Anda di halaman 1dari 3

Ketuban

Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. Cairan ini ditampung di
dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi
oleh buah kehamilan, yaitu sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan
janin, yaitu seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan
mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola berbentuk lingkaran atau siklus yang
berulang.
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin, air ketuban berfungsi
sebagai bantalan/peredam atau pelindung yang menjaga janin terhadap trauma/benturan dari luar.
Cairan ketuban juga menjadi sarana yang memungkinkan janin leluasa bergerak sekaligus tumbuh
bebas ke segala arah. Selain itu sebagai benteng terhadap kuman dari luar tubuh ibu, melindungi
janin dari infeksi, dan menstabilkan perubahan suhu tubuh janin. Cairan ketuban juga merupakan
alat bantu diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis.
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin juga mempengaruhi
komposisi cairan ketuban. Banyaknya air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu
kehamilan. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu, rata-rata air ketuban di dalam
rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33 minggu.
Anda perlu memperhatikan volume air ketuban karena terkait dengan kecukupan nutrisi dan oksigen
bagi janin. Bila air ketuban berkurang, warnanya akan menjadi lebih keruh. Bila tidak keruh, berarti
air ketuban Anda sudah cukup berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen. Kelebihan atau
kekurangan cairan ketuban akan menimbulkan komplikasi pada ibu atau janin.
Kelebihan cairan ketuban dapat berdampak pada kondisi janin. Untuk menjaga kestabilan air
ketuban, bayi meminum air ketuban di dalam tubuh ibunya dan kemudian mengeluarkannya dalam
bentuk kencing. Jadi jika terdapat volume air ketuban yang berlebih, diprediksi terdapat gangguan
pencernaan atau gangguan pada saluran pembuangan sang bayi yang ditandai dengan kencingnya
yang tidak normal.
Perlu diketahui, air ketuban tidak membuka apalagi mendorong janin keluar. Yang bertugas untuk itu
adalah kontraksi rahim (his). Jadi walaupun ketuban sudah pecah atau kadar airnya tinggal sedikit,
pembukaan mulut rahim dan dorongan bayi untuk lahir tetap akan terjadi selama ada kontraksi.
Bagaimana mengetahui kecukupan jumlah cairan ketuban? Jumlah cairan ketuban dapat dipantau
melalui USG, tepatnya menggunakan parameter AFI (Amniotic Fluid Index). Pada dasarnya, cairan
ketuban sudah bisa dideteksi begitu seorang ibu terlambat haid dan dengan USG sudah terlihat
kantung janin karena itu berarti sudah terbentuk cairan ketuban. Pada kehamilan normal, saat cukup
bulan, jumlah cairan ketuban sekitar 1.000 cc.
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Hal ini diketahui dari hasil
pemeriksaan USG. Istilah medisnya oligohidramnion. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar
secara berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir,
warnanya jernih, dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang keluar/merembes karena
ketuban mengalami perobekan. Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa
nyeri. Segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk memastikan apakah itu cairan ketuban atau

bukan. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan
lahir. Dengan demikian untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus berupaya menjaga
kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalan lahir.
Kekurangan cairan ketuban bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya menurunnya fungsi plasenta
akibat kehamilan yang melebihi waktu, ketuban yang bocor atau kelainan janin yang berhubungan
dengan penyumbatan saluran kandung kemih.
Banyak calon mama menjadi stres jika air ketuban pecah sebelum tiba di rumah sakit. Tak perlu
panik, meski Anda merasa ada yang merembes, cobalah tetap tenang dan segera ke dokter. Posisi
bayi yang sungsang, dapat menyebabkan kepala bayi menjadi sumbatan, sehingga aliran air ketuban
menjadi begitu pelan. Jika hal ini yang terjadi, setelah 12 jam Anda tidak kunjung melahirkan,
biasanya Anda akan diinduksi untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi.
Apa dampak cairan ketuban yang kurang? Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan mengganggu
kehidupan janin, bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam
kamar sempit yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus ekstrem dimana
sudah terbentuk amniotic band (benang/serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan
karena anggota tubuh janin terjepit atau terpotong oleh amniotic band tersebut.
Efek lainnya, janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih, pertumbuhannya
terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan pun, sangat mungkin
bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur. Bahaya lainnya akan terjadi bila
ketuban lalu sobek dan airnya merembes sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat berisiko
menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah. Pada kehamilan lewat bulan,
kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar. Sebenarnya air
ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban
akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing
janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi petunjuk bagi
wanita hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban atau air seni.
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu hamil untuk
menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang. Pendapat bahwa satusatunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan
frekuensi minum adalah salah kaprah.
Tidak benar bahwa kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti
dioperasi sesar. Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir
pada kasus kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus
diusahakan persalinan per vaginam dengan cara induksi yang baik dan benar.
Ketuban Pecah Terlalu Dini
Bayi dalam rahim diselimuti oleh selaput telur. Kondisi di mana ada bagian selaput telur yang pecah
inilah yang menyebabkan air ketuban di dalamnya keluar (ketuban pecah) terlalu dini. Dalam kondisi
normal, ketuban pecah ini terjadi saat proses persalinan telah mulai .

