Anda di halaman 1dari 63

DAUROH DAKWAH

Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Kata Pengantar
Ustadz muhammad wahyu pra ramadhan Al-Hafidz
( Pimpinan Ponpes Darul Arba’in Al-mukhtarin)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga sehingga kitab permintaan saya ini
diselesaikan oleh sahabat saya.
Kitab yang dinamai dengan daurah dakwah fi alfarku baina ahbabi wa thullabi
bertujuan untuk bekal para santri yang tidak sempat mendapatkan pelajaran khusus
terhadap dakwah meskipun mereka berada di pondok-pondok dakwah, karena kebanyakan
para santri dakwah hanya mendapatkan ilmu-ilmu seputar dakwah dari pengalaman
individual.
Oleh karena itu dengan segala kekurangan, saya meminta tolong kepada sahabat
saya untuk membuat satu kitab yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmu dakwah,
khususnya dakwah wa tabligh fisabilillah Dan saya tidak mengatakan bahwa di pondok-
pondok pesantren khususnya pondok pesantren kitabi itu tidak diajarkan masalah ataupun
materi dakwah, namun ini terkhusus kepada pondok-pondok tahfid, dikarenakan pondok
tahfidz itu lebih condong fokus untuk secepat mungkin menyelesaikan qurannya walaupun
tetap mereka ada program dakwah yang disayangkan ketika mereka ikut program dakwah 3
hari atau 10 hari, mereka digurui oleh orang-orang awam yang mereka mengambil dalil dari
kata yang saya dengar. Dan yang saya takutkan muncul di benak para jema’ah : “kalian
mondok tapi kenapa seorangpun tidak ada yang bisa mudzakaroh, kalian mondok kok
nggak bisa bayan jadi apa yang diajarkan ustad kalian”, kata-kata ini sungguh
menyakitkan hati kita sebagai pelajar Quran ataupun kitab.
Oleh karena itu kitab ini dibuat seringkas mungkin Dan kita punya target yang tidak
mengganggu target hafalan Alquran, jadi seluruh isi kitab ini bisa difokuskan dalam waktu
3 hari saja, sehingga mereka menghafal Quran dengan full day setiap harinya dan kemudian
ketika mereka mau keluar mungkin 20 hari atau 40 hari maka bisa diterapkan sebelum
keluar tersebut 3 hari (karantina) dan insya Allah selepas 3 hari di karantina maka mereka
sudah siap dikeluarkan dan mereka insya Allah bisa tampil di depan orang yang ramai.
Dan saya berharap untuk pondok-pondok tahfidz di seluruh permukaan bumi ini
juga memikirkan bagaimana setiap santri ini bisa tampil di khalayak ramai dan mereka
punya mental untuk menegakkan Amar ma'ruf nahi mungkar, dikarenakan mereka itu
menghafal Quran bisa 3 atau 4 tahunan dan waktu selama itu mereka tidak akan terlepas
dari tuntutan-tuntutan untuk berbicara di khalayak ramai, jadi tidak ada salahnya kita
mencoba untuk membuat suatu cetusan atau suatu rencana bagaimana walaupun dia di
pondok tahfidz namun dia juga sudah sedikit banyaknya mengentongi ilmu-ilmu untuk
berhadapan dgn masyarakat.semoga dengan terbitnya kitab ini menjadikan ampunan bagi
kedua orang tua saya ibunda murniati dan bapak saya almarhum bapak arbain dalam kubur

1
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

sana. Dan juga sebagai aliran pahala bagi sahabat saya yang sudah berkenan menyelesaikan
amanah yang saya berikan. Aamiin ya rabbal aalamiin.

03 Januari 2023
Pekanbaru

Tinta pembuka

Ketika sayyidina Ali ditanya


Mengenai bagaimana cara dia mengenal Robb nya dan nabi nya
Yangmana lebih dahulu antara kedua Nya

2
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

“Apakah engkau mengenal tuhan mu melalui Muhammad


Atau melalui tuhan engkau mengenal Muhammad ?”

Sang madinah ilmu berkata :


”jika aku mengenal Muhammad dari tuhan ku
Maka rasul tak butuh lagi bagi ku,
Jika aku mengenal tuhan ku melalui nabi ku
Niscaya muhammad lebih aku percaya ketimbang tuhan ku.
Aku mengenal tuhan ku melalui tuhan ku
Lalu datang lah muhammad menjelaskan kepada ku
Apa yang dikehendaki tuhan ku terhadap ku”1.

Wahai orang-rang berakal


Tidak kah kalian bisa memilih bekal
Yang akan dibawa kepada kehidupan yang kekal ?

Apakah kalain hanya akan mengandalkan pendapat2


Tanpa memikirkan azab yang kunjung mendekat
Karena perkataan yang tak memiliki sandaran yang kuat ?3

1
Lewat tanda-tanda kehadiranya di alam semesta.
2
Yang tidak memiliki sandaran dan yang terhasil dari pikiran sendiri
3
Yang ingin disampaikan penulis disini ialah betapa banyal sekarang orang yang berani berpendapat tentang
sebuuah hukum dalam agama tanpa memiliki sandaran yang kuat, yang mereka dapat dari pemikiran
mereka sendiri dan dengan sengaja menyandarkan nya kepada nabi. Sedangkan nabi nya bersabda dalam
mafhum nya “ barangsiapa yang berdusta atas nama ku dengan sengaja maka tempat duduk nya sudah
disiapkan didalam neraka”.

3
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Bagian I
ADAB-ADAB KESEHARIAN BAGINDA RASULULLAH SAW.

Baginda Rosulullah saw. adalah sosok yang sangat memperhatikan masalah adab, bukan
hanya menjaga adab kepada Robb nya, namun juga menjaga adab kepada sesama makhluk
ciptaan nya. Tidak memandang bulu, baik dia seorang kafir, munafiq, mukmin, muslim,
anak-anak, dan para wanita. dan semua dari kalangan mereka pasti merasakan, betapa
sejuknya mata mereka tatkala memandang adab baginda Rosulullah saw. kepada mereka.
Hanya saja, pada bab ini penulis akan fokus pada pengaplikasian adab Beliau saw.
terhadap kegiatan yang biasa kita lakukan sehari-hari semisal makan, minum dan yang
lainnya.

ADAB-ADAB TIDUR
- Makruh tidur sebelum isya’.

4
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dari sayyidina Abi barzah ra. berkata bahwa bagiinda Rosulullah saw. tidak suka tidur
sebelum isya’ dan berbicara setelah isya’. ( HR. Imam Bukhori )
- Sunah mengunci pintu, dan menutup wadah makanan dan minuman.
Dari sayyidina jabir ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” kuncilah oleh kalian
pintu-pintu rumah kalian, tutuplah wadah-wadah kalain, padamkanlah lampu-lampu
kalian, karena sesungguhnya syaiton tidak akan bisa membuka suatu yang telah terkunci,
dan berdiam pada suatu yang telah ditutup-potongan hadits-“. ( HR, imam Tirmizi )
- Tidur dalam keadaan suci.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata baginda Rosulullah saw. bersabda :” barang
siapa bermalam dalam keadaan suci kemudian dia wafat pada malam itu juga, maka dia
wafat dalam keadaan syahid “. ( HR. Imam Ibnu Sinny )
- Niat akan mendirikan sholat tahajjud.
Dari sayyidina Abi darda’ ra., baginda Rosulullah saw bersabda :” barang siapa yang
mendatangi tempat tidurnya sedangkan dia niat uantuk sholat tahajjud kemusian dia
tertidur hingga waktu subuh, maka ditulis untuknya pahala sesuai apa yang dia niatkan,
dan tidurnya adalah sedekah dari Allah swt. “. ( HR. Imam Nasa’i )
- Membasuh telapak tangan sebelum tidur.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata baginda Rosulullah sawm bersabda :” barang
siapa yang tidur sedang ditangannya terdapar kotoran dan tidak membasuhnya kemudian
ada sesuatu yang menghinggapinya, maka dia jangan mencela kecuali dirirnya saja “.
( HR. Abu Daud )
- Mengibas tempat tidur sebelum tidur.
Dari sayiidina Abu Hurairoh ra. berkata baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila salah
seorang diantara kalian ingin mendatangi tempat tidurnya, maka kibaslah tempat tidur
kalian !, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui apa-apa yang ada dibawah tempat
kalain tidur-potongan hadits-( HR. Imam Bukhori )
- Sunah memakai celak sebelum tidur.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma., baginda Rosulullah saw. bersabda :” bercelaklah
kalain dengan celak Itsmid ( nama sebuah celak ), karena sesungguhynya bercelak bisa
menerangkan penglihatan, menumbuhkan bulu “, sayyidina Ibnu Abbas r.huma berkata :
baginda Rosulullah saw. bercelak setiap malamnya, tiga kali pada mata kanan dan tiga kali
pada mata kiri. ( HR. Tirmizi )
- Tidur menghadap bagian kanan.

5
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dari sayyidina Bara’ bin Azib ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. ingin
tidur, maka Beliau tidur dengan menghadap bagian kanan. ( HR.Bukhori )
- Meletakkan tangan kanan pada pipi bagian kanan.
Dari sayyidina Hafshoh bin Umar r.huma berkata : apabila baginda Rosulullah saw. ingin
tidur maka Beliau meletakkan tangan kanan Beliau pada pipi sebelah kanan Beliau. ( HR.
Abu Ya’la )
- Bertaubat sebeelum tidur.
Dari sayyidina Abi Sa’id r.a, baginda Nabi saw. bersabda :” barang siapa yang ketika
sebelum tidurnya membaca :
‫َأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ الَّ ِذيْ الَِإلَهَ ِإالَّ هُ َو ال َح ُّي القَيُّوْ ُم َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه‬
Sebanyak 3 kali, maka Allah swt. pasti akan mengampuni dosa-dosanya walaupun dosanya
sebanyak buih lautan atau sebanyak pasir ditepi pantai atau sebanyak daun dibatang
pepohonan ataupun sebanyak hari-hari yang ada didunia ini “. ( HR.imam Tirmizi )
- Berzikir sampai tertidur.
( QS. Ali Imron ayat : 191 )
- Menopang kepala ketika seorang musafir singgah untuk beristirahat, diwaktu dekat
dengan subuh.
Dari sayyidina Abi Qotadah ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. dalam
sebuah perjalanan, Beliau saw. singgah pada suatu tempat untuk beristirahat diwaktu
malam dan Beliau pun tidur dan ketika Beliau saw. singgah diwaktu dekat dengan subuh,
maka beliau mengangkat kedua lengan Beliau dan menopang kepala Beliau dengannya.
( HR. Imam Muslim )
- Doa ketika tidak bisa tertidur.
Dari sayyidina Zaid bin tsabit ra. berkata : pernah suatu malam aku tidak bisa tertidur, alalu
aku mengadukannya kepada baginda Rosulullah saw. dan Beliau bersabda :’ bacalah !
‫ت ال ُعيُوْ نُ َو َأ ْنتَ َح ٌّي قَيُّوْ ٌم يَا َ َح ُّي يَاقَيُّوْ ُم َأنِ ْم َع ْينِ ْي َو ا ْه ِدْأ لَ ْيلِ ْي‬
ِ ‫ت النُّجُوْ ُم َو هَ َدَأ‬
ِ ‫َار‬
ِ ‫اللهُ َّم ع‬
Akupun membacanya dan kemudian bisa tertidur. ( HR. Imam Thobroni )
- Doa ketika terbangun pada malam hari.
Dari sayyidina ‘Aisyah r.ha berkata :ketika baginda Rosulullah saw. terbangun pada malam
hari, Beliau saw. membaca :

ِ ْ‫ت َو اَألر‬
‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما ال َع ِز ْي ُز ال َغفَّا ُر‬ ِ ‫الَِإلَهَ ِإالَّ هللاَ ال َوا ِح ُد القَهَّا ُر َربُّ ال َّس َما َوا‬
( HR. Imam Ibnu Hibban )

6
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Larangan tidur di tempat orang biasa jalan.


Dari sayyidina Ja’far bin Abdullah r,huma berkata : baginda Rosulullah saw. melarang
untuk tidak tidur diantara suatu kaum dan tidur ditempat orang biasa jalan. ( HR. Imam
Thobrani )
- Sunnah Qoilulah ( tidur pada pertengahan siang ).\
Dari sayyidina Anas bin Malik r.a berkata baginda Rosulullah saw. bersabda :” Qoilulah-
lah kalian ( tidur pada pertengahan siang ), karena sesungguhnya syaitan tidak tidur siang
“. (HR. Imam Thobrani)
- Makruh tidur pada waktu dhuha, setelah Ashar dan setelah maghrib.
Dari sayyidina Muhammad bin Ahmad bin Nadhor berkata : aku mendengar Ibnu Aroby
berkata : dahulu sayyidina Abdullah bin Abbas r,huma berjalan melewati anaknya yang
sedang tidu pada waktu dhuha, kemudian sayyina Abdullah bin Abbas r.huma
membangunkan anaknya tersebut dengan kakinya seraya berkata : bangunlah !,
sesungguhnya kamu tidur pada waktu Allah swt. membagi rezki pada hamba-hambanya,
tidakkah engkau tau bahwa, todur pada waktu dhuha akan menimbulkan sifat malas, pelupa
dan terhalang hajat-hajatnya-potongan hadits-( HR. Imam Malik )
- Sunnah memabaca dzikir sayyidatina Fatimah r.ha sebekum tidur yaitu
Subhaanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, AllahuAkbar 34 kali.
Dikutip dari sayyidina ‘Ali r.a bahwa beliau memerintahkan sayyidatina Fatimah r.ha untuk
meminta seorang pembantu kepada baginda Rosulullah saw., dikarenakan mujahadahnya
sayyidatina Fatimah dalam urusan pekerjaan rumah, seperti menggiling gandum dengan
tangan beliau sendiri hingga membuat tangan sayyidatina Fatimah melepuh. Ketika
sayyidatina Fatimah r.ha mendatangi kediaman baginda Rosulullah saw. sayyidatina
Fatimah mendapati bahwa Beliau sedang tidak dirumah, dan kembali ketika selesai sholat
isya’, sayyidatina ‘Aisyah berkata : wahai nabi Allah !, sungguh Fatimah yelah berkunjung
ke rumah Engkau sedang tak mendapati Engkau dirumah, baginda Rosulullah saw.
bersabda :” tidaklah Fatimah datang kecuali dengan sebuah hajat “, lalu baginda
Rosulullah saw. bergegas menuju rumah sayyidina ‘Ali r.a.
Sayyidina ‘Ali ra. berkata : pada waktu itu aku dan sayyidatina Fatimah r.ha sedang
berada di tempat tidur kami. Lalu baginda Rosulullah saw. ,emgetuk pimtu seraya meminta
izin untuk masuk kedalam rumah, aku pun bergegas bangkit dari tampat tidur ku untuk
menyambut baginda Rosulullah saw., Beliau bersabda :” tetaplah ditempat tidurmu wahai
‘Ali ”. Beliau bersabda :” wahai Fatimah !, apa yang menyebabkan engkau datang ? “,
sayyidatina Fatimah r.ha menjawab : wahai Rosulullah ! pada hari ini sungguh aku telah
menggiling gandum sehingga membuat tangan ku melepuh, maksud aku mendatangi
Engkau ialah ingin meminta seorang pembantu dari Engkau. Baginda Rosulullah saw.
bersabda :” maukah Aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih baik dari pada

