STRUKTUR BAJA II
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA
Dosen :
Disusun oleh
UNIVERSITAS ABDURRAB
2022
STRUKTUR BAJA II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini, kami membahas mengenai
perencanaan rangka atap baja.
Laporan ini dibuat untuk melengkapi syarat kelulusan mata kuliah Struktur Baja II
untuk mahasiswa S1 Teknik Sipil Universitas Abdurrab.. Laporan ini dibuat dengan
bantuan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak terutama dosen mata kuliah SI Struktur
Baja II Ibu Husnah, S.T., M.T. serta pihak-pihak lainnya yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Pembuatan Laporan Tugas Besar SI Struktur Baja II ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf dan mengundang para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................8
PENDAHULUAN .............................................................................................................8
BAB II ............................................................................................................................. 11
PEMBEBANAN .............................................................................................................. 27
BAB IV ............................................................................................................................ 39
BAB V ............................................................................................................................. 57
SAMBUNGAN ................................................................................................................ 57
BAB VI ............................................................................................................................ 66
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini penggunaan baja sebagai material struktural sudah sangat meluas
terutama di daerah maju. Dalam dunia konstruksi, baja sering digunakan sebagai
bahan bangunan yang berukuran besar, seperti gudang. Salah satu fungsi gudang
adalah untuk menyimpan barang-barang produksi dalam jumlah besar. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu konstruksi yang kuat dan tahan lama. Desain gudang dari
rangka baja memiliki beberapa kelebihan, seperti kemudahan pemasangan, relatif
ringan, lebih kuat, lebih ringan, dan lebih praktis daripada kayu. Selain itu, baja juga
tahan terhadap berbagai cuaca, udara panas dan dingin, serta tidak mudah berkarat,
sehingga sangat cocok digunakan sebagai kerangka konstruksi bangunan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas besar ini adalah agar mahasiswa mampu
menentukan, merancang, dan mendesain struktur bangunan dengan material baja.
Perancangan dan pendesainan ini meliputi material, profil baja elemen struktural dan
sambungan antar elemen untuk merancang suatu bangunan gudang dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
1.3. Referensi
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pengerjaan tugas besar ini adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan jenis material dan struktur gudang
Studi yang dilakukan didasarkan pada konsep – konsep Struktur Baja yang
merupakan mata kuliah Jurusan Teknik Sipil. Struktur baja tersebut didesain
menggunakan software SAP2000 versi15. Pertama, dilakukan pemilihan jenis
material dan struktur gudang yang akan dibuat dalam SAP2000 versi15. Kemudian
jenis baja yang akan digunakan ditentukan berdasarkan Tabel Profil Baja PT.
Gunung Garuda.
2. Menghitung dan menetapkan beban sesuai dengan aturan SNI
Nilai beban yang dimasukkan ke dalam software disesuaikan terlebih dahulu dengan
ketentuan yang ada pada SNI. Beban dihitung berdasarkan besar gaya dalam yang
dapat ditahan oleh gudang tersebut.
3. Menganalisis dan menentukan profil baja
Dari beban yang sudah ditetapkan pada struktur, dilakukan analisis terhadap
kemampuan struktural struktur gudang. Kemudian dari analisis tersebut, dapat
ditentukan profil baja yang akan digunakan.
4. Melakukan pengecekan terhadap struktur gudang
BAB I PENDAHULUAN
Gambaran umum dari perancangan desain struktur bangunan yang didesain, yang
berisi latar belakang, tujuan, referensi, metodologi dan sistematika penulisan dari
tugas besar struktur baja.
BAB V SAMBUNGAN
Berisi tentang desain, penggunaan, dan pengecekan kekuatan sambungan untuk
melawan gaya geser, tarik, dan momen pada sambungan kuda-kuda dengan gording,
kuda-kuda dengan bracing, antar kuda-kuda dan juga memperhitungkan base plate
BAB VI KESIMPULAN
Berisi tentang simpulan dan saran dari penyusunan tugas besar ini
BAB II
PEMODELAN STRUKTUR
Tahap pertama dari proses design adalah pemodelan struktur. Dalam tugas
besar ini, struktur yang dimodelkan adalah struktur gudang dengan rangka baja.
