Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Kata Pengantar
Ustadz muhammad wahyu pra ramadhan Al-Hafidz
( Pimpinan Ponpes Darul Arba’in Al-mukhtarin)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga sehingga kitab permintaan saya ini
diselesaikan oleh sahabat saya.
Kitab yang dinamai dengan daurah dakwah fi alfarku baina ahbabi wa thullabi
bertujuan untuk bekal para santri yang tidak sempat mendapatkan pelajaran khusus
terhadap dakwah meskipun mereka berada di pondok-pondok dakwah, karena kebanyakan
para santri dakwah hanya mendapatkan ilmu-ilmu seputar dakwah dari pengalaman
individual.
Oleh karena itu dengan segala kekurangan, saya meminta tolong kepada sahabat
saya untuk membuat satu kitab yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmu dakwah,
khususnya dakwah wa tabligh fisabilillah Dan saya tidak mengatakan bahwa di pondok-
pondok pesantren khususnya pondok pesantren kitabi itu tidak diajarkan masalah ataupun
materi dakwah, namun ini terkhusus kepada pondok-pondok tahfid, dikarenakan pondok
tahfidz itu lebih condong fokus untuk secepat mungkin menyelesaikan qurannya walaupun
tetap mereka ada program dakwah yang disayangkan ketika mereka ikut program dakwah 3
hari atau 10 hari, mereka digurui oleh orang-orang awam yang mereka mengambil dalil dari
kata yang saya dengar. Dan yang saya takutkan muncul di benak para jema’ah : “kalian
mondok tapi kenapa seorangpun tidak ada yang bisa mudzakaroh, kalian mondok kok
nggak bisa bayan jadi apa yang diajarkan ustad kalian”, kata-kata ini sungguh
menyakitkan hati kita sebagai pelajar Quran ataupun kitab.
Oleh karena itu kitab ini dibuat seringkas mungkin Dan kita punya target yang tidak
mengganggu target hafalan Alquran, jadi seluruh isi kitab ini bisa difokuskan dalam waktu
3 hari saja, sehingga mereka menghafal Quran dengan full day setiap harinya dan kemudian
ketika mereka mau keluar mungkin 20 hari atau 40 hari maka bisa diterapkan sebelum
keluar tersebut 3 hari (karantina) dan insya Allah selepas 3 hari di karantina maka mereka
sudah siap dikeluarkan dan mereka insya Allah bisa tampil di depan orang yang ramai.
Dan saya berharap untuk pondok-pondok tahfidz di seluruh permukaan bumi ini
juga memikirkan bagaimana setiap santri ini bisa tampil di khalayak ramai dan mereka
punya mental untuk menegakkan Amar ma'ruf nahi mungkar, dikarenakan mereka itu
menghafal Quran bisa 3 atau 4 tahunan dan waktu selama itu mereka tidak akan terlepas
dari tuntutan-tuntutan untuk berbicara di khalayak ramai, jadi tidak ada salahnya kita
mencoba untuk membuat suatu cetusan atau suatu rencana bagaimana walaupun dia di
pondok tahfidz namun dia juga sudah sedikit banyaknya mengentongi ilmu-ilmu untuk
berhadapan dgn masyarakat.semoga dengan terbitnya kitab ini menjadikan ampunan bagi
kedua orang tua saya ibunda murniati dan bapak saya almarhum bapak arbain dalam kubur
1
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
sana. Dan juga sebagai aliran pahala bagi sahabat saya yang sudah berkenan menyelesaikan
amanah yang saya berikan. Aamiin ya rabbal aalamiin.
03 Januari 2023
Pekanbaru
Tinta pembuka
2
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
1
Lewat tanda-tanda kehadiranya di alam semesta.
2
Yang tidak memiliki sandaran dan yang terhasil dari pikiran sendiri
3
Yang ingin disampaikan penulis disini ialah betapa banyal sekarang orang yang berani berpendapat tentang
sebuuah hukum dalam agama tanpa memiliki sandaran yang kuat, yang mereka dapat dari pemikiran
mereka sendiri dan dengan sengaja menyandarkan nya kepada nabi. Sedangkan nabi nya bersabda dalam
mafhum nya “ barangsiapa yang berdusta atas nama ku dengan sengaja maka tempat duduk nya sudah
disiapkan didalam neraka”.
3
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Bagian I
ADAB-ADAB KESEHARIAN BAGINDA RASULULLAH SAW.
Baginda Rosulullah saw. adalah sosok yang sangat memperhatikan masalah adab, bukan
hanya menjaga adab kepada Robb nya, namun juga menjaga adab kepada sesama makhluk
ciptaan nya. Tidak memandang bulu, baik dia seorang kafir, munafiq, mukmin, muslim,
anak-anak, dan para wanita. dan semua dari kalangan mereka pasti merasakan, betapa
sejuknya mata mereka tatkala memandang adab baginda Rosulullah saw. kepada mereka.
Hanya saja, pada bab ini penulis akan fokus pada pengaplikasian adab Beliau saw.
terhadap kegiatan yang biasa kita lakukan sehari-hari semisal makan, minum dan yang
lainnya.
ADAB-ADAB TIDUR
- Makruh tidur sebelum isya’.
4
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dari sayyidina Abi barzah ra. berkata bahwa bagiinda Rosulullah saw. tidak suka tidur
sebelum isya’ dan berbicara setelah isya’. ( HR. Imam Bukhori )
- Sunah mengunci pintu, dan menutup wadah makanan dan minuman.
Dari sayyidina jabir ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” kuncilah oleh kalian
pintu-pintu rumah kalian, tutuplah wadah-wadah kalain, padamkanlah lampu-lampu
kalian, karena sesungguhnya syaiton tidak akan bisa membuka suatu yang telah terkunci,
dan berdiam pada suatu yang telah ditutup-potongan hadits-“. ( HR, imam Tirmizi )
- Tidur dalam keadaan suci.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata baginda Rosulullah saw. bersabda :” barang
siapa bermalam dalam keadaan suci kemudian dia wafat pada malam itu juga, maka dia
wafat dalam keadaan syahid “. ( HR. Imam Ibnu Sinny )
- Niat akan mendirikan sholat tahajjud.
Dari sayyidina Abi darda’ ra., baginda Rosulullah saw bersabda :” barang siapa yang
mendatangi tempat tidurnya sedangkan dia niat uantuk sholat tahajjud kemusian dia
tertidur hingga waktu subuh, maka ditulis untuknya pahala sesuai apa yang dia niatkan,
dan tidurnya adalah sedekah dari Allah swt. “. ( HR. Imam Nasa’i )
- Membasuh telapak tangan sebelum tidur.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata baginda Rosulullah sawm bersabda :” barang
siapa yang tidur sedang ditangannya terdapar kotoran dan tidak membasuhnya kemudian
ada sesuatu yang menghinggapinya, maka dia jangan mencela kecuali dirirnya saja “.
( HR. Abu Daud )
- Mengibas tempat tidur sebelum tidur.
Dari sayiidina Abu Hurairoh ra. berkata baginda Rosulullah saw. bersabda :” apabila salah
seorang diantara kalian ingin mendatangi tempat tidurnya, maka kibaslah tempat tidur
kalian !, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui apa-apa yang ada dibawah tempat
kalain tidur-potongan hadits-( HR. Imam Bukhori )
- Sunah memakai celak sebelum tidur.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma., baginda Rosulullah saw. bersabda :” bercelaklah
kalain dengan celak Itsmid ( nama sebuah celak ), karena sesungguhynya bercelak bisa
menerangkan penglihatan, menumbuhkan bulu “, sayyidina Ibnu Abbas r.huma berkata :
baginda Rosulullah saw. bercelak setiap malamnya, tiga kali pada mata kanan dan tiga kali
pada mata kiri. ( HR. Tirmizi )
- Tidur menghadap bagian kanan.
5
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dari sayyidina Bara’ bin Azib ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. ingin
tidur, maka Beliau tidur dengan menghadap bagian kanan. ( HR.Bukhori )
- Meletakkan tangan kanan pada pipi bagian kanan.
Dari sayyidina Hafshoh bin Umar r.huma berkata : apabila baginda Rosulullah saw. ingin
tidur maka Beliau meletakkan tangan kanan Beliau pada pipi sebelah kanan Beliau. ( HR.
Abu Ya’la )
- Bertaubat sebeelum tidur.
