Anda di halaman 1dari 13

A. Indra Nihlah Annashih, S.

Pd
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI KEGIATAN
WEBINAR FORUM SERI 100 PEDULI IKLIM KONSERVASI
ENERGI

DISUSUN OLEH:

A. Indra Nihlah Annashih, S.Pd

NIP.19950321 202012 1 004

SDN Semolowaru IV/614 Surabaya

JI. Semolowaru timur II No.1 (Semolowaru Elok Blok AC)


SurabayaDINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pengembangan diri Kegiatan Webinar Forum Seri 100 Peduli


Iklim Konservasi Energi telah disusun dan diimplementasikan dengan baik
dalampeningkatan mutu pendidikan di SDN Semolowaru IV/614 Surabaya

oleh:

A. INDRA NIHLAH ANNASHIH, S.Pd

Disetujui dan disahkan oleh:

Mengetahui Surabaya, 1 Oktober 2022


Kepala SDN Semolowaru IV- Koordinator PKB
614 SDN Semolowaru IV/614

Sjam Lahardo, S.Pd., M.M.Pd. SRI KUSTIARA, SH.


NIP. 196909291993031012 NIP. 196309062014122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Hidayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penyusunan
Laporan Pengembangan Diri ini dapat diselesaikan dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Laporan Pengembangan Diri ini berisikan tentang
Kegiatan Webinar Forum Seri 100 Peduli Iklim Konservasi Energi. Laporan
Pengembangan Diri ini dapat memberikan informasi kepada kita tentang peran
guru dalam pembelajaran maupun kinerja guru yang baik dan optimal.
Kami mengakui bahwa Laporan Pengembangan Diri ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang membangun sehingga kedepannya
Laporan Pengembangan Diri kami bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat
langsung dalam penyusunan Laporan Pengembangan Diri ini sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan merangkul kita dalam dekapan
mulianya dan juga meridhoi segala usaha kita. Amin ya robbalalamin

Surabaya, 1 Oktober 2022

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konservasi energi sebagai sebuah pilar manajemen energi nasional belum mendapat
perhatian yang memadai di Indonesia. Manajemen energi di tanah air selama ini lebih
memprioritaskan pada bagaimana menyediakan energi atau memperluas akses terhadap
energi kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan
eksploitasi bahan bakar fosil atau pembangunan listrik perdesaan. Konsumsi energi di
sisi yang lain masih dibiarkan meningkat dengan cepat, lebih cepat daripada
pertumbuhan ekonomi. Ini ditunjukkan misalnya oleh permintaan terhadap tenaga listrik.
Konservasi energi akan mendatangkan manfaat bukan hanya untuk masyarakat yang
konsumsi energi per kapitanya telah sangat tinggi, namun juga oleh negara yang
konsumsi energi per kapitanya rendah, seperti Indonesia. Dengan melakukan konservasi
maka seolaholah kita menemukan sumber energi baru. Bila Indonesia dapat menghemat
konsumsi BBMnya sekitar 10 persen saja, maka itu berarti menemukan lapangan minyak
baru yang dapat memproduksi sekitar barel per hari, yang dalam kenyataannya
membutuhkan biaya yang cukup besar untuk eksplorasi dan memproduksinya. Biaya
yang dapat dihemat dengan melakukan konservasi sangat besar. Konservasi energi
bermanfaat bukan hanya untuk menekan konsumsi dan biaya konsumsi energi, namun
juga memberikan dampak yang lebih baik terhadap lingkungan. Sebagai dimaklumi,
sumber utama pemanasan global yang dikhawatirkan masyarakat planet bumi kini adalah
pembakaran bahan bakar fosil, atau aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan
energi. Kegiatan pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang ditunjukkan oleh
kegiatan transportasi, menghasilkan berbagai polutan seperti CO x, NO x maupun SO x
di samping partikel debu yang mengotorkan udara. Salah satu faktor yang membuat
konservasi energi tidak berkembang di Indonesia adalah adanya pandangan di kalangan
masyarakat bahwa Indonesia adalah negara yang dianugerahi dengan kekayaan
sumberdaya energi yang berlimpah, dan karena itu menggunakan energi secara hemat
tidak dianggap sebagai sebuah keharusan. Pemahaman konservasi energi sebagai
tindakan praktis juga belum berkembang di kalangan masyarakat karena masih
langkanya penyebarluasan informasi atau kampanye mengenai teknik-teknik konservasi

4
energi. Peraturan perundang-undangan mengenai konservasi energi pun belum
dikembangkan. Demikian pula, pembentukan Badan Khusus di kalangan pemerintah/
swasta yang menangani masalah konservasi energi juga belum didirikan. Kerugian
karena tidak menerapkan program konservasi energi sebetulnya sudah dirasakan di tanah
air. Berapa kerugian karena tidak melakukan konservasi energi dengan benar merupakan
angka yang belum pernah kita hitung. Penyakit yang dilahirkan dari pola konsumsi BBM
nasional yang tidak sehat ( subsidi BBM, penyelundupan, pengoplosan, serta biaya
politik yang ditimbulkannya) sedikit banyak dapat diatasi bila kita melakukan konservasi
energi dengan ketat, khususnya di sektor transportasi. Rugi-rugi (losses) dalam
pengusahaan listrik nasional.
dapat ditekan bila kesadaran melakukan efisiensi dan konservasi energi telah berkembang
di kalangan masyarakat dan perusahaan listrik itu sendiri. Banyak industri dapat menekan
biaya produksi mereka bila perhatian mengenai bagaimana dapat menggunakan energi
secara hemat dipraktekkan dalam kegiatan industri sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan konservasi energi?
2. Mengapa Perlu dilakukan konservasi energi?
3. Apa saja bentuk teknologi dalam konservasi energi?
4. Apa saja peraturan yang mengatur tentang konservasi energi?
5. Bagaimana teknologi konservasi energi di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


1. Mengetahui pengertian konservasi energi
2. Mengetahui teknologi-teknologi dalam melakukan konservasi energi
3. Mengetahui peraturan perundangan tentang konservasi energi
4. Mengetahui konsep konservasi energi di Indonesia

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara efisien
dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan
untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal sesuai
kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat energi
hemat biaya yang bertujuan untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa
sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara
efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi Usaha usaha
konservasi energi ini dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan
efisiensi dari energi yang digunakan, sehingga konsumsi energi yang digunakan dapat
ditekan. Konservasi energi dapat mengurangi konsumsi energi dan kebutuhan energi per
kapita. Selain itu, konservasi energi juga berperan penting dalam mengurangi kebutuhan
impor energi maupun kebutuhan power plant.

2.2 Manfaat
Konservasi Energi Apabila berhasil diaplikasikan, maka konservasi energi dapat
meningkatkan pendapatan per kapita negara, kualitas lingkungan yang baik, kemanan
nasional, kemanan personal, dan kenyamanan masyarakat. Dengan kemampuannya untuk
mengurangi emisi, konservasi energi berperan penting dalam mereduksi laju perubahan
iklim global. Beberapa isu terkait konservasi energi dan pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari hari yaitu diantaranya: Teori ekonomi standar menyarankan
perkembangan teknologi untuk lebih memfokuskan diri ke arah efisiensi energi, daripada
pengurangan energi itu sendiri.
Studi kesehatan menunjukkan bahwa sakit kepala, stress, dan keabnormalan tekanan
darah dapat dipengaruhi oleh iluminasi berlebih dari tempat kerja. Maka, iluminasi dari
daylight saja sudah cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sekaligus
dapat mereduksi pemakaian energi yang berasal dari lampu. Kegunaan dari
telekomunikasi dapat mereduksi pemakaian energi, karena pekerjaan pekerjaan tertentu
terkait telekomunikasi dapat dilakukan di rumah. Konsumen seringkali jarang

6
mendapatkan penyuluhan tentang penghematan energi, maka sekarang beredar produk
produk dengan ecolabel, produk bersertifikasi dalam efisiensi energi.

2.3 Teknologi Konservasi Energi


Untuk menjalankan konservasi energi tersebut dilakukan teknologi konservasi energi.
Yang dimana teknologi konservasi energi merupakan. pengembangkan melalui
pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam
yang berupa sumber energi alternatif Contoh Pemanfaatan Energi Alternatif a. Energi Air
( mikrohidro ) b. Energi Angin c. Energi Surya d. Biodisel A. Energi Air (mikrohidro)
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
(resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad
instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka
semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Gambar
1. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro

B. Energi Angin Turbin Angin Merupakan kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan prinsip konversi energi kinetik
menjadi listrik. Gambar 2. Sistem Pembangkit listrik tenaga angin C. Energi Surya
Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi
surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan
barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia
(KBI) sekitar 4,5 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan
Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kwh/m 2 /hari dengan
variasi bulanan sekitar 9%. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2
(dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan
energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak
(kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan,
tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk

7
memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di
Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.
Ada dua macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu: Teknologi energi
surya fotovoltaik; Teknologi energi surya termal. D. Biodisel Biodiesel adalah bahan
bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya ester metil)
yang dibuat dari minyak nabati melalui proses trans atau esterifikasi. stilah biodiesel
identik dengan bahan bakar murni. Campuran biodiesel (BXX) adalah biodiesel sebanyak
XX`% yang telah dicampur dengan solar sejumlah 1-XX % Bahan bakar mesin diesel
yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak. Dibuat dari minyaklemak nabati dengan
proses metanolisis/etanolisis. Produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas)
dengan proses esterifi-kasi dgn metanol/etanol. Produk-ikutan : air Kompatibel dengan
solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm.
BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100.
Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2!. 2.4
Konservasi Energi Di Indonesia Konservasi energi sebagai pilar manajemen energi
nasional kini tidak mendapat perhatian yang memadai di tanah air. Indonesia berdasarkan
data intensitas energi adalah negara yang produktivitas pemanfaatan energinya sangat
rendah dibandingkan banyak negara di Asia. Energi di Indonesia, termasuk BBM,
digunakan secara boros. Potensi untuk melakukan konservasi energi sesungguhnya sangat
terbuka di tanah air. Gambar 2 memperlihatkan pengunaan energi berdasarkan jenis dan
sektor pemakai di Indonesia. Tampak jelas bahwa BBM merupakan jenis energi yang
paling banyak dikonsumsi di Indonesia dan bahwa sektor transportasi adalah pemakai
utama BBM.
Gambar 3. Konsumsi energi final berdasar jenis dan sektor (2003) Beberapa studi
memperkirakan potensi Indonesia untuk melakukan efisiensi pemakaian energi berkisar
persen. Dari Gambar 2 terlihat bahwa bahwa transportasi merupakan sektor pemakai
energi yang sangat potensial untuk ditingkatkan efisiensinya. Sektor lain seperti industri,
perkantoran, rumah tangga maupun penyediaan tenaga listrik juga sangat terbuka untuk
ditingkatkan efisiensi pemanfaatan energinya. Banyak teknik dapat dimanfaatkan untuk
melakukan konservasi energi. Kesadaran untuk melakukan konservasi energi sebenarnya
sudah pernah muncul di tanah air, khususnya pada periode Krisis Minyak Dunia akhir
1970-an. Resesi ekonomi dunia yang berkepenjangan sebagai akibat naiknya harga

