Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU KIMIA DASAR


ARGENTOMETRI
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas praktikum Ilmu Kimia Dasar
Dosen Pembimbing :
Cucuk Suprihartini, S.TP.,M.Kes.
Arya Ulilalbab, S.TP.,M.Kes.

Disusun Oleh:
1. Isna Hiayatullah Mukaromah 2017.05.011
2. Loreno Hendrawan 2017.05.013
3. Lutfiana Yhudar Nur Azizah 2017.05.014
4. Miladiah Nuris Karisma Bela 2017.05.018
5. Shofa Salsabila 2017.05.026
6. Siti Fadilah 2017.05.027

AKADEMI GIZI KARYA HUSADA KEDIRI


TAHUN 2017-2018
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas penulisan laporan praktikum Permanganometri dan Argentometri
dalam usaha untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Kimia Dasar Akademi Gizi Karya
Husada Kediri.
Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen Ilmu Kimia Dasar dan pihak-
pihak lain yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya pada kami, sehingga tugas
penulisan laporan ini dapat kami selesaikan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada
teman-teman sekelompok atas kerja samanya, sehingga percobaan dapat dilakukan dengan
baik.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan
bagi kami sendiri.

Kediri, 13 Januari 2018

Team
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................
1.2.Tujuan .................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Teori Argentometri............................................................
BAB III METODE
3.1.Metodologi Praktikum ......................................................
3.2.Metode Argentometri ........................................................
BAB IV HASIL
4.1.Titrasi Argentometri .........................................................
BAB V PEMBAHASAN
5.1.Argentometri ......................................................................
BAB vi PENUTUP
5.1.Kesimpulan .........................................................................
5.2.Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu
cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri
(titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya
didasarkan pada pengukuran volumenya.

Berdasarkan pada jenis reaksinya, volumetri dibedakan atas :

1. Asidimetri dan alkalimetri

Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi netralisasi asam-basa.

2. Oksidimetri

Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi oksidasi-reduksi.

3. Argentometri

Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi kresipilasi (pengendapan dari ion Ag+).

Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur
dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam
dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Al.Underwood,1992)

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu :

1. Indikator

2. Amperometri

3. Indikator kimia

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan
kedalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan
antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang
dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan
dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan
indikator titrasi netralisasi, yaitu :
1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-function dari reagen /analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit. (skogg,1965)

1.2.Tujuan
Dalam praktikum Permanganometri dan Argentometri ini bertujuan untuk mengetahui
Normalitas KMnO3, kadar Fe (Besi) pada FeSO3, mengetahui Normalitas AgNO4, dan
untuk mengetahui kadar NaCl pada garam dapur melalui proses titrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Teori Argentometri

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan
volumetri (titrasi). Secara khusus teknik titrasi untuk argentometri dan permanganometri
biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.
Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang
terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam. Berdasarkan pada
indikator yang digunakan argentometri dapat dibedakan atas:

1. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan menggunakan laruatn standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4
sebagai indikator. Titrasi dengan metode Mohr harus dilakukan dalam suasana netral atau
dengan sedikit alkalis (Ph 6,5-9,0). Dalam suasana asam, perak kromat larut karena
terbentuk dikrimat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi, sebagai berikut:

Asam : 2CrO4 2- + 2H+ — > Cr o4 2- + H2O

Basa : 2 Ag+ — > 2 AgOH

2 AgOH — > Ag2O +H2O

(Khopkar, 1990).

Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah mencapai titik
ekuivalen maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dan
membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah (Ganjar,2007).

2. Metode Volhard

Titrasi Ag dengan NH4SCN Fe (III) sebagai indikator adalah contoh metode


Volhard yaitu pembentukan zat berwarna didialam larutan. Selama titrasi, AgSCN
terbentuk, sedangkan titik akhir tercapai bila NH4SCN berlebih bereaksi dengan Fe
(III) membentuk warna merah gelap.

Pada metode volhard untuk menentukan ion klorida, suasana haruslah asam, karena
pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 yang berlebih ditambahkan kedalam
larutan klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik
dengan menggunakan Fe (III) sebagai indikator (Khopkhar, 1990).