Namun gejala ketuban pecah ini belum tentu berbahaya. Karena air ketuban yang mengalir keluar ini
bisa air ketuban asli atau air ketuban palsu. Air ketuban asli adalah benar-benar air ketuban yang
berada dalam selaput telur di mana bayi tinggal. Sedangkan air ketuban palsu adalah cairan yang
berasal dari bagian di luar selaput telur. Tentu saja bila cairan yang keluar adalah air ketuban palsu
tidak masalah. Untuk membedakan apakah air ketuban tersebut asli atau palsu ini sangatlah sulit.
Gejala yang dirasakan dan ditimbulkan saat ketuban pecah ini sangat tergantung pada tiap individu
serta terutama pada posisi selaput telur yang pecah. Bila selaput telur yang pecah di bagian bawah,
maka air ketuban yang keluar akan banyak dan bisa segera disadari. Namun bila bagian atas yang
robek, biasanya tidak segera disadari karena serasa seperti mengompol saja.
Penyebab
Meski tidak terjadi masalah apa pun selama masa kehamilan, ketuban pecah terlalu dini bisa saja
terjadi. Kondisi di mana risiko terjadinya ketuban pecah tinggi adalah bayi kembar, volume air
ketuban yang terlalu banyak, gejala otot-otot mulut rahim yang melemah (sehingga mulut rahim
terbuka sebelum waktunya) dan sebagainya.
Penanganan
Dengan terjadinya ketuban pecah, berarti selaput yang melindungi bayi dari dunia luar menjadi
terbuka. Ini berpotensi menimbulkan penularan bakteri dari vagina dan infeksi rahim. Ini tentu
sangat berbahaya untuk keselamatan bayi. Bila usia kehamilan telah melewati 37 minggu, biasanya
akan segera dilakukan terapi untuk pencegahan infeksi rahim. Kemudian akan dilakukan persalinan
dalam waktu 24 jam. Bila selama masa tersebut tidak juga terjadi kontraksi, akan dilakukan kontraksi
buatan. Pada usia kehamilan setelah 37 minggu ini bayi sudah cukup siap untuk lahir tanpa ada
masalah berarti setelahnya.
Yang menjadi masalah bila ketuban pecah pada usia kehamilan lebih dini. Pada kasus ini akan
diprioritaskan usaha untuk memperlama keberadaan bayi dalam rahim. Tentu saja juga akan
dilakukan terapi untuk mencegah infeksi.
Umumnya saat ketuban pecah, kepala bayi akan berpindah posisi ke bagian bawah di mulut rahim.
Sehingga meski awalnya air ketuban keluar dalam jumlah besar, biasanya beberapa saat kemudian
akan jauh berkurang karena kepala bayi akan menyumbat mulut rahim.
Hal pertama yang perlu dilakukan bila terjadi ketuban pecah adalah segera pergi ke dokter. Juga bila
tidak bisa memastikan apakah yang keluar air ketuban, sekedar mengompol atau semacam
keputihan. Terutama pada posisi bayi sungsang, akibat posisi kaki yang di bawah, seringkali terjadi
pusar keluar dini, dan ini sangat berbahaya. Untuk itu bila merasa air ketuban pecah meski tidak
yakin, sangat dianjurkan untuk segera kontrol ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai