Anda di halaman 1dari 11

TUNTUTAN LEGITIMASI MORAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas kelompok 6


Mata Kuliah : ETIKA POLITIK ISLAM

Dosen Pengampu : Dr.Mardian Idris Harahap,M.Ag

Di susun Oleh :
PUTRI DEVIANA (0404181018)
RIFA FACHRY (0404182032)

JURUSAN STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih
ataupun tidur dalam mengurus semua makhluk-Nya yang berada di langit maupun di bumi.
Dialah Allah SWT, tuhan semesta alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya
dan bumi beserta isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai masyarakat, kebudayaan dan politik yang tentunya masih
jauh dari kata sempurna ini.

Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada makhluk paling mulia di muka bumi
ini. Makhluk yang diutus untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia di bumi. Dialah
baginda besar, rasul agung, Rasulullah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah
kepada para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat.

Penulis juga berharap bahwa apa yang sudah penulis tulis dapat bermanfaat bagi
teman-teman pembaca dalam memperoleh pengetahuan tentang penyesuaian diri. Dan jika
ada masukan, sekiranya tak segan untuk menambahkan supaya penulis dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurang dalam makalah ini.

Medan, 24 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................i

Daftar isi................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................2

A. Legitimasi .....................................................................................3
B. Legitimasi Moral...........................................................................4
C. Tuntutan Legitimasi Moral............................................................6

BAB III : PENUTUP..........................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................9
B. Saran..............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia saat ini mempunyai beberapa macam legitimasi pemerintahan.
Tidak semua legitimasi ini memiliki intesitas yang sama, dimana ada legitimasi yang
harus ada seperti legitimasi politis dan kontitusional dan ada juga legitimasi yang sifatnya
pendukung seperti legitimasi moral, religius dan kultural. Beberapa legitimasi tersebut
sangat penting bagi Indonesia, salah satunya legitimasi moral. Legitimasi moral dapat
diartikan apabila seorang pemimpin berwewenang, mengambil keputusan atupun
kebijakan, masyarakat dapat mengakui, menerima bahkan dapat menolak kebijakan yang
diambil oleh pemimpin tersebut. Oleh karena itu, dukungan moral dari masyarakat dapat
memperkuat jalannya pemerintahan juga dapat mensejahterakan rakyat Indonesia karena
keputusan mereka di perhatikan. Moral sendiri berkaitan dengan sesuatu yang baik dan
buruk. Moral yang baik ataupun buruk tergantung nurani dan budi pekerti yang dimiliki
masing-masing individu. Moral ini selain berdampak pada individu juga memungkinkan
berdampak pada orang lain. Jika seorang pemimpin mempunyai citra yang bersih tidak
melakukan korupsi dan berempati pada rakyat maka dukungan serta pertujuan dari
kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin akan senantiasa disetujui.
Di era pemerintahan yang demokratis, seseorang dapat memperoleh kepemimpinan
melalui perjuangan politik yang sengit. Pada masa sekarang ini, legitimasi formal yang
diperoleh kepemimpinan biasanya didapat melalui perjuangan partai politik. Mekanisme
yang digunakan untuk mencapai kepemimpinan ini ialah melalui pemilihan umum
legislatif. Majelis Perwakilan Rakyat nantinya akan mengukuhkan dan mengesahkan
secara formal kepemimpinan itu. Mekanisme lain yang digunakan untuk memilih wujud
kepemimpinan suatu negara adalah melalui pemilihan umum langsung. Warga secara
langsung memutuskan berbagai calon yang akan diangkat sebagai kepala negara dan
pasangan wakilnya. Seiring waktu, kepemimpinan semacam ini juga akan mendapat
persetujuan atau legitimasi formal dari lembaga-lembaga yang mewakili rakyat.
Setiap negara haruslah mempunyai kekuasaan yang jelas. Sejak dulu teori-teori yang
menggolongkan negara-negara berdasarkan legitimasi kekuasaannya sudah berkembang.
Meskipun Indonesia telah menganut sistem pemerintahan yang demokratis, akan tetapi perlu
juga dianalisa berdasarkan sejarah-sejarahdan teori-teori yang ada.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Legitimasi?
b. Apa yang dimaksud dengan Legitimasi Moral?
c. Bagaimana Tuntutan Legitimasi Moral?
C. Tujuan penulisan
a. Tulisan ini berguna sebagai menambah wawasan bagi pembaca mengenai
legitimasi moral
b. Tulisan ini untuk memenuhi tugas kelompok di mata kuliah Etika Politik
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LEGITIMASI
legitimasi adalah persamaan asumsi atau persepsi umum bahwa tindakan suatu entitas
diinginkan, tepat dan sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan, dan definisi yang
dibangun secara sosial dalam masyarakat.Legitimasi merupakan suatu penerimaan dan
pengakuan masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah, membuat dan
melaksanakan keputusan politik. Legitimasi ini juga merupakan bagian dari kewenangan, dan
kewenangan adalah bagian dar kekuasaan. Dalam teori legitimasi, pemerintah dianjurkan
untuk bisa meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat.
Pemerintah menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung
jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Adanya perubahan norma
dan Nilai Sosial yang terjadi dalam masyarakat sebagai konsekuensi dari perkembangan
peradaban manusia, juga bisa mempengaruhi perubahan legitimasi pemerintah di samping
juga dapat menjadi tekanan bagi legitimasi pemerintah.