7
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

mendapatkan seorang pembantu ? ”, mereka menjawab : tentu wahai Rosulullah, Beliau


bersabda :” bacalah sebelum tidur AllahuAkbar 34 kali, Subhaanallah 33 kali,
Alhamdulillah 33 kali, ini jauh lebih baik dari pada mendapatkan seorang pembantu “.
(HR. Imam Muslim)
- Sebelum tidur membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.
Dari sayyidida Anas ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila kamu
meletakkan lambungmu di tempat tidurmu, bacalah surat Al-fatihah dan surat Al-ikhlas,
maka kamu pasti akan aman dari segala sesuatu kecuali kematian “. (HR. Imam Bazzar)
- Sebelum tidur membaca surat Al-ikhlas dan surat Muawwidzatain.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha berkata, dahulu ketika naginda Rosulullah saw. akan beranjak
tidur, Beliau mengumpulkan kedua telapak tangan Beliau (seperti orang yang sedang
berdoa), kemudian Beliau isyarat meniup ketangan Beliau, lalu Beliau membaca di kedua
telapak tangan Beliau tadi surat Al-ikhlas, surat Al-falaq, dan surat An-nas, Kemudian
Beliau mengusap seluruh bagian dari badan Beliau yang bisa digapai, memulainya dari
bagian kepala lalu kebagian wajah lalu bagian belakang badan Beliau, dan ini Beliau ulangi
sebanyak 3 kali. (HR. Imam Tirmizi)
- Membaca ayat Kursi sebelum tidur.
Dari saiyyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ” apabila
kamu mendatangi tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi maka penjagaan Allah swt. tidak
akan hilang darimu dan syaitan tidak akan bisa mendekatimu hingga waktu subuh-
potongan hadits-. (HR. Imam Bukhori)
- Membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqoroh sebelum tidur.
Dari sayyidina Ibnu Mas’ud ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” barang siapa
yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqoroh, maka itu sudah cukup baginya “. (HR.
Imam Bukhori)
- Membaca surat As-Sajadah dan surat Al-Mulk sebelum tidur.
Dari sayyidina Jabir ra. berkata : baginda Rosulullah saw. tidak akan tidur sebelum
membaca surat Alif Laam Miim Sajadah dan Tabaarokalladzi Biyadihil Mulk (HR. Imam
Bukhori)
- Membaca surat Al-Hasyr sebelum tidur.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata : baginda Rosulullah saw. pernah menasehati
seorang lelak agar, ketika ia ingin beranjak ketempat tidurnya, hendaknya ia membaca surat
Al-Hasyr, Beliau saw. bersabda :” jika kamu wafat, maka kamu wafat dalam keadaan
syahid “ atau Beliau bersabda :” kamu termasuk ahli surga “. (HR. Imam Ibnu Sinny)

8
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Membaca surat Al-kafirun sebelum tidur.


Dari sayyidina Farwah bin Naufal ra. dari ayahnya ra. berkata kepada baginda Rosulullah
saw. : wahai Rosulullah, perintahkanlah untukku suatu amalan yang bisa aku amalkan,
baginda Rosulullah saw. bersabda :” jika kamu beranjak ketempat tidurmu hendaknya
kamu membaca “ Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun” sampai akhir ayat, karena sesungguhnya
surat itu akan menjadi pembebas dari kesyirikan “. (HR. Imam Hakim)
- Membaca doa sebelum tidur.
Dari sayyidina Huzaifah ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. ingin tidur,
Beliau membaca
‫ت َو َأحْ يَا‬
ُ ْ‫ك َأ ُمو‬
َ ‫اللهم بِا ْس ِم‬
(HR. Imam Bukhori)
- Doa sebelum tidur lainnya.
ْ َ‫ك َم َماتُهَا َو َمحْ يَاهَا ِإ ْن َأحْ يَ ْيتَهَا فَاحْ ف‬
.َ‫ظهَا َو ِإ ْن َأ َمتَّهَا فَا ْغفِرْ لَهَا اللهم ِإنِّ ْي َأ ْسَألُكَ ال َعافِيَة‬ َ َ‫ ل‬, ‫اللهم خَ لَ ْقتَ نَ ْف ِس ْي َو َأ ْنتَ ت ََوفَّاهَا‬
(HR. Imam Muslim)
- Sunnah memuji Allah swt. ketika bermimpi baik.
Dari sayyidina Sa’id Al-Kudri ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila
salah seorang dari kalian bermimpi baik, sesungguhnya itu dari Allah swt., maka
bertahmidlah (membaca Alhamdulillah) “. (HR. Imam Bukhori)
- Menceritakan mimpi baik kepada orang kita cintai.
Dari sayyidi Abi Qoyadah ra. berkata, baginda Rosulullah saw, bersabda :” mimpi baik
datangnya dari Allah swt. dan mimpi buruk datangnya dari syaitan. Barang siapa yamg
bermimpi buruk, hendaknya ia isyarat meniup ke arah kiri dan mintalah perlindungan
kepada Allah swt. dari syaitan, mimpi tersebut tidak akan membahayakannya dan
janganlah menceritakannya kepada siapapun. Dan barang siapa yang bermimpi baik,
maka bergembiralah dan jangan menceritakannya kecuali kepada orang yang kamu
senangi “. (HR. Imam Tirmizi)
- 5 hal yang harus dikerjakan segera bagi orang yang bermimpi buruk :
1. Isyarat meniup 3 kali kearah kiri.
2. Meminta perlindungan Allah swt. dari kejahatan syaitan.
3. Merubah posisi tidur.
4. Mengambil wudhu dan mengerjakan sholat.
5. Tidak menceritakan kepada siapapun. (HR. Imam Muslim)

9
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Segera bangun ketika mendengar kokokan ayam.


Suatu ketika sayyidatina ‘Aisyah r.ha ditanya : kapan baginda Rosulullah saw. bangun dari
tidur Beliau ?, sayyidatina ‘Aisyah menjawab : ketika mendengar suara kokokan ayam.
(HR. Imam Buhkori)
- Mencuci tangan setelah bangun dari tidur.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra., baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila salah
seorang dari engkau bangun dari tidur, hendaknya ia tidak memasukkan tangan nya ke
sebuah wadah sampai dia membasuh tanganya 3 kali basuhan, dikarenakan ia tidak
tmengetahui, kemana saja tanganya sudah bergerak “ (HR. Imam Muslim).

ADAB-ADAB MAKAN DAN MINUM


- Mencuci kedua telapak tangan.
Dari sayyidina Salman Al-Farisy berkata : aku membaca didalam kitab Taurat bahwa,
keberkahan makanan itu ada ketika mencuci tangan sebelum makan, kemudian aku
memberi tahu ayat tersebut kepada baginda Rosulullah saw. dan Beliau bersabda :
”keberkahan makanan itu ada ketika seseorang mencuci kedua telapak tangannya sebelum
dan setekah makan “. (HR. Imam Abu Daud dan Tirmizi)
- Melepas sendal atau terompah ketika sedang makan.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”apabila
makanan telah dihidangkan maka, lepaslah sendal-sendal kalian, karena senda-sendal
kalian adalah alat-alat untuk berjalan bagi kalian “. (HR. Imam Darimy)
- Makan dengan membawa sifat tawadu’ sebagaimana seorang hamba.
Dari sayyidina Ayyub ra. berkata, bahwa baginda Rosulullah saw. apabila makan, maka
Beliau akan makan dengan duduk Istiifaz (duduk dengan mengangkat kedua lutut), dan
Beliau bersabda : ”aku makan sebagaimana makannya seorang hamba, dan aku duduk
sebagaimana duduknya seorang hamba karena memang, aku adalah seorang hamba” (HR.
Imam Mu’ammar)
- Membaca Basmalah.
Dari sayyidi Umar bin Abi Salamah ra. berkata : dahulu aku seorang anak-anak yang
berada dalam asuhan baginda Rosulullah saw. dan pernah suatu waktu, aku ingin
mengambil makanan yang ada disebuah mangkok, lalu baginda Rosulullah saw. bersabda :
” wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan dan mulailah dari
yang pinggir “. (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)

10
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Makan dari hasil yang halal.


(QS : Al-Baqoroh ayat 172)
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : dibacakan sebuah ayat dihadapan baginda
Rosulullah yaitu QS. Al-Baqoroh 168.
Lalu sayyidina Sa’ad bin Abi Waqqosh berdiri dan berkata : ya Rosulullah, berdoalah
kepada Allah, agar aku dijadikan orang yang diijabah doanya !, baginda Rosulullah saw.
bersabda :” wahai Sa’ad, perbaguslah makananmu ( makan dari hasil yang halal ), maka
Allah swt. akan mengijabah doa-doamu, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada
digenggamannya !, sesungguhnya seorang hamba yang ditenggorokannya terdapat suatu
yang haram, maka Allah swt enggan menerima amalnya selama 40 hari dan siapa saja
yang dagingnya tumbuh dari perkara yang haram, maka Nerakalah sebaik-baik tempat
untuknya “ (HR. Imam Thobroni)
- Sunnah makan berjama’ah.
Dari sayyidina Wahsyi ra. bercerita bahwa orang-orang berkata kepada baginda Rosulullah
saw. : wahai Rosulullah, kami makan sedangkan kami tidak merasa kenyang, lalu Beliau
bertanya : ”apakah kalian makan berpisah-pisah ?“ mereka menjawab : benar wahai
Rosulullah, Beliau saw. bersabda : ”makan berjema’ahlah dan sebutlah nama Allah, maka
Allah swt. akan memberkahi makanan kalian“ . (HR. Imam Abu Daud)
- Makruh meninggalkan makan malam.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”makan
malam lah walau hanya dengan paruhan kurma, karena meninggalkan makan malam
adalah sesuatu hal yang dapat melemahkan badan“ (HR. Imam Tirmizi)
- Mendoakan orang yang mengajak makan, sedang kamu sedang berpuasa.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw bersabda : ”apabila salah
seorang dari kalian diajak makan, maka terimalah. Jika kamu sedang berpuasa, maka
doakanlah ia yang mengajakmu, sedang jika tidak, maka makanlah“ (HR. Imam Muslim)
- Makan bersama pembantu atau memberinya makanan apabila ia enggan makan
bersama.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila
seorang pe;ayan mengantar makanan kepada salah seorang dari kalian, maka duduk
kanlah ia dan makan bersamanya, jikalau ia enggang, maka ambilkanlah untuknya
sebagian dari makanan yang ia bawa “ (HR. Imam Ibnu Majah)
- Makan dengan niat untuk beramal sholeh.
(QS : Al-Mukminun 51)

11
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Membenamkan seluruh badan lalat, ketika masuk kedalam sebuah wadah.


Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila lalat
masuk kedalam wadah punya salah seorang dari kalian, maka benankanlah seluruh
badannya kemudian buanglah, karena salah satu dari sayap lalat terdapat obat dan
disayap lainnya terdapat penyakit “. (HR. Imam Bukhori)
- Tidak makan dan minum berlebihan
(QS Al-‘Araf 31)
- Larangan mencela makan.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata : baginda Rosulullah saw. sekalipun tidak pernah
mencela makanan, jikalau Beliau menyukainya, maka Beliau akan memakannya, jikalau
tidak, maka Beliau akan meniggalkannya. (HR. Imam Bukhori)
- Makruh memakan makan yang masih sangat panas.
Dari sayyidatina Asma binti Abu Bakar r.huma. berkata : bahwa pernah suatu ketika dia
meremukkan makan, kemudian membubuhinya dengan kuah, lalu dia memasukan sesuatu
pada makanan tersebut sehingga asap yang ada pada makanan tersebut hilang (panas dari
makan tersebu), kemudian dia berkata : aku telah mendengar baginda Rosulullah saw.
bersabda : ”sesungguhnya yang demikian sangat besar keberkahanny “.(HR. Imam Ahmad)
- Makruh mencium makanan.
Dari sayyidina Ummu Salamah r.ha. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”janganlah kalian mencium makanan kalian sebagaimana binatang buas mencium
makanannya“ (HR. Imam Thobrani)
- Larangan makan telungkup.
Dari sayyidina Salim dari ayahnya ra. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. melarang
untuk tidak makan dengan 2 cara ; duduk disebuah jamuan yang diatasnya terdapat khomar
yang akan diminum dan makan dalam keadaan telungkup. (HR. Imam Abu Daud)
- Makruh makan didalam pasar.
Dari sayyidina Abi Umamah, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”makan didalam pasar
adalah sebuah kehinaa “. (HR. Imam Thobrany)
- Makruh meniup makan dan minuman.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. tidak pernah
meniup makanan maupun minuman, dan Beliau juga tidak pernah bernafas pada tempat
wadah air tempat minum. (HR. Imam Ibnu Majjah)
- Makan dengan tangan kanan.

