinah yang dimunculkan oleh Nabi Muhammad saw.
dan umat Islam di Madinah merupakan konsep pertama di dalam dunia Islam mengenai
demokrasi. Makna demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,
kemudian melindungi semua kepentingan rakyat. Jadi, Islam sebenarnya identik dengan
demokrasi, tetapi demokrasi dalam Islam memiliki perbedaan-perbedaan dengan
demokrasi yang dicetuskan.

10
Di dalam basis empiriknya, ada perbedaan yang sangat mendasar pada demokrasi
dan agama. Di tinjau dari asal muasal, demokrasi itu awalnya dari pemikiran filosofis
dari manusia-manusia dan sedangkan agama itu berasal dari wahyu. Meskipun di dalam
basis empiriknya dikatakan berbeda, akan tetapi di dalam kaitan yang berbasis dialektis
agama bahwa agama dapat memberikan support atau dukungan yang positif terhadap
demokrasi itu dan demokrasi itu juga sendiri bisa memberikan sebuah peluang untuk
proses pen-dewasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan adanya
dukungan positif tersebut bukan berarti semua yang menurut demokrasi selalu benar, Di
dalam agama islam juga tercermin adanya demokrasi akan tetapi tidak mengenal paham
demokrasi yang memberikan kekuasaan yang besar kepada rakyat untuk menentukan
dan menetapkan segala hal. Pada piagam yang di munculkan oleh nabi besar
Muhammad Saw di Madinah, itulah konsep awal mengenai demokrasi pada Islam.
Konsep demokrasi yakni :
    1. Dari rakyat
    2. Oleh rakyat
    3. Untuk rakyat
Dan kemudian melindungi semua apa yang menjadi kepentingan dari rakyat.
Sehingga dalam islam sebenar nya sudah identik dengan demokrasi, akan tetapi
demokrasi yang terdapat dalam islam sendiri mempunyai perbedaan dengan demokrasi
yang telah di cetuskan.

2. Ciri-ciri Bersikap Demokratis dan Prinsip Demokrasi dalam Islam


a. Syura
Syura adalah suatu prinsip tentang cara pengambilan keputusan yang secara
eksplisit ditegaskan dalam Al-Quran surat Asy-Syura ayat 38.

‌َ‫است ََجابُوا لِ َربِّ ِهمۡ َواَقَا ُم ۡوا الص َّٰلو ۖةَ َواَمۡ ُرهُمۡ ُش ۡو ٰرى بَ ۡينَهُمۡ ۖ َو ِم َّما َر َز ۡق ٰنهُمۡ ي ُۡنفِقُ ۡو ۚن‬
ۡ َ‫َوالَّ ِذ ۡين‬
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka. Dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. As-Syura: 38)

11
b. Al’adalah
Prinsip demokrasi dalam Islam selanjutnya adalah Al’adala yang artinya
keadilan. Dalam penegakan hukum, termasuk dalam pemilihan jabatan
pemerintahan, harus dilakukan secara adil dan bijaksana, serta tidak boleh kolusi
dan nepotisme.
Arti pentingnya keadilan dalam sebuah pemerintah juga ditegaskan oleh Allah
SWT dalam beberapa surat. Salah satunya surat An-Nahl ayat 90:

‫َٓاى ِذى ۡالقُ ۡر ٰبى َويَ ۡن ٰهى ع َِن ۡالفَ ۡح َشٓا ِء َو ۡال ُم ۡن َك ِر‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اِ َّن َ يَ ۡا ُم ُر بِ ۡال َع ۡد ِل َوااۡل ِ ۡح َس‬
ِٕ ‫ان َواِ ۡيت‬
‌ِۚ ‫َو ۡالبَ ۡغ‬
َ‫ى يَ ِعظُ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَ َذ َّكر ُۡون‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl: 90)
c.Al Musawah
Prinsip demokrasi dalam Islam selanjutnya adalah Al Musawah, yaitu
kesejajaran. Artinya, tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain
sehingga dapat memaksa kehendaknya.
Di antara dalil Al-Quran yang sering digunakan dalam hal ini adalah surat Al-
Hujarat: 13.
ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخ َل ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر وَّ ا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫شع ُْوبًا َّو َق َب ۤا ِٕى َل لِ َت َع‬
َّ‫ارفُ ْوا ۚ اِن‬
‫اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْندَ هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kam disisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujarat:
13)
d. Al Amanah
Al Amanah adalah sikap pemenuhan kepercayaan yang diberikan seseorang
kepada orang lain. Oleh sebab itu, kepercayaan atau amanah tersebut harus