Legitimasi ini bisa diperoleh dengan berbagai cara yang mampu dikelompokkan dalam
tiga kategori yakni secara simbolis, prosedural atau material. Di dalam konteks legitimasi,
hubungan antara pemimpin serta juga masyarakat yang dipimpin itu lebih ditentukan ialah
keputusan masyarakat untuk menerima atau juga menolak kebijakan yang diambil oleh
pemimpin.1Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-
norma moral. Legitimasi ini muncul dalam konteks bahwa setiap tindakan negara baik dari
legislatif maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari segi norma-norma moral. Tujuannya
adalah agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijaksanaan dan cara-
cara yang semakin sesuai dengan tuntutan-tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Objek legitimasi

1. Masyarakat politik – krisis identitas


2. Hukum – krisis konstitusi
3. lembaga politik – krisis kelembagaan
4. pemimpin politik – krisis kepemimpinan
5. kebijakan – krisis kebijakan

Manfaat legitimasi

1. menciptakan stabilitas politik dan perubahan sosial


2. mengatasi masalah lebih cepat
3. mengurangi penggunaan sarana kekerasan fisik
4. memperluas bidang kesejahteraan atau meningkatkan kualitas kesejahteraan

1
https://pendidikan.co.id/pengertian-legitimasi-kekuasaan-hukum-dan-politik-beserta-contoh/
Cara Mendapatkan Legitimasi

Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan dan mempertahankan legitimasi dapat


dikelompokkan menjadi tiga, yaitu simbolis, procedural dan materiil.
1. memanipulasi kecenderungan – kecenderungan moral, emosional, tradisi dan
kepercayaan, dan nilai –nilai budaya pada umumnya dalam bentuk simbol-simbol ,
2. dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materiil kepada masyarakat,
seperti menjamin tersedianya kebutuhan dasar (basic needs).
3. dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum untuk menentukan para wakil
rakyat untuk mengesahkan suatu kebijakan umum,
B. Pengertian Legitimasi Moral
Moral berasal dari kata mos(mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah
ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar,
baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Moral dapat dibedakan
antara lain moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral
ilmu dan sebagainya. Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspeknya.2
legitimasi moral sering ditafsirkan secara positif sebagai status normatif yang
diberikan oleh orang yang diperintah pada lembaga, kantor, dan tindakan gubernur
mereka, berdasarkan pada keyakinan bahwa tindakan pemerintah mereka adalah
penggunaan kekuasaan yang tepat oleh badan hukum yang dibentuk secara sah oleh
pemerintah.Ada banyak alasan mengapa suatu negara atau pemerintah membutuhkan
legitimasi. Secara umum, kita dapat membaginya menjadi dua alasan utama. Alasan
pertama, legitimasi menciptakan kestabilan politik dan perubahan sosial. Dengan kata
lain, dengan adanya legitimasi dari masyarakat kepada pemerintah, pemerintah akan lebih
bisa menyelesaikan masalah dengan lebih cepat. Alasan kedua, legitimasi akan mampu
memperbesar bidang kesejahteraan atau mengembangkan kualitas kesejahteraan. Hal ini
karena dengan adanya legitimasi, masyarakat akan mengakui dan mendukung segala
kebijakan pemerintah serta dapat mengurangi penggunaan sarana kekerasan fisik.3