Dari sayyidina Abi Sa’id r.a, baginda Nabi saw. bersabda :” barang siapa yang ketika
sebelum tidurnya membaca :
َأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ الَّ ِذيْ الَِإلَهَ ِإالَّ هُ َو ال َح ُّي القَيُّوْ ُم َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه
Sebanyak 3 kali, maka Allah swt. pasti akan mengampuni dosa-dosanya walaupun dosanya
sebanyak buih lautan atau sebanyak pasir ditepi pantai atau sebanyak daun dibatang
pepohonan ataupun sebanyak hari-hari yang ada didunia ini “. ( HR.imam Tirmizi )
- Berzikir sampai tertidur.
( QS. Ali Imron ayat : 191 )
- Menopang kepala ketika seorang musafir singgah untuk beristirahat, diwaktu dekat
dengan subuh.
Dari sayyidina Abi Qotadah ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. dalam
sebuah perjalanan, Beliau saw. singgah pada suatu tempat untuk beristirahat diwaktu
malam dan Beliau pun tidur dan ketika Beliau saw. singgah diwaktu dekat dengan subuh,
maka beliau mengangkat kedua lengan Beliau dan menopang kepala Beliau dengannya.
( HR. Imam Muslim )
- Doa ketika tidak bisa tertidur.
Dari sayyidina Zaid bin tsabit ra. berkata : pernah suatu malam aku tidak bisa tertidur, alalu
aku mengadukannya kepada baginda Rosulullah saw. dan Beliau bersabda :’ bacalah !
ت ال ُعيُوْ نُ َو َأ ْنتَ َح ٌّي قَيُّوْ ٌم يَا َ َح ُّي يَاقَيُّوْ ُم َأنِ ْم َع ْينِ ْي َو ا ْه ِدْأ لَ ْيلِ ْي
ِ ت النُّجُوْ ُم َو هَ َدَأ
ِ َار
ِ اللهُ َّم ع
Akupun membacanya dan kemudian bisa tertidur. ( HR. Imam Thobroni )
- Doa ketika terbangun pada malam hari.
Dari sayyidina ‘Aisyah r.ha berkata :ketika baginda Rosulullah saw. terbangun pada malam
hari, Beliau saw. membaca :
ِ ْت َو اَألر
ض َو َما بَ ْينَهُ َما ال َع ِز ْي ُز ال َغفَّا ُر ِ الَِإلَهَ ِإالَّ هللاَ ال َوا ِح ُد القَهَّا ُر َربُّ ال َّس َما َوا
( HR. Imam Ibnu Hibban )
6
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
7
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
8
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
9
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
10
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
11
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
12
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata : baginda Rosulullah saw. bersabda : ”makan dan
minumlah kalian dengan tangan kanan, begitu juga dengan mengambil dan memberi.
Karena sesungguhnya syaiton makan, minum, mengambil dan memberi dengan tangan
kiri“. (HR. Imam Ibnu Majjah & Imam Bukhori)
- Sunnah makan dengan 3 jari dan menjilat jari.
Dari sayyidina Muhammad bin Ka’ab bin ‘Ujroh ra. dari ayahnya ra. berkata : aku telah
melihat baginda Rosulullah saw. makan dengan menggunakan 3 jari ; jari jempol, jari
tekunjuk dan jari tengah, setelah selesai makan Beliau menjilat jari yang tadi sebelum
membasuhnya. (HR. Imam Thobrani & Imam Muslim)
- Sunnah makan mulai dari pimggir.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : baginda Rosulullah saw. : ”keberkahan
makanan teletak pada tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya, bukan
temgahnya“. (HR. Imam Tirmizi)
- Membaca Basmalah ketika lupa membaca pada awal makan.
Dari sayyidina Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”barangsiapa yang lupa menyebut nama Allah ketika permulaan makan, maka hendaknya
dia langsung membaca :
Yang demikian akan membuat baik makanan setelahnya dan mencegah kejelekan yang
akan menimpanya”. (HR. Imam Ibun Hibban & Imam Thobrani)
- Doa agar tehindar dari bahaya makanan dan minuman.
Dari sayyidina Umar bin Khattab ra. berkata ; pernah suatu ketika baginda Rosulullah saw.
meminta air untuk di minum, kemudian aku membawakannya untuk Beliau, sedang
didalam air tersebut tedapat sebuah helai rambut, kemudian Beliau mengambil rambut
tersebut dan berdoa :
ُاللهم َج ِّم ْله
(HR. Imam Hakim) –penggalan hadits-
- Sunnah bersyukur setelah makan.
(QS Al-Baqoroh 172)
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”orang yang
bersyukur setelah makannya sebagaimana orang yang berpuasa lagi bersabar“. (HR.
Imam Abi khuzaimah)
13
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
14
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. tidak pernah
meniup makanan dan minum Beliau, dan juga tidak pernah bernafas pada wadah makanan
atau minuman tersebut. (HR. Imam Ibnu Majjah & Imam Baihaqi)
ADAB-ADAB ISTINJAK
- Memutup serta menjauh dari khalayak ramai ketika buang hajat.
Dari sayyidina Abu Hurairah ra. dari baginda Rosulullah saw. bersabda :” barangsiapa
yang ingin buang hajat, maka carilah penutup, kalau tidak mendapati penutup kecuali
hanya gundukan pasir, maka belakangilah gundukan tersebut. Karena sungguh saitan
sangat senang duduk ditempat buang hajatnya Bani Adam. Barang saipa yang
mengerjakannya, maka itu baik untuknya, dan siapa yang tidak mengerjakannya, maka
tidak ada celaan baginya “. (HR. Imam Abu Daud)
Dari sayyidina Jabir bin Abdillah r.huma., bahwa apabila baginda rosulullah saw. ingin
buang hajat, maka Beliau akan pergi ketempat orang-orang tidak bisa melihat Beliau. (HR.
Imam Abu Daud)
- Sunnah memakai penutup kepala dan alas kaki ketika masuk tandas.
Dari sayyidina Habib bin Sholeh ra., dahulu ketika baginda Rosulullah saw. ingin masuk
tandas, Beliau mengenakan alas kaki dan penutup kepala. (HR. Imam Baihaqi)
- Sunnah membaca Bismillah dan meminta perlindungan kepada Allah swt.
Dari sayyidina Anas bin Malik ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :”
sesungguhnya tempat ini (tandas) adalah sarangnya syaitan, jika salah seorang dari kalian
hendak memasukinya, maka bacalah :
ِ ث َو ْالخَ بَاِئ
ث ِ ُك ِمنَ ْال ُخب
َ ِ اللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ُعوْ ُذ ب, بِس ِْم هللا
(HR. Imam Thobrani)
- Masuk dengan kaki kiri, keluar dengan kaki kanan.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : dahulu baginda Rosulullah saw. memiliki
kebiasaan, memulai segala sesuatu dengan menggunakan bagian anggota badan Beliau
yang kanan ketika itu bersih. (HR. Imam Bukhori)
- Wajib memerhatikan masalah buang air kecil.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : pernah suatu ketika baginda Rosulullah saw.
melewati 2 tanah kuburan, lalu Beliau bersabda :” sungguh mereka sedang diazab, dan
mereka diazab bukan karena dosa-dosa besar, melainkan yang ini diazab karena tidak
15
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
memerhatikan masalah buang air kecil , dan yang satunya memiliki kebiasaan suka adu
domba “, kemudian baginda Rosulullah saw. mengambil kurma basah dan membelahnya
menjadi dua, lalu Beliau menanamkannya kepada dua kuburan tersebut dan Beliau
bersabda: ”semoga Allah swt. meringankan azab mereka berdua, selagi kurma tadi tidak
kering“. (HR. Imam Bukhori)
- Larangan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan ketika buang hajat.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : baginda Rosulullah saw. menggunakan tangan
kanannya untuk berwudhu’ dan makan, sedang yang kiri digunakan untuk ditandas dan
perkara kotor laimmya. (HR. Imam Abu Daud)
- Sunah istinjak menggunakan air.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra., dari baginda Rosulullah saw. bersabda :” sungguh ayat
ini telah diturunkan untuk orang-orang Kuba :
)108 : (التوبة. فِ ْي ِه ِر َجا ٌل يُ ِحبُّوْ نَ َأ ْن يَتَطَهَّرُوْ ا
Beliau bersabda :” mereka adalah orang-orang yang beristinjak menggunakan air,
kemudian turunlah ayat ini untuk mereka “. (HR. Imam Abu Daud)
- Makruh dzikir didalam tandas.