12
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata : baginda Rosulullah saw. bersabda : ”makan dan
minumlah kalian dengan tangan kanan, begitu juga dengan mengambil dan memberi.
Karena sesungguhnya syaiton makan, minum, mengambil dan memberi dengan tangan
kiri“. (HR. Imam Ibnu Majjah & Imam Bukhori)
- Sunnah makan dengan 3 jari dan menjilat jari.
Dari sayyidina Muhammad bin Ka’ab bin ‘Ujroh ra. dari ayahnya ra. berkata : aku telah
melihat baginda Rosulullah saw. makan dengan menggunakan 3 jari ; jari jempol, jari
tekunjuk dan jari tengah, setelah selesai makan Beliau menjilat jari yang tadi sebelum
membasuhnya. (HR. Imam Thobrani & Imam Muslim)
- Sunnah makan mulai dari pimggir.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : baginda Rosulullah saw. : ”keberkahan
makanan teletak pada tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya, bukan
temgahnya“. (HR. Imam Tirmizi)
- Membaca Basmalah ketika lupa membaca pada awal makan.
Dari sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”barangsiapa yang lupa menyebut nama Allah ketika permulaan makan, maka hendaknya
dia langsung membaca :

ِ ‫بِس ِْم هللا فِى اَ َّولِ ِه َو‬


‫آخ ِر ِه‬

Yang demikian akan membuat baik makanan setelahnya dan mencegah kejelekan yang
akan menimpanya”. (HR. Imam Ibun Hibban & Imam Thobrani)
- Doa agar tehindar dari bahaya makanan dan minuman.
Dari sayyidina Umar bin Khattab ra. berkata ; pernah suatu ketika baginda Rosulullah saw.
meminta air untuk di minum, kemudian aku membawakannya untuk Beliau, sedang
didalam air tersebut tedapat sebuah helai rambut, kemudian Beliau mengambil rambut
tersebut dan berdoa :
ُ‫اللهم َج ِّم ْله‬
(HR. Imam Hakim) –penggalan hadits-
- Sunnah bersyukur setelah makan.
(QS Al-Baqoroh 172)
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”orang yang
bersyukur setelah makannya sebagaimana orang yang berpuasa lagi bersabar“. (HR.
Imam Abi khuzaimah)

13
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Sunnah membaca hamdalah selepas makan.


Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”sesungguhnya Allah swt. sangat mencinta sesorang yang makan hingga kenyang,
kemudian dia memuji Allah (bertahmid) untuk makanan tersebut, begitu juga minuman“.
(HR. Imam Muslim)
- Doa setelah makan.
Dari sayyidina Sa’id Al-Khudry ra. menceritakan : apabila baginda Rosulullah saw. selesai
makan, maka Beliau akan membaca doa :
ْ ‫ال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ‬
َ‫ط َغ َمنَا َو َسقَانَا َو َج َعلَنَا ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
(HR. Imam Abu Daud)
Doa lainnya :
َ‫ك ْال َح ْم ُد َعلَى َما َأ ْعطَيْت‬ ْ ‫اللَّهُ َّم َأ‬
َ َ‫ط َع ْمتَ َو َأ ْسقَيْتَ َو َأ ْعنَيْتَ َو َأ ْقنَيْتَ َو هَ َديْتَ واجْ تَبَيْتَ فَل‬
(HR. Imam Nasai)
Doa lainnya :
‫ال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َم َّن َعلَ ْينَا فَهَدَانَا َو بَالَ ٍء َح َس ٍن َأ ْبالَنَا‬
(HR. Imam Thobrani)
- Sunah minum duduk.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” janganlah
salah seorang dari kalian sekali-kali minum dalam keadaan berdiri, dan siapa saja yang
telah melakukannya, hendaknya memuntahkannya “. (HR. Imam Muslim)
- Minum dengan tangan kanan.
Dari sayyidina Ibnu Umar r.huma berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila
salah seorang dari kalian hendak makan dan minum, maka makan dan minumlah dengan
tangan kanan “. (HR. Imam Muslim)
- Minum dengan 3 kali tegukan.
Dari sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw.
hendak ingin meminum sesuatu dari sebuah wadah, maka Beliau memulainya dengan 3 kali
tegukan, yangmana disetiap tegukan Beliau membaca ِ‫ اَ ْل َح ْم ُد هلل‬dan bersyukur setelahnya.
(HR. Imam Ibnu Nasai)
- Makruh meniup makanan dan minuman.

14
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. tidak pernah
meniup makanan dan minum Beliau, dan juga tidak pernah bernafas pada wadah makanan
atau minuman tersebut. (HR. Imam Ibnu Majjah & Imam Baihaqi)

ADAB-ADAB ISTINJAK
- Memutup serta menjauh dari khalayak ramai ketika buang hajat.
Dari sayyidina Abu Hurairah ra. dari baginda Rosulullah saw. bersabda :” barangsiapa
yang ingin buang hajat, maka carilah penutup, kalau tidak mendapati penutup kecuali
hanya gundukan pasir, maka belakangilah gundukan tersebut. Karena sungguh saitan
sangat senang duduk ditempat buang hajatnya Bani Adam. Barang saipa yang
mengerjakannya, maka itu baik untuknya, dan siapa yang tidak mengerjakannya, maka
tidak ada celaan baginya “. (HR. Imam Abu Daud)
Dari sayyidina Jabir bin Abdillah r.huma., bahwa apabila baginda rosulullah saw. ingin
buang hajat, maka Beliau akan pergi ketempat orang-orang tidak bisa melihat Beliau. (HR.
Imam Abu Daud)
- Sunnah memakai penutup kepala dan alas kaki ketika masuk tandas.
Dari sayyidina Habib bin Sholeh ra., dahulu ketika baginda Rosulullah saw. ingin masuk
tandas, Beliau mengenakan alas kaki dan penutup kepala. (HR. Imam Baihaqi)
- Sunnah membaca Bismillah dan meminta perlindungan kepada Allah swt.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :”
sesungguhnya tempat ini (tandas) adalah sarangnya syaitan, jika salah seorang dari kalian
hendak memasukinya, maka bacalah :

ِ ‫ث َو ْالخَ بَاِئ‬
‫ث‬ ِ ُ‫ك ِمنَ ْال ُخب‬
َ ِ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ُعوْ ُذ ب‬, ‫بِس ِْم هللا‬
(HR. Imam Thobrani)
- Masuk dengan kaki kiri, keluar dengan kaki kanan.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : dahulu baginda Rosulullah saw. memiliki
kebiasaan, memulai segala sesuatu dengan menggunakan bagian anggota badan Beliau
yang kanan ketika itu bersih. (HR. Imam Bukhori)
- Wajib memerhatikan masalah buang air kecil.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : pernah suatu ketika baginda Rosulullah saw.
melewati 2 tanah kuburan, lalu Beliau bersabda :” sungguh mereka sedang diazab, dan
mereka diazab bukan karena dosa-dosa besar, melainkan yang ini diazab karena tidak

15
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

memerhatikan masalah buang air kecil , dan yang satunya memiliki kebiasaan suka adu
domba “, kemudian baginda Rosulullah saw. mengambil kurma basah dan membelahnya
menjadi dua, lalu Beliau menanamkannya kepada dua kuburan tersebut dan Beliau
bersabda: ”semoga Allah swt. meringankan azab mereka berdua, selagi kurma tadi tidak
kering“. (HR. Imam Bukhori)
- Larangan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan ketika buang hajat.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : baginda Rosulullah saw. menggunakan tangan
kanannya untuk berwudhu’ dan makan, sedang yang kiri digunakan untuk ditandas dan
perkara kotor laimmya. (HR. Imam Abu Daud)
- Sunah istinjak menggunakan air.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra., dari baginda Rosulullah saw. bersabda :” sungguh ayat
ini telah diturunkan untuk orang-orang Kuba :
)108 : ‫ (التوبة‬. ‫فِ ْي ِه ِر َجا ٌل يُ ِحبُّوْ نَ َأ ْن يَتَطَهَّرُوْ ا‬
Beliau bersabda :” mereka adalah orang-orang yang beristinjak menggunakan air,
kemudian turunlah ayat ini untuk mereka “. (HR. Imam Abu Daud)
- Makruh dzikir didalam tandas.
Dari sayyidina Muhajir bin Qunfudz ra. berkata : aku mendatangi baginda Rosulullah saw.,
sedangkan Beliau lagi buang hajat, lalu akupun mengucap salam kepada Beliau dan Beliau
tidak menjawabnya sampai Beliau berwudhu’, akupun mendatangi Beliau dan menanyakan
perihal tadi, lalu Beliau Bersabda :” sungguh aku tidak suka menyebut nama Allah, kecuali
dalam keadaan suci “. (HR. Imam Abu Daud)
- Larangan buang hajat di tengah jalan, tempat berteduh, dan tempat-tempat yang
sering didatangi orang-orang.
Dari sayyidina Muadz bin Jabal ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” takutlah
kalian pada 3 tempat yang akan mengutuk :1. Tengah lapang yang sering didatangi orang-
orang, 2. Di tengah jalan, 3. Tempat berteduh ”. (HR. Imam Abi Daud)
- Keharaman menghadap kiblat dan membelakanginya ketika buang hajat.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” sungguh
kedudukan Ku diantara kalian sebagaimana kedudukan seorang ayah, yang akan
memberikan kalian nasehat prihal sesuatu. Apabila salah seorang dari kalian ingin buang
hajat, maka janganlah menghadap kiblat maupun membelakanginya “.-potongan hadits-
( HR. Imam Abi Daud)
- Istigfar ketika keluar dari tandas.

16
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dari sayyidina ‘Aisyah r.ha. berkata : dahulu apabila baginda Rosulullah saw. keluar dari
tandas, maka Beliau berdoa :
َ َ‫ُغ ْف َران‬
‫ك‬
(HR. Imam Tirmizi)
- Doa keluar dari tandas.
Dari sayyidina Abu Dzar ra. berkata : apabila baginda Rosulullah saw. keluar dari tandas,
maka Beliau akan berdoa :
)HR. Imam Nasai & Imam Ibnu Majah(.‫َب َعنِّ ْي اَأل َذى َو عَافَانِ ْي‬
َ ‫اَل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْذه‬
- Sunnah bagi seorang laki-laki mengusapkan tangannya ketanah setelah keluar dari
tandas.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. masuk
kedalam tandas, aku senantiasa menyediakan air untuk Beliau, yang nantinya Beliau
jadikan sebagai air basuhan, sayyidina Waqi’ ra. berkata : kemudian Beliau mengusapkan
tangan Beliau ketanah, lalu aku menyediakan air yang lain untuk Beliau, kemudian Beliau
berwudhu dengan air tersebut. (HR. imam Abi Daud)
- Makruh buang hajat di kamar mandi.
Dari sayyidina Abdullah bin Mugoffal ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”janganlah kalian buang air kecil ditempat biasa kalian gunakan untuk mandi (kamar
mandi), kemudian kalian juga mandi disana”, imam Ahmad rah.a. meriwayatkan :
”kemudian kalian berwudhu didalamnya, yang demikian akan membuat kalian terkena
waswas“. (HR. Imam Abi Daud)
- Makruh kencing berdiri.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : siapa diantara kalian yang menceritakan bahwa,
baginda Rosulullah saw. buang air kecil berdiri ?, janganlah kalian membenarkannya !,
karena, tidaklah Beliau buang air kecil kecuali dengan cara duduk. (HR. Imam Tirmiz)
- Makruh melihat kemaluan atau kototran yang sudah dikeluarkan.
Para ahli fiqih rah.him. sangat banyak sekali membahas bahwa, tidak nelihat kemaluan atau
kotoran yang sudah dikeluarkan adalah sunnah.
Imam An-Nawawi rah.a. berkata didalam kitabnya Al-Majmu’ : disunnahkan bagi
seorang yang buang hajat, untuk tidak melihat kemaluan ataupun kotoran yang sudah dia
keluarkan.

17
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Imam Ibnu Najim Al-Hanafy berkata dalam kitabnya Al-Bahrur Rooiq Fii Syarhil
Kanzul Daqooiq : seyogyanya seseorang untuk tidak melihat auratnya kecuali ada sebuah
hajat (keperluan mendesak), dan tidak juga melihat kotoran yang sudah dia keluarkan.
Dalam kitab ‘Ianatuth Tholibin dikatakan : janganlah seseorang diantara kalian melihat
apa yang sudah dikeluarkan, kecuali karena sebuah mashlahah.

ADAB-ADAB BERSAFAR
- Sunnah menulis wasiat sebelum berangkat, karena ajal berada digenggaman Allah
swt.
(QS. Luqman : 34)
- Sunnah membawa bekal.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : pernah suatu waktu, orang-orang yaman pergi
menunaikan haji ke Baitullah, sedangkan mereka tidak membawa bekal. Mereka berkata :
kami adalah orang-orang yang bertawakkal. Sesampai mereka di kota Mekkah, merekapun
meminta-minta kepada orang-orang yang ada disana, kemudian Allah swt. menurunkan
ayat:
)197 : ‫َوتَزَ َّو ُدوْ ا فَِإ َّن خَ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى (البقرة‬
(HR. Imam Bukhori)
- Solat sunnah safar.
Dari sayyidina Muth’im bin Miqdar ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”tidak
ada suatu pemberian, yang diberkan seorang hamba kepada keluarganya lebih baik,
melebihi 2 rokaat yang dia kerjakan disisi mereka, ketika hendak bersafar“. (HR. Imam
Ibnu Syaibah).
- Makruh bepergian pada malam hari sendirian.
Dari sayyidina Ibnu Umar r.huma. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”kalau
orang-orang mengetahui keadaan seseorang ketika dia sendirian sebagaimana yang Aku
ketahui, maka niscaya dia tidak akan bepergian pada malam hari sendirian“. (HR. Imam
Bukhori)
- Sunnah safar bertiga.
Dari sayyidina Amar bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya ra. berkata, baginda
Rosulullah saw. bersabda : ”orang yang sendirian bersafar, dia bersama syaitan. Orang
yang berduaan bersafar, dia bersama syaitan. Orang yang safarnya bertiga, maka mereka
berjemaah“. (HR. Imam Abi Daud & Imam Tirmizi)

18
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

- Mengangkat seorang amir ketika safar.