Contoh legitimasi moral adalah persetujuan, kepatuhan, dan kerja sama, yang
diwujudkan di semua kelas dan kebanyakan rakyat. Legitimasi moral telah diperkuat dan
ditingkatkan untuk mengefektifkan legitimasi konstitusional presiden. Yang mungkin
terjadi adalah pilihan wakil di lembaga tertinggi negara itu salah, tidak sempurna, atau
salah. Jadi ketika presiden mendapat kepatuhan dan dukungan rakyat, pilihan mereka bisa
dibuktikan. Oleh karena itu, legitimasi semacam ini disebut legitimasi moral, karena
legitimasi semacam ini tidak diatur secara jelas dalam konstitusi. 4

Namun, legitimasi ini erat kaitannya dengan alasan moral (atau raison d'etrenya) suatu
konstitusi. Dengan kata lain, tujuan utama dibuatnya sebuah konstitusi adalah untuk
memastikan bahwa negara melindungi keselamatan dan kesejahteraan rakyat. Tentu saja, jika
negara tidak dapat menjamin keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya karena masalah
tertentu, dan rakyat memprotes ketidakmampuan mereka, pemerintah akan kehilangan
legitimasi moralnya.Legitimasi moral mengacu pada tindakan dan kebijakan yang diambil
oleh penyelenggara negara untuk mencapai tujuan yang masuk akal secara moral. Misalnya
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik atau bentuk keadilan lainnya.
Oleh karena itu, legitimasi moral kekuasaan sangat penting bagi pemimpin yang adil
dan jujur. Dengan kata lain, jika dia adalah pemimpin yang kuat, maka dia juga harus
memiliki karakter dan moralitas yang baik, maka dari itu legitimasi moral dalam kekuasaan

2
https://mutiararmdn.wordpress.com/2016/12/09/etika-pancasila-dalam-bernegara/
3
https://jurnalmanajemen.com/teori-legitimasi/

4
https://jurnalmanajemen.com/teori-legitimasi/
sangatlah penting. Karena tujuan dari legitimasi moral kekuasaan adalah menggunakan
kekuasaan secara bijaksana, adil, dan beradab, tetapi masih banyak pemimpin di Indonesia
yang tidak bisa menjadi pemimpin yang adil seperti selayaknya seorang pemimpin.
Seorang pemimpin harus memiliki moral yang baik karena tugas pemimpin adalah
tugas yang cukup berat karena kita harus menjadi pemimpin yang berarti memimpin atau
seseorang yang menjadi panutan rakyatnya. Apabila seorang pemimpin memiliki perilaku
buruk dan tidak bisa bertanggung jawab atas tugasnya bagaimana nasib rakyatnya yang ada
berada di bawahnya, bahwa seharusnya pemimpin memiliki moral yang baik dan patut ditiru
seperti yang sudah dicantumkan dalam legitimasi moral yaitu menjadi seorang pemimpin
harus memiliki kejujuran dan ketulusan walaupun sah secara konstitusional tetapi apabila
melakukan korup berarti seorang pemimpin tersebut sudah kehilangan legitimasi moralnya.
Dan di sinilah rangkaian protes akan bermunculan untuk memperjuangkan hak rakyat karena
sudah dikhianati oleh pemimpinnya sendiri karena manusia bukan hanya ingin makan dan
minum lalu memiliki atap tetapi juga ingin dipertanggung jawabkan oleh pemimpinnya atas
janji-janjinya yang diberikan selama kampanye, menjadi pemimpin yang baik harus bisa
menerapkan legitimasi moralnya secara baik dan benar bukan hanya menunjukkan moral
baiknya ketika dalam kampanye saja.
C. Tuntutan Legitimasi Moral
Pada zaman sekarang (modern) tuntutan legitimasi moral merupakan salah satu untuk
pokok dalam kesadaran bermasyarakat. Anggapan bahawa negara hanya boleh bertindak
dalam batas-batas hukum, bahawa hukum harus menghormati hak asasi manusia, begitu pula
pelbagai penolakan terhadap kebijaksanaan politik tertentu, seperti isu ketidak adilan sosial,
semua berwujud tuntutan agar negara melegitimasikan diri secara moral. Dalam hal inilah
kalanagan paham agama secara klasik membuat rumusan bahawa “kita harus lebih taat
kepada Allah daripada kepada manusia”.Moralitas kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh
nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Apabila masyarakatnya adalah
masyarakat religius, maka ukuran apakah penguasan itu memiliki etika politik tidak lepas
dari moral agama yang dianut oleh masyarakatnya. Oleh sebab itu, pernyataan-pernyataan
yang sering dilontarkan oleh umat beragama adalah bahawa kekuasaan itu adalah amanah
dari Allah dan harus dipertanggung jawabkan kepadaNya kelak. Di samping terdapat juga
ungkapan dari tradisi masyarakat yang menyatakan “raja adil raja disembah, raja zalim raja
disanggah”. Makna dari ungkapan ini tidak lepas dari kemuliaan dan kebaikan seseorang
penguasa sangat ditentukan oleh masyarakatnya, tentunya sikap masyarakat tersebut dilandasi
oleh moralitas yang hidup dalam masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, alat pengukur etika
politik yang dilaksanakan oleh penguasa ditentukan oleh nilai, moral dan norma yang
berkembang dalam masyarakat.
Pada hakikatnya kekuasaan memiliki hati nurani, yaitu keadilan dan memakmuran rakyat,
apabila kehilangan hati nurani tersebut maka kekuasan yang terlihat perebutan kekuasaan
semata-mata yang dilumuri oleh intrik, fitnah, dengki, cavi maki dan iri hati. Sehingga
kekuasaan akan merusak tatatan kerukuan hidup masyarakat. Apabila hati nurani kekuasaan
melekat pada nurani seorang penguasa, maka kekuasaan adalah amat rakyat sehingga akan
melahirkan martabat, harga diri dan rezeki.5

BAB III
5
https://kumparan.com/muhammad-diva-farel/pentingnya-sebuah-legitimasi-dalam-pemerintahan-
1wg9OAhqsH5/full
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuntutan legitimasi moral merupakan salah satu untuk pokok dalam kesadaran
bermasyarakat. Anggapan bahawa negara hanya boleh bertindak dalam batas-batas
hukum, bahawa hukum harus menghormati hak asasi manusia, begitu pula pelbagai
penolakan terhadap kebijaksanaan politik tertentu, seperti isu ketidak adilan sosial,
semua berwujud tuntutan agar negara melegitimasikan diri secara moral. legitimasi
moral sering ditafsirkan secara positif sebagai status normatif yang diberikan oleh
orang yang diperintah pada lembaga, kantor, dan tindakan gubernur mereka,
berdasarkan pada keyakinan bahwa tindakan pemerintah mereka adalah penggunaan
kekuasaan yang tepat oleh badan hukum yang dibentuk secara sah oleh pemerintah

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang

membangun dari para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
https://pendidikan.co.id/pengertian-legitimasi-kekuasaan-hukum-dan-politik-beserta-contoh/

https://mutiararmdn.wordpress.com/2016/12/09/etika-pancasila-dalam-bernegara/

https://jurnalmanajemen.com/teori-legitimasi/

https://jurnalmanajemen.com/teori-legitimasi/

https://kumparan.com/muhammad-diva-farel/pentingnya-sebuah-legitimasi-dalam-pemerintahan-
1wg9OAhqsH5/full

Anda mungkin juga menyukai