12
dijaga dengan baik. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil seperti yang
ditegaskan dalam Surat An-Nisa ayat 58.
ۙ ٓ ‫ا َّن هّٰللا يْأم ُر ُكم اَ ْن تَُؤ ُّدوا ااْل َمٰ ٰن‬
ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا َواِ َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ الن‬
‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا‬ ِ ْ ُ َ َ ِ
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ص ْيرًا‬ِ َ‫بِ ْال َع ْد ِل ۗ اِ َّن َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ٖه ۗ اِ َّن ْ َكانَ َس ِم ْيع ًۢا ب‬

58.Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat.
5. Al- Hurriyah
Al-Hurriyah memiliki arti kebebasan. Artinya, setiap orang diberi hak dan
kebebasan untuk mengekspresikan pendapatnya, sepanjang hal itu dilakukan
dengan cara bijak dan memperhatikan al-akhlaq al-karimah dan dalam rangka al-
amr bil ma’ruf wa an-nhy an al-mungkar.

3. Manfaat Demokrasi dalam Islam


Adapun hal hal yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari hari dari
pelajaran ayat berdemokrasi adalah :
1. Kita tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, tetapi harus bertindak dengan hati yang lemah lembut.
2. Kita harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, bersikap pemaaf dan
berharap ampunan Allah Swt.
3. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk
mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan.
4. Apabila telah tercapai mufakat, kita harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
5. Kita selalu berserah diri kepada Allah Swt sehingga tercapai keseimbangan
antara ikhtiar dan berdoa

13
C. Ayat-ayat Alquran yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

1. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬


َ‫ب الَّ ِذين‬ ِ َ‫ف اللَّي ِْل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ِ ‫خَل‬ ْ ‫ِإ َّن فِي‬
‫ض َربَّنَا َما‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خ َْل‬
َ ‫خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا بَا ِطاًل ُس ْب َحانَكَ فَقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah
kami dari azab neraka”.
a. Tafsir Q.S. Ali Imran/: 190-191
Dalam ayat al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk
menggunakan akal, merenung dan memikirkan atas penciptaan Allah baik yang ada
di langit dan bumi maupun di antaranya. Di antara ayat Al-Quran yang
menerangkan tentang hal tersebut yaitu Q.S. Ali Imran Ayat 190-191.
Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa tatanan langit dan bumi serta
dalam bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun menunjukkan
keagungan Tuhan, kehebatan pengetahuan dan kekuasaan-Nya.  Langit dan bumi
dijadikan oleh Allah bertingkat dengan sangat tertib, bukan hanya semata dijadikan,
tetapi setiap saat tampak hidup, semua bergerak menurut orbitnya.
Bergantinya malam dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan manusia dan
segala yang bernyawa. Terkadang malam terasa panjang atau sebaliknya. Musim
pun yang berbeda. Musim dingin, panas, gugur, dan semi, juga musim hujan dan
panas. Semua itu menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi
orang yang berpikir. Hal tersebut tidaklah terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang
mengaturnya yaitu Allah Swt.
Sementara itu Q.S. Ali Imran Ayat 191 memberikan penjelasan pada orang-
orang yang cerdas dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, selalu
menggunakan pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan menggambarkan

14
keagungan Allah. Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di dalam keadaan apapun,
baik di waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Ayat ini menjelaskan bahwa ulul
albab ialah orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus
mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah,
sedangkan objek pikir ciptaan Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pendekatan
kepada Allah lebih banyak didasarkan atas hati. sedang pengenalan alam raya
didasarkan pada penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kemerdekaan
yang luas untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam
memikirkan atas kekuasaan Allah Swt. Oleh karena itu sangat tepat sabda
Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Ibn ‘Abbas, berikut
ini;

Hadis itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya
dari makhluk yang lain. Manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan
kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan
kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami
kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir. Karena itu, Rasulullah Saw.
menghendaki kita, kaum muslimin, untuk memiliki budaya tafakur yang akan bisa
mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan,
dan ketundukan kepada Allah Swt.
2. Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 159
‫هّٰللا‬
ۡ‫ف ع َۡنهُم‬ ُ ‫اع‬ ۡ َ‫ك ۖ ف‬‌َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ ۡوا ِم ۡن َح ۡول‬ ِ ‫فَبِ َما َر ۡح َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ۡنتَ لَه ُۚمۡ‌ َولَ ۡو ُك ۡنتَ فَظًّا َغلِ ۡيظَ ۡالقَ ۡل‬
َ‫او ۡرهُمۡ فِى ااۡل َمۡ ِۚ‌ر فَا ِ َذا َعزَ مۡ تَ فَتَ َو َّك ۡل َعلَى هّٰللا ِ‌ؕ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ۡال ُمتَ َو ِّكلِ ۡين‬
ِ ‫است َۡغفِ ۡر لَهُمۡ َو َش‬
ۡ ‫َو‬
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan

15
ampunan bagi mereka, dan bermusyawarah lah dengan mereka dalam urusan itu,
dan apabila kamu telah membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
a. Tafsir Q.S. Ali Imran : 159
Dalam Ayat itu bertemulah pujian yang tinggi dari Allah Swt. terhadap
Rasul-Nya, karena sikap Nabi Muhammad Saw. yang lemah lembut, tidak lekas
marah kepada ummatnya yang tengah dituntun dan dididik agar iman mereka
lebih sempurna. Sekalipun sudah sedemikian nyata kesalahan beberapa orang
yang meninggalkan tugasnya, karena terpesona akan harta itu, namun
Rasulullah Saw. tidaklah terus marah-marah. Dalam ayat ini Allah Swt
menegaskan, pujian-Nya kepada Rasul, bahwasanya sikap yang lemah lembut
itu, terwujud karena kepada Allah Swt. telah memasukkan rahmat-Nya.
Rahmat, belas kasihan, cinta kasih itu telah ditanamkan Allah Swt. ke dalam
diri beliau, sehingga rahmat itu pulalah yang mempengaruhi sikap beliau dalam
memimpin.
Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran–
pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam perang Uhud
yang menyebabkan kaum muslimin menderita, Rasulullah tetap bersikap lemah
lembut dan tidak marah terhadap pelanggar itu, bahkan beliau memaafkannya,
dan memohonkan ampunan dari Allah untuk mereka. Seandainya Nabi
Muhammad Saw. bersikap keras, berhati kasar tentulah mereka akan menjauh
dari beliau.
Disamping itu Nabi Muhammad selalu bermusyawarah dengan mereka
dalam segala hal. Apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum
muslimin patuh melaksanakan putusan-putusan musyawarah itu karena
keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka tetap
berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa
menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakal
sepenuhnya kepada Allah Swt, karena tidak ada yang dapat membela kaum
muslimin, selain Allah.

16
Secara singkat Q.S. Ali Imran Ayat 159 menyebutkan secara berurutan
untuk dilakukan sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut
1. Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus
menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala, supaya
mitra musyawarah tidak pergi menghindar.
2. Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya
dapat hadir bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta
kedengkian dan dendam.
3. Memohon ampunan Allah Swt. sebagai pengiring dalam bertekad,
kemudian bertawakal kepada-Nya atas keputusan yang dicapai yang
diharapkan dari musyawarah adalah mufakat untuk kebenaran karena
dalam bermusyawarah, kadang terjadi perselisihan pendapat atau
perbedaan
4. Dalam menghadapi semua masalah orang yang bermusyawarah harus
bersikap lemah lembut, melalui jalur   musyawarah untuk mufakat,
tidak boleh dilakukan dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
5. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan
setiap urusan.
6. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, semua pihak harus menerima
dan bertawakal (menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah
Swt. Dan Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal

D. Hadist yang terkait tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis


1. Hadist Berpikir Kritis

ِ ْ‫ْﺍﻟ َﻜﻴِّﺲُ َﻣ ْﻦ ﺩَﺍﻥَ ﻧَ ْﻔ َﺴﻪُ َﻭ َﻋ ِﻤ َﻞ ﻟِ َﻤﺎ ﺑَ ْﻌ َﺪ ْﺍﻟ َﻤﻮ‬


‫ﺕ‬
ِ ‫َﻭ ْﺍﻟ َﻌﺎ ِﺟ ُﺰ َﻣ ْﻦ ﺃَ ْﺗﺒَ َﻊ ﻧَ ْﻔ َﺴﻪُ ﻫ ََﻮﺍﻫَﺎ َّ وﺗَ َﻤﻨَّﻰ َﻋﻠَﻰ ﻪَّﻠﻟﺍ‬

Artinya:
"Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal
untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah ialah orang yang selalu

17
mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”"
(HR at-Tirmidzi)
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-
benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh kedepan, menembus dinding
duniawi,yaitu hingga kehidupan abadi yang ada dibalik kehidupan fana di dunia ini.
Orang yang tidak mempercayai adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah
berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apapun. Jika indikasi “cerdas” dalam
pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya pandangan kedepan (akhirat), maka
pandangan-pandangan yang hanya terbatas dunia, menjadi pertanda tindakan
“bodoh”.
2. Hadist bersikap demokratis

َ ِ ‫ْت َأ َحدًا َأ ْكثَ َر َم ُشو َرةً َأِلصْ َحابِ ِه ِم ْن َرسُو ِل هَّللا‬


ُ ‫صلَّى هَّللا‬ ُ ‫ َما َرَأي‬:‫ال‬
َ َ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬
‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬

"Abu Hurairah berkata : “Tidaklah aku melihat seseorang yang lebih banyak
bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam."(HR. At-tirmidzi)

Hadist diatas menjelaskan yang paling demokratis adalah orang yang paling
suka bermusyawarah. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,
beliau selalu melibatkan para sahabat untuk dimintai pendapat dan melakukan
musyawarah bersama, seperti dalam hal strategi perang, penataan negara,
penentuan hukum sosial, dan lain sebagainya. Sikap kritis pula mengikuti seiring
berjalannya suatu permusyawaratan, di mana seorang pemimpin harus peka
terhadap pendapat - pendapat yang dikemukakan oleh anggota rapatnya.

