Tugas Peralatan Konstruksi Kelompok 4
Tugas Peralatan Konstruksi Kelompok 4
Dosen :
Ir. Hj. Rochany Natawidjana, M.T.
Disusun oleh:
Kelompok 4
Kelas BB
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah SIB-312 Peralatan Konstruksi.
Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah guna memenuhi persyaratan tugas kelompok pada mata
kuliah Peralatan Konstruksi di Institut Teknologi Nasional, Progam Studi Teknik Sipil dan
Perencanaan. Berdasarkan yang telah ditugaskan serta memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
yang digunakan untuk menambah wawasan konsep yang dipelajari selama kuliah. Makalah ini
juga memberikan informasi mengenai Pembangunan Jalan Tol Bawen – Salatagia Desa
Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang sampai Keccamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Yang mana berkaitan dengan mata kuliah Peralatan Konstruksi.
Penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu kami melalui
masukan-masukan dan kritik yang diberikan kepada kami. Kami mengucapkan terima kasih
khususnya kepada Ibu Ir. Hj. Rochany Natawidjana, M.T., serta kepada serta seluruh rekan
kelompok 2 yang mengerjakan tugas ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam peyusunan tugas ini baik dari segi isi
maupun metode penulisannya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun sehingga tugas ini dapat menjadi lebih baik lagi. Sekian dan terima kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Land Clearing ....................................................................................................... 4
Gambar 2.2 Pembukaan Areal Lahan ....................................................................................... 5
Gambar 2.3 Excavator............................................................................................................... 7
Gambar 2.4 Bulldozer ............................................................................................................. 10
Gambar 2.5 Dump Truck ........................................................................................................ 13
Gambar 2. 6 Wheel Loader ..................................................................................................... 13
Gambar 2.7 Peta Lokasi Pembangunan Tol Bawen – Salatiga ............................................... 16
Gambar 2.8 Penggalian Tanah ................................................................................................ 18
Gambar 2.9 Land Clearing Jalan............................................................................................. 21
Gambar 2.10 Galian Tanah Jalan ............................................................................................ 23
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan Biaya Pekerja Untuk Pekerjaan Land Clearing ..................................... 22
Tabel 2.3 Kebutuhan Biaya Material Untuk Pekerjn Land Clearing ....................................... 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Biaya Peralatan Untuk Pekerjaan Land Claring .................................... 22
Tabel 2.5 Kebutuhan Biaya Pekerja Untuk Pekerjaan Galian ................................................. 24
Tabel 2.6 Kebutuhan Biaya Material Untuk Pekerjaan Galian................................................ 24
Tabel 2.7 Kebutuhan Biaya Peralatan Untuk Pekerjaan Galian .............................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Land Clearing atau pembukaan lahan adalah proses pembersihan dan penyiapan
lahan sebelum dimulainya aktivitas pertanian, perkebunan, atau
penambangan/pembangunan suatu proyek konstruksi. Dalam usaha pembukaan lahan,
beberapa syarat yang perlu dipenuhi diantaranya yaitu:
1. Lahan yang akan dibuka bukan areal yang terlindungi atau bukan termasuk areal
konservasi.
2. Perlu memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
3. Perlu kajian komprehensif dari berbagai kajian keilmuan seerti agronomi,
meteorologi, dan hidrologi untuk menghindari terjadinya erosi atau longsor.
Berikut ini adalah prosedur land clearing yang harus diperhatikan oleh pihak
kontraktor dalam melaksanakan tugasnya:
1. Land clearing harus sesuai dengan peta yang telah direncanakan. Hindari
pembukaan lahan yang dapat menyebabkan kehidupan liar terganggu.
2. Tim Legal melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dengan baik dan
memberitahukan bahwa di sekitar lokasi mereka akan dilakukan land clearing.
3. Tim Legal dengan masyarakat sekitar dan pihak desa harus menghasilkan suatu
keputusan yang berupa surat pernyataan atau perjanjian. Hasil ini harus
disampaikan dan dipresentasikan kepada Manajemen Konstruksi (MK) land
clearing.
4. Kegiatan land clearing yang dilakukan oleh Tim Legal dan kontraktor harus
dilakukan blok per blok.
5. Pengukuran harus menggunakan GPS dan dipetakan menggunakan koordinat.
6. Tim Legal harus mempunyai kemampuan negosiasi yang baik dengan masyarakat.
7. Tim Legal menjelaskan bahwa proses ganti rugi tanah sesuai prosedur yang ada.
8. Lahan yang telah dilakukan land clearing harus dalam kondisi aman dan Tim legal
harus membuat pernyataan tersebut.
9. Identifikasi areal jalan dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) serta lakukan pengukuran,
isolasi areal tersebut agar tidak ditumbang.
Salah satu lokasi yang paling berat secara konstruksi di ruas tersebut, yaitu di
sekitar jembatan yang melintasi Kali Tuntang. Di titik itu terdapat tebing yang sangat
curam setinggi 50 meter sehingga harus dikupas dengan perkiraan jumlah 2 juta meter
kubik tanah untuk mencapai standar kemiringan jalan raya. Pengupasan yang dilakukan
menggunakan bulldozer yang akan dibawa oleh dump truck. Setelah pemberihan lahan
dilakukan selanjutnya adalah pemasangan patok di sepanjang proyek yang sudah di
rencanakan. Surveyor harus memastikan area kerja sudah dalam keadaan bersih dari
sampah, air, atau kotoran yang ada atau pembersihan lahan sudah dilakukan. Tujuannya
supaya untuk surveyor atau pekerja bisa menandai lokasi pekerjaan yang akan
demarking.
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan
tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas (“Manajemen Proyek : dari
Konseptual sampai Operasional”, Iman Soeharto, 2010).
Ada 3 batasan yang harus dipenuhi dalam proses mencapai tujuan proyek yaitu :
1. Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
2. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak
boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
3. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan.
2.1.4.1 Excavator
2.1.4.2 Bulldozer
Bulldozer merupakan alat berat yang secara umum digunakan untuk mengolah
lahan. Umumnya digunakan untuk mendorong material tanah, hasil galian, baik itu
ke arah depan, samping, ataupun untuk membuat suatu timbunan material. Jenis
bulldozer yang ada sekarang ini cukup bervariasi, Swamp bulldozer contohnya jenis
bulldozer yang digunakan dalam pengerjaan rawa. Crawler tractor dozer merupakan
bulldozer yang memakai roda kelabang. Wheel tractor dozer merupakan bulldozer
yang memakai roda karet.
Bulldozer adalah alat berat yang dilengkapi dengan pisau pendorong. Bagian
tersebut dapat digunakan untuk berbagai fungsi seperti menarik beban, meratakan,
menggali, dan menimbun tanah. Pada proyek yang memiliki tanah rawa
menggunakan swamp dozer dan tanah yang sangat keras menggunakan ripper atau
alat garpu. Bulldozer akan diangkut dengan kendaraan khusus apabila perlu
dipindahkan ke lokasi lain. Cara ini lebih aman mengingat roda bulldozer yang tidak
dirancang untuk perjalanan jauh. Selain itu, penggunaannya juga harus menggunakan
tenaga ahli yang dapat mengoperasikan dengan benar.
Manfaat buldozer adalah sebagai berikut:
1. Pembabatan Lahan
Bulldozer merupakan alat berat yang biasa digunakan untuk pembabatan
atau penebasan. Alat berat ini mampu menjalankan fungi clearing seperti
membersihkan lahan dari semak-semak, menebang pohon, dan mengangkat sisa
pohon yang sudah ditebang. Selain itu, bulldozer juga dapat membantu
sehingga hanya angkutan jarak pendek. Apalagi dengan roda besi dan roda
karetnya yang tidak efisien untuk angkutan jarak jauh.
5. Menyebarkan Material
Kegunaan lain dari bulldozer yaitu untuk menyebarkan material.
Contohnya adalah menyebarkan tanah untuk proyek pemerataan lahan.
Bulldozer dapat dengan mudah menyebarkan tanah yang menumpuk dan
menyebarkannya ke lokasi lain agar lahan dapat lebih rata. Fungsi ini juga
banyak digunakan pada proyek pembangunan. Bulldozer dapat mengangkut
material seperti pasir, semen, atau lainnya untuk disebarkan ke pos-pos yang ada
di proyek. Menggunakan bulldozer ini tentunya dapat mempercepat waktu.
6. Menimbun Kembali
Pada pengerjaan proyek seperti penanaman kabel di bawah tanah,
bulldozer sering digunakan untuk menggali lahan. Setelah itu, bulldozer akan
menimbun kembali galian lahan tersebut agar dapat tertutup seperti semula.
Selain untuk penanaman kabel, fungsi bulldozer untuk penimbunan tanah juga
banyak ditemui pada proyek pembuatan gorong-gorong, tiang penyangga
bangunan, dan menutup jalur pipa minyak atau pipa gas alam.
7. Manarik
Selain dari bagian cangkul baja yang bisa dimanfaatkan, kekuatan alat
berat ini juga bisa digunakan untuk fungsi lain. Salah satunya adalah menarik,
bulldozer dapat menarik peralatan mekanis yang rusak atau macet. Bulldozer
memiliki kekuatan yang cukup tangguh untuk menarik beban yang berat.
Komponen pada bulldozer juga terbuat dari baja yang kuat sehingga dapat
menarik beban berat termasuk alat-alat mekanis yang digunakan di lokasi
proyek.
Wheel Loader adalah salah satu alat berat yang mirip dengan Buldozer.
Perbedaan paling mencolok dari keduanya adalah pada bagian roda, Wheel Loader
menggunakan roda karet sedangkan Dozer Shovel menggunakan roda rantai. Dengan
Lokasi proyek pekerjaan yang dibahas dalam makalah ini adalah Jalan Tol Bawen-
Salatiga yang membentang dari Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang
sampai dengan Kecamata Sidorejo, Kota Salatiga sepanjang 17,5 km, yang melewati
medan lembah dan gunung yang dilaluinya. Salah satu jalan tol yang dibangun untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah Jalan Tol BawenSalatiga
yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Jalan Tol
Semarang-Solo dengan Jalan Tol SoloNgawi.Daerah lokasi pada proyek ini berada di
sekitar Gunung Merbabu, sehingga ketika proyek ini sudah jadi Gunung Merbabu akan
menjadi latar belakang pemandangan yang akan terlihat pada gerbang tol.
1. Persiapan
Tahap persiapan mencakup kegiatan pengadaan alat alat berat dan pemasangan
rambu keselamatan kerja. kontraktor harus memasang dan memelihara rambu lalu
lintas, rintangan, maupun fasilitas lainnya di setiap tempat dimana operasi konstruksi
dapat mengganggu lalu lintas. Hal ini dimaksudkan agar dapat melindungi pekerjaan,
menjaga keselamatan umum,dan memperlancar arus lalu lintas disekitar pekerjaan.
Semua rambu dan rintangan harus diberi garis-garis refleksi agar terlihat pada malam
hari.
2. Setting out lokasi pekerjaan oleh surveyor
Setting out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada pada
gambar rencana ke lapangan. Setting out dilakukan dengan pemasangan patokelevasi
untuk mnentukan lebar galian dan kedalaman galian (termasuk kemiringan
lereng/slooping). Pekerjaan setting out dilakukan oleh surveyor menggunakan alat
total station, tripod, dan prisma. Tahap awal kegiatan setting out adalah menghitung
terlebih dahulu jarak miring dan sudut datarnyasetiap titik as jalan dan setiap titik as
harus diberi notasi sesuai gambar kerja.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
tripod dan alat total station pada patok tetap (Bench Mark) sebagai referensi. Prisma
diarahkan ke tengah benang teropong hingga tepat dengan koordinat pada alat.
Setelah posisi prisma sudah tepat, pasang patok pada posisi prisma tersebut.
3. Pembersihan
Kegiatan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, dan pembuangan sampah
yang berada di atas muka tanah. Pada daerah galian, tanggul, pohon,dan akar harus
dibuang. Pembersihan dan pembongkaran terowongan, kanal, dan selokan ditentukan
sampai kedalaman yang diperlukan oleh kegiatan penggalian. Semua tanggul-tanggul
dan akar-akar dibersihkan sampai beradatidak kurang 50 cm dari permukaan bawah
lapis tanah dasar yang direncanakan.
4. Pengupasan top soil
Setelah kegiatan pembersihan selesai, kegiatan selanjutnya yaitu
pengupasanlapisan tanah atas atau top soil untuk mempersiapkan tanah asli. Top soil
merupakan tanah humus yang memiliki daya dukung rendah dan mudah rusakbila
mendapat beban sehingga tanah tersebut tidak cocok untuk pekerjaan konstruksi dan
harus dikupas. Penentuan kedalaman galian dilakukan dengan uji DCP terlebih
dahulu untuk mengetahui nikai CBR tanah asli. Hasil uji DCP tersebut menunjukkan
nilai CBR tanah asli yaitu 6 %, sehingga top soil harus dikupas sampai mencapai nilai
CBR tanah tersebut. Pada lokasi pekerjaan, kedalaman top soil yang harus dikupas
berbeda-beda antara kedalaman 60 cm sampai 70 cm.
Pengupasan dilakukan dengan menggunakan beberapa alat berat. Untuk lokasi
galian yang datar, proses pengupasan dilakukan dengan bulldozer yangmemiliki
kapasitas rata-rata 410,16 m2/jam, sedangkan penggalian dilakukan dengan
menggunakan excavator yang memiliki kapasitas bucket 1 m3 denganproduktivitas
rata-rata 19,54 m3/jam. Penggalian dilakukan dengan bertahap sesuai kapasitas alat
berat tersebut. Selanjutnya, tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dengan
excavator untuk dikirim ke disposal area.
5. Pembuangan Tanah Galian
Tanah galian harus dipilah terlebih dahulu sebelum dibuang. Semua bahan galian
tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkupproyek,
bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk penimbunan kembali.
Tanah yang tidak memenuhisyarat untuk timbunan kembali yaitu tanah
yangbersifat sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah besar akar atau
bahantetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau yang mengakibatkan kegagalan atau penurunan (settlement)
yang tidak dikehendaki. Tanah yang tidak memenuhi syarat dimanfaatkan warga
untuk dijdaikan batubata sehingga mampu meningkatkan taraf ekonomi warga.
6. Perapihan (finishing)
Hasil pekerjaan harus sudah terbentuk sesuai spesifikasi yang dituangkan dalam
gambar kerja. Hasil galian menghasilkan permukaan yang rata, artinyapermukaan
tidak bergelombang ataupun berongga. Apabila permukaan tanahhasil galian tidak
rata atau bergelombang, bagian yang menonjol harus dipotong atau dikupas sampai
batas ketinggian rencana ataupun bagian permukaan tanah berongga harus ditimbun
kemudian dipadatkan sehingga akan dihasilkan permukaan yang rata dan rapi.
Uraian Pekerjaan :
1. Buldozer mengupas dan membuang semak pada DAMIJA (Daerah Milik Jalan)
2. Lebar Pengupasan dan pembersihan = DAMIJA – lebar badan jalan
Kondisi Lapangan dan metode pelaksanaan:
1. Menggunakan alat berat (2400 m2/hari = 24 are/hari
2. Tidak ada pohon besar pada DAMIJA (hanya semak)
3. DAMIJA 12 m
4. Pembersihan DAMIJA 200 m perhari
5. Bakar sampah dilokasi pekerjaan
Uraian Pekerjaan :
1. Buldozer menggusur lapisan penutup dan menyiapkan kerikil galian untuk wheel
loader
2. Wheel loader memuati dump truck
3. Dump truck mengangkut kerikil galian ke lokasi pekerjaan atau penimbunan
4. Buldozer mengahmpar lapis penutup dan menyiapkan area untuk tanam ulang
Asumsi Penggunaan Alat Berat:
1. Menggunakan alat berat 360 m3/hari
2. Kapasitas wheel loader 60 m3/jam
3. Wheel loader memuati 18 truk/jam (6 jam kerja/hari)
4. 50 cm lapisan penutup dibuang untuk mendapatkan kerikil galian
5. Jumlah lapis penutup 1 m3 per 8 m3 kerikil galian
6. Sumber material tersedia bebas/dengan membayar ganti rugi royalti yang berlaku
7. Pengadaan/penimbunan dapat dilaksanakan 1 trip/jam/truk, dengan jarak 10 km dari
sumber .
8. Volume yang diukur berdasarkan 5 ton lepas/truk (BJ = 1,6)
9. Umur alat bantu rata-rata 1 bulan/orang/set @ 3 alat
Maka Total Biaya yang dibutuhkan untuk Pekerjaan Galian adalah Rp 90.878.600,00.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari proyek pembangunan tol Bawen-Salatiga ini di butuhkan satu hari pengerjaan land
clearing dengan volume 24 Are dimana hanya membutuhkan satu buah alat bulldozer untuk
menyelesaikannya. Setelah pembersihan lahan selesai dilanjut dengan pekerjaan galian tanah
yang dapat dilakukan dalam waktu satu hari juga dengan volume 160 m 3 , alat yang digunakan
pada pekerjaan ini adalah satu buat bulldozer, satu buah dumtruck, dan satu buah wheel loader.
3.2 Saran
Dalam mengerjakan suatu proyek harus memperhatikan kualitas pekerjaan dengan biaya
yang efisien. Sehingga pekerjaan yang dihasilkan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.asuransiastra.com/blog/10-jenis-alat-berat-beserta-fungsinya-untuk-proyek-
bangunan/
https://www.asuransiastra.com/blog/apa-itu-bulldozer-manfaat-penggunaan-alat-berat-
bulldozer/
https://www.asuransiastra.com/blog/mengenal-kendaraan-dump-truck-dan-cara-
mengoperasikannya/
https://wira.co.id/wheel-loader/
LAMPIRAN