Pemodelan dilakukan dengan program SAP 2000 v15.0. Jendela awal program
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pertama, buat model baru dengan memilih Menu File New Model hingga
muncul gambar seperti di bawah.
3. Ubah data grid dengan klik kanan pada jendela Grid kemudian klik Edit Grid
Data. Isikan data dimensi struktur bangunan sebagai berikut :
Hasil inputan data dimensi struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Material baja yang digunakan dalam pengerjaan tugas besar ini adalah BJ37.
Material Parameter material struktur didefinisikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Input data material tersebut dengan mengklik Define New Material Add
New Materials .
2. Pada General Data, ubah Material Name and Display Color sesuai dengan
nama dan warna yang diinginkan. Dalam hal ini, nama yang digunakan adalah
BJ37.
3. Isi parameter material sesuai dengan tabel di atas. Ganti unit sesuai dengan
parameter yang diinput (N, m, mm, C, kgf). Inputan parameter material tersebut
ditunjukkan pada gambar berikut.
d x bf tw tf r1 r2 H1 H2
mm mm mm mm mm mm mm mm
1. Input data dimensi dari seluruh profil baja tersebut dengan mengklik Define
> Section Properties > Frame Sections > Add New Properties. Akan muncul
jendela berikut.
2. Pilih profil yang sesuai dengan profil baja yang akan diinput. Profil IWF dan
H-Beam diinput dengan pilihan I-Beam. Profil Angle diinput dengan pilihan
Angle. Profil Channel diinput dengan pilihan Channel. Pada gambar di
bawah ditunjukkan contoh inputan dari profil IWF.
Lakukan langkah yang sama untuk semua profil baja sesuai dengan tabel
baja PT Gunung Garuda.
3. Kelompokkan profil baja di atas sesuai dengan bagian strukturnya masing-
masing. Bagian-bagian struktur beserta dengan profil baja yang digunakan
adalah sebagai berikut.
• Kolom : H-Beam
• Kuda-Kuda : IWF
• Bracing : Angle
• Gording : Channel
Lakukan langkah yang serupa untuk bagian – bagian struktur yang lain.
Gambar 2. 19 Replicate
BAB III
PEMBEBANAN
Langkah yang selanjutnya dilakukan dalam pengerjaan tugas besar ini adalah
pembebanan terhadap struktur gudang yang akan didesain. Diperlukan gambaran yang jelas
mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur dalam melakukan analisis
desain suatu struktur bangunan. Pertama, beban – beban yang akan ditetapkan pada
struktur, didefinisikan sesuai dengan jenis beban. Kemudian, beban – beban tersebut dicari
besarnya dan dikalikan dengan tributary area kemudian dibagi dengan panjang komponen
struktur tersebut. Untuk beban angin, beban diaplikasikan pada atap dan dinding.
Sedangkan beban – beban lainnya hanya diaplikasikan pada atap saja. Tributary area untuk
atap adalah area yang dibatasi oleh gording atau kuda-kuda berbentuk trapesium dan
segitiga. Untuk dinding, tributary area berbentuk persegi panjang untuk kolom-kolom.
Berikut merupakan data dimensi – dimensi yang dibutuhkan dalam pembebanan :
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan dan segala
unsur tambahan yang bersifat tetap seperti finishing, mesin-mesin, dan peralatan
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut. Beban mati pada
struktur dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu Dead Load (DL) dan Super
Imposed Dead Load (SIDL). Dead Load merupakan beban mati yang berasal dari
berat struktur bangunan itu sendiri.
Beban mati struktur dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000 v 15.
Perhitungan beban DL akan tergantung pada profil baja yang dipakai untuk
komponen-komponen struktur dan berat jenis material baja yang digunakan.
Material baja yang digunakan adalah BJ37 dengan berat jenis sebesar 7850 kg/m3.
Beban hidup merupakan semua beban tidak tetap yang terjadi akibat
penggunaan struktur termasuk di dalamnya, beban-beban pada lantai yang berasal
dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin, dan peralatan yang tidak
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa
hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan
atap tersebut. Perhitungan beban hidup didasarkan pada perhitungan matematis dan
peraturan yang berlaku pada pelaksanaan konstruksi di Indonesia.
Fluktuasi beban hidup akan sangat bervariasi dan bergantung pada bebagai
faktor. Karena sulitnya menentukan nilai pasti dari beban hidup, faktor pengali dari
beban hidup menjadi lebih besar dari faktor pengali beban mati. Beban hidup adalah
beban yang berasal di luar elemen struktur. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa beban
manusia yang naik ke atap, misalnya teknisi yang ingin melakukan maintenance.
Beban ini di-assign pada joint-joint pada kuda-kuda atap sebesar 100 kg.
Beban angin adalah salah satu jenis beban lateral. Beban angin diaplikasikan
pada atap dan dinding. Beban angin yang meniup suatu struktur akan menimbulkan
tiup pada satu sisi dan hisap pada sisi lainnya. Dalam SNI 1727-1989, beban angin
diatur sebagai berikut :
Pada atap bangunan, beban hujan yang bekerja baik dalam bentuk butiran air
hujan maupun genangan air akan bekerja sebagai beban hidup. Hal ini disebabkan
beban hujan merupakan beban yang tidak tetap dan megakibatkan perubahan
pembebanan atap dari struktur bangunan.
Beban hujan diambil dari SNI 1727-1989. Beban hujan bekerja searah dengan
gravitasi. Dalam SNI 1727-1989, beban hujan untuk struktur diambil sebesar
berikut:
𝑘𝑔
𝑊𝐻 = (40 − 0,8𝛼)
𝑚2
Dimana α adalah sudut atap dalam satuan derajat. Besar WH tidak boleh
diambil kurang dari 20 kg/m2.
Beban gempa adalah semua beban statis ekuivalen yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dan gerakan tanah akibat gempa itu.
Gempa terhadap suatu struktur menimbulkan adanya beban yang terjadi. Beban
gempa didefinisikan sebagai beban percepatan tanah yang berupa rekaman
percepatan tanah, sehingga untuk setiap waktu tertentu akan mempunyai harga
percepatan tanah tertentu. akibat adanya interaksi tanah dengan struktur dan
karakteristik respon struktur.
1. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
• Kelas Situs
Kelas situs ditentukan berdasarkan sifat-sifat tanah. Berikut
merupakan klasifikasi dan data dari kelas situs menurut SNI-03-
1726-2012.
SMS = Fa Ss
𝐒𝐌𝐒 = 𝟏, 𝟏
SM1 = Fv S1
𝐒𝐌𝟏 = 1,6 × 0,4 = 𝟎, 𝟔𝟒
SD1 0,733
T0 = 0.2 = 0,2 × = 0,116
SDs 0,427
SD1 0,733
Ts = = = 0,582
SDs 0,427
BAB IV
ANALISIS DESAIN STRUKTUR
4.1 Gaya Dalam Ultimate Elemen
Pada profil dan penampang tiap elemen yang didapat melalui bantuan program
SAP2000 akan dilakukan pengecekan kapasitas untuk tiap penampangnya melalui
perhitungan. Kapasitas penampang tiap elemen dicek terhadap gaya – gaya yang
bekerja pada penampang profil tersebut yaitu terhadap tarik, tekan, lentur, dan geser.