Dari sayyidina Sa’id Al-Khudry ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”apabila
tiga orang keluar untuk bersafar, maka angkatlah salah seorang dari mereka untuk
dijadikan amir“. (HR. Imam Abi Daud)
- Sunnah memulai perjalanan pada malam hari, khususnya permulaan malam.
Dari sayyidina Anas ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”hendaknya kalian
bepergian pada malam hari, karena bumi dilipat pada waktu itu“. (HR. Imam Abi Daud)
- Sunnah safar pada hari kamis.
Dari sayyidina Ka’ab bin Malik ra. berkata : tidaklah baginda Rosulullah saw. bepergian
kecuali hari kamis. –potongan hadits- (HR. Imam Bukhori)
- Sunnah memulai safar pada permulaan siang.
Dari sayyidina Shori Al-Ghomidi berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :”ya Allah,
berkahilah ummat Ku pada pagi hari mereka“. Dan apabila Beliau ingin mengutus sebuah
pasukan, maka Beliau akan mengutus mereka pasa permulaan siang (pagi). (HR. Imam Abu
Daud)
- Doa untuk ahli keluarga yang ditinggal.
Dari sayyidina Musa bin Wardan berkata, sayyidina Abu Hurairoh berkata : maukah ku
ajarkan kepadamu sebuah kalimat, yang baginda Rosulullah saw. ajarkan kepaku ?, apabila
engkau hendak bersafar, maka bacakanlah untuk keluargamu :
. ُ‫َأ ْستَوْ ِد ُع ُك ُم هللاَ الَّ ِذيْ الَ يُخَ يِّبُ َودَاِئ َعه‬
(HR. Imam Thobrani & imam Ibnu Majah)
- Doa ketika berpisah dengan sahabat.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata : seorang lelaki telah datang kepada baginda
Rosulullah saw. dan berkata : ya Rosulullah, aku hendak bersafar, Beliau bertanya : ”kapan
?“, dia menjawab : besok insya Allah, kemudian baginda Rosulullah saw. mendatanginya,
meraih tangannya dan berdoa :
ُ ‫ك فِى ْال َخي ِْر َحي‬
َ‫ْث تَ َو َّجهْت‬ َ َ‫ك هللاُ التَّ ْق َوى َو َغفَ َر َذ ْنب‬
َ َ‫ك َو َو َّجه‬ َ ‫فِى ِح ْف ِظ هللاِ َو فِى َكفَنِ ِه َو زَ َّو َد‬
(HR. Imam Ibnu Sinni & imam Darimi)
- Doa ketika keluar rumah.
Dari sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :”
barangsiapa keluar dari rumahnya, dengan maksud ingin bersafar, maka bacalah ketika
keluar rumah :

19
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

‫ت َعلَى هللاِ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬
ُ ‫ت بِاهللِ َو تَ َو َّك ْل‬
ُ ‫ص ْم‬ ُ ‫بِس ِْم هللاِ آ َم ْن‬
َ َ‫ت بِاهللِ َوا ْعت‬
Maka dia akan diberi sebaik-baik rezki dari tempat tersebut dan akan dicabut dari tempat
tersebut segala kejelekan “. (HR. Imam Ibnu Abi Dunya)
- Disunnahkan menjaga 7 perkara ketika berkendaraan.
1. Membaca Bismillah ketika naik kendaraan.
2. Membaca Alhamdulillah ketika sudah duduk.
3. Membaca :
)13( َ‫) َو ِإنَّا ِإلَى َربِّنَا لَ ُم ْنقَلِبُوْ ن‬12( َ‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذيْ َس َّخ َر لَنَا ه َذا َو َما ُكنَّا لَهُ ُم ْق ِرنِ ْين‬
4. Membaca Alhamdulillah 3 kali.
5. Membaca Allahuakbar 3 kali.
6. Membaca doa :
َ‫ب ِإالَّ َأ ْنت‬
َ ْ‫ فَا ْغفِرْ لِ ْي فَِإنَّهُ الَ يَ ْغفِ ُر ال ُّذنُو‬, ‫ت نَ ْف ِس ْي‬ َ ‫ك ِإنِّ ْي‬
ُ ‫ظلَ ْم‬ َ َ‫ُس ْب َحان‬
7. Tersenyum.
Kemudian sayyidina ‘Ali ra. ditanya :sebab apa engkau tersenyum wahai Amirul mukminin
?, sayyidina ‘Ali ra. menjawab : dahulu aku pernah melihat baginda Rosulullah saw.
melakukan persis sebagaimana apa yang aku lakukan, aku juga bertanya : wahai
Rosulullah, sebab apakah yang membuat engkau tersenyum ?, baginda Rosulullah saw.
bersabda :” sesungguhnya tuhanmu takjub, ketika hambanya berdoa “ ya Allah, ampunilah
dosa-dosaku “, dan dia mengetahui, bahwa memang tidak ada yang bisa mengampuni
keculai Dia ( Allah swt. ) “. ( HR. Imam Abi Daud & Imam Tirmizi )
- Doa naik kendaraan laut dan supaya terjaga dari bahaya.
Dari sayyidina Husain bin ‘Ali r.huma. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” suatu
yang bisa menjadi penjaga bagi ummat Ku, agar mereka tidak tenggelam, ketika menaiki
perahu ialah, hendaknya dia membaca :
) 41 : ‫بِس ِْم هللاِ َمجْ َرىهَا َو ُمرْ سهَا ِإ َّن َرب ِّْي لَ َغفُوْ ٌر َر ِح ْي ٌم ( هود‬
-penggalan hadits- ( HR. Imam Ibnu Sinni )

- Doa agar terhindar dari marabahaya, tatkala singgah disuatu tempat.


Dari sayyidina Haulah binti Hakim As-Sulamiyyah r.ha. berkata, aku mendengar baginda
Rosulullah saw. bersabda :” barang siapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia
membaca :

20
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

َ َ‫ت ِم ْن َش ِّر َما خَ ل‬


‫ق‬ ِ ‫َأ ُعوْ ُذ بِ َكلِ َما‬
ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬
Maka tidak akan ada yang dapat membahayakannya suatu apapun, sampai dia pergi dari
tempat tersebut “. ( HR. Imam Muslim )
- Sunnah bertakbir ketika pendakian dan bertasbih ketika penurunan.
Dari sayyidina Jabir bin Abdillah r.huma. berkata : dahulu ketika kami jalan di pendakian,
maka kami bertakbir dan ketika jalan menurun kami bertasbih. ( HR. Imam Buhkori )
- Memperbanyak doa ketika safar.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” 3 doa yang
pasti tidak akan tertolak :
1. Doa kedua orang tua untuk anaknya.
2. Doa seorang musafir.
3. Doa orang yang terzolimi.
( HR. Imam Abi Daud )
- Memperbanyak zikir ketika bersafar.
Dari sayyidina ‘Uqbah bin Amir ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” tidaklah
seorang musafir, yang menyibukkan dirinya dengan berzikir kepada Allah, keculai dia
akan senantiasa diikuti malaikat, akan tetapi jika dia sibuk dengan melantunkan sya’ir
atau dengan yang lainnya, maka dia senantiasa diikuti oleh syaitan “. ( HR. Imam
Thobroni )
- Doa ketika memasuki sebuah kampung.
Dari sayyidina Ibnu Umar r.huma. berkata : dahulu pernah suatu waktu, ketika kami
bersafar bersama baginda Rosulullah saw.. ketika Beliau sudah melihat desa yang akan
Beliau masuki, Beliau berdoa :
‫ا‬--َ‫الِ ِح ْي َأ ْهلِه‬-‫ص‬
َ ْ‫ اَللَّهُ َّم ارْ ُز ْقنَا َجنَاهَا َو َحبِّ ْبنَا ِإلَى َأ ْهلِهَا َو َحبِّب‬, ‫ار ْك لَنَا فِ ْيهَا‬
ِ َ‫ اَللَّهُ َّم ب‬, ‫ار ْك لَنَا فِ ْيهَا‬
ِ َ‫ اَللَّهُ َّم ب‬, ‫ار ْك لَنَا فِ ْيهَا‬
ِ َ‫اَللَّهُ َّم ب‬
‫ِإلَ ْينَا‬
( HR.Imam Thobrani )
- Sunnah berdoa ketika pulang dari safar.
Dari sayyidina Abdillah ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. kembali dari
safar Beliau, baik itu dari peperangan, haji, ‘umrah, maka Beliau akan menyebut asma
Allah, kemudian bertakbir 3 kali, lalu berdoa :

ِ -‫ ُدوْ نَ َس‬-ِ‫اِئبُوْ نَ عَاب‬--َ‫وْ نَ ت‬--ُ‫ آيِب‬, ‫ ِد ْي ٌر‬-َ‫ ْيٍئ ق‬-‫ ِّل َش‬-‫و َعلَى ُك‬-
‫ا‬--َ‫اج ُدوْ نَ لِ َربِّن‬ َ -ُ‫ ُد َوه‬-‫هُ ْال َح ْم‬-َ‫ك َو ل‬
ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬,ُ‫ك لَه‬
َ ‫الَِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
ُ‫اب َوحْ َده‬َ َ‫ص َر َع ْب َدهُ َو هَ َز َم اَأْلحْ ز‬ َ َ‫ق هللاُ َو ْع َدهُ َو ن‬ َ ‫ص َد‬َ , َ‫َحا ِم ُدوْ ن‬

21
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

( HR.Imam Bukhori )
- Pertama yang harus dikerjakan oleh seorang musafir sebelum pulang kerumahnya.
Dari sayyidina Ka’ab bin Malik ra. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. tidak akan
pulang dari safar Beliau kecuali pada waktu dhuha, tatkala Beliau sudah kembali dari safar
Beliau, maka tempat yang pertama kali yang akan didatangi Beliau ialah mesjid, lalu Beliau
sholat 2 roka’at kemudian duduk didalamnya. ( HR. Imam Muslim )

Bagian II
ENAM SIFAT SAHABAT R.A

MAKSUD DAN TUJUAN ENAM SIFAT SAHABAT R.A

22
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Maksud dan tujuan Enam Sifat Sahabat R.A ialah agar tertanam sifat-sifat yang mulia para
sahabat r.a di dalam diri kita, sehingga memudahkan kita untuk mengamalkan agama
(Islam) secara sempurna.

ENAM SIFAT SECARA RINGKAS MENURUT MASYAIKH


Enam sifat dijelaskan para Masyaikh secara ringkas sbb.:
- Syaikh Muhammad Yusuf rah.a.: “Untuk mencapai kehendak yang dimaksud
oleh Allah SWT dalam penciptaan manusia, maka setiap manusia hendaknya
memiliki keyakinan yang benar, amal yang benar, ilmu yang benar, cara yang benar,
akhlak yang benar, niat yang benar, yang ditanamkan ke dalam dirinya dengan
mengorbankan diri, harta dan waktunya. Tanpa ini semua, maka manusia tidak akan
memahami apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dari dirinya, sehingga ia tidak
jauh berbeda dengan hewan dan makhluk-makhluk lainnya.”
- Syaikh In’amul Hasan rah.a.: “Mewujudkan agama yang sempurna dengan
membawa iman, shalat, ilmu dan ketawajuhan kepada Allah SWT, disertai sifat
memaafkan hak-hak kita yang tidak ditunaikan dan berusaha selalu menunaikan hak
orang lain, diiringi niat semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT sambil
berkeliling dari lorong ke lorong, dari kampung ke kampung dengan berkorban
biaya dan bekal sendiri.”
- Meiji Muhammad Isa Mewati rah.a.: “Berusaha menyempurnakan keimanan,
mendapatkan hakekat shalat, memastikan segala amal perbuatan kita dengan ilmu
dan ketawajuhan dzikir yang benar disertai dengan akhlak yang mulia, menunaikan
seluruh hak saudara-saudara kita dengan keikhlasan semata-mata karena Allah SWT
dan menjadikan setiap muslim agar mengorbankan diri dan hartanya demi
tersebarnya agama sesuai dengan keadaan agama yang mereka miliki.”

MUQADDIMAH

Allah SWT meletakkan kejayaan manusia di dunia dan akherat hanya dalam amal agama
yang sempurna, sebagaimana yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW.Umat pada saat
ini, belum memiliki kekuatan untuk mengamalkan agama secara sempurna. Para sahabat ra.

23
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

telah dapat mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki enam sifat yang
mulia. Pada zaman ini pun, apabila ada enam sifat pada diri kita, maka kita akan mudah
mengamalkan agama secara sempurna.

Enam sifat tersebut adalah:


1. Yakin terhadap kalimat thayyibah  ‘Laa ilaaha illallah Muhammadur
Rasulullah’,
2. Shalatul khusyu’ wal khudlu’,
3. Al Ilmu ma’adz dzikir,
4. Ikromul muslimin,
5. Tashhihun niyyah,
6. Ad Dakwah wat tabligh.

Setiap sifat dipelajari ARTI, MAKSUD DAN TUJUAN, FADHILAH, dan CARA
MENDAPATKAN-nya.

Sifat Pertama

YAKIN TERHADAP KALIMAT THAYYIBAH

Laa ilaaha illallahu Muhammadur Rasulullah

ARTI

Artinya sbb.:

24
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

1. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT.

2. Baginda Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.

MAKSUD DAN TUJUAN TIDAK ADA YANG BERHAK DISEMBAH SELAIN


ALLAH SWT

Maksud dan tujuannya ialah mengeluarkan keyakinan terhadap makhluk dari dalam hati
dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah SWT ke dalam hati.

FADHILAH

Kalimah ini memiliki banyak manfaat spiritual. Nabi saw bersabda: “Dzikir yang paling
mulia adalah “La ilaha illallah”. Sekali lagi dia berkata: “Bacalah Kalimah seratus kali
setiap hari karena itu adalah kompensasi terbaik untuk dosa seseorang, dan tidak ada
perbuatan baik yang lebih baik dari ini.” Dalam hadis lain ia mengatakan: “Apa pun yang
membaca “La ilaha illallah” seratus kali di pagi hari, dan seratus kali di malam hari, ia akan
menjadi pahala orang yang telah melepaskan sepuluh budak dari keturunan Ismail. Dalam
hadis lain Nabi Suci mengatakan: “Jaga Iman Anda tetap segar dengan membaca dan
mengamati “La ilaha illallah”.