Dari sayyidina Muhajir bin Qunfudz ra. berkata : aku mendatangi baginda Rosulullah saw.,
sedangkan Beliau lagi buang hajat, lalu akupun mengucap salam kepada Beliau dan Beliau
tidak menjawabnya sampai Beliau berwudhu’, akupun mendatangi Beliau dan menanyakan
perihal tadi, lalu Beliau Bersabda :” sungguh aku tidak suka menyebut nama Allah, kecuali
dalam keadaan suci “. (HR. Imam Abu Daud)
- Larangan buang hajat di tengah jalan, tempat berteduh, dan tempat-tempat yang
sering didatangi orang-orang.
Dari sayyidina Muadz bin Jabal ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” takutlah
kalian pada 3 tempat yang akan mengutuk :1. Tengah lapang yang sering didatangi orang-
orang, 2. Di tengah jalan, 3. Tempat berteduh ”. (HR. Imam Abi Daud)
- Keharaman menghadap kiblat dan membelakanginya ketika buang hajat.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” sungguh
kedudukan Ku diantara kalian sebagaimana kedudukan seorang ayah, yang akan
memberikan kalian nasehat prihal sesuatu. Apabila salah seorang dari kalian ingin buang
hajat, maka janganlah menghadap kiblat maupun membelakanginya “.-potongan hadits-
( HR. Imam Abi Daud)
- Istigfar ketika keluar dari tandas.
16
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dari sayyidina ‘Aisyah r.ha. berkata : dahulu apabila baginda Rosulullah saw. keluar dari
tandas, maka Beliau berdoa :
َ َُغ ْف َران
ك
(HR. Imam Tirmizi)
- Doa keluar dari tandas.
Dari sayyidina Abu Dzar ra. berkata : apabila baginda Rosulullah saw. keluar dari tandas,
maka Beliau akan berdoa :
)HR. Imam Nasai & Imam Ibnu Majah(.َب َعنِّ ْي اَأل َذى َو عَافَانِ ْي
َ اَل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْذه
- Sunnah bagi seorang laki-laki mengusapkan tangannya ketanah setelah keluar dari
tandas.
Dari sayyidina Abu Hurairoh ra. berkata : dahulu ketika baginda Rosulullah saw. masuk
kedalam tandas, aku senantiasa menyediakan air untuk Beliau, yang nantinya Beliau
jadikan sebagai air basuhan, sayyidina Waqi’ ra. berkata : kemudian Beliau mengusapkan
tangan Beliau ketanah, lalu aku menyediakan air yang lain untuk Beliau, kemudian Beliau
berwudhu dengan air tersebut. (HR. imam Abi Daud)
- Makruh buang hajat di kamar mandi.
Dari sayyidina Abdullah bin Mugoffal ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :
”janganlah kalian buang air kecil ditempat biasa kalian gunakan untuk mandi (kamar
mandi), kemudian kalian juga mandi disana”, imam Ahmad rah.a. meriwayatkan :
”kemudian kalian berwudhu didalamnya, yang demikian akan membuat kalian terkena
waswas“. (HR. Imam Abi Daud)
- Makruh kencing berdiri.
Dari sayyidatina ‘Aisyah r.ha. berkata : siapa diantara kalian yang menceritakan bahwa,
baginda Rosulullah saw. buang air kecil berdiri ?, janganlah kalian membenarkannya !,
karena, tidaklah Beliau buang air kecil kecuali dengan cara duduk. (HR. Imam Tirmiz)
- Makruh melihat kemaluan atau kototran yang sudah dikeluarkan.
Para ahli fiqih rah.him. sangat banyak sekali membahas bahwa, tidak nelihat kemaluan atau
kotoran yang sudah dikeluarkan adalah sunnah.
Imam An-Nawawi rah.a. berkata didalam kitabnya Al-Majmu’ : disunnahkan bagi
seorang yang buang hajat, untuk tidak melihat kemaluan ataupun kotoran yang sudah dia
keluarkan.
17
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Imam Ibnu Najim Al-Hanafy berkata dalam kitabnya Al-Bahrur Rooiq Fii Syarhil
Kanzul Daqooiq : seyogyanya seseorang untuk tidak melihat auratnya kecuali ada sebuah
hajat (keperluan mendesak), dan tidak juga melihat kotoran yang sudah dia keluarkan.
Dalam kitab ‘Ianatuth Tholibin dikatakan : janganlah seseorang diantara kalian melihat
apa yang sudah dikeluarkan, kecuali karena sebuah mashlahah.
ADAB-ADAB BERSAFAR
- Sunnah menulis wasiat sebelum berangkat, karena ajal berada digenggaman Allah
swt.
(QS. Luqman : 34)
- Sunnah membawa bekal.
Dari sayyidina Ibnu Abbas r.huma. berkata : pernah suatu waktu, orang-orang yaman pergi
menunaikan haji ke Baitullah, sedangkan mereka tidak membawa bekal. Mereka berkata :
kami adalah orang-orang yang bertawakkal. Sesampai mereka di kota Mekkah, merekapun
meminta-minta kepada orang-orang yang ada disana, kemudian Allah swt. menurunkan
ayat:
)197 : َوتَزَ َّو ُدوْ ا فَِإ َّن خَ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى (البقرة
(HR. Imam Bukhori)
- Solat sunnah safar.
Dari sayyidina Muth’im bin Miqdar ra. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”tidak
ada suatu pemberian, yang diberkan seorang hamba kepada keluarganya lebih baik,
melebihi 2 rokaat yang dia kerjakan disisi mereka, ketika hendak bersafar“. (HR. Imam
Ibnu Syaibah).
- Makruh bepergian pada malam hari sendirian.
Dari sayyidina Ibnu Umar r.huma. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda : ”kalau
orang-orang mengetahui keadaan seseorang ketika dia sendirian sebagaimana yang Aku
ketahui, maka niscaya dia tidak akan bepergian pada malam hari sendirian“. (HR. Imam
Bukhori)
- Sunnah safar bertiga.
Dari sayyidina Amar bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya ra. berkata, baginda
Rosulullah saw. bersabda : ”orang yang sendirian bersafar, dia bersama syaitan. Orang
yang berduaan bersafar, dia bersama syaitan. Orang yang safarnya bertiga, maka mereka
berjemaah“. (HR. Imam Abi Daud & Imam Tirmizi)
18
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
19
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
ت َعلَى هللاِ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم
ُ ت بِاهللِ َو تَ َو َّك ْل
ُ ص ْم ُ بِس ِْم هللاِ آ َم ْن
َ َت بِاهللِ َوا ْعت
Maka dia akan diberi sebaik-baik rezki dari tempat tersebut dan akan dicabut dari tempat
tersebut segala kejelekan “. (HR. Imam Ibnu Abi Dunya)
- Disunnahkan menjaga 7 perkara ketika berkendaraan.
1. Membaca Bismillah ketika naik kendaraan.
2. Membaca Alhamdulillah ketika sudah duduk.
3. Membaca :
)13( َ) َو ِإنَّا ِإلَى َربِّنَا لَ ُم ْنقَلِبُوْ ن12( َُس ْب َحانَ الَّ ِذيْ َس َّخ َر لَنَا ه َذا َو َما ُكنَّا لَهُ ُم ْق ِرنِ ْين
4. Membaca Alhamdulillah 3 kali.
5. Membaca Allahuakbar 3 kali.
6. Membaca doa :
َب ِإالَّ َأ ْنت
َ ْ فَا ْغفِرْ لِ ْي فَِإنَّهُ الَ يَ ْغفِ ُر ال ُّذنُو, ت نَ ْف ِس ْي َ ك ِإنِّ ْي
ُ ظلَ ْم َ َُس ْب َحان
7. Tersenyum.
Kemudian sayyidina ‘Ali ra. ditanya :sebab apa engkau tersenyum wahai Amirul mukminin
?, sayyidina ‘Ali ra. menjawab : dahulu aku pernah melihat baginda Rosulullah saw.
melakukan persis sebagaimana apa yang aku lakukan, aku juga bertanya : wahai
Rosulullah, sebab apakah yang membuat engkau tersenyum ?, baginda Rosulullah saw.
bersabda :” sesungguhnya tuhanmu takjub, ketika hambanya berdoa “ ya Allah, ampunilah
dosa-dosaku “, dan dia mengetahui, bahwa memang tidak ada yang bisa mengampuni
keculai Dia ( Allah swt. ) “. ( HR. Imam Abi Daud & Imam Tirmizi )
- Doa naik kendaraan laut dan supaya terjaga dari bahaya.