Kegagalan Putus
𝑁𝑛 = 𝐴𝑒 × 𝑓𝑢
𝑁𝑛 = 19250 × 410 = 7892500 𝑁
𝜙𝑁𝑛 ≥ 𝑁𝑢
0,75 × 7892500 ≥ 170701,2
5919375 ≥ 170701,2 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖!)
- Terhadap Tekan
Batas Kelangsingan
𝐾𝐿
𝜆= ≤ 200
𝑟
0,5 × 1491,97
≤ 200
68,5
10,88 ≤ 200 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖!)
Pengecekan tekan rencana
𝐸
4,71 × √ = 135,966
𝑓𝑦
Karena
𝐾𝐿 𝐸
≤ 4,71 × √
𝑟 𝑓𝑦
Maka
𝑓𝑦
𝑓𝑐𝑟 = 0,658𝑓𝑒 × 𝑓𝑦
Dimana
𝜋2 × 𝐸
𝑓𝑒 =
𝐾𝐿 2
( )
𝑟
𝜋 2 × 200000
𝑓𝑒 = = 16654 𝑀𝑃𝑎
0,5 × 1491,97 2
( )
68,5
240
𝑓𝑐𝑟 = 0,65816654 × 250 = 238,56 𝑀𝑃𝑎
𝑁𝑛 = 𝐴𝑔 × 𝑓𝑐𝑟
𝑁𝑛 = 19250 × 238,56 = 4592218 𝑁
𝜙𝑁𝑛 ≥ 𝑁𝑢
0,9 × 4592218 ≥ 170701,2
4132996 ≥ 170701,2 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖!)
Tekan rencana untuk batang tekuk lentur torsi
Dan
𝐺𝐽
𝑓𝑐𝑟𝑧 =
𝐴𝑟𝑜2
𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
𝑟𝑜2 = + 𝑥𝑜2 + 𝑦𝑜2
𝐴
181 + 9,02
𝑟𝑜2 = = 98,711 𝑚𝑚2
192,5
𝐻=1
76923 × 1938688
𝑓𝑐𝑟𝑧 = = 78481 𝑀𝑃𝑎
192500 × 98,711
= 238,556 𝑀𝑃𝑎
𝑁𝑛𝑙𝑡 = 𝐴𝑔 × 𝑓𝑐𝑙𝑡 = 19250 × 238,556 = 4592218 𝑁
𝜙𝑁𝑛𝑙𝑡 ≥ 𝑁𝑢
0,9 × 4592218 ≥ 170701 (𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖!)
- Terhadap Momen
Cek ketebalan pelat
𝑏 150
𝜆= = = 7,5
𝑡 20
𝐸 200000
𝜆𝑝 = 0,38 × √ = 0,38 × √ = 10,97
𝑓𝑦 240
𝐸
𝐿𝑝 = 1,76𝑟𝑦 √
𝑓𝑦
200000
𝐿𝑝 = 1,76 × 68,5√ = 3480,26 𝑚
240
- Terhadap Geser
ℎ 588
= = 49
𝑡𝑤 12
5
𝐾𝑛 = 5 +
𝑎 2
( )
ℎ
5
𝐾𝑛 = 5 + = 5,56
1764 2
( )
588
Perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel harus memenuhi syarat
ℎ 𝐾𝑛 × 𝐸
≤ 1,10√
𝑡𝑤 𝑓𝑦
Atau
𝐾𝑛 × 𝐸 ℎ 𝐾𝑛 × 𝐸
1,10√ ≤ ≤ 1,37√
𝑓𝑦 𝑡𝑤 𝑓𝑦
Atau
ℎ 𝐾𝑛 × 𝐸
≥ 1,37√
𝑡𝑤 𝑓𝑦
5,56 × 200000
1,10√ = 74,8455
250
Ae 5338 mm2
Nn 2188580 N
φNn 1641435 N
Nu 41632.49 N
Cek MEMENUHI
Ag 1711 mm2
Nn 410640 N
φNn 369576 N
Nu 41632.49 N
Cek MEMENUHI
Kegagalan Tarik
φ 0.75
U 1
Ae 1711 mm2
Nn 701510 N
φNn 526132.5 N
Nu 41632.49 N
Cek MEMENUHI
Cek MEMENUHI
Vn1 108000 N
Vn2 387999.2 N
Vn3 1728000 N
Vn final 108000 N
∅Vn 97200 N
Vu 5391.13 N
Cek MEMENUHI
Interaksi Geser Lentur
∅Mn 16411853 Nmm
Mu 4975623 Nmm
∅Vn 97200 N
Vu 5391.13 N
Hasil 0.337837738
Cek MEMENUHI
H 1
fclt 173.1129 Mpa
Nnlt 694875 N
Nu 82273.33 N
Cek MEMENUHI
Aw 1312.5 mm2
Batas 1 74.84552
Batas 2 93.21669
Vn1 189000 N
Vn2 606248.7 N
Vn3 2410714 N
Vn final 189000 N
∅Vn 170100 N
Vu 7145.13 N
Cek MEMENUHI
