Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO


Jl. MAYJEN. PROF. Dr.MOESTOPO NO.6 – 8 TELP.( 031 ) 5501011 – 1013 Fax.5022068
S U R A B A Y A (60285)

REKOMENDASI
PCRA - ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT)
PEMBANGUNAN SURABAYA TRANSPLANT ORGAN CENTER (STOC)

1. Pendahuluan

Tim Pre Construction Risk Assessment – PCRA merupakan tim yang bertugas untuk
mengkaji risiko yang terkait dengan proyek konstruksi baru, renovasi maupun penghancuran
(demolis). Pengkajian risiko yang dilakukan sebelum dan selama proses pembangunan meliputi
pengkajian terkait dengan kualitas udara, pengendalian inspesi, utilitas, tingkat kebisingan,
getaran, bahan berbahaya dan beracun, pelayanan kedaruratan seperti kode-kode darurat dan
risiko lain yang akan mempengaruhi perawatan, penyembuhan dan pelayanan.Pengkajian risiko
terkait kegiatan renovasi atau pembangunan di RSUD Dr Soetomo Surabaya dilakukan oleh tim
PCRA yang merupakan tim gabungan yang berasal dari Komite PPI, Komite K3RS, IPSM, Instalasi
Sanitasi Lingkungan, bagian rumah tangga dan unit terkait lainnya, yang turut berperan aktif dalam
memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta kesehatan dan
keselamatan kerja mulai dari tahap perencanaan, proses sampai sampai dengan finishing dengan
melakukan kajian terhadap PCRA (Pre Construction Risk Assessment) dan ICRA (Infection Control
Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh Tim PCRA RSUD Dr Soetomo Surabaya pada setiap
akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.
2. Tujuan
a. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan di antara pasien,
staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, dan pengunjung yang ada di lingkungan
RSUD Dr Soetomo Surabaya
b. Mengidentifikasi risiko yang terkait dengan keselamatan dan fasilitas yang ada di RSUD Dr
Soetomo Surabaya
c. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan
resiko terhadap pengunjung
3. Asesmen Konstruksi :
1) Penataan.Alur.
a. Jalan dan pintu masuk diberi tanda petunjuk arah atau rambu rambu dan papan nama.
b. Mudah terlihat dan tidak terhalang gampang dicari bagi setiap pengunjung dan karyawan
c. Jalan dan pintu keluar pintu keluar yang cukup untuk penyelamatan segera
arah pintu keluar diberi tanda yang jelas pintu harus bisa dibuka keluar
tanda tanda pada pintu harus bercahaya, supaya terlihat pada saat listrik padam.
pencapaian pintu keluar yang tidak terhalang dan mudah dijangkau
ukuran pintu keluar yang cukup sesuai dengan kebutuhan ruangan yang apabila terjadi
bahaya atau keadaan darurat pintu dalam keadaan tidak terkunci -bahan bahan yang
mudah terbakar tiak boleh didepan pintu.
2) Penanganan terhadap debu yang ditimbulkan
a. Terhadap sumbernya isolasi sumber debu dengan cara , pemberian local exhauser
dan pemberian water sprayer pada cerobong asap.
b. Pencegahan terhadap trasmisi memakai metode basah yaitu penyiraman lantai
pengeboran basah (wet drilling) dengan alat (scrubber – electropresipirator - ventilasi
umum.
c. Pencegahan terhadap tenaga kerja dan masyarakat rumah sakit, dengan menggunakan
pelinung diri ( APD )
3) Penyiapan terhadap kondisi lantai tempat kerja
Kondisi lantai harus cukup bersih ,teratur dan rapi bebas dari bahaya terpeleset tersandung
atau jatuh. Lantai tidak boleh banyak lobang sehingga mengganggu transportasi pasien dan
karyawan pada lantai kamar operasi dan laboratorium dipasang lantai poxy atau vynyl agar
tidak ada celah untuk kuman
4) Keselamatan pada petugas
a. Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) yang benar.
b. Penyimpanan APD yang benar.
c. Pemeliharaan APD yang baik .

