Anda di halaman 1dari 11

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK MAHARAH QIRA’AH

Isfaroza
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
E-mail: isfaroza@gmail.com

Abstrak
Kegiatan pembelajaran baik itu pembelajaran bahasa maupun pembelajaran dalam
bidang lain tentu dapat menimbulkan rasa bosan ketika dilakukan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Keberadaan media pembelajaran
dapat membantu pendidik dalam mengoptimalkan pencapaian kompetensi sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dengan demikian, seorang
pendidik dituntut untuk memiliki keterampilan yang berhubungan dengan
penggunaan media pembelajaran. Selain itu, media yang mempunyai fungsi sebagai
salah satu sumber belajar dan penyalur informasi juga berperan penting dalam
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Pesan yang disampaikan pendidik
akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh peserta didik ketika
disampaikan melalui media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran pun tidak
dapat dilakukan secara sembarangan. Seorang pendidik harus memilih dengan
saksama media pembelajaran yang akan digunakan agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Hal tersebut juga berlaku dalam pemilihan
media pembelajaran untuk maharah qira’ah, pendidik harus memperhatikan
pemilihan media sebagai sarana dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Maharah Qira’ah

PENDAHULUAN
Bahasa memiliki sebuah urgensi tersendiri pada era globalisasi seperti sekarang
ini lebih-lebih jika ditinjau dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Seperti yang
telah diketahui bersama saat ini bahasa Arab telah menjadi salah satu bahasa
Internasional sehingga memiliki nilai penting untuk dikuasai oleh setiap orang.
Bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang digunakan secara luas dalam setiap lini
kehidupan khususnya bagi umat Islam.
Sadar akan nilai penting bahasa Arab bagi umat Islam, maka diperlukan sebuah
upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi individu dalam penguasaan bahasa
Arab. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran bahasa Arab
sejak dini di sekolah-sekolah ataupun madrasah-madrasah. Mengingat semakin
ketatnya persaingan dengan bangsa lain maka lulusan suatu sekolah diharuskan untuk
mempunyai kemampuan produktif yang harus pula ditunjang dengan kemampuan
berbahasa yang mumpuni, salah satunya bahasa Arab.1
Saat ini pembelajaran bahasa Arab lebih menekankan siswa untuk menghafal kata
dan kaidah-kaidah (qawaid) bahasa Arab, sehingga tidak jarang menimbulkan
ketakutan siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab yang memiliki citra sulit untuk
dikuasai. Siswa juga merasa bosan dan malas ketika pembelajaran yang dilaksanakan
hanya seputar membaca dan menterjemahkan teks Arab, akibatnya siswa menjadi
pasif dalam mengikuti pembelajaran.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab siswa kurang aktif pada saat
pembelajaran, di antaranya: minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
yang cenderung rendah, model pembelajaran yang yang digunakan kurang menarik
bagi siswa, penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat sasaran, kesalahan
paradigma dan sikap guru dalam menyampaikan pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut, seorang pendidik perlu untuk menerapkan strategi
khusus dalam pembelajaran bahasa Arab untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan salah satunya dengan cara menggunakan media pembelajaran
bahasa Arab sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dalam suatu pembelajaran.
Media pembelajaran bahasa Arab yang akan dijelaskan di sini adalah terkait dengan

1
Jauhar Ali, Outbound as The Alternative Method to Have Fun Arabic Learning, ( Jurnal Alsinatuna, 3
(2) , 247. Doi: 10. 28918/alsinatuna.v3i2.1276, 2018).
pemilihan media pembelajaran bahasa Arab untuk maharah qira’ah. Dengan
demikian pembelajaran bahasa Arab khususnya maharah qira’ah diharapkan dapat
berlangsung secara menyenangkan sehingga dapat meningkatkan pasrtisipasi aktif
siswa.
MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media pembelajaran diambil dari bahasa Latin medium yang memiliki arti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran bahasa Arab, media berfungsi
sebagai pengantar informasi ataupun pesan yang disampaikan guru kepada siswa.
Menurut Oemar Hamalik, media pembelajaran adalah seperangkat alat, metode, dan
tehnik yang digunakan untuk mengefektifkan interaksi dan komunikasi antara guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.2
Media mempunyai urgensi tersendiri dalam proses pembelajaran. Kehadiran
media dalam pembelajaran dapat meminimalisir ketidakjelasan pesan yang
disampaikan oleh guru kepada siswa. Selain itu, penyampaian materi yang kompleks
dapat disajikan dengan lebih sederhana melalui penggunaan media. Keabstrakan
materi pelajaran yang akan disampaikan guru pun dapat disajikan dengan lebih
konkret melalui penggunaan media. Namun perlu ditekankan bahwa media tidak
dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran jika tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
harus senantiasa dijadikan dasar dan acuan oleh seorang guru dalam memilih dan
menggunakan media. Jika tujuan pembelajaran tersebut diabaikan bukan tidak
mungkin penggunaan media justru dapat menjadi penghambat dalam menyampaikan
sebuah informasi kepada siswa.3
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran pada dasarnya bersumber dari
konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Untuk itu, Azhar Arsyad mengemukakan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
dalam memilih media pembelajaran sebagai berikut:

2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 57.
3
M. Khalilluh, Permainan Teka-Teki Silang Sebagai Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Jurnal
Pemikiran Islam, Vol. 30, No. 1 Januari, 2012)
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan dengan
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman terhadap suatu konsep, dan lain-lain.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi
Media seperti film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda,
oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan yang berbeda pula untuk
memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media
harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan
mental siswa.
3. Praktis, luwes, dan bertahan
Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya dalam penggunaan
media yang dipilih maka hal tersebut tidak dapat dipaksakan. Media yang mahal
dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai
media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang
ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih
sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang
tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
4. Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media yang digunakan, guru
harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat
media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor slide dan
film, komputer, dan peralatan yang canggih lainnya tidak akan mempunyai arti
apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran
sebagi upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5. Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk
jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi syarat
teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan
yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain
yang berupa latar belakang.4
Sejalan dengan kriteria pemilihan media pembelajaran, ada pula beberapa
pendekatan yang perlu ditempuh untuk mengkaji media sebagai bagian integral dalam
proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh:
Pertama, kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajran. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator tersebut bisa
dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa
yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya
adalah dari segi bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman
yang harus dicapai, dengan demikian guru bisa mempertimbangkan media apa yang
sesuai umtuk penyampaian bahan tersebut.
Ketiga, familiaritas media dan karakteristik siswa ataupun guru, yaitu mengkaji
sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan. Hal lain yang terkait dengan
karakteristik baik berupa kuantitatif maupun kualitatif dari siswa juga akan
berpengaruh terhadap media yang akan digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan
media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang
ada ataupun yang akan dikembangkan.5