Fadhilah yang lain sbb.:

Iman

1. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul-rasul Kami dan
orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat.” (Q.S. Al
Mukmin: 51)

2. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa beriman dan tidak mencampur adukkan


keimannya dengan syirik, maka wajib keamanan bagi mereka dan merekalah yang
diberi hidayah.” (Q.S. Al-An’am: 82)

25
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

3. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Aku ingin sekali berjumpa saudara-saudaraku.” Maka para sahabat berkata,
“Apakah kami bukan saudaramu?” Beliau menjawab, “Kalian adalah sahabatku,
sedang saudaraku adalah orang yang beriman kepadaku, padahal mereka tidak
melihatku.” (H.R. Ahmad)

4. Mafhum hadits: Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib r.a., bahwasanya ia mendengar
Rasulullah SAW. bersabda, “Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha
terhadap Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW.
sebagai Rasulnya.” (H.R. Muslim)

5. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Sungguh beruntung orang yang beriman kepadaku dan melihatku, beruntung satu
kali.” “Sungguh beruntung pula orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak
melihatku, beruntung tujuh kali.” (H.R. Ahmad)

6. Mafhum hadits: Nabi SAW. , “Iman itu lebih dari 70 cabang. Yang paling utama
adalah ‘Laa ilaaha illallah’. Dan yang terendah ialah menyingkirkan benda-benda
yang menghalangi jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman (yang
terpenting).” (HR. Muslim).

7. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Perbaharuilah keimanan kalian!” Ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimanakah kami
memperbaharui iman kami?” Beliau bersabda, ‘Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa
ilaaha illallah’.” (HR. Ahmad, Thabrani).

8. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Jika
seorang hamba mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas, pasti
dibukakan pintu-pintu langit untuknya, sehingga kalimat itu sampai ke Arsy, selama
ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi).

9. Mafhum hadits: Dari Ma’iz r.a., dari Nabi SAW., bahwasanya Beliau ditanya,
“Amal apakah yang lebih utama?” Beliau saw. menjawab, “Iman kepada Allah
semata, jihad, lalu haji yang mabrur. Itu semua melebihi semua amal yang lain,
sejauh jarak antara tempat terbit matahari dan terbenamnya.” (HR. Ahmad).

10. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Perbanyaklah kalian mengucapkan syahadat laa ilaha illallah sebelum terhalang
antara diri kalian dengannya.” (HR. Abu Ya’la).

26
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

11. Mafhum hadits: Dari Utsman r.a. ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa mati, sedangkan ia yakin bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq
selain Allah, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Muslim).

12. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Nabi SAW. bersabda, “Orang
yang paling bahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat ialah orang mengucapkan
Laa ilaaha illallah secara tulus dari hatinya.” (HR. Bukhari, penggalan hadits).

13. Mafhum hadits: Nabi SAW., “Setiap orang yang bersaksi bahwa bahwa tiada Tuhan
selain Allah SWT. dan Muhammad adalah utusan Allah SWT. dengan jujur dari
hatinya, pasti Allah SWT. haramkan neraka terhadapnya.” (HR. Bukhari,
penggalan hadits).

14. Mafhum hadits: Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, sedang hatinya
membenarkan lisannya, maka ia akan masuk (surga) dari pintu surga mana saja
yang ia kehendaki.” (HR. Abu Ya’la).

15. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Dzar ra berkata bahwa Baginda Nabi SAW
bersabda, “Jika seorang hamba mengucapkan Laa ilaaha illallaah lalu ia mati di atas
kalimat tersebut, maka pasti masuk ke dalam surga.” (HR. Bukhari, penggalan
hadits)

16. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Ali ra., ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Allah
SWT berfirman, ‘Sesungguhnya Akulah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku.
Barangsiapa mengakui ke-Esaan-Ku, ia masuk ke dalam perlindungan-Ku, ia aman
dari adzab-Ku.” (HR. Syairazi)

Iman kepada yang ghaib

1. Allah SWT berfirman, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh-Mahfuzh). Dan Dialah Yang Menidurkan kalian di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari, kemudian Dia
membangunkan kalian pada siang hari untuk disempurnakan umur (kalian) yang
telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kalian kembali, lalu Dia

27
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

memberitahukan kepada kalian apa ayang dahulu kalian kerjakan. (Q.S. Al-


An’aam: 59-60).

2. Allah SWT berfirman, “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian.
Adalah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kalian dari
langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
mengapakah kalian berpaling (dari ketauhidan)?” (Q.S. Faathir: 3).

3. Mafhum hadits: Dari “Umar bin Al-Khaththab r.a., bahwasanya ia mendengar Nabi
SAW. bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. dan
hari Akhir, kepadanya akan dikatakan: Masuklah dari salah satu dari delapan pintu
surga yang kamu kehendaki.” (H.R. Ahmad).

4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Pada
hari kiamat Allah menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan
kanan-Nya, lalu berfirman, ‘Aku adalah Sang Raja, di manakah raja-raja
bumi?” (H.R. Bukhari).

Iman kepada hal-hal sesudah mati

1. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam


tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, mereka
memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan,
demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka
meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatian),
mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya, akan tetapi hanya mati di dunia.
Dan Allah SWT memelihara mereka dari adzab neraka, sebagai karunia dari
Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.” (Q.S. Ad-
Dukhaan: 51-57)

2. Firman Allah SWT, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian, sesungguhnya
kegoncangan hari Kiamat itu merupakan suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat kegoncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan semua wanita yang hamil, dan kalian lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat
keras.” (Q.S. Al-Hajj: 1-2).

3. Mafhum hadits: Dari Mustaurid bin Syaddad r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti jika

28
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

salah seorang di antara kalian mencelupkan jarinya ke laut, coba lihatlah seberapa
banyak (air) yang dibawa jarinya?” (H.R. Muslim).

4. Mafhum hadits: Dari Syaddad bin Aus r.a., dari Nabi SAW., Beliau bersabda,
“Orang yang cerdik adalah orang yang selalu mengendalikan dirinya dan beramal
untuk masa sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti
hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (H.R. Tirmidzi).

CARA MENDAPATKAN

Cara mendapatkannya sbb.:

1. Menda’wahkan fadhilah-fadhilah iman.

2. Latihan iman dan membentuk halaqah-halaqah yang membicarakan rukun iman.

3. Berdoa kepada Allah SWT supaya diberi hakikat iman.

MAKSUD DAN TUJUAN NABI MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSAN ALLAH


SWT

Maksud dan tujuannya ialah meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan
kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti Rasulullah SAW.

FADHILAH

Fadhilahnya sbb.:

Kejayaan ada di dalam melaksanakan perintah Allah SWT

1. Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul pun kecuali untuk
ditaati dengan taufik Allah SWT.” (Q.S. An-Nisa: 64).

2. Allah SWT berfirman, “Apapun yang diberikan Rasul SAW kepada kalian,
ambillah. Dan apapun yang kalian dilarangnya, tinggalkanlah.” (Q.S. Al Hasyr: 7).

3. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

29
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 97).

4. Allah SWT berfirman, “Katakanlah: ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah,


ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran: 31).

5. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Itban Ibn Malik ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau
bersabda, “Tidak akan masuk neraka ataupun api neraka akan memakannya, orang
yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan
sesungguhnya saya (Muhammad SAW) adalah utusan Allah.” (HR. Muslim)

6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau
bersabda, “Barangsiapa berpegang teguh dengan seluruh sunnahku di kala rusaknya
umatku, maka baginya pahala satu orang mati syahid.” (HR. Thabrani)

7. Mafhum hadits: “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka sungguh ia telah


cinta kepadaku. Dan barangsiapa cinta kepadaku, maka ia bersamaku di dalam
surga.” (HR. Tirmidzi)

8. Mafhum hadits: Dari Fadhalah bin ‘Abd r.a., ia berkata, Nabi SAW. bersabda,
“Seorang mujahid (yang sejati) adalah orang yang berjihad melawan hawa
nafsunya.” (H.R. Tirmidzi).

9. Mafhum hadits: Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang mengerjakan keburukan lalu
mengerjakan kebaikan adalah bagaikan seorang laki-laki memakai baju besi sempit
yang menghimpitnya. Kemudian ia berbuat kebaikan, maka terlepaslah satu tali,
lalu ia berbuat kebaikan lagi, maka terlepaslah satu tali yang lain, hingga akhirnya
baju besi itu lepas ke tanah.” (H.R. Ahmad).

CARA MENDAPATKANNYA

Cara mendapatkannya sbb.:

1. Menda’wahkan pentingnya sunnah Rasulullah SAW.

2. Latihan, yaitu menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupan kita selama
24 jam.

30
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

3. Berdoa kepada Allah SWT supaya diberi kekuatan untuk mengamalkan sunnah
Rasulullah SAW.

Sifat Kedua
SHALATUL KHUSYU’ WAL KHUDHU’

ARTI

Artinya ialah shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikuti cara
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuannya ialah membawa sifat ketaatan kepada Allah SWT di dalam shalat ke
dalam kehidupan sehari-hari.

FADHILAH

Fadhilahnya sbb.:

31
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Shalat wajib

1. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-


perbuatan keji dan mungkar.” (Q.S. Al-‘Ankabut: 45)

2. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika
kalian mengetahui” (Q.S. Al-Jumu’ah: 9).

3. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Umar r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan” (H.R. Bukhari).

4. Mafhum hadits: Dari Jabir bin ‘Abdillah r.huma., ia berkata, Nabi SAW. bersabda,
“Kunci surga adalah shalat, sedangkan kunci shalat adalah bersuci” (H.R. Ahmad).

5. Mafhum hadist: Dari Sayyidina Anas r.a., ia berkata, Baginda Rasulullah SAW.
bersabda, “Kesejukan pandangan mataku terletak di dalam shalat” (HR. Nasa’i,
penggalan hadits).

Shalat berjamaah

1. Allah SWT berfirman, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku’” (Q.S. Al-Baqarah: 43).

2. Mafhum hadits: Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, “Tuhanmu ‘azza wa jalla merasa takjub kepada seorang
penggembala kambing yang berada di puncak sebuah bukit, ia menyerukan adzan
untuk shalat, kemudian ia mengerjakan shalat. Maka Allah ‘azza wa jalla berfirman,
‘Lihatlah hamba-Ku ini, ia menyerukan adzan dan iqamat untuk shalat karena takut
kepada-Ku. Sungguh Aku telah mengampuni hambaku dan akan memasukkannya
ke dalam surga” (H.R. Abu Dawud).

3. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa shalat berjamaah selama empat puluh hari karena Allah tanpa
ketinggalan takbiratul-ula (dari imam), maka akan ditetapkan baginya dua

32
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

kebebasan, yakni kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifaq” (H.R.
Tirmidzi).

Shalat sunnah dan nafilah

1. Allah SWT berfirman, “Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji” (Q.S. Al-Isra’: 79).

2. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud
dan berdiri untuk Tuhan mereka” (Q.S. Al-Furqan: 64).

3. Mafhum hadist: Dari Abu Umamah r.a., ia bekata, Nabi SAW. bersabda, “Allah
tidak pernah berkenan terhadap seorang hamba mengenai sesuatu yang lebih utama
daripada shalat dua raka’at yang ia kerjakan. Sesungguhnya kebaikan ditaburkan di
atas kepala seorang hamba selama ia masih shalat. Dan seorang hamba tidaklah
dapat mendekatkan diri Allah ‘azza wa jalla dengan sesuatu yang sepadan dengan
apa yang keluar darinya.” Abun-Nadhr berkata,”Yakni Al-Qur’an” (H.R.
Tirmidzi).

4. Mafhum hadist: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan
dihisab pada hari Kiamat ialah shalatnya. Jika baik shalatnya, maka ia beruntung
dan selamat. Jika rusak shalatnya, maka ia kecewa dan rugi. Jika shalat fardhunya
ada yang kurang, Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku
mempunyai shalat tathawwu’ (tambahan)?’ Maka Allah menyempurnakan shalat
fardhunya yang kurang dengan shalat tathawwu’ tersebut, kemudian untuk amal-
amal yang lain berlaku seperti itu juga” (H.R. Tirmidzi).

Khusyuk dalam shalat

1. Allah SWT berfirman, “Peliharalah semua shalat(mu) dan (peliharalah) shalat


wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk” (Q.S. Al-
Baqarah: 238). Shalat wustha: Ada beberapa pendapat, yakni: shalat ‘Ashar,
Shubuh, Zhuhur, atau yang lain. Shalat tersebut disebutkan secara khusus karena
keutamaan yang dimilikinya (Tafsir Jalalain).

2. Allah SWT berfirman, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyuk” (Q.S. Al-Baqarah: 45).

33
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

3. Mafhum hadist: Dari Humran, seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan
‘Utsman, bahwasanya ‘Utsman bin ‘Affan r.a. meminta air wudhu’. Lalu ia
berwudhu, membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-
kumur dan beristintsar (=menyemburkan air yang ada di dalam hidung dengan
bantuan nafas (setelah istinsyaaq). Sedangkan istinsyaq adalah menghirup air ke
dalam hidung (Lisanul ‘Arab)), kemudian membasuh wajahnya tiga kali, membasuh
tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kirinya sebanyak itu pula,
mengusap kepalanya, membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, dan
membasuh yang kiri sebanyak itu pula. Kemudian ia berkata, “Aku melihat
Rasulullah SAW. berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua raka’at,
tidak berbicara (dalam hati) kepada dirinya sendiri di dalam shalatnya, maka
diampuni baginya dosanya yang telah lalu.” Ibnu Syihab berkata, “Ulama kami
berkata, ‘Wudhu’ seperti ini adalah wudhu’ paling sempurna yang dipakai
seseorang untuk shalat” (H.R. Muslim).