Dari sayyidina Husain bin ‘Ali r.huma. berkata, baginda Rosulullah saw. bersabda :” suatu
yang bisa menjadi penjaga bagi ummat Ku, agar mereka tidak tenggelam, ketika menaiki
perahu ialah, hendaknya dia membaca :
) 41 : بِس ِْم هللاِ َمجْ َرىهَا َو ُمرْ سهَا ِإ َّن َرب ِّْي لَ َغفُوْ ٌر َر ِح ْي ٌم ( هود
-penggalan hadits- ( HR. Imam Ibnu Sinni )
20
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
ِ - ُدوْ نَ َس-ِاِئبُوْ نَ عَاب--َوْ نَ ت--ُ آيِب, ِد ْي ٌر-َ ْيٍئ ق- ِّل َش-و َعلَى ُك-
ا--َاج ُدوْ نَ لِ َربِّن َ -ُ ُد َوه-هُ ْال َح ْم-َك َو ل
ُ لَهُ ْال ُم ْل,ُك لَه
َ الَِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي
ُاب َوحْ َدهَ َص َر َع ْب َدهُ َو هَ َز َم اَأْلحْ ز َ َق هللاُ َو ْع َدهُ َو ن َ ص َدَ , ََحا ِم ُدوْ ن
21
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
( HR.Imam Bukhori )
- Pertama yang harus dikerjakan oleh seorang musafir sebelum pulang kerumahnya.
Dari sayyidina Ka’ab bin Malik ra. berkata : bahwa baginda Rosulullah saw. tidak akan
pulang dari safar Beliau kecuali pada waktu dhuha, tatkala Beliau sudah kembali dari safar
Beliau, maka tempat yang pertama kali yang akan didatangi Beliau ialah mesjid, lalu Beliau
sholat 2 roka’at kemudian duduk didalamnya. ( HR. Imam Muslim )
Bagian II
ENAM SIFAT SAHABAT R.A
22
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Maksud dan tujuan Enam Sifat Sahabat R.A ialah agar tertanam sifat-sifat yang mulia para
sahabat r.a di dalam diri kita, sehingga memudahkan kita untuk mengamalkan agama
(Islam) secara sempurna.
MUQADDIMAH
Allah SWT meletakkan kejayaan manusia di dunia dan akherat hanya dalam amal agama
yang sempurna, sebagaimana yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW.Umat pada saat
ini, belum memiliki kekuatan untuk mengamalkan agama secara sempurna. Para sahabat ra.
23
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
telah dapat mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki enam sifat yang
mulia. Pada zaman ini pun, apabila ada enam sifat pada diri kita, maka kita akan mudah
mengamalkan agama secara sempurna.
Setiap sifat dipelajari ARTI, MAKSUD DAN TUJUAN, FADHILAH, dan CARA
MENDAPATKAN-nya.
Sifat Pertama
ARTI
Artinya sbb.:
24
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Maksud dan tujuannya ialah mengeluarkan keyakinan terhadap makhluk dari dalam hati
dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah SWT ke dalam hati.
FADHILAH
Kalimah ini memiliki banyak manfaat spiritual. Nabi saw bersabda: “Dzikir yang paling
mulia adalah “La ilaha illallah”. Sekali lagi dia berkata: “Bacalah Kalimah seratus kali
setiap hari karena itu adalah kompensasi terbaik untuk dosa seseorang, dan tidak ada
perbuatan baik yang lebih baik dari ini.” Dalam hadis lain ia mengatakan: “Apa pun yang
membaca “La ilaha illallah” seratus kali di pagi hari, dan seratus kali di malam hari, ia akan
menjadi pahala orang yang telah melepaskan sepuluh budak dari keturunan Ismail. Dalam
hadis lain Nabi Suci mengatakan: “Jaga Iman Anda tetap segar dengan membaca dan
mengamati “La ilaha illallah”.
Iman
1. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul-rasul Kami dan
orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat.” (Q.S. Al
Mukmin: 51)
25
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
3. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Aku ingin sekali berjumpa saudara-saudaraku.” Maka para sahabat berkata,
“Apakah kami bukan saudaramu?” Beliau menjawab, “Kalian adalah sahabatku,
sedang saudaraku adalah orang yang beriman kepadaku, padahal mereka tidak
melihatku.” (H.R. Ahmad)
4. Mafhum hadits: Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib r.a., bahwasanya ia mendengar
Rasulullah SAW. bersabda, “Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha
terhadap Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad SAW.
sebagai Rasulnya.” (H.R. Muslim)
5. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Sungguh beruntung orang yang beriman kepadaku dan melihatku, beruntung satu
kali.” “Sungguh beruntung pula orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak
melihatku, beruntung tujuh kali.” (H.R. Ahmad)
6. Mafhum hadits: Nabi SAW. , “Iman itu lebih dari 70 cabang. Yang paling utama
adalah ‘Laa ilaaha illallah’. Dan yang terendah ialah menyingkirkan benda-benda
yang menghalangi jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman (yang
terpenting).” (HR. Muslim).
7. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Perbaharuilah keimanan kalian!” Ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimanakah kami
memperbaharui iman kami?” Beliau bersabda, ‘Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa
ilaaha illallah’.” (HR. Ahmad, Thabrani).
8. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Jika
seorang hamba mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas, pasti
dibukakan pintu-pintu langit untuknya, sehingga kalimat itu sampai ke Arsy, selama
ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi).
9. Mafhum hadits: Dari Ma’iz r.a., dari Nabi SAW., bahwasanya Beliau ditanya,
“Amal apakah yang lebih utama?” Beliau saw. menjawab, “Iman kepada Allah
semata, jihad, lalu haji yang mabrur. Itu semua melebihi semua amal yang lain,
sejauh jarak antara tempat terbit matahari dan terbenamnya.” (HR. Ahmad).
10. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Perbanyaklah kalian mengucapkan syahadat laa ilaha illallah sebelum terhalang
antara diri kalian dengannya.” (HR. Abu Ya’la).
26
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
11. Mafhum hadits: Dari Utsman r.a. ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa mati, sedangkan ia yakin bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq
selain Allah, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
12. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Nabi SAW. bersabda, “Orang
yang paling bahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat ialah orang mengucapkan
Laa ilaaha illallah secara tulus dari hatinya.” (HR. Bukhari, penggalan hadits).
13. Mafhum hadits: Nabi SAW., “Setiap orang yang bersaksi bahwa bahwa tiada Tuhan
selain Allah SWT. dan Muhammad adalah utusan Allah SWT. dengan jujur dari
hatinya, pasti Allah SWT. haramkan neraka terhadapnya.” (HR. Bukhari,
penggalan hadits).
14. Mafhum hadits: Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, sedang hatinya
membenarkan lisannya, maka ia akan masuk (surga) dari pintu surga mana saja
yang ia kehendaki.” (HR. Abu Ya’la).
15. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Dzar ra berkata bahwa Baginda Nabi SAW
bersabda, “Jika seorang hamba mengucapkan Laa ilaaha illallaah lalu ia mati di atas
kalimat tersebut, maka pasti masuk ke dalam surga.” (HR. Bukhari, penggalan
hadits)
16. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Ali ra., ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Allah
SWT berfirman, ‘Sesungguhnya Akulah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku.
Barangsiapa mengakui ke-Esaan-Ku, ia masuk ke dalam perlindungan-Ku, ia aman
dari adzab-Ku.” (HR. Syairazi)
1. Allah SWT berfirman, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh-Mahfuzh). Dan Dialah Yang Menidurkan kalian di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari, kemudian Dia
membangunkan kalian pada siang hari untuk disempurnakan umur (kalian) yang
telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kalian kembali, lalu Dia
27
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
2. Allah SWT berfirman, “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian.
Adalah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kalian dari
langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
mengapakah kalian berpaling (dari ketauhidan)?” (Q.S. Faathir: 3).
3. Mafhum hadits: Dari “Umar bin Al-Khaththab r.a., bahwasanya ia mendengar Nabi
SAW. bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. dan
hari Akhir, kepadanya akan dikatakan: Masuklah dari salah satu dari delapan pintu
surga yang kamu kehendaki.” (H.R. Ahmad).
4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Pada
hari kiamat Allah menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan
kanan-Nya, lalu berfirman, ‘Aku adalah Sang Raja, di manakah raja-raja
bumi?” (H.R. Bukhari).
2. Firman Allah SWT, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian, sesungguhnya
kegoncangan hari Kiamat itu merupakan suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat kegoncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan semua wanita yang hamil, dan kalian lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat
keras.” (Q.S. Al-Hajj: 1-2).
3. Mafhum hadits: Dari Mustaurid bin Syaddad r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti jika
28
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
salah seorang di antara kalian mencelupkan jarinya ke laut, coba lihatlah seberapa
banyak (air) yang dibawa jarinya?” (H.R. Muslim).