Interaksi Geser Lentur
∅Mn 52980480 Nmm
Mu 3662391 Nmm
∅Vn 170100 N
Vu 7145.13 N
Hasil 0.0953806
Cek MEMENUHI
Optimasi dilakukan pada tiap elemen struktur dengan mencoba profil dan
penampang yang lebih kecil dari profil yang diperoleh melalui bantuan program
SAP2000. Parameter – parameter profil penampang yang lebih kecil ini dimasukkan
ke dalam perhitungan kapasitas hingga profil penampang yang baru adalah profil
penampang yang paling ekonomis dan memenuhi kapasitas yang telah dihitung.
BAB V
SAMBUNGAN
5.1. Sambungan
Jenis
Jepit
Sambungan
Ukuran 19 mm
fy baut 735 MPa
fy pelat 240 MPa
Σ baut 4 buah
smin 28,5 mm
spilih 30 mm
Karena hanya melibatkan gaya geser dan aksial saja, hanya perlu dilakukan
pengecekan kekuatan sambungan (baik baut maupun pelat) dalam menahan geser
dan aksial saja. Pengecekan terhadap geser dan aksial dilakukan melalui langkah-
langkah berikut:
Vd 62518,09 N Vd 246240 N
Vdtotal baut 250072,3 N Tarik Baut
Geser Pelat ∅f 0,75
∅ 0,9 fu b
735 MPa
s 30 mm Ab 283,5287 mm2
Cek s OKE Td 468885,6 N
t 30 mm Vdmin 225504 N
fy 139,2 MPa Vu 170701,2 N
Vd 225504 N Cek OKE
Gaya-gaya yang bekerja pada komponen gording yang harus ditahan oleh
sambungan dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 5. 7 Gaya – Gaya yang Bekerja pada Sambungan Gording – Kuda – Kuda
Aksial 170701,15
Geser 5391,13
Momen 27403615,5
Mu 3662391 Nmm
Pu 82273.33 N
b kolom 175 mm
B baseplate 190 mm
d kolom 175 mm
N baseplate 190 mm
e 44.51493 mm
m 11.875
n 25
cek syarat CASE B
e < N/6 YA
Base Plate adalah CASE B
Small Moment without uplift
Y 100.9701 mm
sqrt (A2/A1) 1
fc' 30 MPa
Batas 293520.2
Syarat YA
n' 43.75
c 43.75
fp 4.28857 N/mm2
tp(req) 8.713948
tp 10
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6. Didesain sambungan baut untuk bracing dengan kuda – kuda seperti pada
gambar berikut
7. Didesain sambungan baut untuk gording dengan kuda – kuda seperti pada
gambar berikut
8. Diperlukan base plate dengan panjang 190 mm, lebar 190 mm, serta tebal
10 mm.
TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS ABDURRAB
67
2021/2022
STRUKTUR BAJA II
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
SNI 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non-gedung