TITRASI ARGENTOMETRI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup saya jalani akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan dialam dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin saya capai menjadi lebih mudah
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
kesempurnaan serta banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun dalam
hal yang pengkosolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian. Untuk itu
besar harapan saya jika ada keritik dan saran dari dosen maupun teman-teman
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-
mudahan apa yang saya susun memberikan manfaat baik untuk pribaddi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi judul ini
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
3. Tujuan ........................................................................................................2
1. Kesimpulan ................................................................................................9
2. Saran ...........................................................................................................9
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
terbentuknya endapan selama proses titrasi. Titrasi pengendapan adalah salah satu
golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam
yang sukar larut. Reaksi pengendapan adalah suatu reaksi pembentukan endapan
di dalam larutan atau padatan lain selama reaksi kimia. Endapan merupakan zat
padat yang tidak larut dalam cairan tersebut. Endapan dapat terbentuk apabila
menggangu serta diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya
untuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan yang terjadi saat proses
a. Titrasi sulfat oleh larutan ion barium: titrasi ini jarang dilakukan karena
banyak kendala
b. Titrasi Argentometri
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
ada
titrasi argentometri
BAB II
PEMBAHASAN
larutan senyawa yang hendak dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian
endapan dengan perak nitrat (AgNo3) pada suasana tertentu. Metode argentometri
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang
Berdasarkan cara penentuan titik akhir titrasi, argentometri dibagi dalam tiga
golongan, yaitu:
a. Metode Fajans
b. Metode Mohr
c. Metode Volhard
2. Metode Argentometri
a. Metode Fajans
sebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator teradsorbsi oleh endapan.
Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, yang mana pada titik ekivalen,
indikator terabsorbsi oleh endapan. Misalnya titrasi antara ion klorida dengan
bermuatan negatif seperti fluoroscein (FI-). Saat sebelum tercapai titik ekivalen
larutan tersebut memiliki Cl- yang berlebih, sehingga inidkator fluoroscein tidak
masih diselimuti oleh ion Cl- yang bebas akibatnya antara endapan dengan FI-
saling tolak menolak. Semua indikator adsorbsi dapat terabsorbsi pada permukaan
endapan karena indikator adsorbsi bersifat ionik. Ion sulfat dengan ion barium
dalam pelarut aseton yaitu thorin atau alizarin yang merupakan indikator adsorbsi
b. Metode Mohr
garam halida secara langsung. Selain itu juga dalam menentukan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral, misalnya pada sampel air sungai, air laut, air
limbah dan sebagainya. Metode ini dikenal juga sebagai metode pembentukan
endapan berwarna. Larutan baku (titran) yang digunakan adalah AgNO3 (perak
Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau pada
rentang pH 6-10. Dalam suasana asam, perak kromat larut terbentuk dikromat dan
dalam suasana basa akan terbentuk wndapan perak hidroksida. Dengan larutan
yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Metode mohr dapat ditetapkan
untuk titrasi bromida dengan ion perak dan juga ion sianida dalam larutan sedikit
basa.
c. Metode Volhard
klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Metode ini didasarkan pada
pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion
besi (III) untuk meneliti ion tiosionat berlebih. Metode ini dapat dipergunakan
untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan tiosianat standar atau untuk
titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir ini perak nitrat
Anion-anion yang lain seperti bromida dan iodida dapat ditentukan dengan
prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak dan klorida
karena kenyataan bahwa titrasi ini dapat dilakukan dalam larutan asam. Perak
dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau
4. Indikator Pengendapan
a. Indikator Fajans
merupakan zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan diatur pada titik ekivalen dengan memilih indikator
dan pH larutan. Cara kerja indikator adsorbsi ialah indikator ini asam lemah atau
basa lemah organik yang dapat membentuk endapan dengan perak. Misal fluresin
(HFI) pada penetapan Cl. Dalam larutan fluoresein akan mengion. Ion FI inilah
yang diserap oleh endapan AgX dan menyebabkan berwwarna merah muda. Titik
akhir titrasi ini diketahui berdasrkan tiga macam perubahan, yaitu (i) endapan
yang semula putih menjadi merah muda dan endapan kelihatan menggumpal, (ii)
Larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih dan (iii) Larutan yang semula
menggunakan indikator adsorbsi ialah, bahwa banyak diantara zat warna tersebut
b. Indikator Mohr
Indikator yang digunakan adalah K2CrO4 yang pada titik akhir titrasi bereaksi
pada pH netral atau sedkit alkali. Bila pH rendah ion Cr0 42- sebagian berubah
menjadi Cr2O72- oleh karena disosiasi asam yang melepaskan ion H+ yang mana
indikator ini adalah adanya Pb+ dan Ba+ yang mengenddapkan ion CrO42- menjadi
endapan yang berwarna kuning yang tidak larut oleh ion Ag + berupa PbCrO4 dan
c. Metode Volhard
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah indikator Fe3+ (ferri ammonium
nitrat) indikator ini bekerja berdasarkan pembentukan kompleks yang larut antara
Fe3+ dengan ion SCN- membentuk ion kompleks yang sangat kuat warnanya
yaitu merah :
Konsetrasi indikator dalam titrasi volhard juga tidak boleh sembarang karena
titran bereaksi dengan titrat maupun indikator, sehingga kedua reaksi itu saling
mempengaruhi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
yaitu Metode Mohr, Metode Volhard dan Metode Fajans. Dalam titrasi yang
dikembangkan selama ini yaitu metode mohr menggunakan ion kromat, CrO42-
untuk membentuk sebuah komoleks yang berwarna dengan ion tiosianat, SCN dan
2. Saran
yang akan kita gunakan dalam titrasi argentometri tersebut dan memperhatikan
apa titrasi akhir yang seharusnya terjadi saat melakukan titrasi argentometri.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, jamilatur dan Chylen Setiyo Rini. 2020.Buku Ajar Kimia Analisis.
Sidoarjo:UMSIDA Press.
TITRASI REDOKS