4. Mafhum hadits: Dari Syaddad bin Aus r.a., dari Nabi SAW., Beliau bersabda,
“Orang yang cerdik adalah orang yang selalu mengendalikan dirinya dan beramal
untuk masa sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti
hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (H.R. Tirmidzi).
CARA MENDAPATKAN
Maksud dan tujuannya ialah meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan
kejayaan dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti Rasulullah SAW.
FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
1. Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul pun kecuali untuk
ditaati dengan taufik Allah SWT.” (Q.S. An-Nisa: 64).
2. Allah SWT berfirman, “Apapun yang diberikan Rasul SAW kepada kalian,
ambillah. Dan apapun yang kalian dilarangnya, tinggalkanlah.” (Q.S. Al Hasyr: 7).
3. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
29
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 97).
5. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Itban Ibn Malik ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau
bersabda, “Tidak akan masuk neraka ataupun api neraka akan memakannya, orang
yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan
sesungguhnya saya (Muhammad SAW) adalah utusan Allah.” (HR. Muslim)
6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau
bersabda, “Barangsiapa berpegang teguh dengan seluruh sunnahku di kala rusaknya
umatku, maka baginya pahala satu orang mati syahid.” (HR. Thabrani)
8. Mafhum hadits: Dari Fadhalah bin ‘Abd r.a., ia berkata, Nabi SAW. bersabda,
“Seorang mujahid (yang sejati) adalah orang yang berjihad melawan hawa
nafsunya.” (H.R. Tirmidzi).
9. Mafhum hadits: Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang mengerjakan keburukan lalu
mengerjakan kebaikan adalah bagaikan seorang laki-laki memakai baju besi sempit
yang menghimpitnya. Kemudian ia berbuat kebaikan, maka terlepaslah satu tali,
lalu ia berbuat kebaikan lagi, maka terlepaslah satu tali yang lain, hingga akhirnya
baju besi itu lepas ke tanah.” (H.R. Ahmad).
CARA MENDAPATKANNYA
2. Latihan, yaitu menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupan kita selama
24 jam.
30
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
3. Berdoa kepada Allah SWT supaya diberi kekuatan untuk mengamalkan sunnah
Rasulullah SAW.
Sifat Kedua
SHALATUL KHUSYU’ WAL KHUDHU’
ARTI
Artinya ialah shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikuti cara
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Maksud dan tujuannya ialah membawa sifat ketaatan kepada Allah SWT di dalam shalat ke
dalam kehidupan sehari-hari.
FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
31
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Shalat wajib
2. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika
kalian mengetahui” (Q.S. Al-Jumu’ah: 9).
3. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Umar r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan” (H.R. Bukhari).
4. Mafhum hadits: Dari Jabir bin ‘Abdillah r.huma., ia berkata, Nabi SAW. bersabda,
“Kunci surga adalah shalat, sedangkan kunci shalat adalah bersuci” (H.R. Ahmad).
5. Mafhum hadist: Dari Sayyidina Anas r.a., ia berkata, Baginda Rasulullah SAW.
bersabda, “Kesejukan pandangan mataku terletak di dalam shalat” (HR. Nasa’i,
penggalan hadits).
Shalat berjamaah
1. Allah SWT berfirman, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku’” (Q.S. Al-Baqarah: 43).
2. Mafhum hadits: Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, “Tuhanmu ‘azza wa jalla merasa takjub kepada seorang
penggembala kambing yang berada di puncak sebuah bukit, ia menyerukan adzan
untuk shalat, kemudian ia mengerjakan shalat. Maka Allah ‘azza wa jalla berfirman,
‘Lihatlah hamba-Ku ini, ia menyerukan adzan dan iqamat untuk shalat karena takut
kepada-Ku. Sungguh Aku telah mengampuni hambaku dan akan memasukkannya
ke dalam surga” (H.R. Abu Dawud).
3. Mafhum hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa shalat berjamaah selama empat puluh hari karena Allah tanpa
ketinggalan takbiratul-ula (dari imam), maka akan ditetapkan baginya dua
32
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
kebebasan, yakni kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifaq” (H.R.
Tirmidzi).
1. Allah SWT berfirman, “Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji” (Q.S. Al-Isra’: 79).
2. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud
dan berdiri untuk Tuhan mereka” (Q.S. Al-Furqan: 64).
3. Mafhum hadist: Dari Abu Umamah r.a., ia bekata, Nabi SAW. bersabda, “Allah
tidak pernah berkenan terhadap seorang hamba mengenai sesuatu yang lebih utama
daripada shalat dua raka’at yang ia kerjakan. Sesungguhnya kebaikan ditaburkan di
atas kepala seorang hamba selama ia masih shalat. Dan seorang hamba tidaklah
dapat mendekatkan diri Allah ‘azza wa jalla dengan sesuatu yang sepadan dengan
apa yang keluar darinya.” Abun-Nadhr berkata,”Yakni Al-Qur’an” (H.R.
Tirmidzi).
4. Mafhum hadist: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan
dihisab pada hari Kiamat ialah shalatnya. Jika baik shalatnya, maka ia beruntung
dan selamat. Jika rusak shalatnya, maka ia kecewa dan rugi. Jika shalat fardhunya
ada yang kurang, Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku
mempunyai shalat tathawwu’ (tambahan)?’ Maka Allah menyempurnakan shalat
fardhunya yang kurang dengan shalat tathawwu’ tersebut, kemudian untuk amal-
amal yang lain berlaku seperti itu juga” (H.R. Tirmidzi).
2. Allah SWT berfirman, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyuk” (Q.S. Al-Baqarah: 45).
33
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
3. Mafhum hadist: Dari Humran, seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan
‘Utsman, bahwasanya ‘Utsman bin ‘Affan r.a. meminta air wudhu’. Lalu ia
berwudhu, membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-
kumur dan beristintsar (=menyemburkan air yang ada di dalam hidung dengan
bantuan nafas (setelah istinsyaaq). Sedangkan istinsyaq adalah menghirup air ke
dalam hidung (Lisanul ‘Arab)), kemudian membasuh wajahnya tiga kali, membasuh
tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kirinya sebanyak itu pula,
mengusap kepalanya, membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, dan
membasuh yang kiri sebanyak itu pula. Kemudian ia berkata, “Aku melihat
Rasulullah SAW. berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua raka’at,
tidak berbicara (dalam hati) kepada dirinya sendiri di dalam shalatnya, maka
diampuni baginya dosanya yang telah lalu.” Ibnu Syihab berkata, “Ulama kami
berkata, ‘Wudhu’ seperti ini adalah wudhu’ paling sempurna yang dipakai
seseorang untuk shalat” (H.R. Muslim).
4. Mafhum hadist: Dari Abu Darda’ r.a., menjelang wafatnya, ia berkata, “Aku
beritahukan kepada kalian sebuah hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah
SAW., beliau bersabda, ‘Beribadahlah kepada Allahh seakan-akan kamu melihat-
Nya, namum jika kamu tidak dapat melihat-Nya, (yakinlah) sesungguhnya Allah
melihatmu. Anggaplah dirimu termasuk orang-orang yang telah mati. Hindarilah
doa orang yang dizhalimi, karena doa tersebut akan dikabulkan, dan barangsiapa di
antara kalian mampu menghadiri dua shalat (yaitu) ‘Isya’ dan Shubuh, walaupun
dengan merangkak, maka lakukanlah” (H.R. Thabarani, Majma’uz-Zawa’id).
Fadhilah wudhu
1. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai dengan siku,
usaplah kepala kalian dan (basuhlah) kaki kalian sampai dengan kedua mata
kaki” (Q.S. Al-Ma’idah: 6).
3. Mafhum hadist: Dari ‘Utsman bin ‘Affan r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan baik, maka dosa-dosanya akan keluar
dari badannya, sampai-sampai keluar dari bawah kukunya” (H.R. Muslim).
34
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
4. Mafhum hadist: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Ada
sepuluh hal yang termasuk fitrah yaitu: memotong kumis, memelihara janggut,
bersiwak, istinsyaq, memotong kuku, membasuh lipatan-lipatan jari, mencabut bulu
ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan beristinja’ dengan air. Zakariyya (salah
seorang perawi) berkata bahwa Mush’ab berkata, “Aku lupa yang kesepuluh,
mungkin berkumur” (H.R. Muslim).
3. Mafhum hadits: Dari Abu Darda’ r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
SAW. bersabda, “Masjid adalah rumah setiap orang yang bertakwa, dan Allah
menjamin orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan jaminan berupa
rahmat dan dia bisa melewati shirath menuju keridhaan-Nya, yakni menuju
surga” (H.R. Thabarani, Majma’us-Zawa’id).
