Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENEGAKAN ADMINISTRASI LINGKUNGAN


ADMINISTRASI LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:

Nama : Ananda Eka Safitri


Nim : S1A120047
Kelas : B

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini yang berjudul “PENEGAKAN ADMINISTRASI
LINGKUNGAN ” dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa Bermanfaat bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari,26 Desember 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1. Pengertian Administrasi Lingkungan 3

2.2. Konsep Hukum Lingkungan 3

2.3 Asas – Asas Pemerintah dalam Hukum Lingkungan 4

2.4. Tujuan dan Fungsi Hukum Lingkungan 5

2.5. Tindak Pidana dalam Hukum Lingkungan 6

2.6. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 7

2.7. Manfaat Penegakan Hukum Administrasi Lingkungan 8

BAB III PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum Lingkungan yang pada awalnya bersifat sederhana dan
mengandung aspek keperdataan, tetapi dalam perkembangannya bergeser ke
arah hukum administrasi negara. Hukum sebagai kumpulan peraturan atau
kaedah mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif berperan
memberikan jaminan, perlindungan, kepastian, dan arah pembangunan, serta
instrumen kebijakan, telah ada banyak aturan yang bertujuan agar lingkungan
kita tetap baik dan ramah, baik dalam ranah Hukum Pidana maupun dalam
ranah Hukum Administrasi, namun alih-alih untuk ditegakkan, tak jarang yang
terjadi adalah pembiaran pemandulan aturan hukum.
Untuk itu, dengan mengingat sudah sedemikian gawat dan daruratnya
lingkungan hidup kita ini, maka yang diperlukan bukan hanya sebatas
penegakan aturan hukum yang ada (law enforcement), namun yang lebih
penting lagi adalah mencari upaya hukum alternatif-progresif yang akan
mampu menyelesaikan permasalahan yang sedemikian kompleks ini.
Jenis sanksi administrasi 1yang di atur dalam Pasal 76 (2) UUPPLH, yaitu
berupa: a. teguran tertulis; b. paksaan pemerintah; c. pembekuan izin
lingkungan; atau d. pencabutan izin lingkungan. Walaupun penjatuhan sanksi
administratif ini telah diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan, berdasarkan Pasal 78 UUPPLH tidak membebaskan
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggungjawab pemulihan dan
pidana. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 82 UUPPLH, beban biaya untuk
melakukan pemulihan lingkungan akibat pencemaran dan atau perusakan
lingkungan yang dilakukannya atas beban biaya penanggungjawab dan atau
kegiatan, dengan tujuan: a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; b. menjamin

1
keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; c. menjamin kelangsungan
kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; d. menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup; e. mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup; f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi
masa kini dan generasi masa depan; g. menjamin pemenuhan dan
perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia; h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan j. mengantisipasi isu
lingkungan global (Pasal 3 UUPPLH), yang ruang lingkupnya meliputi: a.
perencanaan; b. pemanfaatan; c. pengendalian; d. pemeliharaan; e.
pengawasan; dan f. penegakan hukum.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang dapat diuraikan adalah
bagaimana penegakan hukum dalam administrasi lingkungan ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui adalah bagaimana penegakan hukum dalam
administrasi lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Administrasi Lingkungan


Pengelolaan, penggunaan maupun pemanfaatan sumber daya alam
harus diseimbangkan dengan lingkungan hidup, hukum administrasi
lingkungan dapat berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
perarturan daerah Tingkat Provinsi, dan peraturan daerah tingkat
kabupaten/kota. Masalah lingkungan tidak selesai dengan hanya
memberlakukan UndangUndang dan komitmen untuk melaksanakannya.
Dalam merumuskan kebijakan lingkungan, Pemerintah lazimnya
menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kebijakan lingkungan disertai
tindak lanjut pengarahan dengan cara bagaimana penetapan tujuan dapat
dicapai agar ditaati masyarakat. Hukum lingkungan dalam bidang ilmu
hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang paling strategis
karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi hukum
administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan
demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih
kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat
mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat
dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di
dalamnya.

3
Administrasi lingkungan hidup adalah proses kegiatan yang
dilakukan pemerintah dan masyarakat dengan tujuan berwawasan
lingkungan dan tidak mengesampingkan kualitas manusia (penguasaan
IPTEK) serta kualitas lingkungan (serasi, selaras dan seimbang).
Penegakan hukum lingkungan administratif adalah penegakan
hukum lingkungan oleh lembaga pemerintahan (pejabat atau instansi) yang
merupakan aparatur negara yang berwenang mengeluarkan izin yang
mempunyai fungsi sebagai mekanisme pengawas dan penerapan sanksi
administratif, serta gugatan tata usaha negara.

2.2. Konsep Hukum Lingkungan


Drupsteen 2mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan adalah
hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam dalam arti seluas-
luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang
lingkup pengelolaan lingkungan. Mengingat pengelolaan lingkungan
dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka Hukum Lingkungan sebagian
besar terdiri atas Hukum Pemerintahan. Hukum Lingkungan merupakan
instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan hidup, dengan
demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan suatu bidang
hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata usaha
negara atau hukum pemerintahan.

2.3 Asas – Asas Pemerintah dalam Hukum Lingkungan


Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat pemerintah perlu
memperhatikan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, yaitu :
1. Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan Negara
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu menjadi
landasan keteraturan, keserasian, keseimbangan dalam
pengabdian penyelenggaraan negara.

4
3. Asas Kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif dan kolektif.
4. Asas Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperolah informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
5. Asas Proporsoionalitas, yaitu asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara
Negara.
6. Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negera harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya


tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

2.4. Tujuan dan Fungsi Hukum Lingkungan


Tujuan utama penegakan hukum lingkungan keperdataan yaitu
untuk lebih memberikan perlindungan hukum terhadap "lingkungan"
maupun terhadap "si korban" yang menderita kerugian sebagai akibat
kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan.

5
Penerapan hukum perdata 4dalam permasalahan yang berkaitan
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pada esensialnya
tampak dalam 3 (tiga) fungsi, yaitu:
1. Melalui kaedah-kaedah hukum perdata dapat dipaksakan
ketaatan pada norma-norma hukum lingkungan, baik
yang bersifat kewajiban menurut hukum privat maupun
hukum publik, Misalnya wewenang hakim perdata untuk
menjatuhkan putusan yang bersifat berisi perintah atau
larangan terhadap sesorang yang telah bertindak secara
bertentangan dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam surat izin, yang berkaitan dengan masalah
lingkungan, seperti: IMB, Izin Usaha, Izin Lokasi dan
sebagainya.
2. Hukum perdata dapat memberikan norma-norma secara
umum dalam masalah lingkungan hidup, misalnya:
melalui putusan-putusan hukum perdata dapat
dirumuskan norma-norma atau ukuran-ukuran tentang
tindakan yang bersifat cermat, yang seharusnya
diharapkan dari seseorang dalam masyarakat dan agar
melindungi lingkungan yang baik dan sehat.
3. Hukum perdata memberikan kemungkinan untuk
mengajukan gugatan ganti rugi atas kerusakan dan/atau
pencemaran lingkungan, dan gugatan tersebut ditujukan
kepada pihak yang menyebabkan timbulnya kerusakan
dan/atau pencemaran lingkungan, yang ditempuh melalui
upaya hukum berupa gugatan perbuatan melawan hukum
atau bilamana timbul dalam kaitannya dengan suatu
perjanjian atau perikatan, maka atas dasar wansprestasi

6
2.5. Tindak Pidana dalam Hukum Lingkungan
Titik singgung antara hukum perdata dan hukum lingkungan di
dalam penegakan hukumnya, sepanjang menyangkut masalah
pertanggungjawaban (aansprakelijkheid) dalam suatu sengketa yang
berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, yaitu pertanggungjawaban
akibat suatu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) berdasar
Pasal 1365 KUHPerdata, maupun pertanggungjawaban atas dasar
hubungan kontraktual (contractuele aansprakelijkheid) berdasar Pasal
1243 KUHPerdata.
Tindak pidana lingkungan 5dalam UU No. 32 Tahun 2009 antara
lain:
1. Keutuhan unsur-unsur pengelolaan lingkungan hidup;
2. kejelasan kewenangan antara pusat dan daerah;
3. Penguatan pada upaya pengendalian lingkungan hidup;
4. Penguatan instrumen pencegahan pencemaran dan/ atau
kerusakan lingkungan hidup, Pendayagunaan perizinan sebagai
instrumen pengendalian;
5. Pendayagunaan pendekatan ekosistem;
6. Kepastian dalam merespon dan mengantisipasi perkembangan
lingkungan global;
7. Penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi,
akses partisipasi, dan akses keadilan serta penguatan hak-hak
masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
8. Penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara
lebih jelas;
9. Penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif;
10. Penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup
dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil lingkungan hidup.

7
2.6. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melalui Undang-Undang ini juga, Pemerintah memberi
kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah dalam melakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yang dimaksud Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam undang-undang tersebut meliputi :
1. Aspek Perencanaan yang dilakukan melalui inventarisasi
lingkungan hidup, penetapan wilayah ekoregion dan
penyusunan RPPLH (Rencana Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup) 2
2. . Aspek Pemanfaatan Sumber daya Alam yang dilakukan
berdasarkan RPPLH. Tetapi dalam Undang-undang ini
telah diatur bahwa jika suatu daerah belum menyusun
RPPLH maka pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup
3. Aspek pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan
4. Dimasukkan pengaturan beberapa instrumen
pengendalian baru, antara lain: KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis), tata ruang, kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), UKL-UPL
(Upaya Kelola Lingkungan – Upaya Pemantauan
Lingkungan), perizinan, instrumen ekonomi lingkungan
hidup, peraturan perundang-undangan berbasis
lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup,
analisis resiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup,
dan instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/ atau

8
perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan melalui
upaya konservasi sumber daya alam, pencadangan
sumber daya alam, dan/ atau pelestarian fungsi atmosfer.
6. Aspek pengawasan dan penegakan hukum, meliputi:
a. Pengaturan sanksi yang tegas (pidana dan perdata) bagi
pelanggaran terhadap baku mutu, pelanggar AMDAL
(termasuk pejabat yang menebitkan izin tanpa AMDAL
atau UKL-UPL), pelanggaran dan penyebaran produk
rekayasa genetikan tanpa hak, pengelola limbah B3
(Bahan Berbahaya Beracun) tanpa izin, melakukan
dumping tanpa izin, memasukkan limbah ke NKRI
tanpa izin, melakukan pembakaran hutan,
b. Pengaturan tentang pajabat pengawas lingkungan hidup
(PPLH) dan penyidik pengawai negeri sipil (PPNS),
dan menjadikannya sebagai jabatan fungsional.

Terdapat beberapa sanksi khas yang terkadang digunakan pemerintah


dalam penegakan hukum lingkungan, diantaranya Bestuursdwang.
Bestuursdwang (paksaan pemerintahan) diuraikan sebagai tindakan-
tindakan yang nyata dari pengusaha guna mengakhiri suatu keadaan yang
dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi atau (bila masih)
melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena
bertentangan dengan undangundang. Penarikan kembali keputusan
(ketetapan) yang menguntungkan (izin pembayaran, subsidi). Penarikan
kembali suatu keputusan yang menguntungkan tidak selalu perlu
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan. Hal ini tidak
termasuk apabila keputusan tersebut berlaku untuk waktu yang tidak
tertentu dan menurut sifanya dapat diakhiri atau ditarik kembali (izin,
subsidi berkala).

9
2.7. Manfaat Penegakan Hukum Administrasi Lingkungan
Penegakan hukum administrasi adalah upaya preventif yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran atau agar memenuhi
persyaratan yang ditentukan sehingga tidak terjadi pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan.
Keberaadan hukum lingkungan memiliki peran penting dalam
rangka menanggulangi berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi selama
ini. Tidak cukup dengan aturan hukum, penegak hukum lingkungan juga
bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka memberikan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penegakkan hukum terhadap pelanggaran lingkungan yang terjadi
harus dilakukan secara tegas untuk berlangsungnya kehidupan generasi ke
generasi, tidak dapat dipungkiri pengelolaan sumber daya lingkungan dan
pembangunan yang terjadi harus di awasi pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun daerah bekerja sama agar terwujudnya pemeliharaan
lingkungan yang baik. Penegakkan hukum juga tidak hanya dari peraturan
perundang-undangan ataupun peraturan tertulis yang lain, tapi kesadaran
sebagai manusia perlu ditanamkan sejak dini untuk pelestarian lingkungan
yang lebih baik lagi.

3.2 Saran
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca

11
DAFTAR PUSTAKA
Retno Bullet, 2014, Prinsip Hukum Administrasi Lingkungan
Dalam Pengelolaan
Heri, 2015 Instrumen-instrumen Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup
https://www.kompasiana.com/heri_murdianto/54fdd70
ea333119f5850f89c/instru men-instrumen-penegakan-
hukum-lingkungan-hidup(diakses pada tanggal 26
desember 2022)
Pustaka Hukum, 2014, MAKALAH KETERKAITAN
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DENGAN
HUKUM LINGKUNGAN
http://ilpustakawanhukum.blogspot.com/2014/02/makal
ah-keterkaitan-hukumadministrasi.html(diakses pada
tanggal 26 desember 2022)
Damang Averroesal al-khawarizmi, 2014 Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik
http://www.negarahukum.com/hukum/asas-asas-
umum-pemerintahan-yangbaik.html(diakses pada
tanggal 26 desember 2022)
Damang Averroesal 2011 Tindak Pidana Lingkungan Hidup
http://www.negarahukum.com/hukum/tindak-pidana-
lingkunganhidup.html(diakses pada tanggal 26
desember 2022)
Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village
Development Agency In Decision Making, Kader
Bangsa Law Review,
http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr,
https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin

12
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifi
n
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data
On Atm Machines In Indonesia, International Journal
of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJ
MET_10_08_018/IJMET_ 10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifi
n
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten
Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi
-peraturan-pemerintah-pp- -nomor-8-tahun-2016-
tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-
anggaranpendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-
desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

13

Anda mungkin juga menyukai