4. Mafhum hadist: Dari Abu Darda’ r.a., menjelang wafatnya, ia berkata, “Aku
beritahukan kepada kalian sebuah hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah
SAW., beliau bersabda, ‘Beribadahlah kepada Allahh seakan-akan kamu melihat-
Nya, namum jika kamu tidak dapat melihat-Nya, (yakinlah) sesungguhnya Allah
melihatmu. Anggaplah dirimu termasuk orang-orang yang telah mati. Hindarilah
doa orang yang dizhalimi, karena doa tersebut akan dikabulkan, dan barangsiapa di
antara kalian mampu menghadiri dua shalat (yaitu) ‘Isya’ dan Shubuh, walaupun
dengan merangkak, maka lakukanlah” (H.R. Thabarani, Majma’uz-Zawa’id).

Fadhilah wudhu

1. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai dengan siku,
usaplah kepala kalian dan (basuhlah) kaki kalian sampai dengan kedua mata
kaki” (Q.S. Al-Ma’idah: 6).

2. Allah SWT berfirman, “Dan Allah menyukai orang-orang yang membersihkan


diri” (Q.S. At-Taubah: 108).

3. Mafhum hadist: Dari ‘Utsman bin ‘Affan r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan baik, maka dosa-dosanya akan keluar
dari badannya, sampai-sampai keluar dari bawah kukunya” (H.R. Muslim).

34
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

4. Mafhum hadist: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Ada
sepuluh hal yang termasuk fitrah yaitu: memotong kumis, memelihara janggut,
bersiwak, istinsyaq, memotong kuku, membasuh lipatan-lipatan jari, mencabut bulu
ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan beristinja’ dengan air. Zakariyya (salah
seorang perawi) berkata bahwa Mush’ab berkata, “Aku lupa yang kesepuluh,
mungkin berkumur” (H.R. Muslim). 

Keutamaan amalan masjid

1. Allah SWT berfirman, “Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-


orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk” (Q.S. At-Taubah: 18).

2. Allah SWT berfirman, “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah


diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu
pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang” (Q.S. An-Nur: 36-37).

3. Mafhum hadits: Dari Abu Darda’ r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, “Masjid adalah rumah setiap orang yang bertakwa, dan Allah
menjamin orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan jaminan berupa
rahmat dan dia bisa melewati shirath menuju keridhaan-Nya, yakni menuju
surga” (H.R. Thabarani, Majma’us-Zawa’id).

CARA MENDAPATKAN

Cara mendapatkannya sbb.:

1. Menda’wahkan pentingnya shalat.

2. Latihan:

 Memperbaiki zhahir & batinnya shalat.

 Menghadirkan keagungan shalat.

35
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

 Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat.

3. Berdoa supaya diberi hakikat shalat khusyu’ dan khudhu’.

Sifat Ketiga

AL ‘ILMU MA’ADZ-DZIKR

ARTI ILMU

Arti ilmu ialah semua petunjuk yang datang dari Allah SWT melalui Baginda Rasulullah
saw.

ARTI DZIKIR

Arti dzikir ialah mengingat Allah SWT sebagaimana keagungan Allah SWT.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuannya ialah mengamalkan perintah-perintah Allah SWT pada setiap saat
dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah SWT ke dalam hati serta mengikuti
cara Baginda Rasulullah SAW.

36
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

FADHILAH ILMU

Fadhilah ilmu sbb.:

Ilmu

1. Firman Allah SWT, “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami


kepada kalian) Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian, mensucikan kalian dan mengajarkan
kepada kalian Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada
kalian apa yang belum kalian ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 151)

2. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-
hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampur.” (Q.S. Faathir: 28)

3. Mafhum hadits: Dari Buraidah Al-Islami r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.


bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan
mengamalkannya, kelak pada hari Kiamat akan dipakaikan mahkota dari cahaya
yang sinarnya seperti sinar matahari dan kedua orangtuanya akan diberi dua pakaian
yang tidak dapat dinilai dengan dunia. Kedua orangtuanya akan bertanya,
‘Mengapakah kami diberi pakaian ini?’ Maka dijawab, ‘Karena anak kalian telah
menghafal Al-Qur’an” (H.R. Muslim).

4. Mafhum hadits: Dari Mu’adz Al-Juhani r.a., bahwasanya Rasulullah SAW.


bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, pada hari
Kiamat kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota yang sinarnya lebih indah dari
sinar matahari yang ada di rumah dunia, jika matahari itu berada di dalam rumah
kalian. (Jika ini adalah pahala untuk orangtuanya), bagaimana kira-kira menurut
kalian mengenai orang yang mengamalkannya?” (H.R. Abu Dawud).

5. Mafhum hadits: Dari Mu’awiyah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Nabi SAW.
bersabda, “Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan padanya, Dia akan memberikan
kepahaman kepadanya mengenai agama. Aku ini hanyalah pembagi, sedangkan
Allah-lah yang memberi”—hingga akhir hadits—-(H.R. Bukhari).

6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa melalui satu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Memasukkan kesan Al Qur’anul Karim dan As Sunnah ke dalam hati

37
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

1. Firman Allah SWT, “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata
disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri).” (Q.S. Al-Maaidah: 83)

2. Firman Allah SWT, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian mendapat rahmat” (Q.S. Al-
A’raaf: 204).

3. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a.,ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda kepadaku, “Bacakan Al-Qur’an untukku.” Aku bertanya, “Apakah aku
akan membacakannya untukmu, padahal kepada engkaulah Al-Qur’an diturunkan?”
Rasulullah SAW. bersabda, “Aku senang mendengarkannya dari orang lain.”
Kemudian aku pun membacakan surat An-Nisaa’, sampai ketika sampai pada
bacaan: fakaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin wa ji’na bika ‘ala haa ulaai
syahida, (Maka bagaimanakah (halnya orang kafir), apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)), beliau bersabda,
“Berhentilah!” Ternyata kedua mata beliau berlinang air mata (H.R. Bukhari).

4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia menganggap hadits ini sampai kepada
Nabi SAW., beliau bersabda, “Apabila Allah menetapkan perkara di langit malaikat
mengepakkan sayapnya karena tunduk pada firman-Nya, bunyi sayap mereka itu
seperti bunyi rantai yang dipukulkan ke batu yang licin. Maka ketika dihilangkan
ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, ‘Apa yang difirmankan Tuhan kalian?’
Mereka menjawab, ‘Al-Haq (kebenaran), dan Dia-lah Yang Mahatinggi dan
Mahaagung” (H.R. Bukhari).

FADHILAH DZIKIR

Fadhilah dzikir sbb.:

Al Qur’anul Karim

1. Firman Allah SWT, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian
pelajaran dari Tuhan kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah,
‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (Q.S. Yunus: 57-58)

2. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha., bahwasanya apabila Nabi SAW. beranjak ke
tempat tidurnya pada setiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya,

38
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

kemudian seperti meludah padanya dengan membaca (sebelumnya) Qul huwallahu


ahad (surat Al-Ikhlas), Qul a’uudzubirabbil-falaq (surat Al-Falaq), dan Qul
a’uudzubirabbin-naas (An-Naas), kemudian mengusapkan kedua telapak tangannya
pada tubuhnya yang dapat diusap mulai dari kepala, wajah, dan anggota tubuh yang
ada di depan. Beliau melakukan semua itu sebanyak tiga kali. (H.R. Abu Dawud).

Dzikrullah

1. Allah SWT berfirman, “Ingatlah kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula)


kepadamu” (Q.S. Al-Baqarah: 152).

2. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenang” (Q.S. Ar-Ra’du: 28).

3. Allah SWT berfirman, “Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada” (Q.S.
Al-Hadiid: 4).

4. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Musa ra berkata bahwa Baginda Nabi SAW
bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan orang yang
tidak berdzikir kepada Rabbnya  adalah seperti orang yang hidup dan orang yang
mati” (HR. Bukhari).

5. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku bersama hamba-Ku selama ia
mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena (menyebut)-Ku” (H.R. Ibnu
Majah).

Doa dan dzikir yang ma’tsur

1. Allah SWT berfirman: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang


Aku, maka (jawablah) bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku” (Q.S. Al-Baqarah:
186).

2. Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang
dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan
kesusahan” (Q.S. An-Naml: 62).

3. Allah SWT berfirman, “Pergilah kepada Fir’aun. Sesungguhnya ia telah melampaui


batas. Musa berkata: ‘Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya

39
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dan


keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan
jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada
Engkau, dan banyak mengingat Engkau.” (Q.S. Thaha: 24-34)

4. Mafhum hadits: Dari Anas r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,


“Barangsiapa makan suatu makanan kemudian mengucapkan Alhamdulillahilladzi
ath’amani hadzath-tha’aama wa razaqanihi min ghairihaulimminni wa laa quwwah
(Segala puji bagi Allah Yang telah memberi makan kepadaku dengan makanan ini,
dan telah memberi kepadaku rezeki berupa makanan ini, tanpa usaha maupun
kekuatan dariku), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan
datang.” Beliau bersabda, “Dan barangsiapa memakai kain lalu mengucapkan,
‘Alahamdulillahilladzi kasani hadzts-tsuba wa razaqanihi min ghairi haulimminni
wa laa quwwah (Segala puji bagi Allah Yang telah memberi pakaian kepadaku
dengan pakaian ini, dan telah memberi kepadaku rezeki berupa pakaian ini tanpa
usaha maupun kekuatan dariku), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lau dan
yang akan datang.
(HR. Abu Dawud)

5. Mafhum hadits: Dari Umar r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,


“Barangsiapa melihat orang yang terkena bala’ lalu mengucapkan
Alhamdulillahilladzi ‘afani mimmabtalaka bihi, wa fadhdhalani ‘ala katsirin mimma
khalaqa tafdhila (Segala puji bagi Allah Yang telah Menjagaku dari bala’, yang
Allah uji kamu dengannya, dan telah memberi keutamaan yang besar kepadaku di
atas kebanyakan orang yang Dia ciptakan), maka ia akan dibebaskan dari bala’
tersebut, berupa apapun bala’ itu, selama ia hidup” (H.R. Tirmidzi).

6. Mafhum hadits: Dari Tsauban r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak
ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak dapat menambah umur
kecuali kebaikan, dan sesungguhnya seseorang menghalangi rezekinya sendiri
dengan sebab dosa yang dia lakukan” (H.R. Hakim). Tidak dapat menolak taqdir
kecuali doa: yang dimaksud dengan taqdir di sini adalah terjadinya musibah yang
dikhawatirkan dan dihindari seseorang. Maka apabila ia diberi taufiq untuk berdoa,
Allah pun melindunginya. Dan di antara taqdir Allah adalah ketentuan bahwa bala’
dapat ditangkal dengan doa (Syarhuth-Thibi). Tidak dapat menambah umur
kecuali kebaikan. Contoh gambarannya bahwa di Lauh Mahfuzh ditulis , “Jika tidak
naik haji atau berperang (jihad), maka umurnya 40 tahun. Dan jika naik haji dan
juga berperang, umurnya 60 tahun. Maka apabila ia melakukan kedua amal itu, lalu
umurnya mencapai 60 tahun berarti umurnya telah dipanjangkan. Dan apabila ia
hanya melakukan salah satu amal tersebut, lalu umurnya tidak lebih dari 40 tahun
berarti umurnya berkurang dari umurnya yang paling panjang, yaitu 60
tahun (Mirqah).

40
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

7. Mafhum hadits: Dari seorang sahabat Nabi SAW., ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa pada waktu pagi dan sore hari
mengucapkan Radhiinaa billaahi rabbaa, wabil-Islaami diinaa, wabi Muhammadin
rasuulaa (Kami rela Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan
Muhammad sebagai Rasul kami), maka Allah pasti akan membuatnya rela” (H.R.
Abu Dawud). Dalam riwayat Ahmad, “Ia mengucapkannya tiga kali pada waktu
sore dan pagi hari.”

CARA MENDAPATKAN

cara mendapatkan ilmu sbb.:

Ilmu Fadhail

1. Menda’wahkan pentingnya ilmu fadhail.

2. Latihan:

 Duduk dalam halaqah ta’lim.

 Mengajak manusia dalam halaqah ta’lim.

 Menghadirkan fadhilah dalam setiap amal

3. Berdoa supaya diberi hakikat ilmu fadhail.

Ilmu Masail

4. Menda’wahkan pentingnya ilmu masail.

5. Latihan:

 Duduk dalam majelis masail dengan para ulama;

 Bertanya masalah agama kepada para ulama, baik ‘ubudiyyah /


mu’amalah;

 Berziarah kepada para ulama.

6. Berdoa supaya diberi hakikat ilmu masail.

41
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Cara mendapatkan dzikir sbb:

1. Menda’wahkan pentingnya dzikir.


2. Latihan membaca setiap pagi dan petang tasbihat (Subhaanallahi
walhamdulillahi walaa ilaaha illallah wallahu akbar, walaa haula walaa
quwwata illabillaahil ‘aliyyil ‘azhiim), shalawat, dan istighfar masing-masing
100 kali.
3. Berdoa supaya diberi hakikat dzikir.

42
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Sifat Keempat

IKRAMUL MUSLIMIN

ARTI

Artinya ialah kehormatan bagi seorang Muslim.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuannya ialah menunaikan hak sesama muslim tanpa menuntuk hak dari
mereka.

FADHILAH

Fadhilahnya sbb.:

Kedudukan saudara muslim

1. Allah SWT berfirman, ” Sesungguhnya hamba sahaya yang mu’min itu lebih baik
daripada orang musyrik, walaupun ia menarik hati kalian.” (Q.S. Al-Baqarah: 221)

2. Allah SWT berfirman, ” Dan apakah orang yang sudah mati kemudian ia Kami
hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu
ia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
darinya?” (Q.S. Al-An’am: 122). Yang dimaksud orang yang sudah mati kemudian
ia Kami hidupkan di sini adalah orang kafir yang dihidupkan Allah  dengan Islam
(Fathul Qadir). Serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita
yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya maksudnya adalah orang kafir.

3. Mafhum hadist: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, “Rasulullah SAW. menyuruh kami
untuk menempatkan orang pada tempatnya” (H.R. Muslim).