CARA MENDAPATKAN
2. Latihan:
35
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Sifat Ketiga
AL ‘ILMU MA’ADZ-DZIKR
ARTI ILMU
Arti ilmu ialah semua petunjuk yang datang dari Allah SWT melalui Baginda Rasulullah
saw.
ARTI DZIKIR
Arti dzikir ialah mengingat Allah SWT sebagaimana keagungan Allah SWT.
Maksud dan tujuannya ialah mengamalkan perintah-perintah Allah SWT pada setiap saat
dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah SWT ke dalam hati serta mengikuti
cara Baginda Rasulullah SAW.
36
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
FADHILAH ILMU
Ilmu
2. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-
hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampur.” (Q.S. Faathir: 28)
5. Mafhum hadits: Dari Mu’awiyah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Nabi SAW.
bersabda, “Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan padanya, Dia akan memberikan
kepahaman kepadanya mengenai agama. Aku ini hanyalah pembagi, sedangkan
Allah-lah yang memberi”—hingga akhir hadits—-(H.R. Bukhari).
6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa melalui satu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
37
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
1. Firman Allah SWT, “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata
disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri).” (Q.S. Al-Maaidah: 83)
2. Firman Allah SWT, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian mendapat rahmat” (Q.S. Al-
A’raaf: 204).
3. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a.,ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda kepadaku, “Bacakan Al-Qur’an untukku.” Aku bertanya, “Apakah aku
akan membacakannya untukmu, padahal kepada engkaulah Al-Qur’an diturunkan?”
Rasulullah SAW. bersabda, “Aku senang mendengarkannya dari orang lain.”
Kemudian aku pun membacakan surat An-Nisaa’, sampai ketika sampai pada
bacaan: fakaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin wa ji’na bika ‘ala haa ulaai
syahida, (Maka bagaimanakah (halnya orang kafir), apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)), beliau bersabda,
“Berhentilah!” Ternyata kedua mata beliau berlinang air mata (H.R. Bukhari).
4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia menganggap hadits ini sampai kepada
Nabi SAW., beliau bersabda, “Apabila Allah menetapkan perkara di langit malaikat
mengepakkan sayapnya karena tunduk pada firman-Nya, bunyi sayap mereka itu
seperti bunyi rantai yang dipukulkan ke batu yang licin. Maka ketika dihilangkan
ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, ‘Apa yang difirmankan Tuhan kalian?’
Mereka menjawab, ‘Al-Haq (kebenaran), dan Dia-lah Yang Mahatinggi dan
Mahaagung” (H.R. Bukhari).
FADHILAH DZIKIR
Al Qur’anul Karim
1. Firman Allah SWT, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian
pelajaran dari Tuhan kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah,
‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (Q.S. Yunus: 57-58)
2. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha., bahwasanya apabila Nabi SAW. beranjak ke
tempat tidurnya pada setiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya,
38
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dzikrullah
2. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenang” (Q.S. Ar-Ra’du: 28).
3. Allah SWT berfirman, “Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada” (Q.S.
Al-Hadiid: 4).
4. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Musa ra berkata bahwa Baginda Nabi SAW
bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan orang yang
tidak berdzikir kepada Rabbnya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang
mati” (HR. Bukhari).
5. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku bersama hamba-Ku selama ia
mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena (menyebut)-Ku” (H.R. Ibnu
Majah).
2. Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang
dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan
kesusahan” (Q.S. An-Naml: 62).
39
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
6. Mafhum hadits: Dari Tsauban r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak
ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak dapat menambah umur
kecuali kebaikan, dan sesungguhnya seseorang menghalangi rezekinya sendiri
dengan sebab dosa yang dia lakukan” (H.R. Hakim). Tidak dapat menolak taqdir
kecuali doa: yang dimaksud dengan taqdir di sini adalah terjadinya musibah yang
dikhawatirkan dan dihindari seseorang. Maka apabila ia diberi taufiq untuk berdoa,
Allah pun melindunginya. Dan di antara taqdir Allah adalah ketentuan bahwa bala’
dapat ditangkal dengan doa (Syarhuth-Thibi). Tidak dapat menambah umur
kecuali kebaikan. Contoh gambarannya bahwa di Lauh Mahfuzh ditulis , “Jika tidak
naik haji atau berperang (jihad), maka umurnya 40 tahun. Dan jika naik haji dan
juga berperang, umurnya 60 tahun. Maka apabila ia melakukan kedua amal itu, lalu
umurnya mencapai 60 tahun berarti umurnya telah dipanjangkan. Dan apabila ia
hanya melakukan salah satu amal tersebut, lalu umurnya tidak lebih dari 40 tahun
berarti umurnya berkurang dari umurnya yang paling panjang, yaitu 60
tahun (Mirqah).
40
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
7. Mafhum hadits: Dari seorang sahabat Nabi SAW., ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa pada waktu pagi dan sore hari
mengucapkan Radhiinaa billaahi rabbaa, wabil-Islaami diinaa, wabi Muhammadin
rasuulaa (Kami rela Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan
Muhammad sebagai Rasul kami), maka Allah pasti akan membuatnya rela” (H.R.
Abu Dawud). Dalam riwayat Ahmad, “Ia mengucapkannya tiga kali pada waktu
sore dan pagi hari.”
CARA MENDAPATKAN
cara mendapatkan ilmu sbb.:
Ilmu Fadhail
2. Latihan:
Ilmu Masail
5. Latihan:
41
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Cara mendapatkan dzikir sbb:
42
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Sifat Keempat
IKRAMUL MUSLIMIN
ARTI
Maksud dan tujuannya ialah menunaikan hak sesama muslim tanpa menuntuk hak dari
mereka.
FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
1. Allah SWT berfirman, ” Sesungguhnya hamba sahaya yang mu’min itu lebih baik
daripada orang musyrik, walaupun ia menarik hati kalian.” (Q.S. Al-Baqarah: 221)
2. Allah SWT berfirman, ” Dan apakah orang yang sudah mati kemudian ia Kami
hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu
ia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
darinya?” (Q.S. Al-An’am: 122). Yang dimaksud orang yang sudah mati kemudian
ia Kami hidupkan di sini adalah orang kafir yang dihidupkan Allah dengan Islam
(Fathul Qadir). Serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita
yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya maksudnya adalah orang kafir.
3. Mafhum hadist: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, “Rasulullah SAW. menyuruh kami
untuk menempatkan orang pada tempatnya” (H.R. Muslim).
43
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
4. Mafhum hadist: Dari Ibnu ‘Abbas r.huma., ia berkata, “Rasulullah saw. memandang
ke Ka’bah lalu beliau bersabda, ‘Tidak ada sesembahan selain Allah, betapa bagus
engkau, betapa wangi baumu, dan betapa agung kehormatanmu. Tetapi seorang
mu’min lebih besar kehormatannya darimu. Sesungguhnya Allah ta’ala
menjadikanmu sebagai tanah suci, dan Dia mengharamkan darah, harta, dan
kehormatan seorang mu’min serta melarang kami dari berprasangka buruk
kepadanya” (H.R. Thabarani, Majma’us-Zawa’id).
5. Mafhum hadist: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Cintailah orang-orang fakir dan duduklah bersama mereka. Cintailah orang-orang
Arab dengan ketulusan hatimu. Dan hendaknya aib yang kamu ketahui ada pada
dirimu dapat mencegahmu untuk tidak membicarakan aib orang lain” (H.R.
Hakim).
6. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Orang-orang fakir akan masuk ke surga lebih dulu sebelum orang kaya sejarak 500
tahun, yakni setengah hari (akhirat).” (H.R. Tirmidzi).
1. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (Q.S.
Luqman: 18-19)
2. Allah SWT berfirman, ” Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan
kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (Q.S. Ali Imran: 133-134)
3. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya seorang mu’min dengan akhlaknya yang baik akan
mencapai derajat seorang yang selalu berpuasa dan shalat malam” (H.R. Abu
Dawud).
4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus akhlaknya.
44
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Dan sebaik-baik orang di antara kalian ialah yang paling baik kepada
istrinya” (H.R. Ahmad).
5. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim
dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah swt akan menghilangkan darinya satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah swt akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.
Allah SWT akan selalu menolong seorang hamba selagi ia selalu menolong
saudaranya” (HR. Tirmidzi)
6. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya seorang laki-laki berkata
kepada Nabi SAW., “Nasihatilah aku.” Beliau bersabda, “Jangan marah.”