E. Ciri-Ciri Ulul Albab


Ciri-ciri ulul albab yang disebut dalam al-Qur’an adalah
1. Pertama, bersungguh-sungguh menggali ilmu pengetahuan. Menyelidiki dan
mengamati semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-gejal alam),

18
menangkap hukum-hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian
menerapkannya dalam masyarakat demi kebaikan bersama.
2. Kedua, selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan. Ulul Albab mampu
memisahkan yang baik dari yang jahat, untuk kemudian memilih yang baik.
Selalu berpegang dan mempertahankan kebaikan tersebut walau sendirian dan
walau kejahatan didukung banyak orang. "Tidak sama yang buruk (jahat)
dengan baik (benar), meskipun kuantitas yang jahat mengagumkan dirimu.
Bertaqwalah hai ulul albab, agar kamu beruntung" (QS, Al-Maidah, 100)
3. Ketiga, teliti dan kritis dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun
dalil yang dikemukakan orang lain. Bagai sosok mujtahid, ulul albab tidak mau
taqlid pada orang lain, sehingga ia tidak mau menelan mentah-mentah apa yang
diberikan orang lain, atau gampang mempercayainya sebelum terlebih dahulu
mengecek kebenarannya. "Yang mengikuti perkataan lalu mengikuti yang
paling baik dan benar, mereka itulah yang diberi petunjuk oleh Allah, dan
mereka itulah ulul albab" (QS, Az-Zumar, 18).
4. Keempat, sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu. Sejarah
adalah penafsiran nyata dari suatu bentuk kehidupan. Dengan memahami
sejarah kemudian membandingkan dengan kejadian masa sekarang, ulul albab
akan mampu membuat prediksi masa depan, sehingga mereka mampu membuat
persiapan untuk menyambut kemungkinan- kemungkinan yang bakal terjadi.
5. Yakni, kelima, rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah
swt. Ulul Albab senansiasa "membakar" singgasana Allah dengan munajadnya
ketika malam telah sunyi. Menggoncang Arasy-Nya dengan segala rintihan,
permohonan ampun, dan pengaduan segala derita serta kebobrokan moral
manusia di muka bumi. Ulul Albab sangat "dekat" dengan Tuhannya.
6. Keenam, tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah semata. Sadar bahwa
semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungan jawab, dengan bekal
ilmunya, ulul albab tidak mau berbuat semena-mena. Tidak mau menjual ilmu
demi kepentingan pribadi (menuruti ambisi politik atau materi). Ilmu
pengetahuan dan teknologi ibarat pedang bermata dua. Ia dapat digunakan
untuk tujuan-tujuan baik, tapi bisa juga digunakan dan dimanfaatkan untuk

19
perbuatan-perbuatan yang tidak benar. Tinggal siapa yang memakainya. Ilmu
pengetahuan sangat berbahaya bila di tangan orang yang tidak bertanggung
jawab. Sebab, ia tidak akan segan-segan menggunakan hasil teknologinya untuk
menghancurkan sesama, hanya demi menuruti ambisi dan nafsu angkara
murkanya.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an
merupakan perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama dalam
hal bersyukur dan memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam
musyawarah.
2. Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaat dari berpikir secara
kritis dan bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-191dan Q.S.
Ali-‘Imran ayat 159.
3. Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan bertindak
secara demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari guna perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-Qur’an.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kepada guru pembimbing yaitu Bapak Muhammad Mukhti,M.Pd. saran dan
kritik sangatlah diperlukan oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang
ingin mengkaji tentang hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak
secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.materibelajar.id/2016/01/materi-agama-definisi-berpikir-kritis.html#

https://www.freedomsiana.com/2017/08/makna-berpikir-kritis-dan-bersikap.html

https://www.academia.edu/22022412/Ringkasan_Materi_Agama_BAB_3_Kelas_12

https://www.sekolahmuonline.com/2018/08/menggali-potensi-akal-dengan-berpikir-kritis-
dan-bersikap-demokratis.html

HA. Sholeh Dimyathi dan Feisal Ghozali. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

BSD Pendidikan Agama Islam Kelas XII

22

Anda mungkin juga menyukai