43
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

4. Mafhum hadist: Dari Ibnu ‘Abbas r.huma., ia berkata, “Rasulullah saw. memandang
ke Ka’bah lalu beliau bersabda, ‘Tidak ada sesembahan selain Allah, betapa bagus
engkau, betapa wangi baumu, dan betapa agung kehormatanmu. Tetapi seorang
mu’min lebih besar kehormatannya darimu. Sesungguhnya Allah ta’ala
menjadikanmu sebagai tanah suci, dan Dia mengharamkan darah, harta, dan
kehormatan seorang mu’min serta melarang kami dari berprasangka buruk
kepadanya” (H.R. Thabarani, Majma’us-Zawa’id).

5. Mafhum hadist: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Cintailah orang-orang fakir dan duduklah bersama mereka. Cintailah orang-orang
Arab dengan ketulusan hatimu. Dan hendaknya aib yang kamu ketahui ada pada
dirimu dapat mencegahmu untuk tidak membicarakan aib orang lain” (H.R.
Hakim).

6. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Orang-orang fakir akan masuk ke surga lebih dulu sebelum orang kaya sejarak 500
tahun, yakni setengah hari (akhirat).” (H.R. Tirmidzi).

Akhlak yang baik

1. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (Q.S.
Luqman: 18-19)

2. Allah SWT berfirman, ” Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan
kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (Q.S. Ali Imran: 133-134)

3. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya seorang mu’min dengan akhlaknya yang baik akan
mencapai derajat seorang yang selalu berpuasa dan shalat malam” (H.R. Abu
Dawud).

4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus akhlaknya.

44
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Dan sebaik-baik orang di antara kalian ialah yang paling baik kepada
istrinya” (H.R. Ahmad).

5. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim
dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah swt akan menghilangkan darinya satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah swt akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.
Allah SWT akan selalu menolong seorang hamba selagi ia selalu menolong
saudaranya” (HR. Tirmidzi)

6. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya seorang laki-laki berkata
kepada Nabi SAW., “Nasihatilah aku.” Beliau bersabda, “Jangan marah.”
Kemudian ia mengulanginya beberapa kali dan beliau tetap menjawab, “Jangan
marah” (H.R. Bukhari).

Hak sesama muslim

1. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang
benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian memutarbalikkan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
semua yang kalian kerjakan” (Q.S. An-Nisa’: 135). Jika ia kaya atau miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatannya, yakni: Apakah si terdakwa kaya atau miskin,
jangan sampai kekayaan si kaya, atau kemiskinan si miskin membuatmu mengubah
kesaksian atau menyembunyikannya—karena rasa senang kepada si kaya atau
kasihan kepada si miskin—, Allah ta’ala—Tuhan kedua orang tersebut—lebih
berhak terhadap keduanya daripada kalian dan lebih mengetahui kemaslahatan bagi
keduanya. Dia akan memberi maupun tidak memberi sesuai dengan kesaksian
kalian (Tafsir Jalalain dan Aisarut-Tafasir).

2. Allah SWT berfirman, “Apabila kalian diberi penghormatan dengan suatu


penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya,
atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu
membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu” (Q.S. An-Nisa’: 86).

3. Mafhum hadits: Dari ‘Ali r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda kepadaku,
“Hak seorang Muslim terhadap Muslim yang lain ada enam, yang harus
(ditunaikan) dengan cara yang baik, yaitu: mengucapkan salam kepadanya bisa
bertemu, memenuhi undangannya jika ia mengundang, mengucapkan
yarhamukallah (tasymit) kepadanya bila ia besin, menengoknya jika ia sakit,

45
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

mengantarkan jenazahnya bila ia mati, dan senang bila saudaranya mendapatkan


(kebaikan) yang ia senangi untuk dirinya sendiri” (H.R. Ibnu Majah).

4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman
sebelum kalian saling mencintai. Dan maukah kutunjukkan kepada kalian sesuatu
yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara
kalian” (H.R. Muslim).

5. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.huma., dengan sanad yang sampai
kepada Nabi SAW., “Orang-orang pengasih akan dikasihi Dzat Yang Maha
Pengasih. Kasihilah para penduduk bumi, niscaya yang di langit (Allah) akan
mengasihimu.” (H.R. Abu Dawud).

Silaturahmi

1. Allah SWT berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya


dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh, teman sejawat, ibunu sabil dan hamba sahaya kalian. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri” (Q.S. An-Nisa’: 36). Tetangga yang dekat adalah tetangga yang masih ada
hubungan kerabat atau bertemu nasabnya (Tafsir Baidhawi). Teman sejawat adalah
teman dalam urusan kebaikan seperti belajar, usaha, pekerjaan, maupun perjalanan.
Karena ia menemanimu dan berada di sisimu (Tafsir Baidhawi).

2. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada
kalian agar kalian  dapat mengambil pelajaran” (Q.S. An-Nahl: 90).

3. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.hum., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orangtua, dan kemurkaan Allah ada di
dalam kemurkaan orangtua” (H.R. Tirmidzi).

4. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.hum., ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya bakti (kepada orangtua) yang paling
utama ialah jika anak menjaga hubungan baik dengan teman-teman
orangtuanya” (H.R. Muslim).

Ancaman bagi yang mengganggu orang muslim

46
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

1. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min
dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Q.S. Al-Ahzab: 58). Jika
gangguan dengan lidah, maka disebut mengumpat, jika gangguan dengan perbuatan,
maka disebut dosa yang nyata.

2. Allah SWT berfirman, “Celakalah orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang


yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah
orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada
suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia bediri menghadap Tuhan
semesta alam?” (Q.S. Al-Muthaffifin: 1-6). Seseorang harus takut atas hari itu dan
berpaling kepada Allah dengan taubat, karena semua yang ia perbuat itu merampas
hak-hak orang-orang lain.

3. Allah SWT berfirman, “Celakalah setiap pengumpat lagi pencela” (Q.S. Al-


Humazah: 1).

4. Mafhum hadits: Dari Muawiyah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Sesungguhnya jika kamu mencari-cari aib manusia,berarti kamu telah
merusak mereka, atau nyaris merusak mereka” (H.R. Abu Dawud). Merusak
mereka adalah, yakni, “Jika kamu mencari-cari aib mereka lalu kamu sampaikan
kepada mereka secara terang-terangan, maka hal itu akan menyebabkan rasa
sungkan mereka kepadamu berkurang sehingga mereka berani melakukan hal
seperti itu —secara terang-terangan—” (Badzlul-Majhud).

5. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab, “Menurut
kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang maupun
harta.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut di antara umatku ialah
orang yang pada hari Kiamat datang dengan membawa pahala shalat,puasa, dan
zakat. Tetapi ia juga pernah mencela orang, menuduh orang berzina, memakan harta
orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. Maka kebaikannya
diberikan kepada orang-orang itu. Jika kebaikannya telah habis sebelum
tanggungannya itu ditunaikan, maka dosa orang-orang tersebut diambil dan
dilemparkan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke neraka” (H.R. Muslim).

Memperbaiki hubungan sesama muslim

1. Allah SWT berfirman, “Dan berpeganglah kamu sekalian kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai” (Q.S. Ali ‘Imran: 103).

47
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

2. Mafhum hadits: Dari Abu Darda’ r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih utama derajatnya
daripada puasa, shalat, dan shadaqah?” Para sahabat menjawab, “Ya.” Beliau
bersabda, “Hubungan yang baik (di antara kalian), karena rusaknya hubungan (di
antara kalian) adalah perkara yang dapat menghilangkan agama” (H.R. Tirmidzi).

3. Mafhum hadits: Dari Jabir r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,


“Semuaamal dilaporkan pada Hari Senin dan Kamis. Maka ada orang yang minta
ampun, lalu ia pun diampuni, dan ada orang yang bertaubat, lalu taubatnya diterima
pula. Sedangkan orang-orang yang menyimpan dendam ditolak sampai ia
bertaubat” (H.R. Thabarani, At-Targhib wat Tarhib).

Menolong sesama muslim

1. Allah SWT berfirman, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang


yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-
Nya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 261). Serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Demikian pula
infak mereka di jalan Allah akan dilipatgandakan sebanyak 700 kali lipat (Tafsir
Jalalain).

2. Allah SWT berfirman, “Kalian sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan 
(yang sempurna), sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian
cintai” (Q.S. Ali ‘Imran: 92).

3. Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada
orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Mereka berkata dalam hati),
‘Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan
tidak pula (ucapan) terima kasih” (Q.S. Al-Insan: 8-9).

4. Mafhum hadits: Dari Jabir bin Abdullah r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Termasuk perbuatan yang dapat menyebabkan turunnya ampunan yaitu
memberi makan orang muslim yang lapar” (H.R. Baihaqi, Syu’abul-Iman).

5. Mafhum hadits: Dari Haritsah bin Nu’man r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Sedekah kepada orang miskin dapat menghindarkan kematian yang
buruk” (H.R. Thabarani dan Baihaqi, Al-Jami’ush-Shaghir).

CARA MENDAPATKAN

48
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Cara mendapatkannya sbb.:

1. Menda’wahkan pentingnya ikram.

2. Latihan:

 Setidaknya mengucapkan salam, baik kepada orang yang dikenal maupun


yang tidak dikenal.

 Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan ulama’, dan


saling menghormati terhadap orang sebaya.

 Berbaur dengan orang yang wataknya berbeda-beda.

3. Berdoa supaya diberi hakikat akhlak Baginda Nabi Muhammad SAW.

49
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Sifat Kelima
TASH-HIHUN NIYYAH

ARTI

50
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Artinya ialah membetulkan niat.


MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuannya ialah membersihkan niat dalam setiap amalan, semata-mata karena
Allah SWT.
 Penjelasannya: melaksanakan perintah Allah ‘azza wa jalla untuk mencari
keridhaan Allah semata.
FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
Ikhlas (membetulkan niat)
1. Allah SWT berfirman, “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan
diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 112)
2. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kalian membelanjakan sesuatu kecuali
karena mencari keridhaan Allah.” (Q.S. Al-Baqarah: 272)
3. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami
berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat,
Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur.” (Q.S. Ali ‘Imran: 145)
4. Allah SWT berfirman, “Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepada kalian atas
ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta Alam.” (Q.S. Asy-
Syu’ara’: 145)
5. Allah SWT berfirman, “Dan zakat yang kalian berikan, kalian maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya).” (Q.S. Ar-Ruum: 39)
6. Allah SWT berfirman, “Dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu
kepada-Nya.” (Q.S. Al-A’raf: 29)
7. Allah SWT berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kalianlah yang dapat
mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37)
8. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Umamah al-Bahiliy ra berkata bahwa Baginda
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak menerima suatu amalan
kecuali yang ikhlas untuk-Nya dan bertujuan untuk mencari ridha Allah swt.” (HR.
Nasa’i)

51
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

9. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak melihat bentuk rupamu dan
hartamu, tetapi Allah swt melihat kepada isi hatimu dan amalanmu.” (HR. Muslim)
10. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Sa’ad ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau bersabda,
“Hanyalah pertolongan Allah swt kepada umat ini dengan sebab orang-orang yang
lemah di antara mereka yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka.” (HR.
Nasa’i).
Iman dan ihtisab
 Yakni beramal dengan yakin terhadap apa yang telah dijanjikan Allah ‘azza wa jalla
disertai rasa rindu dan penuh harap akan pahala dan balasan dari sisi Allah.
1. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Ada empat puluh perkara yang baik —yang tertinggi adalah
manihatul-‘anzi—, jika seseorang mengerjakan salah satu di antaranya dengan
mengharap pahalanya dan membenarkan janji mengenainya, maka Allah pasti akan
memasukkannya ke dalam surga” (H.R. Bukhari). Ada empat puluh perkara yang
baik: Rasulullah saw. telah menganjurkan pintu-pintu kebaikan yang tidak terhitung
banyaknya, dan jelas bahwa beliau mengetahui keempat puluh perkara tersebut.
Beliau tidak menyebutkannya hanyalah karena suatu maksud yang justru lebih baik
bagi kita daripada jika beliau menyebutkannya. Karena kalau disebutkan,
dikhawatirkan kita akan merasa cukup dengan empat puluh macam tersebut dan
merasa tidak membutuhkan kebaikan yang lain (Fathul-Bari).
2. Mafhum hadits: Dari Abi Darda’ r.a., ia berkata, “Saya telah mendengar Abul-
Qasim SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya
Aku akan membangkitkan satu umat sesudahmu. Jika mereka mendapatkan apa
yang mereka sukai, mereka memuji Allah. Dan jika ditimpa hal-hal yang tidak
mereka inginkan, mereka mengharapkan pahala dan bersabar, padahal mereka
bukan penyantun dan tidak mempunyai ilmu tentang urusan itu. Maka ‘Isa bertanya,
‘Wahai Tuhanku, lalu bagaimana bisa mereka bersikap demikian, padahal tidak
mempunyai sifat penyantun dan ilmu?’ Allah SWT. berfirman, ‘Aku berikan
mereka sifat santun-Ku dan ilmu-Ku” (H.R. Hakim).
3. Mafhum hadits: Dari Abu Mas’ud r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Apabila
seorang lelaki memberi nafkah kepada keluarganya dan mengharapkan pahala,
maka nafkah itu menjadi sedekah baginya” (H.R. Bukhari).
Celaan terhadap riya’
1. Allah SWT berfirman, “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka mengingat Allah kecuali hanya sedikit” (Q.S. An-Nisaa’: 142).