Kemudian ia mengulanginya beberapa kali dan beliau tetap menjawab, “Jangan
marah” (H.R. Bukhari).
1. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang
benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian memutarbalikkan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
semua yang kalian kerjakan” (Q.S. An-Nisa’: 135). Jika ia kaya atau miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatannya, yakni: Apakah si terdakwa kaya atau miskin,
jangan sampai kekayaan si kaya, atau kemiskinan si miskin membuatmu mengubah
kesaksian atau menyembunyikannya—karena rasa senang kepada si kaya atau
kasihan kepada si miskin—, Allah ta’ala—Tuhan kedua orang tersebut—lebih
berhak terhadap keduanya daripada kalian dan lebih mengetahui kemaslahatan bagi
keduanya. Dia akan memberi maupun tidak memberi sesuai dengan kesaksian
kalian (Tafsir Jalalain dan Aisarut-Tafasir).
3. Mafhum hadits: Dari ‘Ali r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda kepadaku,
“Hak seorang Muslim terhadap Muslim yang lain ada enam, yang harus
(ditunaikan) dengan cara yang baik, yaitu: mengucapkan salam kepadanya bisa
bertemu, memenuhi undangannya jika ia mengundang, mengucapkan
yarhamukallah (tasymit) kepadanya bila ia besin, menengoknya jika ia sakit,
45
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
4. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman
sebelum kalian saling mencintai. Dan maukah kutunjukkan kepada kalian sesuatu
yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara
kalian” (H.R. Muslim).
5. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.huma., dengan sanad yang sampai
kepada Nabi SAW., “Orang-orang pengasih akan dikasihi Dzat Yang Maha
Pengasih. Kasihilah para penduduk bumi, niscaya yang di langit (Allah) akan
mengasihimu.” (H.R. Abu Dawud).
Silaturahmi
2. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada
kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran” (Q.S. An-Nahl: 90).
3. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.hum., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orangtua, dan kemurkaan Allah ada di
dalam kemurkaan orangtua” (H.R. Tirmidzi).
4. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.hum., ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya bakti (kepada orangtua) yang paling
utama ialah jika anak menjaga hubungan baik dengan teman-teman
orangtuanya” (H.R. Muslim).
46
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
1. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min
dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Q.S. Al-Ahzab: 58). Jika
gangguan dengan lidah, maka disebut mengumpat, jika gangguan dengan perbuatan,
maka disebut dosa yang nyata.
4. Mafhum hadits: Dari Muawiyah r.a., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Sesungguhnya jika kamu mencari-cari aib manusia,berarti kamu telah
merusak mereka, atau nyaris merusak mereka” (H.R. Abu Dawud). Merusak
mereka adalah, yakni, “Jika kamu mencari-cari aib mereka lalu kamu sampaikan
kepada mereka secara terang-terangan, maka hal itu akan menyebabkan rasa
sungkan mereka kepadamu berkurang sehingga mereka berani melakukan hal
seperti itu —secara terang-terangan—” (Badzlul-Majhud).
5. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab, “Menurut
kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang maupun
harta.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut di antara umatku ialah
orang yang pada hari Kiamat datang dengan membawa pahala shalat,puasa, dan
zakat. Tetapi ia juga pernah mencela orang, menuduh orang berzina, memakan harta
orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. Maka kebaikannya
diberikan kepada orang-orang itu. Jika kebaikannya telah habis sebelum
tanggungannya itu ditunaikan, maka dosa orang-orang tersebut diambil dan
dilemparkan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke neraka” (H.R. Muslim).
1. Allah SWT berfirman, “Dan berpeganglah kamu sekalian kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai” (Q.S. Ali ‘Imran: 103).
47
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
2. Mafhum hadits: Dari Abu Darda’ r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih utama derajatnya
daripada puasa, shalat, dan shadaqah?” Para sahabat menjawab, “Ya.” Beliau
bersabda, “Hubungan yang baik (di antara kalian), karena rusaknya hubungan (di
antara kalian) adalah perkara yang dapat menghilangkan agama” (H.R. Tirmidzi).
2. Allah SWT berfirman, “Kalian sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian
cintai” (Q.S. Ali ‘Imran: 92).
3. Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada
orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Mereka berkata dalam hati),
‘Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan
tidak pula (ucapan) terima kasih” (Q.S. Al-Insan: 8-9).
4. Mafhum hadits: Dari Jabir bin Abdullah r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Termasuk perbuatan yang dapat menyebabkan turunnya ampunan yaitu
memberi makan orang muslim yang lapar” (H.R. Baihaqi, Syu’abul-Iman).
5. Mafhum hadits: Dari Haritsah bin Nu’man r.a., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Sedekah kepada orang miskin dapat menghindarkan kematian yang
buruk” (H.R. Thabarani dan Baihaqi, Al-Jami’ush-Shaghir).
CARA MENDAPATKAN
48
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
2. Latihan:
49
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Sifat Kelima
TASH-HIHUN NIYYAH
ARTI
50
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
51
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
9. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Hurairah ra berkata bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak melihat bentuk rupamu dan
hartamu, tetapi Allah swt melihat kepada isi hatimu dan amalanmu.” (HR. Muslim)
10. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Sa’ad ra, dari Baginda Nabi SAW, Beliau bersabda,
“Hanyalah pertolongan Allah swt kepada umat ini dengan sebab orang-orang yang
lemah di antara mereka yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka.” (HR.
Nasa’i).
Iman dan ihtisab
Yakni beramal dengan yakin terhadap apa yang telah dijanjikan Allah ‘azza wa jalla
disertai rasa rindu dan penuh harap akan pahala dan balasan dari sisi Allah.
1. Mafhum hadits: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW.
bersabda, “Ada empat puluh perkara yang baik —yang tertinggi adalah
manihatul-‘anzi—, jika seseorang mengerjakan salah satu di antaranya dengan
mengharap pahalanya dan membenarkan janji mengenainya, maka Allah pasti akan
memasukkannya ke dalam surga” (H.R. Bukhari). Ada empat puluh perkara yang
baik: Rasulullah saw. telah menganjurkan pintu-pintu kebaikan yang tidak terhitung
banyaknya, dan jelas bahwa beliau mengetahui keempat puluh perkara tersebut.
Beliau tidak menyebutkannya hanyalah karena suatu maksud yang justru lebih baik
bagi kita daripada jika beliau menyebutkannya. Karena kalau disebutkan,
dikhawatirkan kita akan merasa cukup dengan empat puluh macam tersebut dan
merasa tidak membutuhkan kebaikan yang lain (Fathul-Bari).
2. Mafhum hadits: Dari Abi Darda’ r.a., ia berkata, “Saya telah mendengar Abul-
Qasim SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya
Aku akan membangkitkan satu umat sesudahmu. Jika mereka mendapatkan apa
yang mereka sukai, mereka memuji Allah. Dan jika ditimpa hal-hal yang tidak
mereka inginkan, mereka mengharapkan pahala dan bersabar, padahal mereka
bukan penyantun dan tidak mempunyai ilmu tentang urusan itu. Maka ‘Isa bertanya,
‘Wahai Tuhanku, lalu bagaimana bisa mereka bersikap demikian, padahal tidak
mempunyai sifat penyantun dan ilmu?’ Allah SWT. berfirman, ‘Aku berikan
mereka sifat santun-Ku dan ilmu-Ku” (H.R. Hakim).
3. Mafhum hadits: Dari Abu Mas’ud r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Apabila
seorang lelaki memberi nafkah kepada keluarganya dan mengharapkan pahala,
maka nafkah itu menjadi sedekah baginya” (H.R. Bukhari).
Celaan terhadap riya’
1. Allah SWT berfirman, “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka mengingat Allah kecuali hanya sedikit” (Q.S. An-Nisaa’: 142).
52
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
2. Allah SWT berfirman, “Demikianlah keburukan bagi orang-orang yang lalai dari
shalatnya, yang ingin (ketika mendirikan shalat) agar dilihat orang” (Q.S. Al-
Maa’uun: 4-6).
3. Mafhum hadits: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan
Allah, tetapi ia mencarinya hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia, niscaya ia
tidak akan mencium bau surga pada hari Kiamat” (H.R. Abu Dawud).
4. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Umar r.huma., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Barangsiapa mempelajari ilmu bukan untuk mencari ridha Allah atau menghendaki
kepada selain Allah dengan amalan tersebut, hendaknya ia menyiapkan tempat
duduknya di neraka” (H.R. Tirmidzi).