MAHARAH QIRA’AH

4
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.
93.
5
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm. 104.
Pembelajaran bahasa Arab mempunyai beberapa unsur bahasa yang meliputi tata
bunyi, tata tulis, tata kata, tata kalimat, dan kosa kata. Adapun keterampilan dalam
berbahasa meliputi kemampuan istima', kalam, qira'ah, dan kitabah. Dewasa ini cara
atau tehnik untuk melatih dan mengajarkan unsur-unsur keterampilan berbahasa
tersebut telah banyak dikembangkan.
Membaca (al-qira'ah) adalah aktivitas pembaca yang meliputi meresepsi,
menganalisis, dan menginterpretasi sebuah tulisan untuk memahami pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis. Aktivitas membaca ini mencakup dua hal, yakni
membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring (qira’ah jahriyah)
sendiri merupakan aktivitas membaca dengan keras yang dilakukan di depan umum.
Adapun membaca dalam hati (qira’ah shamitah) merupakan aktivitas membaca yang
dilakukan dengan saksama yang bermaksud untuk memperoleh pemahaman dari
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam sebuah tulisan.6
Keterampilan berbahasa dalam hal ini maharah qira'ah dapat dikembangkan
dengan latihan-latihan tertentu setelah seseorang melaksanakan latihan-latihan dalam
maharah kalam. Tingkat penguasaan qawaid atau gramatika bahasa Arab yang
dimiliki oleh seorang pembaca sangat mempengaruhi keterampilan membacanya.
Gramatika yang dimaksud adalah penguasaan ilmu nahwu (sintaksis) dan sharaf
(morfologi). Penguasaaan gramatika tersebut memiliki andil yang besar bagi pembaca
dalam memahami isi ataupun pesan tersirat dari sebuah teks ataupun ungkapan
bahasa Arab. Oleh karena itu, memahami gramatika bahasa Arab merupakan hal
pertama yang harus dilakukan agar dapat memahami dan membaca teks Arab dengan
benar.
Keterampilan membaca teks Arab seorang siswa dapat diukur dari beberapa
indikator yang meliputi: (1) mampu melafalkan huruf, kata, dan kalimat sesuai
dengan yang tertera pada teks qira’ah;(2) mampu mengidentifikasi struktur kalimat
dengan memberi syakal pada huruf, kata dan kalimat sesuai dengan yang tertera pada
teks qira’ah; (3) mampu mengetahui makna dari teks yang dibaca. Dengan demikian

6
Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva Press, 2016),
hlm. 105.
evaluasi yang dilaksanakan untuk mengukur tingkat keterampilan membaca seorang
siswa harus mengacu pada ketiga indikator tersebut. Apabila seorang siswa tidak
menguasai ketiga indikator tersebut, maka hal itu mengindikasikan bahwa siswa
belum mempunyai keterampilan membaca sebagaimana yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran maharah qira'ah.7
Ragam kegiatan pembelajaran maharah qira’ah dapat berbeda-beda pada masing-
masing sekolah ataupun lembaga pendidikan, hal ini tergantung pada indikator dan
tujuan yang hendak dicapai. Latihan-latihan untuk mengasah maharah qira’ah dapat
dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu: (1) melafalkan huruf sesuai
dengan makhraj serta dapat membedakan pelafalan huruf yang mirip ataupun
berdekatan; (2) mempertemukan lambang dengan makna; (3) memahami bacaan baik
secara umum maupun spesifik; (4) gerakan mata yang tepat dan sesuai; (5)
membedakan hamzah washal dan hamzah qatha’; (6) memperhatikan panjang dan
pendeknya harakat; (7) tidak salah baca antara huruf satu dan lainnya; (8) tidak
menambah huruf selain huruf asli yang terdapat dalam teks; (9) tidak menghilangkan
salah satu huruf asli yang terdapat dalam teks; (10) memperhatikan tanda baca, waktu
dan tempat jeda; (11) mampu menemukan gagasan utama dalam teks; (12)
membedakan gagasan utama dengan gagasan penjelas; (13) menghayati teks bacaan;
(14) menganalisis teks yang dibaca; (15) penekanan suara sesuai dengan kandungan
teks; (16) tidak ragu dan mengulang-ulang saat membaca sebuah kata dalam teks.
Aspek-aspek tersebut perlu dijadikan pedoman oleh seorang pendidik yang melatih
maharah qira’ah.8
Tujuan pembelajaran maharah qira’ah dapat dioptimalkan dengan memberikan
latihan-latihan yang disesuaikan dengan indikator pencapaian. Adapun langkah-
langkah pembelajaran maharah qira’ah sebagaimana yang dikemukakan oleh Amin
Santoso adalah sebagai berikut: (1) siswa melafalkan kata dan kalimat sesuai dengan
makhraj; (2) siswa membaca teks qira’ah dengan benar sesuai struktur kalimat; (3)

7
Amin Santoso, Modul Materi Praktikum Mata Kuliah Pembelajaarn Bahasa Arab, (Pontianak: STAIN
Pontianak, 2011),hlm. 55.
8
Al-Ghali & Abdullah, Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab, (Padang: Akademia Permata, 2012), hlm. 38.
siswa mengidentifikasi struktur kalimat, makna kata dan kalimat dalam teks dengan
benar; (4) siswa membaca pertanyaan seputar teks qira’ah; (5) siswa membaca dalam
hati (qira’ah shamitah) teks qira’ah; (6) siswa memahami makna yang tersirat dalam
teks qira’ah.
Evaluasi pembelajaran maharah qira’ah dapat diukur dengan memberikan
serangkaian tes kepada siswa. Tes sebagai instrumen penilaian tingkat keberhasilan
suatu pembelajaran tentunya perlu untuk disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Sehingga soal yang disajikan kepada siswa harus mengacu pada
indikator pencapaian dalam pembelajaran. Di antara model soal tes untuk evaluasi
maharah qira’ah adalah: (1) tes melafalkan huruf sesuai dengan makhraj; (2) tes
mengidentifikasi struktur kalimat dalam sebuah teks; (3) tes mencari makna atau
pesan dari teks yang disajikan.9
MEDIA PEMBELAJARAN MAHARAH QIRA’AH
Kegiatan memahami pesan dan informasi yang disajikan dalam sebuah teks Arab
tentu sangat memerlukan keterampilan membaca teks Arab dengan benar. Setiap
informasi dalam bentuk tulisan baik itu dari yang terkecil seperti kata dan yang
terbesar seperti paragraf yang terdapat dalam jurnal, artikel maupun buku hanya dapat
dipahami jika seseorang mempunyai keterampilah dalam membaca. Berikut ini
adalah beberapa media yang dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran untuk
maharah qira’ah:
1. Kartu (Al-Bithoqot)
Kartu biasanya terbuat dari kertas yang keras atau tebal, dan di dalam masing-
masing bagian depan dan belakang terdapat kata, frasa, kalimat, atau ungkapan.
Untuk ukuran kartu bisa disesuaikan dengan kebutuhan guru, yang terpenting
adalah bahwa tulisan dalam kartu tersebut harus terlihat oleh siswa yang duduk
paling belakang. Kartu pada umumnya digunakan guru unyuk melatih siswa
membaca kata, kalimat atau ungkapan yang sempurna tanpa melakukan analisa
terhadap apa yang dibaca. Kartu juga digunakan untuk mengembangkan

