Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 dikonversikan menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat di dalam sel
darah merah. Konversi dari vitamin B6 ini digunakan sebagai koenzim dari berbagai fungsi
metabolik, seperti metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Vitamin B6 juga digunakan untuk mengkonversi triptofan menjadi niasin atau serotonin,
memecahkan glikogen menjadi glukosa–1–fosfat, mengkonversikan oksalat menjadi glisin,
sintesis dari gamma aminobutyric acid (GABA) di dalam sistem saraf pusat, dan berperan
dalam sintesis heme.
Vitamin B7 (Biotin)
Biotin bekerja sebagai agen prostetik enzim karboksilase. Biotin akan membentuk suatu
ikatan kovalen dengan karboksilase, sehingga enzim ini dapat bekerja dan menjalankan
berbagai reaksi kimia penting dalam tubuh.[5,10]
Selain fungsi metabolik oleh karboksilase, biotin juga telah dipelajari dalam konteks
mekanisme kerja lainnya, seperti dalam regulasi ekspresi gen dan cell-signaling. Proses
sistemik lainnya yang dapat dipengaruhi oleh biotin adalah fungsi reproduksi dan fungsi
perkembangan.
Berbeda dengan folat, agar asam folat dapat dicerna perlu dimetabolisme terlebih dahulu
menjadi dihidrofolat (DHF) dan tetrahidrofolat (THF).[5] Jika jalur ini terganggu oleh
konsumsi obat antimetabolit seperti methotrexate akan menyebabkan gangguan sintesis DNA
pada sel. Selain asam folat, bentuk paling umum dari suplemen folat adalah kalsium folinate
dan garam levomefolate.[1,2]
THF merupakan salah satu kofaktor reaksi transformilasi dalam biosintesis purin dan
thymidylate asam nukleat. Gangguan dari proses pembentukan thymidylates pada pasien
dengan defisiensi asam folat menyebabkan adanya defek pada pembentukan DNA
megaloblast sehingga mengakibatkan anemia megaloblastik dan makrositik.[5]
Asam folat berperan dalam fase rapid cell division, seperti pada masa kehamilan, infancy dan
eritropoiesis, serta mempunyai peran protektif terhadap kanker. Dikarenakan manusia tidak
dapat membentuk asam folat secara alami maka dibutuhkan asupan makanan dan suplemen
yang sesuai untuk mencegah defisiensi
Vitamin B12 juga berperan dalam pembentukan mielin dan regenerasi akson, yakni dengan
cara membantu asam folat mensintesis kolin. Dalam jaringan, vitamin B12 dikonversi
menjadi koenzim yang mengubah metilmalonat menjadi suksinat dan mensintesis metionin
dari homosistein. Proses ini membutuhkan asam folat. Apabila ada defisiensi vitamin
B12, tetrahydrofolate tidak dapat beregenerasi dari bentuk tidak aktifnya, 5-
methyltetrahydrofolate, sehingga mielin tidak terbentuk.[9,10]
Dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, cyanocobalamin berperan untuk
meningkatkan kerja zat besi, yang diperlukan untuk berlangsungnya metabolisme tersebut.
[9,10]
Sumber: Food and Drug Administration. Cyanocobalamin Nasal Spray. April 2011.
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2005/021642lbl.pdf