3. Metode Fajans

Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adborspi. Indikator adsopsi adalah zat yang
dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan
ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen, antara lain dengan memilih macam
warna yang dipakai dan Ph. Indikator ini adalah asam lemah atau basa lemah organi yang
dapat membentuk endapan ion perak. Misalnya florensein yang digunkaan dalam titrasi
ion klorida. Dalam larutan florensein akan mengion (untuk mudahnya ditulis HFI),

Hfi — > H+ + FI-

Ion Fi- inilah yang diserap oleh Endapan AgX dan menyebabkan endapan berwarna
merah muda. Florensein sendiri berwarna hijau kuning jika dalam larutan, sehingga titik
akhir dalam titrasi ini diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yakni:

1. Endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat endapan
menggumpal.
2. Larutan yang semula keruh menjadi jernih.
3. Larutan yang semula kuning hijau hampir tidak lai berwarna lagi (Haryadi, 1990)

Penentuan titik akhir dalam rekasi pengendapan :

1. Pemebentukan suatu endapan berwarna

Ini dapat diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penentuan klorida dan
boromida. Pada titrasi suatu larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat,
sedikit lartan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator. Pada akhir,
ion kromat ini bergabung dngan ion perak untuk bergabung dengan ion perak untuk
membentuk perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat larut. Titrasi ini
hendaknya dilakukan dalam suasana netral, atau sangat sedikit sekali basa, yakni dalam
jangkauan pH 6,54 (Basset, 1994).

2. Pembentukan suatu senyawa berwarna yang dapat larut

Contoh prosedur ini adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya
asam nitrat bebas dengan larutan kaliaum atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya
adalah larutan besi (III) amonium sulfat. Penambahan larutan tiosianat menghasilkan
mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan tiosianat yang paling sedikitpun akan
menghasilkan pewarnaan coklat kemerahan, disebabkan oleh suatu ion kompleks.

Ag+ + SCN- — > AgSCN

Fe 3+ + SCN — > Fe (SCN)2+

Metode ini dapat diterapkan untuk penetapan klorida, bromida dan iodida dalam larutan
asam. Larutan perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi balik
dengan larutan tiosianat standar.

Ag+ + Cl- — > Ag Cl

Ag+ SCN- — > AgSCN (Basset, 1994)

3. Penggunaan indikator adsorpsi

Reaksi indikator ini disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen, indikator
itu diadbsorpsi oleh endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu peruabahan dalam
indikator yang menimbulkan suatu zat dengan warna berbeda, maka dinamakan indikator
adsorpsi. Zat-zat yang digunakan ialah zat-zat warna asam seperti warna deret florensein
misalnya, eosin yang digunakan sebagai garam natriumnya. Untuk titrasi klorida boleh
dipakai floresein. Satu larutan perak klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat, perak
klorida yang mengendap mengabsorpsi ion-ion klorida. Ion floresein akan membentuk
suatu ion kompleks dari perak merah jambu (Basset, 1994).
BAB III
METODE

3.1.Metodologi Praktikum
3.1.1.Waktu dan Tempat
Pada pengamatan yang telah kami lakukan yang dilaksana pada:
Hari/tanggal :Selasa, 9 Januari 2018
Pukul : 08.00-14.00 WIB
Tempat : Lab.Mikrobiologi Akademi Gizi Karya Husada Kediri