52
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

2. Allah SWT berfirman, “Demikianlah keburukan bagi orang-orang yang lalai dari
shalatnya, yang ingin (ketika mendirikan shalat) agar dilihat orang” (Q.S. Al-
Maa’uun: 4-6).
3. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan
Allah, tetapi ia mencarinya hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia, niscaya ia
tidak akan mencium bau surga pada hari Kiamat” (H.R. Abu Dawud).
4. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Umar r.huma., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Barangsiapa mempelajari ilmu bukan untuk mencari ridha Allah atau menghendaki
kepada selain Allah dengan amalan tersebut, hendaknya ia menyiapkan tempat
duduknya di neraka” (H.R. Tirmidzi).
5. Mafhum hadits: Dari ‘Umar bin Khaththab r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan atas umat ini adalah orang
munafik yang pandai dalam lisannya” (H.R. Baihaqi).
CARA MENDAPATKAN
Cara mendapatkannya ialah:
1. Menda’wahkan pentingnya ikhlas.
2. Latihan meluruskan niat; sebelum beramal, ketika beramal, dan sesudah beramal.
3. Berdoa supaya diberi hakikat ikhlas.

Sifat Keenam
TAFRIGHI WAQT AD-DA’WAH WAT TABLIGH

ARTI
Da’wah ialah mengajak, tabligh artinya menyampaikan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuannya ialah untuk memperbaiki keyakinan dan amal pada diri seseorang
dan seluruh umat manusia perlu adanya usaha menghidupkan kerja Nabi SAW. ke seluruh
alam sesuai dengan cara Beliau SAW.

53
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
Dakwah ilallah
1. Allah SWT berfirman, “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” (Q.S.
Yunus: 25). Allah menyeru manusia kepada surga yang dijnjikan-Nya di akherat,
dan di jalan yang bermartabat dan terhormat dalam kehidupan di dunia ini.
2. Allah SWT berfirman, “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah
peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah.” (Q.S. Al-Muddatsir: 1-3)
3. Allah SWT berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata, ‘Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ Dan tidaklah sama kebaikan dengan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-
orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Q.S. Al-Fushshilat: 33-35)
4. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata.” (Q.S. Yusuf: 108)
5. Allah SWT berfirman, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 110)
6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Mas’ud Al-Badri Al Anshari ra berkata,
Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan,
maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengamalkannya.” (HR. Abu Dawud)
Keluar di jalan Allah SWT
1. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (Q.S.
Al-Anfaal: 74)
2. Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di
jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah;

54
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka


menggembirakan mereka dengan memberi rahmat dari-Nya, keridhaan dan surga,
mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah, pahala yang
besar.” (Q.S. At-Taubah: 20-22)
3. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan)
Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S.
Al-‘Ankabuut: 69).
4. Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihad itu
adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Al-‘Ankabuut: 6).
5. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu,
dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar.” (Q.S. Al-Hujurat: 15)
6. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah maukah Aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari adzab yang
pedih? (Yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian
mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan
memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan
(memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah
keberuntungan yang besar.” (Q.S. Ash-Shaff: 10-12).
7. Allah SWT berfirman: “Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, sanak kerabat kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan,
perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (dari) berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Q.S. At-Taubah: 24)
8. Allah SWT berfirman: “Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan
janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 195). Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian
sendiri ke dalam kebinasaan: Yakni dengan tidak menggunakan hartanya untuk
keperluan jihad, juga dengan meninggalkan jihad tersebut (Tafsir Jalalain)

55
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

9. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Anas ra, dari Baginda Rasulullah SAW, Beliau
bersabda, “Sungguh, sepagi atau sepetang di jalan Allah itu lebih baik daripada
dunia beserta isinya.” (HR. Bukhari).
10. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Jika debu fi sabilillah bercampur dengan hati seorang muslim, niscaya
Allah akan mengharamkan neraka atasnya.” (HR. Ahmad dan Thabarani,
Majma’uz-Zawa’id).
11. Mafhum hadits: Dari Abu ‘Abbas r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa kedua telapak kakinya terkena debu fi sabilillah, maka Allah ‘azza wa
jalla, akan mengharamkan kedua telapak kakinya itu dari neraka.” (H.R. Ahmad).
Adab dan amalan keluar di jalan Allah SWT
1. Allah SWT berfirman: “Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-
ayat-Ku, dan janganlah kalian berdua lalai dalam mengingat-Ku; pergilah kalian
berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas; maka berbicaralah
kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia
ingat atau takut. Berkatalah mereka berdua, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya
kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui
batas.’ Allah berfirman, ‘Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku
beserta kalian berdua, Aku mendengar dan melihat” (Q.S. Thaha: 42-46).
2. Allah SWT berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya” (Q.S. Ali ‘Imran: 159).
3. Allah SWT berfirman: “Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa
suatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Al-A’raf: 199-200).
4. Allah SWT berfirman: “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. Al-Muzzammil; 10).
5. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Abbas r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Hendaknya kalian mendengarkan dan hendaknya orang-orang mendengarkan
kalian. Hendaknya orang-orang lain juga mendengarkan orang-orang yang
mendengarkan kalian” (H.R. Abu Dawud). Maknanya, “Kalian harus menjaga ilmu
dariku dan menyampaikannya kepada orang-orang sesudah kalian. Dan orang-orang

56
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

sesudah kalian juga menyampaikan kepada orang-orang sesudah mereka sehingga


ilmu itu bisa terus tersebar” (Badzlul-Majhud).
6. Mafhum hadits: Dari Hudzaifah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Barangsiapa meninggalkan jama’ah dan menganggap rendah
kepemimpinan, ia akan menemui Allah dalam keadaan tidak punya muka di sisi-
Nya” (H.R. Ahmad Majma’us-Zawa’id).
7. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Sesungguhnya kalian akan sangat menginginkan kepemimpinan padahal ia akan
menjadi penyesalan pada hari Kiamat. Ia merupakan sebaik-baik yang menyusui,
dan seburuk-buruk yang menyapih” (H.R. Bukhari). Ia merupakan sebaik-baik
yang menyusui, yakni kekuasaan. Di kiaskan demikian, karena akan banyak
memberikan manfaat dan kenikmatan yang langsung bisa dinikmati. Seburuk-buruk
yang menyapih, yaitu ketika seorang penguasa harus berpisah dari kekuasaannya
karena mati atau hal yang lain. Hal itu akan memutuskan manfaat dan kenikmatan,
dan hanya menyisakan penyesalan dan akibat buruknya (Irsyadus-Sari).
CARA MENDAPATKAN
Cara mendapatkannya sbb.:
1. Menda’wahkan pentingnya da’wah dan tabligh.
2. Latihan berda’wah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 hari setiap tahun, 3 hari setiap
bulan, dan 2½ jam setiap hari.
3. Berdoa supaya diberi hakikat da’wah dan tabligh.

57
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

bagian III
USUL-USUL DAKWAH

Agama mengajarkan kepada kita untuk selalu mengikuti para ulama’ ketika kita
hendak beribadah, bermu’amalah maupun bermu’asyrah. Agar sesuatu yang kita buat
susuai yang diajarkan baginda Rasulullah saw. Dan diridhoi Allah swt., karena para ulama’
ummat baginda Rasulullah tidak akan berkolaborasi dalam kesesatan, sebagaimana sabda
Beliau yg mafhum nya : “ tidak akan bersepakat ulmmat ku (ulama) dalam kesesatan “,
maka dalam dakwah pun demikian, kita harus mengikuti arah-aran para masyayikh agar
semua sesuai yang dikehendaki baginda Rasul saw.. dan dalam hal ini para ulama’ dakwah
telah merangkum nya dalam 20 point, adapun itu ialah :

4 yang diperbanyak
1. perbanyak dakwah illallah 
2. talim wa ta’allum
3. zikir wal ‘ibadah
4. khikmat 

58
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

4 yang dikurangi
1. kurangi masa makan dan minum
2. kurangi bicara sia-sia
3. kurangi masa tidur dan istirahat
4. kurangi keluar masuk mesjid

4 yang dijaga
1. jaga ketaatan pada amir
2. jaga sifat sabar dan tahan uji
3. jaga amalan ijtima'i sempurnakan amalan infirodi
4. jaga kehormatan mesjid

4 yang tinggalkan 
1. tinggalkan meminta selain kepada Alloh
2. tinggalkan berharap selain kepada Alloh
3. tinggalkan sifat boros dan mubazir
4. tinggalkan sifat memakai barang orang lain tanpa seizinnya

4 yang tidak boleh disentuh


1. tidak boleh me nyentuh khilafiah
2. tidak boleh menyentuh politik dalam negeri maupun luar negeri
3. tidak boleh menyetuh aib-aib masyarakat.
4. tidak boleh menyentuh status sosial dan derma.

59
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

bagian IV
munajat

Munajat adalah rangkaian doa seorang hamba yang berisi didalam nya pujian
kepada sang khaliq, sholawat kepada nabi Muhammad saw., dan hajat dari hamba tadi.
Munajat adalah senjatanya orang beriman sehinngga apabila dia mengalami kesulitan maka
cukup bagi nya mengangkat senjata tersebut lalu selesailah seluruh kesulitan nya. Dalam
hal ini kami akan menampilkan beberapa doa-doa umum yang biasa hadir pada masyarakat
guna memudahkan para santri untuk menghafalnya.

‫ا يَ ْنبَ ِغ ْى‬--‫ ْك ُر َك َم‬-‫الش‬


ُّ ‫ك‬َ -َ‫ ُد َول‬-‫ك ْال َح ْم‬ َ َ‫ ي‬.ُ‫ َح ْمدًا يُ َوافِ ْى نِ َع َمهُ َويُ َكافُِئ َم ِز ْي َده‬. َ‫ اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬.‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬
َ َ‫اربَّنَال‬
‫ك‬َ ِ‫َظي ِْم س ُْلطَان‬ ِ ‫لِ َجالَ ِل َوجْ ِهكَ َوع‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin
tambahannya. Wahai Tuhan kami, b
agi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi
keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

‫ َع‬-ْ‫ض ْى لَنَابِهَا َج ِمي‬ ِ ‫ال َو ْاآلفَا‬


ِ ‫ َوتَ ْق‬.‫ت‬ ِ ‫صالَةً تُ ْن ِج ْينَابِهَا ِم ْن َج ِمي ِْع ْاالَ ْه َو‬َ .‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَلى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫اَللهُ َّم‬
‫ت‬
ِ ‫را‬- ْ
َ -‫ت ِم ْن َج ِمي ِْع الخَ ْي‬ ْ
ِ ‫صى ال َغيَا‬ ْ َ ُ ِّ
َ ‫ َوتبَلغنَا بِهَا اق‬.‫ت‬ُ َ
ِ ‫ك ا ْعلى ال َّد َر َجا‬ َ ْ
َ ‫ َوتَرْ فَ ُعنَابِهَا ِعن َد‬.‫ت‬ َ ُ
ِ ‫ َوتطهِّ ُرنَا بِهَا ِم ْن َج ِمي ِْع ال َّسيَِّئا‬.‫ت‬ ِ ‫ْال َحا َجا‬
.‫ت‬ِ ‫ض َى ْال َحا َجا‬ ِ ‫ت َويَاقَا‬ ِ ‫ت اِنَّهُ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ِ ‫فِى ْال َحيَا ِة َوبَ ْع َد ْال َم َما‬

Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi
Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala
ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat
mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke

60
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari
segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha
Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan.
Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.

ِ ‫رِّ ْز‬--‫ ةً فِى ال‬-‫ا َدةً فِى ْال ِع ْل ِم َوبَ َر َك‬--َ‫د َِن َو ِزي‬-َ‫ َّحةً فِى ْالب‬-‫ص‬
‫ق‬ ِ ‫ ِد َو‬-‫آلخ َر ِة َوعَافِيَةً فِى ْال َج َس‬ ِ ‫ك َسالَ َمةً فِى ال ِّدي ِْن َوال ُّد ْنيَا َو ْا‬َ ُ‫اَللهُ َّم ِانَّا نَسَْئل‬
َ ‫ار َو ْال َع ْف‬
‫و‬- ِ ْ‫و‬-‫ت ْال َم‬
ِ َّ‫ اةَ ِمنَ الن‬-‫ت َوالنَّ َج‬ ِ ْ‫ت َو َم ْغفِ َرةً بَ ْع َد ْال َمو‬
ِ ‫ َك َرا‬-‫ا فِ ْى َس‬-َ‫ ِّو ْن َعلَ ْين‬-َ‫ اَللهُ َّم ه‬.‫ت‬ ِ ْ‫ت َو َرحْ َمةً ِع ْن َد ْال َمو‬
ِ ْ‫َوتَوْ بَةً قَ ْب َل ْال َمو‬
.‫ب‬ِ ‫ِع ْن َد ْال ِح َسا‬

Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama,


dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki,
taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang
maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah
kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.

‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫ك ِمنَ ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو ْالب ُْخ ِل َو ْالهَ َر ِم َو َع َذا‬
-َ ِ‫اَللهُ َّم اِنَّا نَعُوْ ُذب‬

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir,
pikun dan dari azab kubur

‫س الَتَ ْشبَ ُع َو ِم ْن َد ْع َو ٍة الَيُ ْست ََجابُ لَهَا‬ ٍ ‫ك ِم ْن ِع ْل ٍم الَيَ ْنفَ ُع َو ِم ْن قَ ْل‬


ٍ ‫ب الَيَ ْخ َش ُع َو ِم ْن نَ ْف‬ -َ ِ‫اَللهُ َّم ِانَّا نَعُوْ ُذب‬

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak
terkabul.

َ‫ق َعلَ ْينَا َولِ َم ْن اَ َحبَّ َواَحْ َسنَ اِلَ ْينَا َولِ َكافَّ ِة ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ اَجْ َم ِع ْين‬
ٌّ ‫َربَّنَاا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوْ بَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َولِ َم َشايِ ِخنَا َولِ ُم َعلِّ ِم ْينَا َولِ َم ْن لَهُ َح‬

Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh
kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang
cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam

َ َّ‫َربَّنَا تَقَبَّلْ ِمنَّا اِنَّكَ اَ ْنتَ ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِن‬
‫ك اَ ْنتَ التَّوَّابُ ال َّر ِح ْي ُم‬

Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau
Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

َ ‫َربَّنَا َأتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
‫اب النَّار‬

61
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan
jagalah kami dari siksa api neraka.

َ‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬


َ ‫صلَّى هللاُ عَلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَلى آلِ ِه َو‬
َ ‫َو‬

Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi
Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

62
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi

Bagian v
Bayan

63

Anda mungkin juga menyukai