Anda di halaman 1dari 3

1.

- Wahyu dan akal menurut al gazali


Bgmn peranan akal dan wahyu ?Smp sejauh mn akal mns dpt menembus alam
metafisika ? Bgmn kemampuan akal untuk memperoleh kebenaran yg hakiki?
“ sbgmn kecerdasan akal, adlh mrpkn 1 tgkt dr perkembngn mns dmn ia dilengkapi dg
mata untuk dpt mlht berbg mcm bentuk sst yg dpt ma’kul (dipahamkan), yg berada di
smpg akal pengetahuan”
“ di dlm melukiskan kenyataan, kata2 hanya mengikuti ketentuan2 dr akal pikiran,
dan kebenaran agamawi tdk dpt dilukiskan dg kata2. pengertian ttg kebenaran
agamawi membutuhkan perkembangan ttt dr si pembaca kebenaran “
Al Ghazali bkn penganut aliran empirisme : “...akhirnya aku berpendpt bhw aku sdh
tdk lg bisa mempercayai ilmu yg hanya dpt diraba dg pancaindra saja”
-Pandangan Barat tentang sumber kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan yaitu suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-
hari namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode, dengan tujuan mengembangkan dan memberi makan
terhadap dunia faktual.
Perbedaan tentang sumber kebenaran dlm IP dari Pandangan Barat dengan
Pandangan Islam yaitu dalam memandang hakikat ilmu, Islam dan Barat memiliki
pandangan yang berbeda. Jika Islam mengatakan ilmu adalah milik Allah s.w.t., dan
bersumber dari-Nya, maka Barat mengatakan bahwa ilmu itu bersumber dari akal dan
panca indra manusia. Bagi Islam objek ilmu itu meliputi alam fisik dan metafisik.
Sedangkan Barat hanya mengakui terbatas pada alam fisik saja. barat : pemikiran
scara cermat dan teliti dgn menggunakan metode, dgn mengembangkan dan memberi
mkn thdp dunia faktual sedangkan mnrt pndangan islam : kebenarannya relativ dn tdk
satupun yg mutlak sempurna.
2. Bagi umat islam, sekularisme merupakan suatu paham atau ideologi yang dianggap
menyesatkan. Karena, agama tidak dapat mencampuri urusan duniawi. Dalam Islam,
sekularisme tidak dapat diterima karena bertentangan dengan ajaran Islam. Karena
menurut pandangan Islam apabila sebuah urusan dipisahkan dari nilai-nilai
keagamaan maka urusan  itu akan bertabrakan dengan nilai-nilai yang terdapat pada
urusan yang lain. Misal kekuasaan yang tidak dilandasi dengan  nilai-nilai agama,
maka akan terjadi kezaliman yang seharusnya dilakukan sebagai seorang pemimpin
untuk menjunjung sebuah keadilan, hukum tidak berjalan sesuai dengan  kaidah
agama, timbul kerusuhan sosial, ekonomi terganggu, dan seterusnya. Jadi, dari sudut
pandang Islam banyak sekali kerugian yang akan ditimbulkan daripada
keuntungannya. Islam  memang menghargai paham yang dianut orang, bangsa,
negara, dan pemeluk agama lain. Namun Islam  mewanti-wanti orang agar tidak
menyebarkan paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
3. Pandangan Al Ghazali terhadap peran dan kemampuan akal untuk
memperoleh kebenaran dan Ilmu Pengetahuan:

1. Klpk mutakallimun : memprgnkn metode debat (disputatio) untuk peroleh penget.


Memecahkan mslh dg diperdebatkan terlbh dhl  hsl debat sbg kesimpulan, apkh
mslh itu benar /tdk

2. Klpk batiniah : memprgnkn metode yg dsb taklum  yi metode yg berpangkal


tolak bhw sst kebnrn dpt diterima apbl berasal dr seorg yg dpt dipercaya yi guru

3. Kplpk logikus : semata2 mendsrkn kbnrn itu pd penalaran akal  suatu mslh
dianggap benar apbl logis diterima oleh akal

4. Klpk sufi (mistikus) : metode yg dgnakn metode kontemplasi (perenungan)

Mnrt Al Ghazali : dlm upaya mns untuk mencari kebenaran, mns dikelompokkan mjd
4 yg msg2 memp ciri khas tersdr - Klpk mutakallimun (ahli teologi)  yg mengakui
dirinya sbg klpk pemikir intelektual -Klpk batiniah : terdr dr pr pengajar yg memp
wewenang (taklim) menyatakan bhw hanya mrklah yg mendpt kebenaran yg dtg dr
seorg guru yg mmlk pribadi sempurna -Klpk filsuf (ahli pikir) : yg menyatakan diri
sbg logikus -Klpk sufi : hanya mrk yg dpt mencapai tgkt kebenaran dg Allah mll
penglihatan serta pd kesimpulan bhw kebenaran itu tdk mgkn diperoleh oleh
siapapun di luar klpk sufi

4. Macam-macam kualifikasi sosok seseorang dan memberikan contoh-contohnya:

- Tahu bhw drnya tahu : adl keadaan ssrg memastikan dirinya mengetahui sst, ia
yakin benar ttg sst. Contoh: Orang bisa disebut ‘Alim = Mengetahui. yang harus kita
lakukan adalah Mengikutinya. Apalagi kalau kita masih termasuk dalam golongan
orang yang awam . yang masih butuh banyak diajari . maka sudah seharusnya kita
mencari orang yang seperti ini, duduk bersama dengannya akan menjadi pengobat
hati.

-Tahu bhw drnya tdk tahu : adl keadaan ssrg mengaku buta thd sst  ia adl org yg
lurus hati, krn tdk menyembunyikan kekurangan dirinya. Contoh: bolehlah kita sebut
dia seumpama orang yang tengah Tertidur sikap kita kepadanya Bangunkan dia
Manusia yang memiliki ilmu dan kecakapan, tapi dia tidak pernah menyadari kalau
dirinya memiliki ilmu dan kecakapan. Manusia jenis ini sering kita jumpai di
sekeliling kita.
-Tdk tahu bhw drnya tahu : adl keadaan ssrg tdk menyadari kesanggupan dirinya,
mk ia lalai thd diri sdr. Contoh: jenis manusia yang bisa menyadari kekurangannnya.
Ia bisa mengintropeksi dirinya dan bisa menempatkan dirinya di tempat yang
sepantasnya. Karena dia tahu dirinya tidak berilmu, maka dia belajar. Dengan belajar
itu, sangat diharapkan suatu saat dia bisa berilmu dan tahu kalau dirinya berilmu.

-Tdk tahu bhw drinya tdk tahu : adl keadaan ssrg tdk menginsyafi kelemahannya
sdr  ia tumpul otak, tdk memhami perihal dirinya. Mana yg mjd harapan : alternatif
pertama yg dihrpkn dlm khdpn, khususnya dlm filsafat, ilmu dan agama. Contoh:
jenis manusia yang paling buruk. Ini jenis manusia yang selalu merasa mengerti,
selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu, padahal ia tidak tahu apa-apa. jenis
seperti ini susah disadarkan, kalau diingatkan ia akan membantah sebaba ia merasa
tahu.

5. Fungsi dan peran Ilmu Pengetahuan dalam pandangan Islam:

Mempunyai 2 fungsi (algazali) : 1.Mencapai kemajuan untuk mendptkn pemenuhan


diri 2.Mrpkn suatu cara yg progresif untuk mengetahui Allah.

Peran Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam
mencapai kesejahteraan hidup didunia dan memberi kemudahan dalam mengenal
Tuhan. Oleh karena itu Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan
bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai mahluk Allah SWT. yang
berakal.

6. Paradigma Teosentris sebagai paradigma ilmu dalam Islam:

Teosentrisme adalah keyakinan bahwa Tuhan adalah aspek utama untuk pengalaman,
berlawanan dengan antrosentrisme atau eksistensialisme. Dalam pandangan tersebut,
arti dan nilai perbuatan yang dilakukan orang atau lingkungan diatribusikan dengan
Tuhan. Ilmu dalam Islam menjadikan paradigma amali/teosentrisme sebagai poin inti
dari pembahasannya, yakni dengan menitikberatkan dimensi praktis di dalam
kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai