Anda di halaman 1dari 1

Cerita Asal usul Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu objek wisata alam di Jawa Timur yang banyak dikunjungi
wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Gunung ini tergolong gunung yang masih aktif dengan aktifitas letusan 30 tahun sekali sejak abad 20.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, dahulu gunung ini konon terbentuk dari letusan
Gunung Tengger.

Gunung Tengger adalah gunung dengan ketinggian 4000 mdpl. Gunung tersebut menjadi gunung
tertinggi dan terbesar pada waktu itu.

Gunung Tengger kemudian Meletus dan menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari 8
kilometer. Meletusnya Gunung Tengger juga memunculkan 4 gunung baru yaitu, Gunung Watangan,
Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.

Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 mdpl dan berada di empat wilayah sekaligus yaitu,
Probolinggo, Pasuruan, Malang, Lumajang Jawa Timur. Asal nama Gunung Bromo adalah berasal dari
kepercayaan warga umat Hindu di sekitar.

Masyarakat percaya bahwa Gunung Bromo meninggalkan jejak Dewa Brahma, selain itu mereka
percaya bahwa Gunung Bromo adalah tempat bersemayam dewa yang melindungi mereka yaitu
Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.

Terdapat suku asli dari daerah tersebut, yaitu Suku Tengger. Suku Tengger diambil dari nama Roro
Anteng dan Joko Seger yang berhasil menikah setelah Roro Anteng menggagalkan usaha pria lain
menikahinya yaitu Kyai Bimo.

Roro Anteng dipercaya sebagai keturunan Kerajaan Majapahit dan titisan Dewa yang memiliki paras
cantik. Konon Kyai Bimo yang diberikan syarat untuk membuat lautan sebelum fajar tiba.

Anda mungkin juga menyukai