Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN AMBULANCE RUMAH SAKIT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

009/PAB/III/2016 - 1 of 3
RUMAH SAKIT
DAERAH MADANI

Tanggal terbit : Disahkan Oleh :


Direktur Rumah Sakit Daerah
STANDAR
08 Maret 2015 Madani Provinsi Sulawesi Tengah
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Isharwati, M.Kes


Nip. 195901201987112001
PENGERTIAN Ambulance merupakan sarana transportasi pasien gawat darurat
dari dan ke Rumah Sakit.
TUJUAN Pendayagunaan Ambulance sebagai sarana angkutan pasien
gawat darurat dan pasien lainnya, dalam rangka mewujudkan
pelayanan yang bermutu.
KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur No. 870/6858.1/RSDM/2015 tentang
Pelayanan Anestesi dan Bedah di Rumah Sakit Daerah Madani
Sulawesi Tengah
1. Adanya sopir khusus atau sopir “on side”, perawat senior yang
menguasai bidang PPGD ”on call” dan dokter jaga “on call”
2. Ambulance hanya boleh digunakan untuk angkutan orang
sakit, tidak diperkenankan untuk angkutan lain, termasuk
jenazah.
3. Perlengkapan ambulance meliputi : kotak “first aid”, alat
resusitasi, tabung oksigen, dalam keadaan siap pakai, alat
komunikasi, tandu satu/dua, tempat duduk, rotator, dan sirine
PROSEDUR 1. Setiap bulan dibuat daftar piket untuk : sopir, perawat, dokter.
2. Setiap pasien yang diangkut dengan ambulance, sebelumnya
harus mendapat pelayanan gawat darurat.
3. Selama dalam perjalanan ke Rumah Sakit, diusahakan kontak
melalui alat komunikasi dengan dokter dan Rumah Sakit yang
dituju. Mobil Ambulance berada di bawah pengawasan Urdal
dan peralatan medis di ambulance di bawah pengawasan
Kainstal Jang diagnostik.
PENGGUNAAN AMBULANCE RUMAH SAKIT
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

009/PAB/III/2016 - 2 of 3
RUMAH SAKIT
DAERAH MADANI

4. Sopir :
a. Setiap hari sopir memanaskan mesin, melaksanakan
pemeliharaan antara lain
 Mengontrol air karburator, oli mesin, air accu, dan
pemeliharaan ringan lainnya.
 Mengecek perlengkapan ambulance : tandu/tempat
duduk, rotator, sirine, bensin.
b. Membuat catatan dalam buku pemeliharaan :
 Setiap 3.000 km oli mesin diganti.
 Setiap 10.000 km oli perseneling dan oli garden diganti
 Tune up dilaksanakan 3 bulan sekali, sesuai keadaan
mesin tersebut.
 Penggantian ban sesuai dengan kebutuhan.
 Penggantian suspensi sesuai kebutuhan.
 Semua pemeliharaan dan pemakaian kendaraan dicatat :
waktu, tempat dan bengkel/rumah sakit.
c. Ambulance dalam keadaan tidak terpakai berada di depan
UGD.
5. Perawat :
a. Setiap hari/setelah ambulance dipakai, mengecek
perlengkapan ambulance :
 Kotak ”first aid” lengkap dengan obat-obatan :
penanggulangan shock, luka bakar, perdarahan, dan
bidai.
  Tabung oksigen
Alat-alat resusitasi  Alat-alat komunikasi b. Mencatat
seluruh perlengkapan di dalam buku catatan
perlengkapan ambulance. c. Bila ada peralatan yang
kurang segera melengkapi sesuai dengan prosedur
yang berlaku. 6. Cara penggunaan ambulance : a.
Pasien/keluarga pasien telah menyetujui untuk dirujuk.
PENGGUNAAN AMBULANCE RUMAH SAKIT
No. Dokumen : No. Revisi Halaman

009/PAB/III/2016 - 3 of 3
RUMAH SAKIT
DAERAH MADANI

b. Dokter yang merawat/Dokter jaga membuat surat


pengantar rujukan. c. Dengan surat pengantar tersebut
perawat/petugas Rumah Sakit mengisi formulir
permohonan penggunaan ambulance, dengan
mencantumkan tujuan, nama pasien, umur, jenis
kelamin, nomor catatan medik (nomor register). d.
Setelah semua persyaratan administrasi diselesaikan
sesuai ketentuan yang berlaku, pasien dirujuk ke
tempat tujuan. e. Sopir dan perawat sesuai dengan
daftar piket/jaga menandatangani buku catatan
penggunaan ambulance. 8. Pemakaian ambulance
selama dalam perjalanan : a. Pasien diberi pertolongan
pertama, sesuai kebutuhan. b. Waktu menuju ke tempat
kejadian / tujuan :  Kecepatan maksimum 60 km/jam
 Lampu merah (rotator) dinyalakan  Sirine dipasang
bila perlu. c. Sewaktu kembali ke Rumah Sakit : 
Kecepatan maksimum 60 km/jam.  lampu merah
dinyalakan tanpa sirine.
d. Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang rawat inap
3. Kamar Jenazah

Anda mungkin juga menyukai