TITRASI ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Resty Amelia (F202101065)
Asfarh jabar (F202101059)
Ayu anastarisa (F202101221)
Rahma faucia (F202101061)
Muh. Rehan triadi biohanis (F202101075)
Sukma lestari (F202101083)
Muh. Loudry aprilian (F202101073))
Wahyu almayudani (F202101076)
Milda (F202101088)
Mimin ayu lestari (F202101080)
Yanti puspita sari (F202101222)
Secsio jezzy wandani (F202101084)
Irdayanti (F202101062)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1. Teori Dasar...................................................................................................3
2.2. Metode Dari Teori Titrasi Argentometri......................................................6
2.3. Indikator Dari Titrasi Argentometri............................................................15
2.4. Larutan Baku..............................................................................................16
2.5. Pengaplikasian Menurut FI Terhadap Titrasi Argentometri........................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana konsep dari teori titrasi argentometri
1
2. Untuk mengetahui Bagaimana metode dari teori titrasi argentometri
3. Untuk mengetahui Apa saja indikator dari titrasi argentometri
4. Untuk mengetahui Bagaimana larutan baku terhadap titrasi argentometri
5. Untuk mengetahui Bagaimana pengaplikasian menurut FI terhadap titrasi
argentometri
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Dasar
3
akan mengganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko
indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambahan kalsium karbonat
sebagai pengganti endapan perak klorida (AgCl) (Khopkhar, 2008).
Metode Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat
dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk
meneliti ion tiosianat berlebih. Metode ini dapat dipergunakan untuk cara
titrasi langsung dari perak, larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak
langsung dari ion klorida. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran
NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali
setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi
dengan larutan KCNS, dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh
ion Fe3+ membentuk warna merah darah dari Fe(SCN)3 (Khopkhar,
2014).
Titrasi Argentometri dengan metode Fajans adalah sama seperti
pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang
digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator
absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet
menjadi merah. Indikator absorpsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini
dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih
macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai,
ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka
kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+
sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder (Khopkhar, 2008).
Titrasi Argentometri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pembentukan endapan. Faktor-faktor tersebut antara
lain: (1). Temperatur, kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu,
jadi dengan meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan
berkurang disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya. (2).
Sifat alami pelarut,garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan
4
dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan
kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk
memisahkan campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas
yang berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang
berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu. (3).
Pengaruh ion sejenis, kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan
dalam larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja.
Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan
dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air, hal
ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapation sejenis yaitu OH-
sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek
ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri. (4).
Pengaruh pH, kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam
lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan
proton dengan anion endapannya. Misalnya endapan AgI akan semakin
larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I-
membentuk HI. (5). Pengaruh hidrolisis, jika garam dari asam lemah
dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi H +
dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami
hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut. (6).
Pengaruh ion kompleks, kelarutan garam yang tidak mudah larut akan
semakin meningkat kelarutannya dengan adanya pembentukan kompleks
antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl akan naik
kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena
terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl (Sari, 2014).
Titrasi Argentometri pada pengukuran klorida dapat dipengaruhi
oleh ion-ion pengganggu. Yurman (2009) berargumen dengan mengatakan
ion-ion yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida metode
argentometri atau pengendapan adalah bahan-bahan yang terdapat dalam
air minum dalam jumlah yang normal yang tidak mengganggu. Ion
pengganggu tersebut antara lain: (1). Bromida, iodida, dan sianida yang
5
menyebabkan ekivalen dengan konsentrasi klorida. (2). Ion sulfida,
tiosulfat dan sulfit menggaggu. (3). Ortofosfat yang lebih dari 25 mg/L
mengganggu dengan membentuk endapan perak fosfat. (4). Besi yang
lebih dari 10 mg/L mengaburkan titik akhir.
6
berikut:
Fase awal titrasi : Ag+ + Cl- → AgCl ↓ ( putih)
Fase pada titik akhir titrasi : Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 (merah
bata)
Suasana larutan harus netral, yaitu pada rentang pH 6,5 – 10. Bila
pH>10 (basa) akan terbentuk endapan AgOH yang akan terurai
menjadi Ag2O, sedangkan apabila pH<6,5 (asam), ion kromat akan
bereaksi dengan H+ menjadi Cr2O72-.
7
c) Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²⁺.
d) Kation yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²⁺
8
menstandarisasi
larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan
metode Mohr
(Garam dapur telah dikeringkan didalam oven selama 1 jam
dengan suhu 110oC)
Cara Kerja :
10) Larutkan 1,0 gram garam dapur dengan aquades di
dalam labu ukur 250 ml. Ambil 25,0 larutan garam
dapur tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250
11) ml, tambahkan 1,0 ml larutan K2CrO4 2% sebagai
indikator.
12) Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai
terbentuk warna merah bata.
13) Percobaan diulang 3 kali
14) Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.
rumus menghitung kadar sampel pada titrasi argentometri
FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini adalah 250/25
Cara Kerja :
15) Larutkan 5,0 ml sampel air laut dengan aquades ± 25
ml di dalam erlenmeyer 250 ml
16) Tambah 1,0 ml larutan K2CrO4 2% sebagai indikator
17) Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama
kali terbentuk warna merah bata.
9
18) Percobaan diulang 3 kali
19) Hitung konsentrasi (Molaritas) ion klorida dalam air
laut. rumus menghitung konsentrasi sampel pada titrasi
argentometri
Metode Volhard
10
Pada metode ini sejumlah volume larutan standar AgNO3
ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion
halida (X-). Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak bereaksi dengan ion
X- dititrasi dengan larutan standar tiosianat (KSCN atau NH4SCN)
menggunakan indikator besi (III) (Fe3+). Reaksinya sebagai berikut:
Ag+ (berlebih) + X- → AgX ↓ + Ag+ (sisa)
Ag+ (sisa) + SCN- → AgSCN ↓
SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)2+ (merah)
11
AgSCN dan Ksp AgI lebih besar daripada Ksp AgSCN. Namun
penambahan indikator Fe3+ harus dilakukan setelah penambahan AgNO3
berlebih, untuk menghindari reaksi:
Fe3+ + 2I- → Fe2+ + I2
12
menggunakan titrasi argentometri metode volhard.
Cara Kerja :
1) Larutkan 1,00 gram sampel garam dapur (telah
dikeringkan dalam oven selama 1 jam, suhu 110oC)
dengan aquades di dalam labu ukur 250 ml.
2) Ambil 25,00 ml larutan garam dapur tersebut
dengan pipet volume tuangkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml.
3) Tambahkan 1 ml asam nitrat 4 M dan 5 ml larutan
Fe(NH4)SO4 1N.
4) Tambahkan larutan standar AgNO3 (dalam keadaan
berlebih tetapi harus diketahui secara pasti volume
yang terpakai) ke dalam larutan yang ada dalam
erlenmeyer.
5) Tambahkan 15 ml nitro benzena, kemudian labu
erlenmeyer ditutup dan dikocok secara merata
sehingga semua endapan AgCl dilapisi oleh nitro
benzena.
6) Sisa AgNO3 yang tak bereaksi dengan ion klorida
(Cl-) dititrasi dengan larutan standar NH4SCN
menggunakan indikator larutan Fe(NH4)SO4 1 N
sebanyak ml. Titik akhir titrasi dicapai pada saat
pertama kali terbentuk warna merah kecoklatan.
7) Percobaan dilakukan 3 kali
8) Hitung kadar (%) NaCl dalam garam dapur dengan
persamaan:
rumus menghitung kadar sampel pada titrasi metode volhard
13
argentometri
metode volhard.
Cara kerja :
1) Ambil 5,00 ml sampel air laut dengan pipet volume,
tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
2) Lalu tambahkan 1 ml larutan HNO3 4M dan 5 ml
larutan FeNH4(SO4)2 1N.
3) Tambahkan larutan standar AgNO3 (dalam keadaan
berlebih tetapi harus diketahui secara pasti volume
yang terpakai) ke dalam larutan di atas.
4) Tambahkan 15 ml nitrobenzena, kemudian labu
erlenmeyer ditutup dan dikocok secara merata
sehingga semua endapan AgCl dilapisi oleh
nitrobenzena.
5) Sisa AgNO3 yang tak bereaksi dengan ion klorida
(Cl-) dititrasi dengan larutan standar NH4SCN
menggunakan indikator Fe(NH4)SO4 1N sebanyak
5 ml.
6) Titik akhir titrasi dicapai pada saat pertama kali
terbentuk warna merah kecoklatan.
7) Percobaan diulang 3 kali
8) Hitung molaritas (M) ion klorida dalam air laut.
rumus menghitung konsentrasi sampel pada titrasi metode volhard
Metode Fajans
Metode Fajans merupakan suatu teknik analitik dimana kita dapat
menentukan konsentrasi halida melalui adsorpsi. Dalam metode ini,
fluorescein dan turunannya teradsorpsi ke permukaan koloid perak
klorida.Setelah ion yang teradsorpsi ini menempati semua ion klorida,
penambahan setetes fluorescein lainnya akan bereaksi dengan ion perak,
membentuk endapan berwarna merah.
14
Titrasi Argentometri dengan metode Fajans adalah sama seperti
pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang
digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator
absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet
menjadi merah. Indikator absorpsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini
dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih
macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai,
ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka
kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+
sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder (Khopkhar, 2008).
15
dalam penentuan anion yang mengendap dengan adanya perak
yang dilakukan dalam suasana asam.
3. MetodeFajans
Titrasi argentometri dengan cara Fajans adalah sama seperti
pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator
yang digunakan. Indikator yang digunakan pada metode ini adalah
indicator absorbsi. Indikator absosbsi adalah zat yang dapat diserap
oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna.
Contoh dari indicator absorbs adalah cosine atau fluorescein yang
mana bergantung pada macam anion yang diendapkan oleh Ag.
Titran pada metode inia dalah AgNO, hingga suspensi violet
menjadi merah. Sedangkan pH bergantung pada macam anion dan
indikator yang dipakai.
16
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag dari titran akan bereaksi dengan ion
Ch dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19