4. Perencanaan
Lokasi : Gedung STOC (Surabaya Transplant Organ Center)
Kegiatan : Melanjutkan proses pembangunan STOC
5. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1) Tipe : TIPE D
- Aktifitas membutuhkan waktu lebih dari satu kali jaga
- Mengganti system kabel secara lengkap
- Konstruksi baru
2) Kelompok Resiko : Resiko Menengah-Tinggi
3) Level ICRA : Level IV
Tipe proyek pembangunan gedung STOC (Surabaya Transplant Organ Center) RSUD Dr
Soetomo Surabaya termasuk ke dalam : Level IV
Dimana rekomendasi yang dapat disampaikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan serta
dilakukan selama proses pembanguan berlangsung, adalah sebagai berikut:
1. Jauhkan system HVAC dari area kerja untuk mencegah kontaminasi system duktus
2. Pasang penghalang debu (terpal atau triplek yang rapat) untuk menutup area kerja dengan
area non kerja sebelum melakukan konstruksi
3. Jaga tekanan udara negative dalam area kerja dengan menggunakan HEPA
4. Lakukan proses penutupan pada lubang-lubang seperti angin-angin yang ada dilokasi
proyek, untuk mencegah lolosnya debu dari lokasi proyek ke non lokasi area proyek, juga
saluran, pipa, celah dengan benar.
5. Bangun anteroom dan minta semua personil melewati anteroom sehingga mereka bisa
divakum menggunakan HEPA sebelum meninggalkan area kerja atau mereka dapat
memakai baju atau kain kertas yang menutupi yang dapat diganti setiap mereka
meninggalkan area kerja
6. Semua personil yang memasuki area kerja diminta menggunakan pelindung sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap pekerja keluar area kerja
7. Jangan pindahkan penghalang debu dari area kerja sampai proses konstruksi di inspeksi
oleh Tim
8. Pindahkan material dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu
terkait konstruksi.
9. Pasang safety net dilokasi proyek atau kegiatan berlangsung, untuk aspek keselamatan
yang ada dilingkungan proyek dari kejatuhan material selama proses pembangunan
berlangsung.
10. Pergunakan alat perancah yang memenuhi standard keselamatan
11. Petugas proyek wajib menggunakan APD (Safety shoes, masker, safety glass dan helmet
selama beraktivitas dilokasi proyek.
12. Survei lapangan akan dilakukan oleh tim ICRA saat pembangunan berlangsung, saat post
konstruksi untuk memantau kepatuhan pekerja terhadap rekomendasi yang telah ditentukan
serta akan dilakukan pemeriksaan kultur oleh petugas sanitasi sebelum gedung digunakan.
13. Semua petugas proyek dilarang merokok selama melakukan aktivitas dan selama berada
dilingkungan RSUD Dr Soetomo Surabaya
14. Semua petugas wajib menggunakan Identitas (ID Card) selama melakukan aktivitas atau
pekerjaan di lingkungan RSUD Dr Soetomo Surabaya
15. Selama menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) konstraktor wajib memiliki
material safety data sheet (MSDS)
16. Jika melakukan kegiatan pengelasan (hot work), maka konstraktor wajib menyediakan alat
pemadam api ringan (APAR) disamping kegiatan pengelasan
17. Jika dalam aktivitasnya terjadi kondisi darurat, seperti kebakaran, maka kode yang berlaku
di RSUD Dr Soetomo yaitu kode red dan wajib bagi petugas kontraktor yang pertama kali
mengetahui adanya api menghubungi pesawat telepon (031) 5501113 yaitu ke pusat Kode
Red - Banpol PP Pusat atau dapat memadamkan api dengan menggunakan APAR dengan
teknis T-A-T-S (Tarik Arahkan Tekan dan Sapukan)
18. Apabila dalam hal teknis, dimana membutuhkan hal hal yang berkaitan dengan listrik dan air
selama proses pembangunan, maka wajib menghubungi instalasi sanitasi lingkungan (ISL)
untuk air dan instalasi pemeliharaan sarana medic (IPSM) untuk listrik.
19. Apabila api tidak dapat dikendalikan dan tambah membesar, maka wajib berjalan menuju ke
lokasi titik kumpul yang ada di depan gedung Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya
20. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup, Tutup troly angkutan
dengan rapat
21. Pel basah lantai dan dinding dengan desinfektan Klorin 0,05%

No Kategori Nama Daerah Potensial Resiko


1 Selatan Jl. Airlangga Debu
2 Utara Graha Amerta Bising, debu, getaran
3 Barat Graha Amerta Bising, debu, getaran
4 Timur Parkir Bising, debu

Ketentuan tambahan :
1. Memastikan ada SDM dan peralatan untuk kebersihan lingkungan termasuk pel untuk debu,
pel basah, sapu, ember, dan sikat debu terutama untuk membersihkan debu dari lantai dan
area yang dihuni
2. Memastikan barier dengan area kerja di sekitar area konstruksi melingkupi area secara
keseluruhan sampai area langit-langit menggunakan barier yang disegel dengan ketat
3. Segera bersihkan debu hasil konstruksi yang terlihat di luar area konstruksi.
4. Konstruksi barier dan penutup sementara di atas langit-langit harus mencegah debu
menyebar
5. Pembuangan serpihan bangunan harus pada kontainer tertutup
6. Tentukan rute alternatif untuk lalu lalang orang di sekitar lokasi pembangunan
7. Tentukan rute dan pintu masuk khusus untuk pekerja konstruksi dan bahan material/ sampah
8. Tentukan area penyimpanan material dan pengumpulan sampah
6. Kesimpulan
Pembangunan gedung STOC (Surabaya Transplant Organ Center) RSUD Dr Soetomo
Surabaya bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien
dan lingkungan RSUD Dr Soetomo Surabaya
6. Penutup
Demikian rekomendasi dari Tim PCRA RSUD Dr Soetomo Surabaya yang dapat disampaikan
dan agar menjadi perhatian utama sebelum dilakukan proses pembangunan.

Surabaya, 16
TIM ICRA

1. Komite PPI :

2. Komite K3RS :

3. IPSM :

4. Sanitas :

Anda mungkin juga menyukai