Asfiksia neonatorum adalah kondisi di mana bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup dalam
proses persalinan hingga persalinan selesai. Kondisi ini tergolong serius karena dapat
mengakibatkan kematian. Kondisi ini dapat pula menyebabkan gangguan perkembangan bayi
hingga saat dewasa nanti.
Beberapa tanda dan gejala Asfiksia neonatorum yang diperlihatkan bayi adalah sebagai berikut:
Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan
segera. Bila terlambat ditangani, otak akan kekurangan oksigen (hipoksia). Hal ini bisa
menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Ada tidaknya asfiksia neonatorum dapat langsung diketahui oleh dokter sesaat setelah bayi lahir
dengan menghitung skor APGAR. Ini merupakan pengecekan dokter untuk Appearance (apakah
bayi tampak biru atau tidak), Pulse (menilai denyut jantung bayi), Grimace (menilai respon bayi
bila diberi rangsangan), Activity (melihat kontraksi otot bayi), dan Respiration (menilai bunyi
napas bayi, terdengar atau tidak).
Masing-masing komponen tersebut diberi skor 0, 1, atau 2. Semakin baik kondisi bayi, skor
APGAR semakin tinggi. Seorang bayi dianggap mengalami asfiksia neonatorum bila skor
APGARnya di bawah 7.
Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman cairan vagina. Apabila ketuban
sudah pecah, maka tingkat keasaman cairan vagina akan lebih tinggi
(harusnya kondisinya lebih basa).
USG, pencitraan dengan USG kehamilan dapat dilakukan untuk memeriksa
kondisi janin dan rahim, serta melihat jumlah air ketuban yang masih tersisa.