5. Mafhum hadits: Dari ‘Umar bin Khaththab r.a., dari Nabi SAW., beliau bersabda,
“Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan atas umat ini adalah orang
munafik yang pandai dalam lisannya” (H.R. Baihaqi).
CARA MENDAPATKAN
Cara mendapatkannya ialah:
1. Menda’wahkan pentingnya ikhlas.
2. Latihan meluruskan niat; sebelum beramal, ketika beramal, dan sesudah beramal.
3. Berdoa supaya diberi hakikat ikhlas.
Sifat Keenam
TAFRIGHI WAQT AD-DA’WAH WAT TABLIGH
ARTI
Da’wah ialah mengajak, tabligh artinya menyampaikan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuannya ialah untuk memperbaiki keyakinan dan amal pada diri seseorang
dan seluruh umat manusia perlu adanya usaha menghidupkan kerja Nabi SAW. ke seluruh
alam sesuai dengan cara Beliau SAW.
53
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
FADHILAH
Fadhilahnya sbb.:
Dakwah ilallah
1. Allah SWT berfirman, “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” (Q.S.
Yunus: 25). Allah menyeru manusia kepada surga yang dijnjikan-Nya di akherat,
dan di jalan yang bermartabat dan terhormat dalam kehidupan di dunia ini.
2. Allah SWT berfirman, “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah
peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah.” (Q.S. Al-Muddatsir: 1-3)
3. Allah SWT berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata, ‘Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ Dan tidaklah sama kebaikan dengan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-
orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Q.S. Al-Fushshilat: 33-35)
4. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata.” (Q.S. Yusuf: 108)
5. Allah SWT berfirman, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 110)
6. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Abu Mas’ud Al-Badri Al Anshari ra berkata,
Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan,
maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengamalkannya.” (HR. Abu Dawud)
Keluar di jalan Allah SWT
1. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (Q.S.
Al-Anfaal: 74)
2. Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di
jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah;
54
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
55
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
9. Mafhum hadits: Dari Sayyidina Anas ra, dari Baginda Rasulullah SAW, Beliau
bersabda, “Sungguh, sepagi atau sepetang di jalan Allah itu lebih baik daripada
dunia beserta isinya.” (HR. Bukhari).
10. Mafhum hadits: Dari ‘Aisyah r.ha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda, ‘Jika debu fi sabilillah bercampur dengan hati seorang muslim, niscaya
Allah akan mengharamkan neraka atasnya.” (HR. Ahmad dan Thabarani,
Majma’uz-Zawa’id).
11. Mafhum hadits: Dari Abu ‘Abbas r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Barangsiapa kedua telapak kakinya terkena debu fi sabilillah, maka Allah ‘azza wa
jalla, akan mengharamkan kedua telapak kakinya itu dari neraka.” (H.R. Ahmad).
Adab dan amalan keluar di jalan Allah SWT
1. Allah SWT berfirman: “Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-
ayat-Ku, dan janganlah kalian berdua lalai dalam mengingat-Ku; pergilah kalian
berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas; maka berbicaralah
kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia
ingat atau takut. Berkatalah mereka berdua, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya
kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui
batas.’ Allah berfirman, ‘Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku
beserta kalian berdua, Aku mendengar dan melihat” (Q.S. Thaha: 42-46).
2. Allah SWT berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya” (Q.S. Ali ‘Imran: 159).
3. Allah SWT berfirman: “Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa
suatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Al-A’raf: 199-200).
4. Allah SWT berfirman: “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. Al-Muzzammil; 10).
5. Mafhum hadits: Dari Ibnu ‘Abbas r.huma., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
“Hendaknya kalian mendengarkan dan hendaknya orang-orang mendengarkan
kalian. Hendaknya orang-orang lain juga mendengarkan orang-orang yang
mendengarkan kalian” (H.R. Abu Dawud). Maknanya, “Kalian harus menjaga ilmu
dariku dan menyampaikannya kepada orang-orang sesudah kalian. Dan orang-orang
56
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
57
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
bagian III
USUL-USUL DAKWAH
Agama mengajarkan kepada kita untuk selalu mengikuti para ulama’ ketika kita
hendak beribadah, bermu’amalah maupun bermu’asyrah. Agar sesuatu yang kita buat
susuai yang diajarkan baginda Rasulullah saw. Dan diridhoi Allah swt., karena para ulama’
ummat baginda Rasulullah tidak akan berkolaborasi dalam kesesatan, sebagaimana sabda
Beliau yg mafhum nya : “ tidak akan bersepakat ulmmat ku (ulama) dalam kesesatan “,
maka dalam dakwah pun demikian, kita harus mengikuti arah-aran para masyayikh agar
semua sesuai yang dikehendaki baginda Rasul saw.. dan dalam hal ini para ulama’ dakwah
telah merangkum nya dalam 20 point, adapun itu ialah :
4 yang diperbanyak
1. perbanyak dakwah illallah
2. talim wa ta’allum
3. zikir wal ‘ibadah
4. khikmat
58
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
4 yang dikurangi
1. kurangi masa makan dan minum
2. kurangi bicara sia-sia
3. kurangi masa tidur dan istirahat
4. kurangi keluar masuk mesjid
4 yang dijaga
1. jaga ketaatan pada amir
2. jaga sifat sabar dan tahan uji
3. jaga amalan ijtima'i sempurnakan amalan infirodi
4. jaga kehormatan mesjid
4 yang tinggalkan
1. tinggalkan meminta selain kepada Alloh
2. tinggalkan berharap selain kepada Alloh
3. tinggalkan sifat boros dan mubazir
4. tinggalkan sifat memakai barang orang lain tanpa seizinnya
59
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
bagian IV
munajat
Munajat adalah rangkaian doa seorang hamba yang berisi didalam nya pujian
kepada sang khaliq, sholawat kepada nabi Muhammad saw., dan hajat dari hamba tadi.
Munajat adalah senjatanya orang beriman sehinngga apabila dia mengalami kesulitan maka
cukup bagi nya mengangkat senjata tersebut lalu selesailah seluruh kesulitan nya. Dalam
hal ini kami akan menampilkan beberapa doa-doa umum yang biasa hadir pada masyarakat
guna memudahkan para santri untuk menghafalnya.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin
tambahannya. Wahai Tuhan kami, b
agi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi
keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.
Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi
Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala
ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat
mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke
60
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari
segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha
Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan.
Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.
ِ رِّ ْز-- ةً فِى ال-ا َدةً فِى ْال ِع ْل ِم َوبَ َر َك--َد َِن َو ِزي-َ َّحةً فِى ْالب-ص
ق ِ ِد َو-آلخ َر ِة َوعَافِيَةً فِى ْال َج َس ِ ك َسالَ َمةً فِى ال ِّدي ِْن َوال ُّد ْنيَا َو ْاَ ُاَللهُ َّم ِانَّا نَسَْئل
َ ار َو ْال َع ْف
و- ِ ْو-ت ْال َم
ِ َّ اةَ ِمنَ الن-ت َوالنَّ َج ِ ْت َو َم ْغفِ َرةً بَ ْع َد ْال َمو
ِ َك َرا-ا فِ ْى َس-َ ِّو ْن َعلَ ْين-َ اَللهُ َّم ه.ت ِ ْت َو َرحْ َمةً ِع ْن َد ْال َمو
ِ َْوتَوْ بَةً قَ ْب َل ْال َمو
.بِ ِع ْن َد ْال ِح َسا
ب ْالقَب ِْر
ِ ك ِمنَ ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو ْالب ُْخ ِل َو ْالهَ َر ِم َو َع َذا
-َ ِاَللهُ َّم اِنَّا نَعُوْ ُذب
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir,
pikun dan dari azab kubur
Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak
terkabul.
َق َعلَ ْينَا َولِ َم ْن اَ َحبَّ َواَحْ َسنَ اِلَ ْينَا َولِ َكافَّ ِة ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ اَجْ َم ِع ْين
ٌّ َربَّنَاا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوْ بَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َولِ َم َشايِ ِخنَا َولِ ُم َعلِّ ِم ْينَا َولِ َم ْن لَهُ َح
Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh
kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang
cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam
َ ََّربَّنَا تَقَبَّلْ ِمنَّا اِنَّكَ اَ ْنتَ ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوتُبْ َعلَ ْينَا اِن
ك اَ ْنتَ التَّوَّابُ ال َّر ِح ْي ُم
Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau
Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
َ َربَّنَا َأتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
اب النَّار
61
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan
jagalah kami dari siksa api neraka.
Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi
Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam
62
DAUROH DAKWAH
Fil
farqi bainal ahbabi wath thulabi
Bagian v
Bayan
63