9
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaarn Bahasa Arab, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 144.
pengetahuan siswa tentang kosakata, latihan pola-pola tatanan bahasa dan
membaca secara keras.
2. Laboratorium Baca
Laboratorium baca merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan
untuk mengembangkan keterampilan membaca. Laboratorium baca biasanya
terdiri dari sejumlah kitab-kitab kecil yang berisi materi bahasa yang telah
tersusun secara sistematis dari yang sederhana sampai kompleks agar dapat
membantu siswa melatih kemampuan membacanya.
3. Komik
Komik merupakan salah satu media yang menyajikan gambar komunikasi
secara visual dengan penyampaian informasi yang popular, menarik dan mudah
dimengerti bagi siswa. Informasi yang disajikan dalam komik berbentuk dialog-
dialog tulisan yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga mudah untuk
diingat oleh pembaca.
Komik dapat pula digunakan sebagai media dalam pembelajaran bahasa Arab
dalam hal ini untuk peningkatan kemampuan atau maharah qira’ah siswa.
Adanya gambar-gambar unik dan menarik dalam komik dapat memotivasi siswa
untuk memahami materi pelajaran yang ada di dalamnya. Masalah-masalah yang
disajikan dalam komik sangat berdekatan dengan kehidupan anak-anak, seperti
nilai kepahlawanan, petualangan atau tentang kehidupan sehari-hari. Selain itu,
bahasa yang digunakan dalam komik juga sederhana dan tidak berbelit-belit
sehingga mudah dicerna oleh anak-anak.
Adapun langkah-langkah penggunaan komik sebagai media untuk
pembelajaran maharah qira’ah adalah sebagai berikut:
1. Sebelum memulai pelajaran guru menyampaikan materi pelajaran dalam
komik. Guru membaca dan menjelaskan cerita dalam komik tersebut. Pada saat
membaca siswa menirukan apa yang dibacakan oleh guru agar mereka dapat
mengerti topik, tokoh, dan alur cerita dari komik tersebut.
2. Setelah membaca keseluruhan cerita dalam komik, guru memberikan kosa kata
baru yang ditemukan dalam cerita komik tersebut. Hal ini bertujuan unntuk
menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Arab yang dimiliki oleh siswa.
3. Kemudian siswa diminta untuk memahami materi pelajaran dalam komik
dengan cara membaca dalam hati selama 10 menit.
4. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi, guru meminta siswa untuk mendiskusikan
materi pelajaran dalam komik. Guru menunjuk beberapa siswa untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan siswa lain. Apabila jawaban dari siswa masih slah,
guru dapat memberikan sedikit penjelasan tentang isi bacaan dalam komik
tersebut.
5. Untuk memahami tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang
disajikan, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan kembali isi komik
yang mereka baca dengan bahasa mereka sendiri.
6. Sebagai bentuk tes terhadap materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat
memberi siswa beberapa pertanyaan. Pertanyaan bisa disajikan dalam bentuk
pilihan ganda, esai, maupun dengan melengkapi kalimat yang rumpang.
7. Evaluasi adalah langkah terakhir yang dilakukan oleh guru. Guru memberikan
ujian tentang materi dalam komik. Dari ujian tersebut guru dapat melihat
keefektifan proses pembelajaran maharah qira’ah ketika menggunakan media
komik.10

SIMPULAN
Pemilihan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah
satu penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran. Kedudukan media sebagai
perantara dalam menyampaikan informasi dan pesan kepada peserta didik memiliki
urgensi tersendiri bagi guru. Dengan penggunaan media kesulitan-kesulitan dalam
penyampaian materi dapat teratasi. Selain itu, penggunaan media dalam pembelajaran
juga dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat serta aktif dalam pembelajaran

10
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Maliki Press, 2017), hlm.
70-77.
karena materi yang disajikan lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Karena
urgensi tersebut, pemilihan media harus memperhatikan kriteria-kriteria tertentu
seperti keluwesan, akses, mutu, biaya, dan kesesuaian media yang akan digunakan
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan agar pembelajaran berlangsung
secara efektif dan optimal. Media juga diperlukan dalam pembelajaran maharah
qira’ah. Untuk melatih keterampilan membaca siswa, guru dapat menggunakan
media pembelajaran seperti kartu, laboratorium baca, dan komik sehingga
pembelajaran maharah qira’ah dapat berjalan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Jauhar Ali. (2018). Outbound as The Alternative Method to Have Fun Arabic
Learning. ( Jurnal Alsinatuna, 3 (2) , 247. Doi: 10. 28918/alsinatuna.v3i2.1276).
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara).
Khalilluh, M. (2012). Permainan Teka-Teki Silang Sebagai Media Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. (Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 30, No. 1, Januari).
Arsyad, Azhar. (2003). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Sudjana, Nana. (1991). Media Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru).
Ulin, Nuha. (2016). Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab.
(Yogyakarta: Diva Press).
Santoso, Amin. (2011). Modul Materi Praktikum Mata Kuliah Pembelajaarn Bahasa
Arab. (Pontianak: STAIN Pontianak).
Ghali, Al & Abdullah. (2012). Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab. (Padang:
Akademia Permata).
Hermawan, Acep. (2014). Metodologi Pembelajaarn Bahasa Arab. (Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya).
Rosyidi, Abdul Wahab. (2017). Media Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN
Maliki Press).

Anda mungkin juga menyukai