3.2.Metode Argentometri
3.2.1.Standarisasi AgNO3 dengan larutan standarisasi NaCl
Alat dan Bahan:
 Erlenmeyer  Gelas ukur
 Buret  Beakerglass
 Statis  Larutan AgNO3 0,1 N
 Corong  Larutan NaCl 0,1 N
 Pipet volume  K2CrO4
Langkah Kerja:
1. Ambil 20 ml NaCl 0,1 N sengan pipet volume , masukkan kedalam
erlenmayer
2. Tambahkan indicator K2CrO4 sebanyak 1 ml
3. Masukkan AgNO3 kedalam buret sebanyak 50 ml
4. Lakukan titrasi sampai larutan mengalami perubahan warna menjadi endapan
merah kecoklatan.
5. Catat volume penitrasi.
6. Hitung Normalitas Larutan AgNO3.
3.2.2.Menentukan kadar NaCl dalam dapur
Alat dan Bahan:
 Buret  Gelar ukur
 Statis  Beakerglass
 Corong  Larutan AgNO3 0,1 N
 Erlenmayer  Larutan K2CrO4
 Pipet tetes  Larutan garam dapur
 Pipet volume  Aquadest
Langkah kerja:
1. Timbang garap dapur sebanyak 0,1 gram kemudian masukkan ke dalam
erlenmayer.
2. Tambahkan 10 ml aquadest dan tambahkan indicator 1 ml K2CrO4.
3. Lakukan titrasi antara AgNO3 dengan larutan garam dapur sampai terjadi
perubahan menjadi endapan berwarna merah merah coklat.
4. Hitung kadar (%) NaCl dalam garam dapur
BAB IV
HASIL
4.1.Argentometri
4.1.1.Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl
Pada percobaan ini untuk mengetahui normalitas AgNO3. Sampel yang
digunakan adalah larutan NaCl dan larutan AgNO3,konsentrasi NaCl 0,1 N.
AgNO3sebagai titran yang beradadi buret dan NaCl sebagai titrat yang dimasukkan
pada tabung enlemeyer. Pada larutan asam oksalat ditetesi indikator Kalium Kromat
(K2CrO4) sebanyak 1ml. Titrasi dihentikan jika sudah terjadi perubahan menjadi
endapan merah coklat dan tidak akan berubah lagi. Dan dihasilkan normalitas asam
oksalat 0,112 N.
Diketahui :
 V NaCl : 20 ml
 N NaCl : 0,1 N
 V AgNO3 : 50 – 32,2 = 17,8 ml
 N AgNO3 = V NaCl × N NaCl
V AgNO3
= 20 × 0,1
17,8
= 0,112 N
4.1.2. Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur
Pada percobaan ini untuk mengetahui kadar NaCl yang ada dalam garam
dapur. Sampel yang digunakan adalah aquades, larutan AgNO3, Indikator K2CrO4
dan larutan garam dapur yang dibuat. Langkah pertama membuat larutan garam dapur
terlebih dahulu. Lalu ambillarutan garam dapur yang sudah dibuat titrasi dengan
AgNO3 dengan normalitas 0,112N. AgNO3 sebagai titran yang berada di buret dan
larutan garam dapur sebagai titrat yang dimasukkan pada tabung enlemeyer. Pada
larutan garam dapur ditetesi indikator K2CrO4 1 ml. Titrasi dihentikan jika sudah
terjadi perubahan menjadi endapan merah coklat dan tidak akan berubah lagi.
Diketahui :
 V AgNO3 : 50 - 28 = 22 ml
 N AgNO3 : 0,1 N
 Berat sampel : 0,1 g = 100 mg
 BE NaCl : 23 + 35,5 = 58, 5
 Kadar NaCl (%) : V AgNO3 × N AgNO3 × BE NaCl × 100%
Berat sampel
= 0,022 × 0,1 × 58,5 × 100%
100
= 0, 1287 %
BAB V
PEMBAHASAN

5.1.Argentometri
5.1.1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl
Pada percobaan argentometri dalam menstandarisasi larutan AgNO3 dengan
larutan standar NaCl, sampel yang digunakan adalah volume NaCl 0,1 N sebesar 20
ml,dan volume AgNO3 sebesar 17,8 ml yang didapat setelah dilakukannya titrasi. Setelah
dilakukannya titrasi dapat dihitung berapa N dari larutan AgNO3. Berikut adalah
rumusnya:

V AgNO3 × N AgNO3 = V NaCl × N NaCl

Pada percobaan titrasi tersebut menghasilkan perubahan warna menjadi endapan merah
coklat.

5.1.2. Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur


Pada percobaan selanjutnya yaitu menentukan kadar NaCl yang ada dalam
garam dapur. Sampel yang digunakan adalah berat garam dapur sebesar 0,1 gram.
Kemudian, ada larutan AgNO3 0,1 N dengan volume sebesar 22 ml didapat setelah
dilakukannya titrasi. Untuk menghitung kadar NaCl (%), rumusnya sebagai berikut:

Kadar NaCl (%) : V AgNO3 × N AgNO3 × BE NaCl × 100%


Berat sampel (mg)

Pada percobaan titrasi ini menghasilkan perubahan warna menjadi endapan merah coklat.
BAB VI
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
 Konsentrasi AgNO3 0,112 N. Dihasilkan dari titrasi antara AgNO3 dengan NaCl
dengan normalias 0,1 N.
 Kadar NaCl yang ada di dalam garam dapur adalah 0,1287%.

5.2.Saran
Laporan ini jauh dari kata sempurna. Kami team berharap ada masukan bagi para
pembaca. Dan saran untuk team agar lebih teliti dan cermat dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.academia.edu/12645379/Argentometri_dan_Permanganometri), diakses
19 Januari 2018.
(https://www.google.co.id/amp/s/rismakan.wordpress.com/2012/06/17/permanganometri/
amp/ ), diakses 19 Januari 2018.

(https://www.google.co.id/amp/s/indrienola.wordpress.com/2016/03/14/argentometri-
kimia-analitik/amp/), diakses 19 Januari 2018.

(https://www.google.co.id/amp/s/acepqurnadi.wordpress.com/2012/01/13/argentometr
i-laporan/amp/), diakses 19 Januari 2018.
Lampiran

1. Dokumentasi titrasi permanganometri dan argentometri


Lanjutan..
Lanjutan..

Anda mungkin juga menyukai