8
minyak dunia kala itu (walaupun berarti oil boom di Indonesia) cukup merisaukan
sejumlah analis energi di tanah air, khususnya karena kekhawatiran bahwa kekayaan
minyak bumi Indonesia tidak akan berumur lama, apalagi bila pola konsumsinya tidak
dihemat. Instruksi Presiden tentang Konservasi Energi diterbitkan tahun 1982 (InPres No.
9/1982) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 43 Tahun Di
kalangan masyarakat muncul Lembaga Swadaya Masyarakat (Masyarakat Hemat Energi)
yang menaruh perhatian terhadap konservasi energi. Sebuah ESCO didirikan oleh
pemerintah yang kemudian menjadikannya BUMN di bidang energi (PT KONEBA).
PLN melakukan beberapa proyek manajemen sisi permintaan (demand side management)
untuk menekan konsumsi listrik di sisi pemakaian. Departemen Energi melakukan
sejumlah proyek percontohan konservasi energi, misalnya di gedung kantor pemerintah
(hal serupa dilakukan di gedung kampus perguruan tinggi). Pemerintah bahkan sempat
menerbitkan dokumen RIKEN (Rencana Induk Konservasi Energi) yang namun tidak
diikuti dengan rencana tindak (action pan) yang jelas. Gerakan konservasi energi yang
secara parsial dan skala kecil sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah dan elemen
masyarakat tersebut tidak menimbulkan gaung yang cukup besar
atau diikuti dengan tindakan konservasi energi yang lebih luas. Bahkan, sejak 1990-an,
ketika konsumsi energi di Indonesia sudah jauh membengkak, kegiatan konservasi energi
bahkan nyaris dilupakan. Konsumsi energi cenderung makin boros, harga energi tidak
disesuaikan dengan nilai ekonominya, dan beban subsidi yang ditanggung oleh APBN
untuk membiayai pemakaian energi oleh masyarakat (dalam bentuk subsidi BBM dan
listrik) semakin bengkak. Akibat lain lain adalah polusi yang makin parah karena kegiatan
pemakaian energi, khususnya dalam transportasi perkotaan. Membiarkan pola konsumsi
energi berlangsung dengan boros akan sangat merugikan, baik dari sisi ekonomi,
lingkungan maupun upaya untuk mempertahankan manfaat dari sumberdaya energi itu
sendiri. Karena penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat mengabaikan upaya-upaya
konservasi energi tersebut sudah cukup parah, maka konservasi energi sebagai keharusan
sudah tak boleh ditunda lagi pelaksanaannya di Indonesia. Dengan demikian, perlu sekali
menggalakkan konservasi energi untuk setiap sektor pemakai energi (transportasi,
industri, perkantoran, rumahtangga) serta setiap jenis energi yang digunakan (khususnya
BBM). Bagaimana setengah memaksa atau membangun kesadaran masyarakat/
pemerintah untuk menjadikan konservasi energi sebagai budaya baru perlu

9
dikembangkan. Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mengefektifkan
gerakan konservasi energi, menurut hemat penulis, adalah: Kampanye hemat energi,
melakukan audit energi (cuma-cuma), menyebarkan teknikteknik konservasi energi,
memberikan insentif untuk melakukan efisiensi pemanfaatan energi. Menyiapkan
Undang-Undang Konservasi Energi Membentuk Pusat Konservasi Energi Nasional

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Makalah yang telah dibuat dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1. Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara
efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal
sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat
energi hemat biaya )
2. Tujuan Konservasi Energi yaitu memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa
sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara
efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi
3. Teknologi Konservasi energi dapat berupa pemanfaatan sumber energi alternatif
seperti mikro hidro, turbin angin, bio diesel dan lain lain.
4. Hal hal yang dapat dilakukan untuk menggalakan konservasi di Indonesia antara lain
mengadakan kampanye hemat energi, membuat undang-undang konservasi energi serta
membentuk pusat konservasi energi nasional.

11
FOTO KEGIATAN

12

Anda mungkin juga menyukai